Luo Ji bersikap lebih hati-hati, di babak ke-28 akhirnya memilih tampil di pertandingan individual. Pada dasarnya dia masih khawatir levelnya akan menyeret seluruh tim. Kehilangan di arena pertandingan berarti langsung kehilangan 2 poin, sementara pertandingan individual setidaknya hanya 1 poin. Adapun pertandingan tim, tidak masuk dalam daftar justru membuatnya merasa lega.
Sikap Luo Ji ini membuat para anggota Xingxin tertegun. Terutama beberapa yang berpengalaman panjang dalam karir.
Pemain masa kini, siapapun pasti berharap mendapat kesempatan tampil sebanyak mungkin. Berapa banyak orang yang mempertimbangkan kekuatan mereka yang belum cukup dan khawatir akan menyeret tim?
"Benar-benar anak yang jujur..." gumam Chen Guo. Sekalipun tidak berpengalaman, dari banyaknya kabar dan gosip yang dia ikuti, sikap fair play seperti Luo Ji memang langka, bahkan di antara para pemain baru sekalipun.
Pertandingan babak ke-28 segera tiba.
Howling vs Tim 301, sudah pasti ditetapkan sebagai pertandingan yang akan disiarkan langsung televisi di babak ini. Memasuki fase penutupan pertandingan reguler, banyak tim mungkin sudah kehilangan harapan. Area sekitar peringkat 8 akan menjadi zona persaingan paling sengit. Pertarungan langsung seperti ini yang menyangkut perebutan 8 besar pasti akan dihadapi kedua tim dengan totalitas, meningkatkan level intensitas pertandingan.
Di kandang Howling, formasi pertama pertandingan individual menampilkan Kapten Howling Tang Hao yang sudah berdiri di arena.
Di babak ke-18 liga, Tang Hao juga pernah tampil pertama kali dengan tujuan untuk men-snipe kemenangan beruntun Ye Xiu dari Xingxin, serta meningkatkan semangat pasukan secara agresif. Sayangnya saat itu dia gagal, Tim Typhoon akhirnya di-counter langsung 10-0 oleh Tim Xingxin.
Sepuluh babak berlalu, ketika menghadapi pertandingan yang mungkin paling krusial bagi Typhoon di musim ini, Tang Hao sekali lagi berdiri di posisi yang sama.
Meskipun hasil yang dipimpinnya kurang memuaskan, Tang Hao benar-benar menunjukkan keberanian dan keyakinan dalam memimpin Typhoon meraih kemenangan. Tampil pertama kali menunjukkan maksud jelas: harus menang. Sikap formal ini jika gagal akan menghancurkan semangat tim. Terutama karena dia pernah melakukan hal serupa sebelumnya namun gagal, jika terulang lagi dampaknya mungkin lebih besar, dan dirinya akan menerima lebih banyak ejekan.
Tapi dia nekat, dalam pertandingan krusial ini dia memikul tekanan tersebut dan menjadi yang pertama berdiri di arena pertandingan.
Tim 301 juga menurunkan kapten mereka di pertandingan perdana, namun jika bicara status anggota inti, itu sudah menjadi masa lalu.
Sistem taktis Tim 301, melalui ujian berbagai pertandingan dalam beberapa waktu terakhir, status Bai Shu sebagai anggota inti tim sudah sangat jelas. Di kedua sisi serangan dan pertahanan Tim 301, semuanya dipimpin olehnya. Sedangkan Yang Cong, sekarang menempati posisi yang lebih bebas. Tim memberikan kepercayaan penuh padanya untuk memilih tindakan di arena berdasarkan kesadaran dan pengalamannya. Tentu saja, Yang Cong benar-benar layak mendapat kepercayaan ini. Di musim kedua, performanya sangat menonjol. Tanpa dirinya, mungkin Tim 301 tidak akan bisa mengoptimalkan potensi "biksu asing" Bai Shu ini.
Rogue Tang San Da dan Assassin Fengjingsha. Kedua karakter langsung memasuki arena pertandingan. Begitu masuk, Yang Cong sudah melihat sosok Tang San Da di ujung lain map.
Entah terpengaruh gaya pemilihan map Ye Xiu atau tidak, musim ini pemilihan map sederhana seperti ini semakin populer. Pilihan map Tang Hao di pertandingan ini akhirnya juga bertipe serupa. Strategi posisi tempur dan sejenisnya pada dasarnya dihilangkan, semua langsung keluarkan si pemalas dan gas!
Assassin tidak takut dengan pertempuran sengit seperti ini, dan Yang Cong memang assassin bertipe serang frontal. Begitu melihat map yang dipilih seperti ini, bahkan tidak perlu ragu-ragu memilih, langsung kembali ke gaya assassin klasik, gas!
Ding!
Pertarungan ini dimulai dari suara ringan halus. Tang San Da melempar jarum bius sebagai gerakan pembukaan, tapi dibaca oleh Yang Cong. Senjata Perak Liao Ying Luan Wu diayunkannya, memantulkan jarum bius ke samping.
Knee Strike Kuat!
Tang Hao langsung melancarkan serangan tanpa ragu-ragu.
Sungguh garang!
Yang Cong dalam hati terkesima. Kelas Rogue sebenarnya bukan kelas yang ofensif ekstrim. Berbagai trik licik jalanan membuat kelas ini memiliki kemampuan kontrol yang baik, lebih condong ke mekanisme kontrol. Dalam hal ofensif, banyak kelas lain yang lebih dominan dibanding Rogue.
Tapi kelas ini justru menjadi sangat ofensif di tangan Tang Hao, sangat kontradiksi dengan gaya Lin Jingyan dulu.
Justru karena adanya pemain dengan berbagai karakter yang mengendalikan kelas berbeda, Glory terasa begitu kaya dan berwarna. Yang Cong sendiri, bukankah dia juga melatih Assassin menjadi warrior yang menyerbu langsung dan membantai musuh?
Melihat keganasan Rogue milik Tang Hao, Yang Cong hanya bisa mengagumi semangat muda. Jika beberapa tahun lalu, dia pasti ingin bertarung langsung: melihat siapa yang refleksnya lebih cepat, APM lebih tinggi, kontrol karakter lebih presisi.
Tapi sekarang, harus ada penyesuaian.
Yang Cong menggerakkan Fengjingsha menghindar ke samping, menyingkir dari serbuan Tang San Da. Pedang kembarnya menyambar, Heart Piercer menghujam punggung Tang San Da.
Tang Hao tentu tidak akan kena dengan mudah seperti itu. Knee Strike Kuat meleset, Tang San Da yang melayang di udara memutar tubuh dan melemparkan Sand Toss.
Yang Cong panik memutar kamera, serangan Heart Piercer hanya bisa mengandalkan ingatan dan insting. Namun, gerakan Fengjingsha tiba-tiba terhenti setelah tusukan.
Bahaya!
Pengalaman Yang Cong memberi firasat. Setelah Sand Toss selesai, kamera berbalik memperlihatkan Liao Ying Luan Wu terjepit senjata Blood Sacrifice Soulsealer milik Tang San Da.
Jika hanya parry biasa, takkan ada sensasi terkunci seperti ini. Rasanya persis terkena skill grab!
Mengambil Senjata dengan Tangan Kosong!
Yang digunakan Tang San Da ternyata skill kelas Master Bela Diri yang ditempelkan di senjata.
Skill Tingkat rendah ini output kecil, tapi efek parry sama. Atlet profesional memilih skill ini untuk efek uniknya, bukan DPS.
Satu parry, satu serangan balik!
Kombo segera menyambar Fengjingsha...
Sungguh arogan!
Fengjingsha terus terkena serangan. Di balik gempuran gila Tang San Da, ada operasional gila sang pilot.
"Kau pikir serangan begini bisa mengalahkanku?"
"Kau kira apa yang membuatku bertahan di Liga selama ini?"
Darah panas di dada Yang Cong tiba-tiba mendidih di tengah serangan kombo Tang San Da. Awalnya dia ingin meraih kemenangan dengan kepala dingin, tapi kini dia sangat ingin melakukan serangan seintensif Tang San Da.
Mata Yang Cong tak lepas mengawasi serangan lawan, hingga akhirnya menemukan celah.
Langkah Assassin: Ying Feng!
Fengjingsha tiba-tiba bergerak tak terduga, serangan Tang San Da meleset sedikit. Serangan lagi! Tang San Da mengirimkan tinjunya.
Langkah Assassin: Ni Lei!
Tinju Tang San Da tiba-tiba mendarat di belakang Fengjingsha.
Ying Feng, Ni Lei, Zhuan Huo, Li Bing.
Empat skill Langkah Assassin sebenarnya adalah operasional dasar: mundur, maju, geser samping, dan diam. Tapi dengan skill, efeknya tentu lebih kuat.
Memanfaatkan dua langkah skill, Yang Cong berhasil melepaskan diri dari serangan Tang San Da.
Sekarang... Giliranku?
Liao Ying Luan Wu berkelebat, duo pedang assassin menyambar Tang San Da...
Sebuah pemandangan khas assassin yang unik di Liga.
Fengjingsha!
Dua kelas yang mungkin lebih ahli di gaya bertarung berbeda, menciptakan duel gegap gempita. Yang Cong mengabaikan segala keraguan, menggunakan gaya bertarung yang selama ini dijalaninya.
Pertandingan harus berakhir, hasil akhir harus ditentukan.
Kali ini, Yang Cong yang kalah.
“Ck, sayang sekali…” Yang Cong menghela napas.
Dia kalah, tapi perasaan bebas berekspresi ini benar-benar dinikmatinya. Dia bisa mencoba menggunakan skill Assassin paling mendebarkan yaitu She Ming Yi Ji, atau melanjutkan strategi serangan kuat yang telah dipakainya selama bertahun-tahun.
Seperti pertarungan kali ini, dia dengan penuh semangat memulai serangan balasan melawan Tang Hao, sambil terus mencari kesempatan untuk menggunakan She Ming Yi Ji.
Dia mengejar hasil kemenangan, tapi juga menikmati kebahagiaan dalam kompetisi.
Kekalahan memang disayangkan, tapi siapa yang bisa memastikan cara apa pasti akan menang?
Selama delapan tahun terakhir, setiap pertandingan harus mempertimbangkan metode dengan hati-hati. Tapi sekarang, dia melepaskannya, bermain sesuka hati, dan hasil akhirnya ternyata tidak terlalu buruk. Kali ini kalah, siapa tahu berikutnya?
Yang Cong turun dari arena dengan kekalahan, namun tetap puas.
“Kapten, sayang sekali ya…” Rekan setim Tim 301 berkerumun mengelilinginya, mengingat kembali momen-momen mendebarkan maupun menyesalkan dalam pertandingan. Kekalahan ini tidak membuat ciut hati, justru pertandingan Yang Cong menyampaikan pesan seperti itu.
“Lanjutkan semangat!” Maka dengan lapang dia memberi semangat pada rekan setimnya.
“Siap!” Semua orang mengangguk, pemain untuk pertandingan berikutnya mulai tampil.
Di sisi lain, di arena pertandingan berbeda, Luo Ji berdiri gemetaran dari kursinya.
Akhirnya dia menghadapi debut karir esportsnya, rasa gugupnya seratus kali lebih besar dibanding pertama kali naik ke panggung Tantangan Rookie.
“Jangan gugup.” Ye Xiu yang baru saja melanjutkan rekor kemenangan beruntun di pertandingan individual, turun dari arena dan berkata kepada Luo Ji.
“Hmm.” Luo Ji mengangguk kaku, satu kata "Hmm" setidaknya berubah nada tiga kali.
“Lawan sama sepertimu, juga pemain baru di musim baru!” Ye Xiu menghibur.
“Tapi ini bukan pertama kali tampil, kan!” Luo Ji merasa hiburan Ye Xiu sama sekali tidak berguna.
“Jangan pedulikan detail!” kata Ye Xiu.
“……” Apakah ini permainan kata? Luo Ji yang ber-IQ tinggi mulai memikirkannya.
Xingxin pada babak ini menjamu Tim Shenqi.
Di paruh pertama musim, mereka justru memulai perjalanan gila-gilaan merebut poin dari kemenangan tandang 10-0 atas Shenqi. Tim Shenqi sendiri kemudian perlahan menunjukkan hasil stabil setelah melewati berbagai tantangan. Saat ini menduduki peringkat 13 di klasemen poin dengan total 110 poin - pencapaian yang luar biasa untuk tim baru sepanjang sejarah. Tim mereka dipenuhi yang pertama kali bertanding pro, dan kini mereka menghadapi pemain yang baru debut di babak ke-28 liga.
Xingxin Luo Ji, karakter: Summoner Mei Guang.
