Begitu masuk arena, Lin Jingyan mengesampingkan segala kekaguman terhadap Tim Howling. Kini ia bagian dari Tim Dominant Hero, dan mengalahkan lawan apapun adalah misi utamanya.
Tapi saat pertandingan dimulai, karakternya loading, bergerak memutar, dan di area tengah map, karakter Rogue Tang San Da muncul dalam visinya, hati Lin Jingyan tetap teriris sedih.
Terkadang, ia iri pada Zhang Jiale.
Meskipun pindah ke Tim Dominant Hero, karakter andalannya tak pernah berpisah dengannya.
Karakter adalah milik tim, hal ini tentu dipahami Lin Jingyan. Namun setelah tujuh tahun berkolaborasi, dia merasa sudah menyatu dengan Tang San Da. Karakter Rogue Leng An Lei yang diciptakan Tim Dominant Hero untuknya sebenarnya juga sangat bagus, tidak kalah dengan Tang San Da. Bahkan untuk menyesuaikan gaya bermainnya, Leng An Lei saat ini mungkin lebih mirip dengan Tang San Da yang dulu dia gunakan.
Tapi... tetap saja berbeda...
Bukan hanya nama. Perasaan yang terbentuk dari bertahun-tahun berkolaborasi dengan karakter, sulit bagi Lin Jingyan untuk langsung berpindah ke karakter baru meski atributnya mirip. Ini mungkin sulit dipahami oleh pemain baru sekarang - mereka pasti senang jika ditawari karakter yang lebih kuat dan cocok.
Akhirnya tiba juga di momen ini.
Lin Jingyan menghela napas. Sejak meninggalkan Howling, dia selalu membayangkan bagaimana perasaannya saat harus berhadapan dengan Tang San Da di arena. Tapi sebelumnya hanya bertemu di pertandingan tim yang ramai, perasaan belum begitu jelas. Sekarang di pertandingan individual, seolah seluruh dunia hanya menyisakan dia dan Tang San Da, emosinya campur aduk.
Tang San Da berputar-putar di tempat. Tang Hao tampaknya sudah menduga Lin Jingyan akan memilih strategi posisi tempur, kini sedang hati-hati meninjau medan sekitar.
Lin Jingyan mengawasinya, perlahan dan waspada mengoperasikan Leng An Lei mengikuti putaran Tang San Da, melakukan penyesuaian posisi secara detail.
Di sinilah!
Lin Jingyan teringat sesuatu. Leng An Lei melemparkan jarum bius dengan gerakan tangan cepat.
Sungguh serangan menyergap yang sederhana, semua orang berpikir.
Tapi, kena!
Meski jarum bius tak bersuara, Tang Hao terus mengubah-ubah kamera Tang San Da. Kesalahan kekanak-kanakan seperti meninggalkan titik buta, bagaimana mungkin terjadi pada Shen papan atas?
Tapi, dia ternyata tak menemukan jarum bius ini. Serangan sederhana ini berhasil dilemparkan ke tubuh Tang San Da.
Leng An Lei melompat keluar dari persembunyian.
Ini adalah map dengan cuaca cerah, sinar matahari menyinari bumi secara belang-belang. Leng An Lei sudah bergegas menuju Tang San Da dengan dash, bayangan-bayangan tak beraturan bergoyang di tanah.
Tang San Da yang terparalisir jarum bius tak bisa bergerak. Leng An Lei langsung melempar pasir ke wajahnya.
Setelah paralysis, efek buta...
Terus-menerus terkena efek status aneh, meski skill Tang Hao setinggi apapun, tidak mungkin bisa menghadapi serangan ahli berpengalaman seperti Lin Jingyan dalam kondisi seperti ini.
Waktu efek buta juga dihitung Lin Jingyan dengan akurat. Mendekati akhir efek, sebuah bata menghantam tengkuk Tang San Da.
Setelah buta, muncul efek pusing.
Maka Gempuran baru pun dimulai. Saat serangan tak bisa dilanjutkan, Lin Jingyan sama sekali tidak rakus. Setelah menjatuhkan Tang San Da, dia langsung bersembunyi lagi.
Tang Hao hampir panik. Serangan gelombang ini benar-benar tak terduga. Kenapa dirinya bisa kena jarum bius? HP-nya sudah kehilangan seperempat, tapi dia masih bingung.
Kasihan Tang Hao, tidak ada siaran langsung atau layar elektronik di lokasi yang memiliki perspektif multifungsi, apalagi rekaman ulang.
Penonton awalnya juga tidak mengerti mengapa Tang Hao tidak menyadari jarum bius itu. Tapi setelah melihat rekaman berulang kali dari perspektif utama Tang Hao, semua orang menyadari bahwa pada detik itu, benar-benar tidak ada jarum bius dalam visi Tang Hao.
Ke mana perginya jarum bius itu?
Setelah menganalisis berbagai sudut pandang yang didekomposisi, penonton akhirnya menemukan kejanggalan.
Itu sinar matahari!
Itu bayangan!
Posisi Leng An Lei yang dipilih Lin Jingyan kali ini membuat jarum biusnya berada di area silang antara bayangan dan sinar matahari saat digunakan, sehingga seolah menghilang sesaat.
Apakah ini juga sesuatu yang bisa dilakukan di Glory?
Para penonton terpana mulut menganga.
Sungguh memalukan menggunakan kata sifat seperti 'luas dan mendalam' untuk menggambarkan sebuah game online. Bahkan para desainer game ini pun tidak mungkin merancang detail sebanyak ini. Para atlet profesional, para ahli di puncak Glory, terus menggali berbagai aspek mikro dalam game ini, lalu menciptakan hal-hal dalam pertandingan yang mungkin membuat para desainer sendiri tercengang.
Apakah Tang Hao tahu tentang hal seperti ini?
Melihat Tang San Da bangkit dari tanah dengan ekspresi panik, semua merasa agak kasihan pada Tang Hao. Perasaan dipukuli secara tak terduga sejak awal pasti terasa sangat buruk?
Tang San Da berlari kesana kemari dengan gila-gilaan. Jarum bius yang tiba-tiba mengenai itu membuat Tang Hao tidak mengerti, membuatnya tidak berani membiarkan Tang San Da tetap dalam formasi posisi. Setelah berlari kian kemari, jejak Leng An Lei tetap tak terlihat.
Aliran licik, aliran licik lagi.
Tang Hao menggigit gigi. Performa Tim Typhoon sedang buruk, publik banyak menyalahkan mereka karena meninggalkan taktik aliran licik. Tang Hao hanya berharap bisa secepatnya membuktikan bahwa strategi mereka jauh lebih kuat daripada aliran licik. Tapi sekarang, di arena duel tunggal, dia justru dihajar habis-habisan oleh aliran licik. Itu pun dari Lin Jingyan, mantan operator Tang San Da, si pemalas tua yang pernah dia kalahkan di All-Star Game dengan strategi mengalahkan yang lebih senior.
"Bersembunyi terus!" geram Tang Hao di channel. Sebenarnya dia bukan tipe yang suka berdebat dengan lawan saat bertanding, lebih suka menyelesaikan dengan tinju. Tapi saat target tak ditemukan, rasa kesalnya memuncak!
"Bersembunyi juga metode untuk meraih kemenangan," balas Lin Jingyan.
"Lihat sampai kau bisa sembunyi!" kata Tang Hao.
"Kamu yang harus lebih hati-hati," jawab Lin Jingyan.
Tang San Da terus berputar dan mencari tanpa henti. Dimana Leng An Lei milik Lin Jingyan? Di bawah pencarian intensif Tang Hao, dia tak bisa bersembunyi dengan nyaman. Tapi jelas Lin Jingyan sangat menguasai map ini - bisa menciptakan situasi mustahil seperti sebelumnya, sudah pasti pemahaman dan pemanfaatannya terhadap map ini luar biasa.
Tang Hao mencari dan mencari, tidak menemukan. Lin Jingyan sudah melakukan penyesuaian lagi, Leng An Lei kembali menyembunyikan jarum bius di tangan, menunggu kesempatan yang tepat! Kali ini Tang Hao membuat Tang San Da terus berlari, benar-benar tidak segampang dulu untuk diserang.
Tapi sudut pandang kamera Lin Jingyan saat ini tidak mengunci pada Tang San Da, melainkan menunggu Tang San Da tiba-tiba menyelinap masuk ke area visinya.
Bertindak!
Jarum bius kembali melesat, kamera Tang San Da berputar, jelas mengarah ke sisi ini.
Tapi...
Penonton di lokasi mendongakkan kepala melihat layar besar. Meski kamera Tang San Da mengarah ke sumber jarum bius, ternyata ada tembok di sini! Saat kamera Tang San Da sampai, jarum masih terbang di balik tembok, sama sekali tak terlihat! Ketika jarum muncul, kamera Tang San Da sudah berbalik arah, lalu...kena jarum!
Pengulangan dari pembukaan pertandingan.
Tang Hao hampir gila, tapi apa solusinya? Emosinya pun tak bisa mengkompensasi efek status aneh pada karakternya. Lin Jingyan dengan stabil mengulang set serangan sebelumnya, kombo mulus yang sama sekali tak bisa di-counter lawan.
HP Tang San Da kembali berkurang seperempat, hingga separuh habis. Sementara Leng An Lei Lin Jingyan tetap tanpa cedera. Semua orang hampir melototkan mata.
Meskipun hasil tim Howling saat ini tidak bagus, kekuatan individu mereka masih sangat tangguh. Pertarungan antara Tang Hao dan Lin Jingyan, dua ahli Rogue dari generasi lama dan baru, sebenarnya sudah menunjukkan perbedaan level sejak Weekend Bintang All-Star dua tahun lalu. Semua orang bisa melihat bahwa skill Tang Hao memang sudah melampaui Lin Jingyan.
Tapi level yang dimaksud itu sebenarnya hanya merujuk pada teknik operasional. Dalam hal ini, seorang veteran memang tidak bisa bersaing dengan pemain baru yang tajam. Tapi dalam pertandingan kali ini, apakah Tang Hao punya kesempatan untuk menunjukkan teknik operasionalnya yang lebih tangguh?
Tidak. Sama sekali tidak.
Dua kali disergap dengan jarum bius, langsung kena sekali serangan, bahkan karakter saja tidak bisa dikontrol, masih bicara soal operasional apa?
Lin Jingyan dengan memanfaatkan medan tempur seperti ini, tanpa kehilangan HP sedikit pun, sudah menghabiskan setengah HP Tang San Da. Kalau bukan karena melihatnya langsung di depan mata, siapa yang percaya pertandingan bisa mencapai level seperti ini?
Tang San Da kembali terpelanting ke tanah. Tapi ketika kali ini dia bangun dengan amarah menyala-nyala, dia mendapati Leng An Lei tidak menghilang, justru berdiri tepat di hadapannya.
"Kenapa tidak kabur lagi?" Tang Hao menggeretak sambil buru-buru ingin melakukan Serangan Mendadak. Tapi Leng An Lei sudah lebih dulu melakukan dash ke depan. Dia tidak kabur, malah bertahan untuk melanjutkan gempuran!
"Bagus!" Semangat Tang Hao langsung bangkit. Dua kali disergap secara misterius benar-benar membuatnya jengkel. Melihat Lin Jingyan malah membuka sikap siap bertarung langsung, hatinya langsung berdebar kencang.
Bertarung seperti ini, apa aku takut?
Dua karakter Rogue itu mulai saling hujam dengan tinju, bertarung dalam jarak dekat.
Dari segi teknik operasional, Tang Hao memang lebih unggul. Dalam serangan balasan kaku seperti ini, Lin Jingyan benar-benar tidak bisa mengambil keuntungan.
Tapi yang akhirnya tumbang tetap Tang San Da. Kali ini, dia benar-benar tak bisa bangkit lagi - HP-nya telah mencapai 0.
"Kalau 50% HP masih tidak bisa menghajarmu, mungkin aku memang sudah harus pensiun." Memandang Tang San Da yang telah roboh di tanah, Lin Jingyan melepas kalimat terakhir. Karakternya Leng An Lei masih menyisakan 17% HP. Tang Hao menggunakan 50% untuk menggasak 83% miliknya. Tangguh, beraura dominan, pantas disebut Rogue Nomor Satu. Tapi dia kalah.
Sorak live menghujani Lin Jingyan.
Meski bukan lagi pemain Rogue terbaik, tak lagi masuk jajaran All-Star, aura Shen papan atasnya semakin memudar - tapi dia menang.
Di arena esports ini, reputasi atau teknik, apa artinya dibanding kemenangan?
Hanya kemenangan yang nyata. Teknik tinggi untuk apa jika tak bisa meraih victory?
Tim Typhoon sekarang memang berisi banyak pemain dengan skill tinggi. Tapi karena kurang kemenangan, mereka kehilangan kepercayaan pendukung.
Saat turun dari panggung, Lin Jingyan melirik ke arah tribune tandang. Kursi yang sudah jarang terisi itu sunyi sepi. Lao Lu memegang panji Typhoon, tetap berdiri kaku...
