Pameran karakter orang keenam sudah tidak ada yang memperhatikan. Semua orang sedang mendiskusikan transformasi besar karakter Xiao Shou Bingliang.
Full set Equipment Silver. Meskipun atributnya tidak terlihat, tapi tulisan "Silver" berkilauan di mata pemain hanya bisa digambarkan dengan kata "epik". 1810 poin Intelligence (Kecerdasan) – banyak yang langsung menyadari ini adalah Pastor dengan Intelligence tertinggi di Glory. Seluruh Stadion Xiaoshan sesaat dipenuhi gemuruh diskusi.
Kelemahan Xingxin, pemain Healer An Wenyi – apakah ini akan menjadi comeback?
Tapi masalahnya, kritik utama dari publik selama ini lebih ke masalah teknik An Wenyi sendiri. Menurut semua orang, jika Xingxin bisa mencari pemain Healer yang lebih kompeten, semuanya akan jauh lebih baik. Tapi sekarang, Xingxin tidak ganti pemain, malah menguatkan karakternya dengan sangat tajam. Cara menambal kelemahan seperti ini, kok rasanya agak anakronis ya?
Penonton di lokasi tidak mempertimbangkan banyak hal, mereka hanya melihat salah satu karakter tim mereka tiba-tiba mengenakan peralatan dengan karakter perak yang berkilauan dari ujung kepala hingga kaki, dan langsung merasa sangat antusias. Di siaran televisi, Pan Lin dan Li Yibo mulai berdiskusi tentang masalah ini.
Mengapa Xingxin lebih memilih mengeluarkan sumber daya sebanyak ini untuk memperkuat karakter daripada mengganti pemain Healer?
Kelebihan spesial apa yang dimiliki An Wenyi ini sehingga Xingxin rela mengkonsentrasikan begitu banyak sumber daya untuk mendukungnya?
Pan Lin dan Li Yibo yang memegang data analisis Tim Xingxin masih belum memahami, sementara pertandingan telah resmi dimulai dengan kedua tim menyegarkan karakter di sudut map yang berseberangan.
Map: Area Pertambangan, terletak di kaki gunung dengan struktur medan tempur yang cenderung kompleks. Seluruh area tidak memiliki posisi lapang yang memungkinkan dua tim berisi sepuluh orang bertarung secara terbuka, sehingga harus mengandalkan interpretasi medan untuk menyusun strategi.
Di awal, Xingxin bergerak cepat langsung menuju jalur tengah. Sementara Tim Lun Hui juga bergerak maju sambil ramai mengobrol di channel.
"Sudah lihat Pastor Xingxin?" Jiang Botao dan Lv Buoyuan mengirim pesan yang sama secara bersamaan.
"Sudah." Fang Minghua mengangguk.
"Bagaimana pendapatmu?" tanya Jiang Botao. Dalam hal kemampuan Healer, tentu Fang Minghua lebih profesional.
"Kecerdasan tinggi, critical rate tinggi, kemampuan heal kuat. Secara tertentu bisa memperbaiki kelemahan An Wenyi dari Xingxin." Kata Fang Minghua. Kelemahan tim Xingxin tentu sudah dianalisis matang oleh Tim Lun Hui, tak perlu diulang lagi di sini.
“Tapi atribut ini agak terlalu tidak seimbang, ya?” ujar Jiang Botao.
“Agak ekstrem. Kecepatan casting terlalu biasa, Healer butuh lebih banyak perlindungan saat merawat.” Fang Minghua menjelaskan.
“Artinya, meminta rekan setim memikul lebih banyak tekanan?” Jiang Botao langsung menangkap esensinya.
“Begitulah.” Fang Minghua mengakui.
“Benar-benar penyesuaian yang bagus!” puji Jiang Botao.
“Bagaimana cara menyerang?” Sun Xiang segera bertanya. Tim Xingxin memiliki perubahan signifikan yang kebetulan menjadi titik serangan utama yang sudah mereka rencanakan sebelumnya.
“Rekomendasi tetap sama.” kata Fang Minghua.
“Hmm, perlakukan seperti pertandingan biasa, beri tekanan pada Healer!” instruksi Jiang Botao.
Xingxin memiliki kelemahan di bagian Healer mereka yang menjadi sasaran strategi utama semua tim. Namun faktanya, bahkan tanpa kelemahan tersebut, serangan kuat ke Healer tetap merupakan pola permainan umum di pertandingan tim. Penyesuaian Lun Hui kali ini hanyalah memposisikan pertandingan ke dalam ritme biasa. Tampaknya mereka juga meragukan peningkatan peralatan mendadak An Wenyi.
Seperti Pan Lin, Li Yibo, dan banyak pemain lain yang memikirkan masalah ini, anggota Tim Lun Hui pun tak menganggap peningkatan karakter sebagai solusi efektif.
Solusi ini selain menyelesaikan masalah lama, juga memunculkan masalah baru: Berbagi tekanan ke seluruh tim berarti meminta semua anggota mengalihkan sebagian perhatian. Risiko memang berkurang, tapi tersebar. Bagaimana jika ada anggota yang lalai melakukan tugas perlindungan?
Karena itu, serang Healer habis-habisan!
Tim Lun Hui akhirnya memutuskan untuk mempertahankan inti strategi mereka, sementara pola permainannya akan diimprovisasi di lapangan. Setidaknya, mereka ingin melihat seberapa besar kemampuan An Wenyi setelah karakter Healer-nya ditingkatkan.
Karakter dari kedua tim segera bertemu di map. Tanpa langsung bertarung, di map berstruktur kompleks ini, saat bertemu muka dengan lawan, kedua belah pihak langsung menyebar dan berebut merebut medan tempur strategis.
Kelas jarak jauh mencari titik serang yang optimal untuk menyalurkan mereka, sementara kelas jarak dekat mencari rute dengan perlindungan terbaik untuk melakukan dash maju.
Dalam hal ini, Xingxin sebagai tim tuan rumah tentu lebih mulus eksekusinya. Mereka sudah punya persiapan dan latihan sebelumnya. Dengan cepat, setiap orang menemukan posisi optimal di area ini. Muyu Chengfeng milik Su Mucheng, dari batu karang menonjol di bukit, meluncurkan serangan pembuka dalam pertandingan tim ini.
Braak!
Sebutir Peluru Duri meluncur membentuk garis parabola indah di udara. Sesaat sebelum mendarat, "Braak!" kedua bergema seperti tabur mekar, memuntahkan beberapa Ci She Dan dari laras meriam yang meledak.
Doron...
Ci She Dan menghujam tanah, ledakan bertubi-tubi membentuk lautan api. Sun Xiang dan Lv Buoyuan menyebalkan. Dua kelas jarak dekat ini yang mencoba menyusup ke Xing lewat parit tambang malah langsung dihujani peluru oleh Su Mucheng di awal pertempuran.
Dua karakter keluar dari parit tambang dengan kikuk, satu di kiri satu di kanan. Memandang Muyu Chengfeng yang berambut panjang berkibar-kibar di atas batu di lereng bukit, mereka hanya bisa melongo tak berdaya. Mana mungkin jangkauan serangan mereka mencapai sejauh itu?
Zhou Zekai, pemilihan posisinya terlihat agak lambat, tapi justru untuk menunggu Xingxin mengambil posisi sebelum melakukan pilihan konfrontatif. Setelah Muyu Chengfeng menembak dan membongkar posisinya, Yiqian Chuanyun - penembak jarak jauh andalan Tim Lun Hui - segera bergeser ke arah tersebut. Hanya dialah yang bisa membatasi peran pendukung Muyu Chengfeng dari jarak jauh.
Namun sebelum Yiqian Chuanyun sempat mengambil posisi, suara tembakan sudah mendarat di sekitarnya. Dari suaranya, jelas bukan berasal dari Muyu Chengfeng. Di lapangan pertarungan, hanya Jun Moxiao milik Ye Xiu sang Loner yang bisa melakukan serangan tembakan.
Jun Moxiao melompat keluar dari balik tembok runtuh, jaraknya dengan Yiqian Chuanyun tiba-tiba hanya lima langkah. Dengan skill mobilitas kombo-nya, lima langkah itu sama saja dengan jarak tempel!
Zhou Zekai jelas menyadari krisis ini. Yiqian Chuanyun segera melangkah cepat, mundur selangkah, menarik diri.
Jun Moxiao pun seperti diduga, mengaktifkan skill untuk dash maju dengan kecepatan tinggi.
Ye Xiu, Zhou Zekai.
Dua generasi pemain terdepan Glory, kini bertemu dalam duel saling tembak berhadapan langsung di pertempuran kali ini.
Siapa yang lebih unggul? Ini benar-benar pertanyaan yang membuat semua orang penasaran.
Zhou Zekai adalah atlet profesional di Musim ke-5. Jia Shi juga tidak pernah masuk final sejak musim itu. Namun saat itu, reputasi Ye Xiu masih di puncak dengan aura sebagai "pemain terdepan Glory" yang menyilaukan. Tak ada yang menyangka bahwa rookie pendiam dari tim kelas menengah Lun Hui ini, akan menjadi generasi penerus dengan julukan "Raja Senapan" sebagai pemain teratas Glory.
Saat Zhou Zekai bertemu Ye Xiu saat itu, tak ada yang menganggapnya sebagai calon penerus. Semua hanya melihatnya sebagai rookie berbakat yang berani menantang Shen papan atas.
Namun segera, semua mulai menyadari bahwa Zhou Zekai bukan sekadar "lumayan berbakat". Setelah mendapatkan pemain ini, Tim Lun Hui langsung bangkit. Pada Musim ke-5 itu sendiri, mereka berhasil menembus playoff untuk pertama kalinya. Namun karena masalah koordinasi ritme tim dengan karakter pemain ini, prestasi akhir mereka hanya sebatas lolos ke playoff.
Lun Hui sedang pusing menghadapi masalah ini, namun pada Musim ke-6 berikutnya, mereka menemukan seorang pemain rookie bernama Jiang Botao yang saat itu bermain untuk Tim He Wu. Setelah pengamatan menyeluruh, Lun Hui dengan cepat menyimpulkan bahwa pemain baru inilah yang mereka butuhkan untuk berdiri di samping Zhou Zekai. Maka pada jendela transfer musim dingin musim tersebut, Tim Lun Hui buru-buru membeli pemain baru ini dari He Wu. Setelah setengah musim penyempurnaan kerjasama, Jiang Botao ternyata menjadi jembatan terbaik antara Zhou Zekai dengan seluruh tim seperti yang mereka prediksi. Pada Musim ke-7, Jiang Botao ditunjuk sebagai wakil kapten tim, dan para pemain muda Lun Hui saat itu telah mencapai tingkat kedewasaan. Di Musim ke-7 ini, Lun Hui akhirnya berhasil menembus babak pertama playoff. Popularitas Zhou Zekai di musim ini benar-benar tak tertandingi. Sebaliknya, hasil Jia Shi mulai menurun secara bertahap, aura "pemain terdepan Glory" mulai meredup. Wang Jiexi? Huang Shaotian? Zhou Zekai? Nama-nama ini semuanya disebut. Di antara mereka, Zhou Zekai yang paling muda menunjukkan kinerja paling dominan di lapangan, banyak orang memprediksi masa depannya yang cerah. Yang dia butuhkan hanyalah sebuah gelar juara.
Akhirnya di Musim ke-8, Ye Xiu pensiun di tengah jalan, mantan pemain terdepan Glory benar-benar meninggalkan panggung ini. Tampaknya memang diperlukan seorang penerus untuk mengibarkan bendera ini. Hasilnya di musim tersebut, Zhou Zekai memimpin Tim Lun Hui merebut gelar juara liga, terlihat seperti deklarasi pengambilalihan panji. Kemudian di Musim ke-9, Lun Hui berhasil mempertahankan gelar, gelar "Yang Terdepan" tak tergoyahkan lagi. Lalu di Musim ke-10, mantan pemain terdepan Glory Ye Xiu kembali...
Siapa sebenarnya yang layak disebut sebagai yang terdepan?
Jika topik ini benar-benar bisa digoreng, media pasti takkan melewatkannya. Tapi mengingat usia Ye Xiu yang sudah tidak muda, Jia Shi yang sudah mulai merosot sejak lama, sekarang malah memimpin tim akar rumput - bukankah terkesan konyol jika mendorong Ye Xiu untuk menantang Zhou Zekai memperebutkan gelar "Yang Terdepan" ini?
Sepuluh tahun badai Glory, mantan pemain terdepan Glory kini justru berstatus penantang, bahkan masih diragukan apakah layak untuk posisi tersebut.
Kinerja Ye Xiu berikutnya, performa Xingxin, akhirnya memberikan bukti yang kuat.
Kemenangan penuh di pertandingan individual, rekornya menghancurkan Lun Hui sejak babak kesembilan Xingxin mulai menunjukkan taring - Ye Xiu akhirnya meraih kualifikasi "lucu" itu untuk menantang gelar Yang Terdepan.
Maka di babak ini, akhirnya ada media yang mulai gencar memanfaatkan topik ini. Di babak pertama saja, semua orang masih meragukan kelayakan Ye Xiu!
Sayangnya, di pertandingan individual dan arena pertandingan, Ye Xiu dan Zhou Zekai tidak langsung bertemu. Akhirnya sekarang, dalam pertandingan tim, kedua orang ini sudah berhadapan tak lama setelah kedua tim bertemu.
Jun Moxiao dash maju, Yiqian Chuanyun mundur cepat. Napas seolah terhenti, udara seperti membeku. Tiba-tiba, aliran energi tak kasat mata menyambar dari belakang Yiqian Chuanyun.
Goblok!!!
Ribuan suara marah-marah di jalanan serentak bergemuruh.
Kami ingin menyaksikan duel para yang terdepan, brengsek! Jangan ikut campur aliran licikmu ini, oke????
