Muyu Chengfeng tumbang.
Wang Jiexi memang tipe orang seperti ini. Di saat-saat kritis, dia tak pernah gagal. Dia bisa kalah, tapi tak pernah membuat orang kehilangan kepercayaan padanya. Karena itu meski kini harus menghadapi lawan yang lebih banyak personelnya, bahkan saat melawan Xingxin sebelumnya harus berhadapan dengan hampir tiga lawan, pemain maupun fans Micro Grass tetap penuh keyakinan padanya.
"Saat itu, itu adalah kandang Xingxin."
"Dan kali ini, di Micro Grass."
Saat Muyu Chengfeng tumbang, Chen Guo hanya bisa melihat bibir Wei Chen yang terus bergerak. Mungkin dia masih mengumpat, tapi isinya? Bahkan dirinya sendiri mungkin tidak mendengar.
Dan ini baru mengalahkan lawan yang HP-nya tersisa 21% saja, fans Micrograss sudah membanjiri arena dengan sorakan. Bagaimana jadinya kegembiraan mereka jika benar-benar memenangkan pertandingan tim ini?
Chen Guo benar-benar berharap ada ember air dingin untuk mendinginkan semangat si pemalas ini. Saat itu, Han Yanrou Tang Rou muncul melalui mekanika penyegaran di lapangan.
Setelah menguras 8% HP Wang Buliuxing, Wang Jiexi berhasil mengalahkan Su Mucheng. Dibandingkan kekuatan legendarisnya, kerugian 8% ini mungkin akan dianggap remeh banyak orang. Han Yanrou 100% dan Wang Buliuxing 92% berdiri berhadapan, hampir semua orang memprediksi yang terakhir akan menang.
"Wang Jiexi, benar-benar layak disebut Raja!!" Ruan Cheng yang sempat panik setelah Su Mucheng mengalahkan Liu Xiaobie dan Liu Fei kini bersemangat lagi. Emosinya hampir menyamai fans Micrograss di lokasi. Pan Lin dan Li Yibo memandangnya curiga - kalau bukan siaran langsung, mungkin si pemalas ini sudah menjilat layar sambil memeluknya.
“Selama ada Wang Jiexi di Micro Grass, sangat sulit bagi mereka untuk kalah di arena.” Ruan Cheng terus mengungkapkan kekaguman, nada bicaranya mirip dengan nenek Xianglin yang berkata “Aku benar-benar bodoh, sungguh”.
Pan Lin dan Li Yibo sama sekali tidak bisa menanggapi omongannya. Mereka sedang melakukan siaran resmi pertandingan, mustahil berkomunikasi dengan penggemar gila seperti ini.
Untungnya di arena pertandingan, Han Yanrou dan Wang Buliuxing sudah bertemu.
“Baik! Mari kita fokus ke pertandingan.” Pan Lin semangat langsung bangkit.
“Haolong Pojun!” teriak Ruan Cheng.
Pan Lin dan Li Yibo terdiam, Haolong Pojun darimana ini?
“Hahaha, ternyata tidak menggunakan Haolong Pojun ya?” nada mengejek Ruan Cheng.
Pan Lin dan Li Yibo tetap bingung. Memang Tang Rou sering memulai dengan Haolong Pojun, tapi ini pertandingan resmi dan siaran langsung, cara penyampaianmu sangat bermasalah!
Tapi mereka tak sempat berdebat. Gaya Tang Rou yang frontal tetap sama walau tidak pakai Haolong Pojun. Sementara Pan Lin dan Li Yibo yang mendengar Ruan Cheng ngawur, detail pertarungan dua karakter ini jadi kabur...
Siaran langsung tiba-tiba tersendat. Kedua komentator itu melirik kesal ke Ruan Cheng. Tapi Ruan Cheng justru menyimak penuh semangat. Dua avatar bertarung sengit, namun dari manuver serangan-pertahanan terlihat Wang Jiexi yang memegang inisiatif.
“Memang pantas disebut Raja Wang Jiexi!” Ruan Cheng kembali memuji.
Muntah muntah muntah!
Pan Lin dan Li Yibo mulai curiga Ruan Cheng sengaja menarik aggro untuk Wang Jiexi. Tapi setiap kali pujiannya meluncur, dua komentator ini semakin membenci gerakan Wang Buliuxing di arena.
Tapi fakta di lapangan tetap menunjukkan Wang Jiexi unggul.
Kemajuannya signifikan.
Setengah musim berlalu sejak pertarungan terakhir mereka, inilah kesan pertama Wang Jiexi saat kembali berhadapan dengan Tang Rou.
Terutama dalam hal pertimbangan rasional.
Ambisi Tang Rou berkobar-kobar. Dalam pertempuran, ada kemenangan ada kekalahan, tapi kata 'menyerah' tak ada dalam kamusnya. Padahal terkadap mundur teratur justru solusi terbaik. Tapi baginya, tidak! Dia terus memilih jalan lurus: maju, maju, dan maju. Terkadang taktiknya mengejutkan, tapi tak jarang berakhir bumerang.
Lalu bagaimana dengan Tang Rou kali ini?
Sambil mengagumi kemajuannya, Wang Jiexi hanya bisa tersenyum pahit.
Karena peningkatan rasionalitasnya bukan berasal dari kompromi atau mundur teratur. Melainkan dari akurasi langkah saat menerjang maju.
Pemahamannya terhadap skill semakin mendalam. EXP yang terkumpul makin banyak. Segala cara dia gunakan untuk memperkuat strategi serang-terusnya.
"Bahkan cara meningkatkan diri pun dilakukan dengan frontal seperti ini," gumam Wang Jiexi takjub.
Tapi...
Masih kurang!
Saat Wang Jiexi terkagum-kagum pada kemajuan Tang Rou, Tang Rou justru kembali merasakan jarak kekuatan. Mungkin sebagian disebabkan oleh perbedaan peralatan, tapi Tang Rou tidak akan menjadikan ini sebagai alasan.
Dia hanya ingin menang, tidak mau kalah.
Perbedaan kekuatan tidak menentukan hasil pertarungan. Pertandingan harus diperjuangkan, bukan sekadar dibandingkan.
Tapi Wang Jiexi lebih memahami prinsip ini darinya. Bukan tipe orang yang akan mengendurkan tekanan hanya karena melihat kondisi lawan.
Braak!
Saat Fire Dance Flow di tangan Han Yanrou diayunkan, Wang Buliuxing tepat melemparkan Botol Lava.
Denting keras, lava dari botol menyembur ke segala penjuru.
Jika Botol Lava yang Membakar langsung mengenai target, ledakan lavanya memang memberikan damage ekstra. Wang Jiexi ternyata menggunakan botol lava ini sebagai cara parry serangan.
Lava yang terpental disusul oleh ayunan Punahnya Debu Bintang.
Deng!
Parry serangan - Fire Dance Flow Han Yanrou berhasil menahan Punahnya Debu Bintang, tapi percikan lava yang mengenai tubuhnya segera memberikan damage.
Ternyata tidak menarik diri.
Serangan memang menjadi lebih rasional, terkoneksi, dan penuh kekuatan. Tapi bagaimana dengan pertahanan?
Banyak cara mempertahankan ofensif saat bertahan. Menerima damage secara paksa memang terkesan heroik dan agresif, tapi pilihan harus didasarkan pada rasionalitas dan efek maksimal, bukan sekadar mengejar tujuan tertentu.
Terlalu sering menggunakan cara kasar seperti menerima damage secara paksa () bisa menyebabkan kehilangan darah berlebihan seperti Liang Fang, akhirnya tidak bisa balik modal dan menjadi poin kekalahan!
Jika bisa duel satu lawan satu dengan Yu Wenzhou, mungkin dia akan lebih jelas menyadari hal ini. Tapi kesempatan seperti ini sulit didapat. Tapi tidak perlu khawatir, Ye Xiu pasti juga akan melihat kelemahan ini.
Tang Rou tidak perlu lagi berlatih berlebihan di aspek serangan. Sekarang yang harus dilatih adalah pertahanan. Mungkin sifatnya yang tidak suka bertahan membuatnya enggan berfokus di bidang ini. Masalahnya, semakin maju kemampuan serangannya, semakin timpang perbandingannya dengan kemampuan bertahan.
Sekuat apapun, mustahil menguasai serangan 100%. Pasti ada saat dipaksa bertahan oleh lawan. Saat kelebihan besar, cara kasar seperti menerima damage mungkin masih bisa ditahan. Tapi saat kelebihan kecil, atau bahkan karena kekurangan ()? Pilihan tak rasional akan sangat fatal.
Contohnya sekarang!
Sebuah kartu bintang tiba-tiba dilempar ke atas, sejajar dengan kamera Han Yanrou. Tang Rou buru-buru mengoperasikan Han Yanrou menyamping sebentar untuk menghindar, lalu melangkah maju menyerang mendadak.
Tapi justru langkah maju ini membuat jarak dengan kartu bintang semakin dekat. Saat kartu bintang mekar menjadi Sinar Bintang (), cahayanya memenuhi separuh layar Tang Rou.
Han Yanrou tidak kena Sinar Bintang, tapi serangan berikutnya... berhasil mengenainya.
"Karena serangan berasal dari separuh layar itu, dan separuh layar tersebut tidak terlihat oleh Tang Rou, semuanya tertutup cahaya Sinar Bintang. Meski hanya sesaat, bahkan sesaat yang harus dipahami penonton melalui rekaman ulang, namun dalam sekejap ini, serangan Wang Buliuxing tiba, mengenai target, dan berlanjut..."
Kalah.
Han Yanrou tumbang.
Tang Rou kembali kalah, kali ini dikalahkan oleh Wang Jiexi.
Kalah dari Shen tingkat atas liga ini sebenarnya bukan hal yang aneh. Tapi Tang Rou tidak rela. Dia tidak pernah rela kalah dari siapapun.
Terhadap Wang Jiexi, kekalahannya bahkan bukan cuma sekali. Jujur saja, dia belum pernah menang sama sekali.
"Hahaha, Wang Jiexi, pantas disebut Raja! Gerakan ini terlalu brilian!" Siaran langsung dipenuhi suara Ruan Cheng yang terlihat ingin melompat ke meja dan menari-nari. Terutama saat melihat Tang Rou keluar dari kursi pertandingan dengan wajah penuh penyesalan dan kekecewaan, Ruan Cheng semakin bersemangat.
"Jarak antara Tang Rou dengan Shen tingkat top liga masih sangat jauh! Apakah penonton masih ingat sumpah 1 vs 3-nya? Entah apakah dia masih berani berniat seperti itu sekarang!" Ruan Cheng berkomentar dengan wajah berseri-seri.
"Ehem, pertandingan yang sangat menakjubkan." Pan Lin tak bisa membiarkan komentar-komentar ini terus berlanjut.
"Penampilan Tang Rou hari ini cukup baik, tapi tetap saja Wang Jiexi lebih berpengalaman." Kata Li Yibo.
“Benar, di arena pertandingan Micro Grass akhirnya berhasil merebut kembali dua poin. Wang Jiexi sekali lagi tak mengecewakan rekan setimnya, juga memenuhi harapan seluruh pendukung Micro Grass baik di lokasi maupun di depan televisi.” Pan Lin berkomentar penuh emosi.
“Hidup!!” Teriak penonton Micro Grass di lokasi yang bahkan menggunakan kata-kata semacam ini, menunjukkan tingkat pemujaan mereka pada Wang Jiexi. Berbeda dengan Tang Rou yang langsung turun arena, Wang Jiexi tetap di arena lebih lama karena ini kandang Micro Grass dan jeda menuju pertandingan tim masih panjang, sambil melambaikan tangan ke segala penjuru penonton.
Tang Rou kembali ke area pemain Xingxin, tersenyum tipis pada rekan-rekan yang menghiburnya sebelum duduk dengan lesu di sisi ruangan.
“Serangannya cukup bagus.” Ye Xiu menoleh dan berkata padanya.
“Bagus?” Tang Rou tersenyum pahit. Kalau bagus, mengapa lawan tetap tak bisa ditekan?
“Tapi dalam satu pertandingan, mustahil semua seranganmu berhasil sementara lawan sama sekali tak bisa melepas skill, bukan?” Kata Ye Xiu.
“Hmm.” Tang Rou tahu Ye Xiu sedang menyiapkan penjelasan.
“Berapa kali gempuranmu dihambat oleh skill yang dilepas Wang Jiexi dalam pertandingan ini?” Tanya Ye Xiu.
Tang Rou menatap replay di layar elektronik, kebetulan tayangan ulang justru memperlihatkan momen-momen menyebalkan tersebut berulang kali.
“Cara mempertahankan keberlanjutan serangan di situasi seperti inilah yang harus kau perhatikan SANGAT-SANGAT-SANGAT seksama. Kalau tidak, seranganmu akan terus terhambat, dan setelah beberapa kali, kau akan sadar HP-mu sudah menyusut drastis.” Jelas Ye Xiu.
Tang Rou terus menatap replay, momen seperti itu muncul kembali dengan kedipan demi kedipan.
"Mulai pertandingan berikutnya, kau yang main di posisi 1." Ye Xiu berkata, "Ini kesempatan untuk lebih banyak latihan praktik."
"Baik." Tang Rou mengangguk, memahami logika pengaturan Ye Xiu. Posisi 3 meski memikul tanggung jawab pertahanan terakhir, tapi kadang performa dua pemain sebelumnya sudah sangat baik sehingga posisi 3 hanya mendapat sisa-sisa. Hanya posisi 1 di arena pertandingan yang memberi kesempatan praktik paling padat.
"Kamu tidak masalah kan?" Ye Xiu melihat Tang Rou tidak protes, lalu menoleh bertanya pada Fang Rui di sebelah.
"Tentu saja tidak." Jawab Fang Rui.
Ye Xiu menghela napas: "Awalnya ingin kau di posisi 1 untuk menyempurnakan perubahan kelas melalui latihan praktik, sementara dia di posisi 3 lebih fokus pada pertahanan. Tapi sampai sekarang, semua tetap harus dilatih di posisi 1."
"Haha, cara ini lebih cocok untuknya!" Fang Rui tertawa, "Posisi 1 sebenarnya juga bisa melatih pertahanan, jika dia masih ingin 1 vs 3."
"Sayangnya posisi 1 hanya ada satu." Ye Xiu menghela napas.
