Li Yibo yang dipaksa untuk berbicara akhirnya tetap harus mengucapkan beberapa kalimat. Namun kalimat seperti "sisi mana yang lebih unggul" sama sekali tidak berani diucapkannya, sehingga dia hanya menjelaskan karakteristik masing-masing pemain. Pan Lin di sebelah merasa kesal, karena tugas memperkenalkan hal-hal seperti ini sebenarnya sudah cukup ditangani oleh komentator seperti dirinya. Peran tamu seharusnya memberikan analisis yang lebih mendalam! Namun dia juga memahami perasaan Li Yibo saat ini, sehingga tidak terus-menerus mendesak. Keduanya mengobrol dan berusaha melewati waktu istirahat, hingga akhirnya arena pertandingan resmi dimulai.
Xingxin: Fang Rui, Hai Wu Liang.
Lun Hui: Sun Xiang, Yizhiyeqiu.
Dengan kehadiran Fang Rui yang suka bermain licik, peta arena pasti tidak akan terbuka lebar seperti yang sering digunakan Ye Xiu. Peta bernama Wu Fang Bian Hao ini dipenuhi parit dan jurang. Begitu Hai Wu Liang muncul di peta, dia langsung menyelinap ke dalam lubang dan menghilang. Parit-parit yang saling bersilangan di peta ini memberikan banyak kemudahan bagi pemain yang ingin bergerak secara rahasia.
Hai Wu Liang yang masuk ke dalam parit dengan gesit merayap di bawah permukaan tanah, sama sekali tidak perlu mengangkat kamera untuk memastikan posisi. Hanya dalam beberapa saat, Hai Wu Liang sudah mencapai tengah peta. Fang Rui menggerakkannya ke parit sempit di samping, lalu perlahan mengangkat kepala Hai Wu Liang yang terhalang batu nisan di tepi parit. Dengan hati-hati, hanya setengah sudut kamera yang mencuat untuk mengintai keluar.
Keahlian Fang Rui dalam menguasai map memang tak perlu diragukan lagi. Namun sayangnya, meski Hai Wu Liang sudah mengintip separuh kepalanya, tak ada penemuan apa-apa. Di posisi tengah map, Yizhiyeqiu ternyata tidak muncul.
Fang Rui terkejut, bahkan secara refleks memeriksa lawannya lagi. Benar, itu Yizhiyeqiu. Tapi operatornya bukan Ye Xiu yang dulu liciknya menyamai dirinya, melainkan Sun Xiang.
Sun Xiang... Ternyata tidak langsung menyerbu ke tengah? Sun Xiang, malah melakukan strategi posisi tempur?
Ini benar-benar di luar perkiraan Fang Rui. Dalam pengetahuannya, pemuda ini bukan tipe yang suka bermain kotor seperti ini. Seperti Tang Hao, Zhao Yuze, pemain generasi mereka seolah lebih menginginkan duel frontal yang seru.
Performa Sun Xiang di Lun Hui musim ini juga masih bergaya seperti itu. Tapi di pertandingan ini terjadi perubahan mencolok. Apakah karena lawannya adalah Fang Rui yang licik?
Melakukan perubahan karena lawan—hal yang tak pernah diduga akan dilakukan Sun Xiang—ternyata benar-benar terjadi sekarang.
Fang Rui menggaruk kepalanya. Tiba-tiba ia sadar dirinya bingung harus bertindak apa selanjutnya.
Sun Xiang yang pakai strategi posisi tempur? Bagaimana bentuknya? Ia benar-benar tidak tahu, karena bocah ini belum pernah bertarung seperti ini sebelumnya!
Perhatian khusus dari lawan ini membuat Fang Rui tak tahu harus senang atau kesal.
"Tapi posisi penyergapan saat ini sepertinya cukup bagus." Fang Rui mengamati sekelilingnya dengan cermat. Jika lawannya orang lain, Fang Rui bisa menebak gerakan lawan berdasarkan pemahamannya tentang medan tempur. Tapi Sun Xiang... si pemalas yang sama sekali tidak mengikuti aliran strategi dalam kesadarannya ini, Fang Rui benar-benar bingung bagaimana menilainya.
Apakah bersabar menunggu, atau muncul untuk memancing?
Sambil berpikir, Fang Rui mulai mengeluarkan omong kosong.
"Wah, kok nggak kelihatan orangnya? Setelah pindah ke Lun Hui jadi jahat ya? Dulu kan nggak begini!" Ucapan Fang Rui seolah-olah sangat akrab dengan Sun Xiang, padahal faktanya kedua orang ini memang tidak pernah berinteraksi sebelumnya.
Channel tetap sunyi, Sun Xiang tidak membalas.
"Sebenarnya dalam pertandingan, mainlah sesuai gaya masing-masing! Jangan terlalu mempedulikan lawan! Mungkin aliran licikku memberimu tekanan besar, tapi dengan menggunakan strategi yang tidak kamu kuasai, efeknya belum tentu memuaskan lho!" Fang Rui terus mengoceh tanpa menghiraukan reaksi lawan.
Sambil berbicara, dia juga tidak membiarkan Hai Wu Liang diam di tempat. Karakter itu bergerak hati-hati di parit-parit, mulai melakukan pengintaian di area tersebut.
Di manakah Yizhiyeqiu?
Penonton tentu sangat paham, gerakan Sun Xiang sejak awal pertandingan benar-benar mengejutkan semua orang. Dia ternyata meniru Fang Rui, menyuruh Yizhiyeqiu menyusup ke parit-parit dan bergerak secara tersamar.
"Penampilan Sun Xiang hari ini benar-benar di luar dugaan!" Di siaran langsung, Pan Lin sudah mulai mengungkapkan kekagumannya.
"Benar, ini tidak seperti gaya bermainnya yang biasa." kata Li Yibo.
"Sepertinya dia masih agak waspada terhadap aliran licik Fang Rui." kata Pan Lin.
"Hmm... Ahli Tenaga Dalam Fang Rui, dalam arti tertentu mirip dengan Loner Ye Xiu. Positioning kelas dan strategi inovatif ini membuat lawan merasa asing, karena pengalaman menghadapi Ahli Tenaga Dalam sebelumnya kebanyakan tidak bisa diterapkan. Pola permainan Fang Rui benar-benar berbeda dari yang lain." jelas Li Yibo.
"Tapi apakah perubahan strategi Sun Xiang ini berlebihan, Pelatih Li?" tanya Pan Lin.
"Ah... Sebaiknya kita lihat dulu kinerja mereka. Saya yakin Sun Xiang pasti sudah mempersiapkan diri dengan matang. Gerak-geriknya mungkin akan mengejutkan lawan." Li Yibo menghindari analisis mendalam, hanya memberikan prediksi sederhana.
Ternyata Fang Rui juga terkejut dengan tindakan Sun Xiang. Melihat omong kosong yang terus-menerus di-spam di channel, Li Yibo merasa lega prediksinya tepat sekali. Meskipun tentu saja tidak ada yang akan mengaguminya untuk ini.
"Sun Xiang hari ini benar-benar bisa mengendalikan emosi!" komentar Pan Lin.
Dari perspektif penonton, mereka jelas melihat Yizhiyeqiu Sun Xiang sudah mencapai area tengah map. Namun berbeda dengan Fang Rui yang aktif, karakter ini memilih posisi strategis dan diam-diam menunggu.
"Pemilihan posisi Sun Xiang ini..." Li Yibo ingin berkomentar tapi mengurungkan niat. Kini dia seperti pemain yang terus kalah, kepercayaan dirinya hampir habis terkikis.
“Berada di tengah parit pendek, kedua ujung belokan berada dalam jarak serang Battle Mage.” Pan Lin menjelaskan secara singkat ciri khas posisi ini.
“Benar…” Li Yibo gatal di hati, ingin sekali bicara! Tapi, harus tenang, suara lain di kepalanya mengingatkan.
Sun Xiang menunggu diam-diam, Fang Rui terus mencari target. Hai Wu Liang bergerak di dasar parit, sesekali muncul untuk mengamati permukaan tanah. Omong kosong di channel terus mengalir, tapi tak ada respons sama sekali.
Akhirnya, langkah demi langkah Hai Wu Liang mendekati parit pendek tempat Yizhiyeqiu bersembunyi. Hai Wu Liang yang merayap seperti pencuri tak mengeluarkan suara, namun jantung semua penonton serasa di tenggorokan – begitu kepala muncul di belokan, tombak Quexie Yizhiyeqiu pasti langsung menghujam.
Tepat dua langkah sebelum muncul, gerakan Hai Wu Liang tiba-tiba berhenti, menempel erat di dinding parit, seolah menyimak sesuatu.
Dua karakter hanya terpisah satu belokan. Jarak lurus sebenarnya mungkin cuma 3-4 langkah. Tak ada yang bergerak, tak ada suara. Di channel publik, Fang Rui masih terus mengoceh tanpa arah.
Fang Rui bukan tipe cerewet. Setelah beberapa kalimat awal, kini tak ada lagi bahan pembicaraan. Bahkan sampai melakukan salin-tempel – hal teknis rendah seperti ini pun dilakukan. Di balik belokan, arena pertandingan membeku.
Tegang, aneh.
Penonton tidak tahu apakah kedua pemain ini sudah menyadari kehadiran lawan di dekat mereka. Suasana tegang seperti panah di busur membuat mereka sesak napas.
Yang bergerak pertama akhirnya adalah Fang Rui. Dengan hati-hati ia mengintip sedikit sudut kamera, setelah mengamati lingkungan sekitar, akhirnya ia memerintahkan Hai Wu Liang mundur perlahan. Kedua tangannya menggosok, sebilah Qi Blade melesat membentuk garis parabola, berputar mengitari sudut, lalu ia kembali melakukan gerakan menyimak dengan seksama.
Ia mendengar... sekaligus melihat.
Saat Qi Blade berbelok melewati sudut, Yizhiyeqiu sudah melompat dari balik tikungan. Sun Xiang yang telah menahan diri sampai sekarang, setelah menunggu lawan mendekat, tanpa ragu atau berpura-pura, langsung memerintahkan Yizhiyeqiu menyerbu keluar. Pada akhirnya, pilihannya tetap konfrontasi frontal.
Namun dalam situasi ini, Fang Rui terpaksa menerima duel frontal. Jarak antara kedua pihak dan reaksi cepat-tegas Sun Xiang membuatnya tak sempat melakukan strategi posisi tempur licik. Di kiri-kanan hanya dinding parit, tombak Quexie Yizhiyeqiu sudah menusuk di depan hidungnya.
Li Yibo sangat menyesal.
Melihat posisi yang dipilih Sun Xiang, sebenarnya ia agak menduga niat Sun Xiang: bertahan sampai lawan menemukan lokasi ini. Posisi ini sangat strategis - lingkungan eksternal membuat lawan tak berani sembarangan melompat, sementara di dalam parit, jarak serang ke Hai Wu Liang cukup dekat untuk memulai duel frontal yang tidak memberi kesempatan Fang Rui kabur dengan taktik licik.
Namun, karena kurang percaya diri, dia sama sekali tidak berani mengungkapkan tebakannya ini. Tapi sekarang terlihat jelas, Sun Xiang memang berniat demikian. Begitu menyadari kehadiran Hai Wu Liang di sekitarnya, dia segera melancarkan gempuran yang menjadi spesialisasinya.
Jurang yang seharusnya menjadi tempat persembunyian, kini berubah menjadi sangkar bagi Fang Rui. Aliran licik bukan hanya soal strategi, teknik pun bisa digunakan secara licik. Namun bagaimanapun, tetap dibutuhkan ruang gerak untuk mengubah formasi karakter. Kini, terkepung di kiri-kanan, di depan Yizhiyeqiu terus menghujani serangan, tidak ada kesempatan untuk melompat keluar jurang, terpaksa mundur langkah demi langkah. Dalam kondisi terbatas seperti ini, bahkan Fang Rui sang Master Aliran Licik pun seperti juru masak tak punya beras.
Momen yang ditunggu dan diidamkan Sun Xiang sepertinya adalah detik ini.
Strategi berikutnya adalah serangan kuat yang menjadi keahliannya. Namun, ketenangannya sebelumnya telah membantunya menciptakan arena dan lingkungan pertempuran seperti ini. Serangan kuat Sun Xiang kini terlihat lebih efisien, membuat lawan semakin tidak berdaya.
Kelebihan Sun Xiang bukan hanya dari segi teknik, tapi juga strategisitas. Momentum langka dan medan pertempuran kini sepenuhnya berada di pihaknya, eksekusi yang dilakukan pun stabil luar biasa.
Akhirnya Hai Wu Liang tumbang. Tak ada yang menyangka, aliran licik Fang Rui yang seharusnya cocok di peta terpilih ini nyaris tidak terlihat. Sejak awal bertemu lawan, langsung tertekan habis-habisan. Strategi tak bisa dijalankan, teknik pun tak bisa dimainkan, akhirnya terbunuh di dalam jurang.
Ya, hingga akhir hayatnya, Fang Rui tidak berhasil membuat Hai Wu Liang melompat keluar dari parit tempatnya bersembunyi sejak awal.
Di arena pertandingan, Sun Xiang meraih kemenangan di ronde pertama dengan kelebihan besar 72%.
