Ghostblade memang lebih bernilai dalam tim besar, tapi menganggap kemampuan duelnya lemah adalah omong kosong. Mungkin banyak pemain yang berpikir begitu, tapi itu hanya karena duel dengan Ghostblade relatif lebih sulit. Ditambah lagi peta duel Micro Grass yang monoton, medan tempur seperti ini memang kurang menguntungkan untuk performa Ghostblade.
Dalam kondisi seperti ini, Qiao Yifan justru bisa menyusun Ghost Array dengan baik, membuat Gao Yingjie sejenak tak bisa meluncurkan gempuran efektif. Ini seharusnya sangat layak dipuji. Menekankan soal jatuh ke posisi pasif itu seperti mencari-cari kesalahan.
Skill Ruan Cheng sebenarnya cukup untuk memahami hal ini, tapi sekarang dia sengaja keras kepala menyoroti kesalahan Xingxin. Baginya, kali ini Xingxin akhirnya berada di posisi yang lebih mungkin kalah.
Skill tidak sebanding dengan jenius lawan.
Tingkat kesulitan Ghostblade dalam pertarungan tunggal.
Serta kelemahan map yang tidak menguntungkan.
Dengan begitu banyak kelemahan, bagaimana Xingxin bisa tidak kalah?
Kinerja Qiao Yifan saat ini menunjukkan kelebihan yang di luar perkiraan Ruan Cheng. Namun ini hanya mempertahankan keseimbangan di arena, untuk itu Yifan sudah mengeluarkan banyak usaha. Bagaimana dengan Gao Yingjie? Meski disebut dalam kondisi prima, begitu ada celah di sisi Yifan, dia akan langsung melancarkan gempuran tangguh.
Cepat, cepatlah membuat kesalahan!
Ruan Cheng terus menerus berteriak dalam hatinya.
Tapi yang menyertai teriakan hatinya adalah Ghost Array yang bermekaran satu per satu di arena, bagai sungai abadi yang menghalangi antara Yicunhui dan Mu En.
Ekspresi Ruan Cheng berangsur berubah.
Dalam kondisi prima?
Masalahnya mungkin tidak sesederhana itu. Agar operasional Yifan bisa serumit ini, Gao Yingjie tidak hanya bergerak sembarangan di sisi sana - dia juga harus melakukan banyak pertimbangan dan operasional yang matang.
Pergerakan Mu En dan serangan jarak jauhnya terus berusaha mengacaukan ritme operasional Yifan. Yifan memang dalam posisi pasif, tapi dengan bertahan sebagai serangan, ritme pertandingan ini justru ada di genggamannya.
"Selama ini menurutku, Qiao Yifan dari Xingxin adalah pemain yang diremehkan," ujar Li Yibo dengan kagum.
“Tapi kalau dia hanya bertahan terus seperti ini, bisakah memenangkan pertandingan ini?” Pan Lin mengajukan pertanyaan krusial. Meski Qiao Yifan menggunakan pertahanan sebagai serangan, mengontrol ritme. Namun Yicunhui-nya sama sekali tidak menunjukkan sisi ofensif hingga saat ini, jelas mustahil meraih kemenangan dengan cara seperti ini.
Li Yibo mengerutkan kening, masalah ini tentu disadari oleh Qiao Yifan sendiri, kan? Tapi dia terus berusaha mempertahankan arena seperti ini, sebenarnya apa rencananya?
Tiba-tiba, Ruan Cheng di samping berteriak: “Kesalahan!”
Yang membuat Ruan Cheng begitu bersemangat tentu berasal dari kesalahan Qiao Yifan. Ghost Array yang sebelumnya terhubung mulus, karena timing penggunaan skill terlambat sedikit, Gao Yingjie langsung merebut celah ini. Mu En menyambar pusaran angin di tanah, terbang rendah menghindari blokade Ghost Array.
“Sudah kuduga! Strategi pasif Qiao Yifan bukan cara untuk menang, sedikit kesalahan langsung direbut Gao Yingjie.” Ruan Cheng bersikap sombong, mulutnya tak berhenti mencela. Pan Lin dan Li Yibo merasa menyesal untuk Qiao Yifan, tapi ucapan Ruan Cheng juga ada benarnya, tentu tidak pantas berdebat langsung di streaming.
Mu En menembus blokade Ghost Array, Serbuk Es telah dioleskan pada sapu Morning Dew. Yicunhui justru berguling ke samping saat itu.
Peta ini memiliki struktur medan tempur yang sederhana, tidak banyak cover, tapi juga tidak sepenuhnya kosong. Setelah Yicunhui berguling, dia menyelinap ke balik pilar batu yang rusak dan langsung berlindung sepenuhnya setelah berjongkok.
Ini apa?
Gao Yingjie teringat sesuatu. Setelah Qiao Yifan memanfaatkan medan tempur untuk memberikan perlindungan sekali, dia segera memperhatikan struktur medan di area ini.
Tidak benar!
Gao Yingjie buru-buru mengoperasikan Mu En untuk melempar Botol Lava yang Membakar.
Botol itu jatuh, pecah, dan lahar di dalamnya langsung menyebar membentuk kolam magma. Yicunhui yang bersembunyi di balik pilar batu tentu masuk dalam radius ini.
Tapi tepat sebelum magma menyentuh Yicunhui, kilatan pedang muncul dari balik pilar batu. Sebuah Ghost Array sudah lebih dulu teraktifasi.
Ternyata.
Melihat Ghost Array yang jatuh di atas kepala, Gao Yingjie seperti tidak berpikir sama sekali. Mu En langsung melesat ke suatu arah.
"Hebat!" teriak Li Yibo, tapi ini sama sekali bukan pujian untuk refleks Gao Yingjie. Karena setelah Ghost Array ini terpasang, situasi arena menjadi jauh lebih jelas. Ghost Array yang sebelumnya dipasang Yicunhui, ditambah yang baru ini, telah memojokkan Mu En dalam ruang pemanfaatan yang sempit.
Operasional Ghost Array yang terlihat seperti kesalahan itu sama sekali bukan kecelakaan. Itu umpan! Qiao Yifan sengaja memanfaatkan cover di sini, mengetahui ada kesempatan untuk melakukan Chanting summoning Ghost Array.
Gao Yingjie, yang pasti datang dari kejauhan, mulai tersadar setelah melihat gerakan Yicunhui. Sayangnya, Botol Lava yang Membakar milik Mu En agak terlambat. Ghost Array lebih dulu terbentuk, Gao Yingjie terpaksa memindahkan Mu En ke posisi yang diinginkan Qiao Yifan. Serangan Botol Lava terhadap Yicunhui di tahap ini sudah tidak relevan, hanya mengurangi sedikit HP.
Li Yibo melirik Ruan Cheng di sebelahnya dengan perasaan puas.
Membuat malu sendiri, betapa familiar adegan ini! Biasanya dialah yang selalu dipermalukan, tapi hari ini ada 'tumbal' yang menghadang peluru. Kehadiran orang ini membuatnya terlihat bijaksana tanpa perlu bicara. Awalnya dia kesal karena ada tamu tambahan, tapi sekarang dia sangat menyukai kehadiran Ruan Cheng di arena yang siap jadi perisai menghadapi bahaya.
Ekspresi Ruan Cheng jelas memprihatinkan, tapi pertandingan belum berakhir. Sebagai profesional, Li Yibo dan Ruan Cheng sama-sama paham strategi selanjutnya: Qiao Yifan perlu membentuk Ghost Array baru untuk menjebak Mu En sepenuhnya. Namun lahar yang terus memberi damage membuat Yicunhui tidak bisa Chanting. Berhadapan langsung dengan Mu En juga pasti akan diinterupsi.
"Perlindungan, Yicunhui masih membutuhkan satu titik perlindungan lagi." Pandangan semua orang tertuju pada pilar runtuh yang berjarak 8 langkah dari persembunyian Yicunhui di reruntuhan ini.
"Apakah Qiao Yifan sudah mengamati semua ini sebelumnya? Pertimbangannya benar-benar matang." Siaran televisi menampilkan close-up posisi kunci ini, Pan Lin segera berkomentar.
"Mungkin tujuan utama penggunaan Ghost Array untuk menyeimbangkan arena tadi adalah mencari medan tempur yang cocok untuk strategi guild-nya. Sungguh luar biasa di map ini." Li Yibo berkata datar, sambil melirik Ruan Cheng dengan ekspresi "bagaimana pendapatmu?".
Ruan Cheng dalam hati mengutuk. Komentar Li Yibo ini seperti tamparan kecil baginya!
"Dari ketegasan Gao Yingjie menghindari Ghost Array tadi, kurasa dia sudah membaca strategi Qiao Yifan. 8 langkah - akankah Gao Yingjie memberinya kesempatan?" Ruan Cheng tetap mendukung Gao Yingjie.
Saat ketiganya berdebat, Yicunhui tiba-tiba berlari menuju pilar runtuh berjarak 8 langkah itu.
Tapi Mu En milik Gao Yingjie lebih cepat melemparkan benda biru ke atas pilar. Segera awan biru bermunculan, diikuti hujan kristal es yang berkilauan.
Ice Rain!
Gao Yingjie tidak berlomba dengan Yicunhui, juga tidak berusaha menyerang frontal, malah melemparkan skill lagi. Pilar yang retak masih bisa dijadikan perlindungan, namun mustahil untuk bersembunyi di belakangnya sambil melakukan chanting skill karena serangan terus-menerus ini. Tapi tak disangka, Yicunhui milik Qiao Yifan hanya berlari tiga langkah ke sana, dan sudah berbalik arah sebelum tetesan biru itu mendarat.
Yicunhui ternyata kembali ke pilar retak tempat persembunyiannya sebelumnya. Lahar masih menggelegak di kakinya, namun durasi efek skill serangan tidaklah abadi. Begitu Yicunhui mundur dan bersembunyi, lahar di tanah langsung berubah dari merah menyala menjadi redup, lalu lenyap ke dalam bumi.
Bahaya!
Gao Yingjie baru saja menyelesaikan skill Ice Rain dengan Mu En-nya, tak menyangka Qiao Yifan menggunakan taktik mengalihkan perhatian ke timur lalu menyerang barat. Dengan panik, Gao Yingjie mengoperasikan Mu En untuk menyerang lagi. Meski skill Ahli Sihir Gelap bisa diaktifkan secara instan, namun setelah prop magis dilempar hingga efeknya muncul, jeda waktu itu sudah cukup bagi Yicunhui milik Qiao Yifan untuk melepaskan Ghost Array.
Star Refraction!
Saat kartu bintang Mu En mencapai sudut yang tepat dan berubah menjadi sinar magis yang menyerang Yicunhui di balik pilar, Ghost Array yang baru sudah terpasang.
Kali ini, Mu En benar-benar terjebak. Ghost Array demi Ghost Array yang dipasang Yicunhui kini menyatu menjadi formasi besar, mengurung Mu En di dalamnya.
Yicunhui melangkah keluar.
Setelah mengurung lawan dalam Ghost Array berantai miliknya, bagi seorang Ghostblade, pertandingan sudah setengah dimenangkan.
Qiao Yifan tidak menunjukkan belas kasihan sedikit pun meskipun lawannya adalah teman baik. Dengan teliti dia mengoperasikan karakter, memanggil Ghost Array baru, menyempurnakan formasi. Kali ini, dia memiliki banyak celah untuk melepas skill tanpa perlu mencari perlindungan yang menyedihkan di map ini. Ghost Array-nya akhirnya menjadi perlindungan paling andal dan kokoh.
Kesempatan seperti ini tidak akan Qiao Yifan lewatkan.
Perjalanannya sampai hari ini sangat sulit. Jika bukan karena bertemu Ye Xiu dan bergabung dengan Tim Xingxin yang baru dibentuk, mungkin dia sudah bukan atlet profesional lagi.
Kini, dari seorang "orang biasa yang tidak mencolok" yang ditinggalkan klub sebelumnya, dia berubah menjadi anggota utama tim lain. Bahkan kini memiliki kesempatan untuk mengalahkan si "jenius" dari tim lamanya.
Bagaimana mungkin melewatkan kesempatan seperti ini?
Qiao Yifan harus membuktikan. Dia ingin semua orang tahu dia mampu. Termasuk lawannya saat ini, teman terbaiknya. Hanya saja dia merasa menyesal, rasa kemenangan yang sering mereka bicarakan bersama dulu, kini harus diciptakan dengan cara saling mengalahkan.
Sayangnya, rasa kemenangan ini, mungkin tidak ada cara untuk berbagi denganmu.
Pertandingan individual kedua, Qiao Yifan dari Tim Xingxin menang.
