Arena pertandingan akhirnya dimenangkan Lun Hui. Skor duel individu 3-2, mustahil mencapai 10-0 lagi. Penggemar kedua tim kehilangan slogan andalan "10-0" yang biasa diteriakkan.
Sebagai pengejar, Tim Lun Hui lebih bersemangat setelah menang arena. Penggemar mereka lebih aktif dibanding setelah pertandingan individu. Bagaimana Xingxin? Sedikit kecewa gagal di arena, tapi performa akhir Tang Rou melampaui ekspektasi. Kehilangan 2 poin tapi tak terlihat lesu. Pemain Xingxin merasakan tekanan dari Tim Lun Hui yang semakin mendesak.
Waktu istirahat antara duel tunggal dan pertandingan tim relatif panjang. Para pemain dari kedua tim berkumpul mendiskusikan strategi pertandingan tim. Secara aturan, jeda ini memperbolehkan tim kembali ke ruang persiapan. Namun biasanya tim enggan repot, hampir tidak ada kapten yang memilih kembali ke ruang persiapan dalam waktu sesingkat ini.
"Di duel tunggal, kedua belah pihak saling menang-kalah. Prediksi hasil akhir pertandingan kali ini benar-benar sulit, bagaimana menurut Pelatih Li?" Selama jeda iklan siaran televisi, komentator Pan Lin dan tamu Li Yibo mengisi waktu dengan obrolan.
"Benar, sangat sulit diprediksi." Li Yibo mengangguk serius menyetujui pertimbangan ini, "Formasi Lun Hui di atas kertas mungkin masih terlihat lebih kuat, tapi Xingxin memiliki Keunggulan Kandang."
"Menurut Bapak, di mana letak kunci kemenangannya?" tanya Pan Lin.
Li Yibo merasa tersiksa. Dia tidak ingin membuat prediksi se-spesifik ini. Tapi dia paham, jika terus menghindari pertanyaan seperti ini, nilai dirinya sebagai tamu ahli akan dipertanyakan. Maka dengan keraguan dalam hati, terpaksa dia memaksakan diri menjawab.
"Uh, menurutku... masih akan fokus pada Healer. Kelemahan Healer Xingxin sudah bukan rahasia lagi, sebelumnya banyak tim yang melakukan serangan fokus padanya, tapi sejauh ini yang berhasil melakukannya secara akurat adalah Tim 301 Derajat. Kita juga bisa melihat, meskipun skill pemain Healer Xingxin tidak top-tier, ketika dia tidak ada, operasional tim besar Xingxin juga tidak bisa normal, dan akhirnya kalah. Di babak ini, kupikir target utama Lun Hui masih akan mengincar Healer Xingxin."
"Apakah mereka juga akan mengirim Assassin untuk menggunakan She Ming Yi Ji?" kata Pan Lin.
"Mungkin..." Li Yibo ragu-ragu, "Serangan mematikan, serangan frontal, atau taktik penekanan seperti yang dilakukan Thunderclap, menurutku semuanya mungkin. Tergantung pilihan Lun Hui."
"Haha, sebenarnya yang lebih kutunggu adalah bagaimana Xingxin mengatur Pastor mereka melawan Lun Hui di pertandingan ini. Banyak strategi menarik yang mereka susun untuk menutupi kelemahan ini," kata Pan Lin.
"Hehe." Li Yibo tersenyum sinis, "Ini jelas celah yang mencolok dalam formasi mereka, tapi Xingxin sama sekali tidak berusaha menambalnya. Dengan prestasi mereka sekarang, mencari pemain Pastor baru di jendela transfer musim dingin ini seharusnya mudah. Tapi Xingxin tampaknya tidak berminat. Kadang kupikir, Pastor Xingxin yang kita anggap sebagai celah ini, mungkin dalam desain strategi mereka justru merupakan perangkap balik yang sengaja dipasang."
“Ah!” Pan Lin terkejut dengan analisis Li Yibo ini, “Pandangan Anda benar-benar brilian!”
“Dengan adanya celah seperti ini, Xingxin bisa memprediksi arah serangan lawan. Ditambah dengan Ye Xiu yang sangat berpengalaman dan ahli strategi, mungkin semua taktik yang akan digunakan tim-tim lain sudah mereka antisipasi sebelumnya.” Kata Li Yibo.
“Sangat masuk akal!” Puji Pan Lin sambil merasa agak tak terbiasa dengan ritme ini. Li Yibo sudah lama tidak membahas strategi tim lain secara berani seperti ini.
“Jadi kali ini, bagaimana desain mereka untuk melawan Lun Hui? Sama sepertimu, aku juga penasaran.” Li Yibo menghela nafas lega. Sikapnya cukup nekat - diam atau langsung mengupas tuntas. Pan Lin di sampingnya sudah sangat sepakat dan mulai berdiskusi lebih mendalam.
Keduanya mengisi separuh waktu istirahat dengan format talkshow, hingga akhirnya para anggota tim mulai maju untuk pertandingan tim.
Xingxin: Ye Xiu, Fang Rui, Su Mucheng, Qiao Yifan, An Wenyi, orang keenam Tang Rou.
Lun Hui: Zhou Zekai, Jiang Botao, Sun Xiang, Lv Buoyuan, Fang Minghua, orang keenam Wu Qi.
Setelah formasi terungkap, kedua komentator langsung mulai menganalisis susunan tim.
“Pelatih Li, saya perhatikan kedua tim hari ini punya kesamaan.” Kata Pan Lin.
“Oh?”
“Kedua tim ini sebenarnya tidak melakukan penyesuaian yang terlalu terfokus berdasarkan lawan. Formasi pertandingan mereka di babak ini adalah formasi dengan tingkat penggunaan tertinggi mereka di Liga.” Pan Lin berkata.
“Hmm, mental kedua tim relatif stabil. Mereka tidak menganggap pertandingan ini sepentar yang digembar-gemborkan opini publik, hanya memperlakukannya sebagai salah satu dari 38 babak pertandingan.” Li Yibo menambahkan.
“Benar, tapi pertandingannya tetap berlangsung sangat seru.”
“Dengan performa pemain yang luar biasa, wajar jika pertandingan berkualitas tinggi tercipta.” Li Yibo menjelaskan.
Setelah beberapa kalimat, kedua tim yang akan bertanding menyelesaikan salam hormat dan masuk ke kursi pertandingan masing-masing. Pertandingan tim segera dimulai, proyeksi holografik mulai menampilkan karakter dari kedua tim yang akan bertanding. Tim tamu di depan, tim tuan rumah di belakang, tampil bergantian di kedua sisi. Di layar elektronik, data statistik setiap karakter berganti-ganti ditampilkan.
Saat Yizhiyeqiu dari Lun Hui dan Muyu Chengfeng dari Xingxin berdiri di lapangan, suasana live tiba-tiba terasa berbeda. Banyak fans Glory yang datang ke Stadion Xiaoshan dulunya adalah pendukung Jia Shi. Yizhiyeqiu dan Muyu Chengfeng, dua karakter yang berdiri bersama selama enam tahun ini menyimpan begitu banyak kenangan bagi mereka. Kini, mereka berdiri bersama lagi, bukan sebagai kombinasi terbaik melainkan sebagai lawan. Perasaan ini bagi fans Jia Shi yang terbiasa melihat mereka bertarung bersama terasa sangat menyakitkan. Saat ini juga, tepuk tangan penonton terdengar kaku.
Untungnya pengenalan karakter tidak berlangsung terlalu lama. Setelah dua karakter ini, dua karakter lagi tampil, kemudian giliran Healer dari kedua tim.
Lun Hui, Xiao Ge Ziruo; Xingxin, Xiao Shou Bingliang.
"Hah?" Begitu karakter Xiao Shou Bingliang terproyeksi di arena, segera ada yang menyadari ada yang salah.
"Ini Xiao Shou Bingliang?" seseorang bertanya heran, penampilan peralatan ini sangat berbeda dengan Xiao Shou Bingliang yang mereka lihat selama setengah musim!
Komentator Pan Lin dan tamu ahli Li Yibo juga langsung menyadari situasi ini.
"Sepertinya Xiao Shou Bingliang mengganti peralatannya," kata Pan Lin.
Li Yibo mengangguk, lalu segera melihat data di layar elektronik. Begitu matanya menyapu angka-angka itu, ia langsung menarik napas tajam.
"1810 poin Intelligence?" Li Yibo mengedipkan matanya berkali-kali. Benar, dia tidak salah lihat. Di antara 4 stat dasar Xiao Shou Bingliang, Intelligence-nya mencapai 1810.
"1810?" Pan Lin yang mendengar data ini langsung terpaku. Sebagai komentator, tentu dia memiliki pengetahuan Glory yang memadai. Meski tidak hafal semua atribut karakter kelas, data batas maksimum justru melekat di ingatannya.
"Tidak mungkin! Shi Buzhuan milik Zhang Xinjie dari Dominant Hero saja Intelligence-nya cuma 1570!" Pan Lin meragukan Li Yibo salah melihat, buru-buru memeriksa data Xiao Shou Bingliang. Nyatanya, atribut Intelligence benar-benar 1810.
Dan saat ini, Li Yibo sudah memperhatikan hal lainnya.
“Set lengkap equipment silver!” Li Yibo terus menarik napas dalam-dalam. Hatinya dipenuhi rasa pahit. Sialan, akhirnya dia dipermalukan Xingxin! Baru saja mengatakan mereka tidak memperhatikan penguatan healer, sengaja membuat celah untuk perangkap, tapi tak terasa, mereka memang tidak mengganti pemain pastor, tapi meningkatkan karakter pastor ke puncak keahlian. Atribut Intelligence langsung melemparkan 240 poin di atas Pastor Glory nomor satu, apakah ini agak berlebihan!
Li Yibo sempat kehilangan fokus, tapi di sisi lain Pan Lin terus mengamati dan menemukan sesuatu.
"4 stat dasar ini... apakah ada yang tidak beres Pelatih Li?" teriak Pan Lin.
Li Yibo segera kembali fokus dan buru-buru melihat lagi.
"Eh... ini..." Kemampuan dasar Li Yibo cukup solid, saat melihat alokasi akhir 4 stat Xiao Shou Bingliang, dia menemukan petunjuk.
"Maksimalkan Intelligence sampai batas, pantas saja Intelligence-nya setinggi itu," kata Li Yibo.
"Sekarang... masih adakah orang yang melakukan ini?" Pan Lin bertanya bingung.
“Tidak ada.” Li Yibo menggelengkan kepala dengan pasti. Karakter kelas harus seimbang untuk memaksimalkan kekuatan tempur pemain. Penumpukan kecerdasan ekstrem seperti ini mungkin umum di game online. Para Pastor ini memiliki kemampuan healing yang kuat sehingga bisa menurunkan tingkat kesulitan dungeon dalam pertempuran PvE. Tapi Liga Profesional murni arena PVP. Meski kemampuan healing yang tangguh itu bagus, tetap perlu mempertimbangkan aspek lain seperti crowd control. Atribut dari sistem upgrade itu sama untuk semua pemain, tak ada yang lebih banyak atau sedikit. Jadi akhirnya 4 stat dasar karakter disesuaikan lewat peralatan. Karena atribut pada equipment terbatas, harus ada prioritas. Kecerdasan memang prioritas, tapi bukan berarti mencaplok semua sumber daya tanpa batas.
Tapi Xiao Shou Bingliang di depan mata justru melakukan hal itu.
Setelah dilihat lebih detail, critical...
“Ini... Ini jelas Pastor PVE berdiri diam!” teriak Li Yibo tak kuasa menahan diri.
“Resistansi Es dan Gelap ditumpuk cukup tinggi.” kata Pan Lin.
“Memperhatikan anti-crowd control, tapi atribut spirit-nya biasa saja, tidak ditumpuk khusus.” ujar Li Yibo. Untuk kelas Pastor, atribut pertumbuhan utama sebenarnya adalah spirit, baru kemudian kecerdasan.
“Kecerdasan, critical – dua atribut ini diperkuat secara ekstrim... Jika hanya melihat kuantitas healing, mungkin ini Pastor nomor satu di Glory.” lanjut Li Yibo.
“Tidak…” Baru saja selesai bicara, Li Yibo tiba-tiba membatalkan ucapannya sendiri, “Harusnya dikatakan, dari segi healing power skill tunggal, dia adalah Pastor Glory nomor satu absolut. Tapi kecepatan pemanggilan skill-nya juga cukup biasa. Mempertimbangkan faktor casting speed, cooldown skill, dan lain-lain, bagaimana kinerja healing dalam unit waktu? Tanpa perhitungan, belum tentu bisa dipastikan.”
“Xingxin bikin Pastor seperti ini buat apa ya?” Pan Lin bertanya heran. Saat itu, dua karakter Pastor telah diganti, di arena kini ditampilkan karakter orang keenam dari kedua tim.
