Satu skill satu kali maju-mundur, Mo Fan secara mengejutkan menyesuaikan ritme serumit ini. Aksi jual darah Liang Fang yang sembrono tiba-tiba terlihat tidak sinkron, ketika sadar, HP yang terlalu banyak dijualnya telah menjadi kekurangan.
Kalah.
Pertandingan individual, Xingxin akhirnya menang 3-0 di seluruh arena, semua penonton di lokasi terdiam.
"Hehehe, kinerja Xingxin hari ini benar-benar luar biasa!" kata Li Yibo.
"Apa mereka bersiap untuk Sapu Bersih lawan lagi?" tanya Pan Lin.
Hati Ruan Cheng berdebar kencang, bayangkan jika Xingxin benar-benar meng-counter Micro Grass di kandang lawan, rasanya seperti dirinya yang duduk di sini sedang di- dengan telanjang.
"Kalian bajingan ini sedang ngapain sih!"
Saat ini Ruan Cheng 100 kali lebih cemas daripada bos Micro Grass.
"Su Mucheng tidak maju di pertandingan individual babak ini, apakah akan disimpan untuk arena pertandingan?" ujar Li Yibo.
"Fang Rui, Su Mucheng, Tang Rou? Formasi arena pertandingan Xingxin di babak ini sangat kuat!" kata Pan Lin.
"Di babak kedelapan dulu, Xingxin hanya mengandalkan Tang Rou seorang diri mengalahkan dua pemain bertahan Micro Grass, langsung berhadapan dengan Wang Jiexi!" kata Li Yibo, "Sayangnya dua pemain setelah Tang Rou performanya kurang baik, sehingga Wang Jiexi berhasil bertahan sendirian, menyelesaikan counter 1 vs 3 yang sangat epik."
"Tapi sejak babak itu, Tang Rou tidak lagi di posisi 1 arena pertandingan, diubah ke posisi 3," Pan Lin mengungkapkan kekagumannya.
Setelah itu, mereka berdua menyorotkan pandangan sinis ke arah Ruan Cheng.
Hasilnya, saat mendengar pembicaraan mereka tentang formasi arena pertandingan Xingxin yang luar biasa kuat hari ini, hati Ruan Cheng kembali bergetar. Dua kalimat diskusi mereka setelahnya sama sekali tidak masuk ke telinganya.
“Tidak tahu apakah hari ini Tang Rou akan ditempatkan di posisi 1 lagi?”
Akhirnya, Ruan Cheng hanya mendengar kalimat itu sebelum para pemain arena dari kedua tim mulai tampil.
Xingxin: Fang Rui, Su Mucheng, Tang Rou. Ternyata formasi kuat ini sesuai dengan dugaan.
Sementara Micro Grass mengirimkan Liu Xiaobie, Liu Fei, dan Wang Jiexi.
“Tang Rou tetap tidak jadi pembuka!” komentar Pan Lin.
“Hmm, Susunan arena dengan Fang Rui di depan dan Tang Rou di belakang ini sudah lama tidak diubah Xingxin,” kata Li Yibo.
“Pertandingan akan segera dimulai, mari kita pantau performa para pemain di lapangan!” seru Pan Lin. Saat itu, pemain posisi 1 dari kedua tim sudah mulai menggesek kartu untuk memulai babak pertama.
“Map ini... Jarang muncul di arena pertandingan,” para komentator berdiskusi setelah map selesai loading. Peta arena pilihan Micro Grass ternyata mengadopsi gaya khas Ye Xiu musim ini: sederhana dan brutal. Pemilihan map seperti ini biasanya mengandalkan teknik murni. Di pertandingan individual, pemain bebas memilih sesuai selera, namun di arena yang melibatkan tiga pemain per tim, map harus nyaman untuk ketiganya. Karena itu, peta dengan gaya ekstrim seperti ini jarang dipilih - kebanyakan memilih map dengan konten lebih beragam.
“Pemilihan map jenis ini... akan memberikan pengaruh tertentu pada Fang Rui dan Su Mucheng dari Xingxin, tapi Tang Rou juga jelas lebih menyukai tipe map seperti ini.” Kata Li Yibo, "Dari sisi Micro Grass... Bagaimana pendapat Reporter Ruan?" Merasa Ruan Cheng sudah lama diam, Li Yibo dengan baik hati melemparkan pertanyaan padanya.
“Ah... Untuk Micro Grass, seharusnya tidak masalah kan?” Jawab Ruan Cheng.
Ini sedang membahas apa?
Li Yibo tertegun, melirik Pan Lin. Pan Lin juga merasa kesal, Ruan Cheng ini kualitas psikologisnya benar-benar payah! Entah kamu mendukung atau mengkritik, setidaknya pertahankan konsistensi! Sekeras kepala seperti bebek mati pun masih lebih baik daripada penampilan linglung seperti ini setelah pertandingan individual 3-0!
Karena jawaban Ruan Cheng tidak relevan, Pan Lin dan Li Yibo memilih tidak menindaklanjuti. Di arena, mengingat ini map sederhana dan brutal, tidak perlu taktik rumit, kedua karakter langsung bentrok dan bertarung.
Crek crek crek crek!
Pedang Flying Sword berkelebat secepat kilat.
Liu Xiaobie agak frustrasi musim ini. Awalnya berharap dengan usaha dan peningkatan terus-menerus, tahun ini akan menjadi pemain All-Star. Namun, kembalinya banyak pemain dari Xingxin dan Jia Shi membuat persaingan kursi All-Star tahun ini sangat ketat. Sayangnya, Liu Xiaobie sekali lagi gagal masuk seleksi.
Crek crek crek crek!
Liu Xiaobie meluapkan semua kekesalannya ke dalam operasionalnya. Flying Sword menyerang dengan cepat, namun ritme tetap dikuasai dengan sempurna. Level seperti ini sudah pasti memenuhi syarat untuk masuk seleksi All-Star. Sayangnya All-Star tidak pernah bisa ditentukan hanya berdasarkan level semata.
Di sisi lain, lawan Liu Xiaobie yaitu Fang Rui, situasinya justru berkebalikan. Liu Xiaobie susah payah masuk seleksi All-Star, sedangkan dia sendiri telah terpilih berturut-turut selama beberapa tahun, hingga tahun ini gagal.
Namun dia sangat santai menghadapi kegagalan masuk seleksi ini, bahkan dalam sebuah wawancara dengan media dia berkata: "Setiap tahun selalu terpilih, tahun ini akhirnya bisa keluar juga, baguslah."
Sikap seperti ini di mata Liu Xiaobie sangat menyebalkan, banyak orang juga beranggapan Fang Rui sedang berpura-pura.
Mungkin ada benarnya juga, tapi status Fang Rui benar-benar tidak terpengaruh sama sekali oleh hal semacam itu. Kinerjanya semakin meningkat seiring dengan integrasinya ke dalam class Ahli Tenaga Dalam. Namun lawan-lawannya selalu kesulitan mengikuti ritme transformasi karakternya.
Tapi dalam pertandingan kali ini, Liu Xiaobie tidak terjebak dalam posisi pasif, karena sejak awal dia langsung melancarkan Serangan Mendadak dengan kecepatan tangan maksimal.
Akhirnya arena pertarungan menjadi mirip dengan ronde saat Liang Fang melawan Mo Fan, dimana keduanya menggunakan taktik Serangan Mendadak untuk menggagalkan ritme favorit lawan.
Hanya saja dibandingkan dengan taktik regenerasi darah Liang Fang, Serangan Mendadak Liu Xiaobie lebih minim risiko. Pada ronde Liang Fang, kesuksesan dan kekalahan sama-sama berasal dari taktik regenerasi darah itu.
“Operasional anak ini semakin gila-gilaan.” Wei Chen melihat Liu Xiaobie menghamburkan kecepatan tangan di lapangan dengan penuh kekaguman, nada suaranya tak lepas dari rasa iri.
“Kuncinya bukan hanya cepat, tapi juga stabil, semuanya dalam kendali sendiri.” Ye Xiu berkata.
“Pertandingan Fang Rui kali ini benar-benar agak rumit.” Wei Chen melanjutkan.
“Benar, medan tempur tidak menguntungkan.” Ye Xiu menjawab.
Ye Xiu telah mengintimidasi banyak lawan dengan memanfaatkan medan seperti ini. Tentu saja ia sepenuhnya paham di atas dasar apa kelebihan Liu Xiaobie saat ini dibangun, dan juga mengerti betapa sulitnya Fang Rui merusak ritme Liu Xiaobie karena sama sekali tidak ada area yang bisa dimanfaatkan di medan ini.
Mungkin dia bisa menemukan celah dalam gempuran Flying Sword. Namun operasional Liu Xiaobie benar-benar terlalu cepat, hingga celah-celah yang jarang muncul itu hanya sekilas saja. Ketika lawan ingin mencoba memanfaatkannya, celah itu sudah menjadi masa lalu.
Hanya kecepatan yang tak terkalahkan.
Ucapan ini cukup tepat menggambarkan Liu Xiaobie di momen ini.
“APM, hampir 400...” Siaran langsung menampilkan close-up statistik teknik APM Liu Xiaobie. Karena pertandingan masih berlangsung dan operasional terus berlanjut, angka ini tidak stabil, terus berdetak, namun secara dasar mengambang di sekitar kurang dari 400.
Meski statistik teknik tidak cukup cerdas untuk membedakan apakah operasional pemain valid atau sekadar memukul keyboard dan mouse secara sembarangan, dalam situasi kedua tim yang bertempur menjadi satu seperti sekarang, jelas tidak mungkin ada operasional yang diada-adakan. Semua pada dasarnya adalah operasional valid yang bisa dipercaya.
Game pertarungan yang mengontrol satu karakter, meskipun operasional Glory lebih rumit dan detail, tapi APM yang mendekati 400 tetap terdengar mengerikan. Saat penonton di lokasi menyadari statistik teknik ini, seluruh arena bergemuruh dengan decak kagum. Di antara suara-suara itu, penuh dengan kebanggaan. Liu Xiaobie adalah pemain dari Micro Grass mereka.
Untuk perbandingan, statistik teknik APM Fang Rui segera ditampilkan di samping APM Liu Xiaobie.
289、290、291……
Angka-angka terus bergerak tak menentu.
"APM Fang Rui juga jauh lebih cepat dari biasanya!" Pan Lin berkata sambil memegang dokumen statistik teknik pertandingan sebelumnya Fang Rui.
"Tentu saja. Di bawah operasional kecepatan tangan garang Liu Xiaobie ini, kalau dia tidak meningkatkan kecepatan, mungkin sudah di-counter sejak lama," kata Li Yibo.
"Tapi masih ada jarak 100 poin dibanding Liu Xiaobie!" Ruan Cheng menyela.
Sialan!
Pan Lin dan Li Yibo saling memandang, dalam hati sama-sama berteriak.
Apakah ini Ruan Cheng yang lesu tadi setelah pertandingan individual selesai? Dengan semangat menyala-nyala seperti ini, apa Liu Xiaobie ini Pastor? APM 400-nya sudah memberi HP tambahan ke si pemalas ini?
"Dari statistik skill memang ada perbedaan kecepatan tangan, tapi di arena, Fang Rui tidak terlihat dipermalukan," kata Li Yibo.
"Hehe, memang belum dipermalukan, hanya agak pasif," kata Ruan Cheng.
"APM Fang Rui saat ini juga belum mencapai puncak kemampuannya," Pan Lin melanjutkan sambil membalik-balik dokumen statistik teknik Fang Rui.
“APM-nya saat ini sangat stabil.” Li Yibo berkata sambil menatap angka APM yang berkedip di layar. Unit waktu APM adalah menit. Tapi dalam pertandingan, tampilan real-time ini menggunakan hitungan detik. Operasional yang dilakukan dalam satu detik ini, jika diperbesar ke skala menit, berapa jumlahnya? Begitulah cara tampilannya.
APM Fang Rui berfluktuasi sekitar 290, menunjukkan kecepatan tangannya yang terjaga dengan seimbang.
“Jika ada kesempatan, dia akan drop.” Kata Li Yibo.
“Liu Xiaobie bagaimana? Apakah puncaknya hanya segini?” Ruan Cheng tersenyum. Sebagai ahli, dia paham banyak hal.
Pan Lin memeriksa statistik teknik Liu Xiaobie, lalu menggeleng: “Tidak hanya itu... Tapi kebanyakan APM-nya inflated, puncaknya sering dibuat dengan kecepatan tangan ngawur di awal pertandingan.”
Li Yibo fokus menyaksikan pertandingan.
Fang Rui menunggu kesempatan: momentum untuk bertindak dan memecahkan ritme Liu Xiaobie. Jika tidak, kekalahan menghadang.
Kapan kesempatan itu datang?
Li Yibo tak sempat berdiskusi lagi. Ritme pertandingan terlalu cepat, kesempatan hanya muncul sekejap...
Muncul!
Mata Li Yibo berbinar.
“Kesempa...”
Ucapannya tertinggal. Kecepatan operasional kedua pemain di arena jauh melampaui suaranya.
Statistik APM real-time tiba-tiba melonjak drastis.
Fang Rui, 372!
Inilah momentum memecahkan kesulitan.
Tapi...
Tidak di-counter.
"Tepat pada detik kecepatan tangan Fang Rui melonjak, APM Liu Xiaobie juga langsung meroket."
442！
Puncak APM pertandingan ini akhirnya terungkap.
Dengan kecepatan tangan garangnya, Liu Xiaobie berhasil menekan perlawanan Fang Riu.
Ronde pertama arena pertandingan, akhirnya dimenangkan oleh Liu Xiaobie dari Micro Grass.
