1-0!
26 kemenangan beruntun.
Rekor Ye Xiu akhirnya tak terhentikan, mencetak angka baru. Pan Lin dan Li Yibo asyik berdiskusi sementara Ruan Cheng di samping hanya sesekali menyelipkan tawa palsu dengan aura muram.
Pertandingan individual babak kedua.
Xingxin, Qiao Yifan, Yicunhui.
Micro Grass, Gao Yingjie, Mu En.
Ketika nama pemain yang akan bertanding dari kedua tim muncul di layar besar elektronik, para pemain dari kedua tim yang sedang bersiap bangun untuk maju sama-sama terkejut, tanpa sadar berbalik arah memandang ke area pemain lawan.
Saat masih di Tim Micrograss, mereka adalah partner terbaik. Hanya saja, satu di langit, satu di bumi.
Qiao Yifan selalu mengagumi Gao Yingjie, iri pada bakatnya, iri pada perhatian dan antisipasi yang diberikan Tim padanya. Sebaliknya, tentang dirinya sendiri sebenarnya akan menjadi pemain seperti apa, Qiao Yifan tidak pernah benar-benar paham.
Gao Yingjie juga selalu menyadari posisi Qiao Yifan. Dia sangat ingin membantu, tapi bingung harus mulai dari mana. Saat Tim mengumumkan meninggalkan Qiao Yifan, Gao Yingjie mengumpulkan keberanian menemui Kapten Wang Jiexi, namun jawaban yang diterima adalah "Tim tidak membutuhkan".
Jawaban itu terkesan dingin, tapi nyata. Gao Yingjie paham ini bukan permainan rumah-rumahan. Jika Tim tidak membutuhkan, tidak ada alasan yang lebih kuat dari itu. Di Micro Grass, segalanya mengutamakan Tim. Jika Tim tidak membutuhkan, meski punya ribuan bakat dan puluhan ribu teknik, tetap tidak ada artinya. Wang Jiexi yang sekuat itu saja harus mengubah gayanya untuk melayani Tim, pemain macam apa lagi yang berhak menempatkan diri di atas Tim?
Sepasang teman dekat ini pun berpisah ke arah berbeda, masing-masing menapaki Jalan Glory mereka sendiri.
Gao Yingjie di musim berikutnya resmi menjadi anggota utama Micro Grass, terpilih sebagai pemain All-Star, masa depan bintangnya tak terhingga.
Qiao Yifan justru bergabung dengan tim warnet Xingxin, berjuang dari Tantangan Rookie.
Mereka saling memantau kinerja lawan, mengamati pertumbuhan masing-masing, dan bersukacita atas prestasi yang diraih.
Akhirnya, Xingxin memenangkan Tantangan Rookie dan masuk ke Liga Profesional. Mereka bertemu kembali, tapi kali ini bukan sebagai rekan setim melainkan lawan.
Di babak delapan saat Xingxin kandang melawan Micro Grass, Qiao Yifan pernah maju di pertandingan individual melawan pemain Ghostblade Zhou Huabin dari tim tersebut. Ia meraih kemenangan, membuktikan diri, dan memicu perhatian dengan strategi baru ciptaannya.
Gao Yingjie merasakan perasaan kompleks. Di satu sisi ia senang melihat kekuatan Qiao Yifan sekarang, di sisi lain kemenangannya justru membawa kekalahan bagi Micro Grass.
Kali ini, tak disangka mereka harus saling menentukan kemenangan dan kekalahan.
Setelah saling bertatapan, mereka berbalik dan melangkah mantap menuju arena pertandingan.
Komentator Pan Lin dan mantan atlet Jia Shi Li Yibo sedang dengan antusias memperkenalkan kedua pemain ini.
"Qiao Yifan adalah mantan pemain Micro Grass yang masuk tim bersama Gao Yingjie. Konon hubungan mereka sangat baik sejak dulu," kata Pan Lin.
“Dibandingkan Gao Yingjie, perjalanan karir Qiao Yifan benar-benar penuh liku. Baru tiga tahun berkarier, mungkin sudah merasakan pahit getir yang belum dialami banyak orang. Duduk di bangku cadangan, dikorbankan, tidak ada jalan lain bergabung dengan tim warnet seperti Xingxin, Tantangan Rookie, hingga sekarang kembali ke Liga Profesional, bahkan sepertinya akan lolos playoff, mungkin saja sampai final kejuaraan!” ujar Li Yibo.
“Haha, aku setuju dengan semua poinmu kecuali bagian 'tidak ada jalan lain bergabung dengan tim warnet Xingxin' - bisa jadi ini justru keberuntungannya!” kata Pan Lin.
“Ha, Siapa sangka tim warnet bisa meraih prestasi seperti ini sebelumnya?” Li Yibo tertawa.
“Hehehehehe...” Ruan Cheng terus tertawa kering di samping. Xingxin masih unggul 1-0, membuatnya sejenak kehilangan dasar argumen. Ia berharap Xingxin segera kalah satu pertandingan agar punya alasan mengkritik kelemahan mereka.
Qiao Yifan, Gao Yingjie? Ruan Cheng merasa inilah kesempatannya. Gao Yingjie sudah lama dijuluki jenius, kini sudah menjadi atlet berlevel All-Star. Bagaimana dengan Qiao Yifan? Pemain yang ditinggalkan Micro Grass, meski berhasil menemukan posisi baru lewat usaha keras, jarak bakatnya dengan Gao Yingjie mungkin terlalu jauh untuk dikejar, mengingat sang jenius pun tak pernah berhenti berusaha.
Pertandingan dimulai, dua karakter muncul di sudut map yang berseberangan.
“Akhirnya kita bisa berdiri di arena yang sama.” Pesan segera muncul di channel publik, pertama kali dikirim oleh Gao Yingjie.
"Ya." Qiao Yifan menjawab. Pada pertandingan terakhir antara kedua tim, keduanya bertanding di babak individual namun akhirnya tidak bertemu. Sedangkan di pertandingan tim terakhir, Qiao Yifan tidak masuk dalam daftar pemain. Kali ini benar-benar pertemuan pertama mereka di arena.
"Tapi sayang sekali, kita malah jadi lawan." Gao Yingjie berkata. Sebelumnya ketika Qiao Yifan masih di Tim Micrograss, kedua sahabat ini sering berdiskusi diam-diam tentang bagaimana berkoordinasi di lapangan, bahkan melakukan banyak latihan. Tapi karena Qiao Yifan tidak pernah mendapat kesempatan bertanding, mereka sama sekali belum pernah bekerja sama dalam pertandingan resmi. Hingga hari ini, akhirnya mereka berdiri bersama di arena yang sama, sayangnya segalanya sudah berubah. Latihan koordinasi mereka tak lagi bisa digunakan, kini mereka lawan yang hanya mengizinkan satu orang tetap bertahan.
"Semangat, bertarung total." kata Qiao Yifan.
"Akan kulakukan." Gao Yingjie menjawab dengan serius. Dia bukan lagi remaja penakut dulu. Tangannya tanpa ragu mengoperasikan keyboard dan mouse, Mu En langsung melakukan dash ke depan.
Yicunhui milik Qiao Yifan juga sudah menyambut. Peta yang dipilih kali ini agak mirip dengan preferensi Ye Xiu, tidak memiliki medan tempur yang terlalu kompleks.
Kedua belah pihak segera muncul dalam visi lawan. Dalam situasi tanpa perlindungan dan berhadapan langsung ini, Ghostblade tidak boleh membiarkan lawan terlalu dekat. Membuat Ghost Array membutuhkan chanting, dalam pertarungan jarak dekat skill chanting hampir tidak punya kesempatan digunakan. Kemampuan Ghostblade setidaknya akan berkurang 70% lebih.
Hal yang termasuk pengetahuan dasar Glory seperti ini, tentu saja Gao Yingjie memahaminya. Ketika melihat Yicunhui dalam jisar pandang, dia sudah mulai bersiap untuk menyerang. Ghostblade membatasi lawan mendekat dengan cara memasang Ghost Array. Tapi Ahli Sihir Gelap juga memiliki metode serangan jarak menengah yang bisa mengganggu chanting lawan sampai batas tertentu.
Tapi...
"Ini terlalu awal?" teriak komentator Pan Lin dengan terkejut.
Kedua karakter baru saja muncul dalam jangkauan pandang, namun masih belum masuk jarak serang. Meski begitu, Yicunhui milik Qiao Yifan sudah berhenti dan mulai chanting Ghost Array.
"Bukankah ini terlalu berhati-hati?" kata Pan Lin.
Chanting telah selesai. Mu En yang masih berada di kejauhan tentu tidak bisa mengganggu. Yicunhui melepaskan Dark - siapa pun yang masuk ke dalamnya akan 100% terkena status buta. Letak Ghost Array ini tidak berada di jarak maksimal kemampuan Yicunhui, melainkan lebih dekat ke posisinya sendiri. Begitu Dark aktif, Yicunhui langsung melesat maju.
Beberapa langkah kemudian, dia berhenti dan mulai chanting Ghost Array lagi.
"Oh!" seru Li Yibo saat menyadari maksud Qiao Yifan melepaskan Ghost Array lebih awal, ketika Mu En milik Gao Yingjie terpaksa berputar menghindari Dark yang menghalangi jalan.
Meskipun Ahli Sihir Gelap bisa terbang dengan mengendarai sapu, efek pemblokiran Ghost Array tetap berlaku di udara. Ruang segel Ghost Array Gelap ini langsung menjadi zona terlarang. Dengan meletakkan satu di sini, Mu En dipaksa berputar, meningkatkan jarak yang harus ditempuhnya. Saat itu juga, Yicunhui mengaktifkan Ghost Array keduanya.
Formasi Es!
Ghost Array lain muncul di depan Mu En, bersinggungan dengan Ghost Array Gelap. Alih-alih menumpuk, dua Ghost Array ini dimaksimalkan area pembatasannya.
Apakah Ghost Array ketiga akan menyusul?
Melihat Yicunhui kembali mengayunkan pedang untuk chanting, Mu En mengibaskan lengan bajunya dan menjatuhkan Star Card.
Sinar Bintang!
Star Card berubah menjadi berkas cahaya yang melesat ke Yicunhui. Yicunhui menggeser badan menghindar, chanting untuk memanggil Ghost Array ketiga akhirnya terinterupsi.
Rantai Kilat!
Mu En kembali melemparkan rantai bercahaya listrik ke udara yang menghujam ke Yicunhui. Sebagian besar skill Ahli Sihir Gelap menggunakan prop magis aneh yang tidak perlu chanting - keunggulan utama kelas ini. Inilah yang memungkinkan gaya permainan tinggi Wang Jiexi yang berirama cepat dan tak terduga. Gao Yingjie tidak meniru gaya tersebut, tapi berusaha memaksimalkan ciri khas utama kelas Ahli Sihir Gelap ini.
Dua prop magis berturut-turut, keduanya serangan jarak menengah, Yicunhui tak sempat melakukan Chanting untuk meletakkan formasi. Namun sambil menyerang, Mu En mulai berusaha memutari Ghost Array. Ternyata Yicunhui tidak hanya diam menunggu Mu En mengejarnya. Sambil menghindari serangan, ia juga mengatur pergerakan. Saat Mu En bergerak ke kiri, ia berputar ke kanan dengan Ghost Array sebagai pembatas, membuat lawan mustahil langsung menerjang.
Tapi Ghost Array memiliki durasi terbatas, tak bisa bertahan selamanya. Gao Yingjie mengawasi Yicunhui dengan ketat, tak memberi kesempatan untuk Chanting. Masalahnya... meskipun Ahli Sihir Gelap punya kelebihan skill yang mayoritas tak perlu Chanting, mereka memiliki kelemahan dalam jarak serang prop magis yang relatif pendek.
Yicunhui tiba-tiba mundur beberapa langkah. Gao Yingjie langsung paham ini berarti keluar dari jangkauan serangannya. Dengan tenang, Yicunhui mulai melakukan Chanting.
Ghost Array baru tercipta di depan Mu En. Gao Yingjie terpaksa menghentikan langkah karakternya.
Silent Array.
Semua skill karakter di dalamnya akan diblokir. Dalam pertandingan pro yang seimbang, kondisi ini jelas mematikan. Mu En kembali terhalang di seberang Ghost Array.
"Qiao Yifan mengontrol dengan baik, tapi dari awal gaya bertarungnya sudah membuatnya berada dalam posisi pasif!" Ruan Cheng akhirnya mendapat kesempatan menganalisis, dan seperti diduga langsung menyoroti kelemahan tim Xingxin.
“Hmm, pertahankan keseimbangan di arena dulu, baru mengintai kesempatan? Kalau tidak, gimana cara bertarung? Kalau Mu En milik Gao Yingjie langsung menyerbu ke dekat kita, pertandingan ini pasti langsung kalah! Kondisi saat ini sebenarnya cukup baik. Dari karakteristik kedua kelas ini, Ghostblade yang relatif pasif juga bukan hal yang mengejutkan,” kata Li Yibo.
“Makanya, menempatkan Ghostblade dalam formasi duel adalah keputusan yang sulit dimengerti!” protes Ruan Cheng.
Li Yibo terdiam. Ini benar-benar tuduhan mengada-ada! Intinya cari-cari masalah Xingxin saja! Ruan Cheng adalah anggota kelompok anti-Xingxin yang paling vokal, semua pemain Glory sudah tahu.
