Xingxin tandang melawan Huangfeng, ronde pertama pertandingan individual. Kedua belah pihak telah memasuki map.
Di satu sisi: pemain sepuluh tahun yang berganti karakter. Di sisi lain: karakter sepuluh tahun yang berganti pemain. Dua pihak dengan sejarah panjang ini akhirnya bertemu di tengah arena.
Ini kandang Huangfeng, tapi mereka malah memilih map pertempuran sederhana yang sering dipilih Ye Xiu. Tim yang sudah tak punya target musim ini bermain tanpa tekanan. Tian Sen mungkin ingin menghancurkan Ye Xiu secara frontal di medan perang seperti ini.
“Berani sekali.” Ye Xiu harus memuji lawannya.
“Ayo!” balas Tian Sen.
Dia yang bergabung dan menyaksikan Huangfeng dari kejayaan hingga kemerosotan. Orang bilang dia tragedi, tapi Tian Sen merasa dirinya masih beruntung. Setidaknya Huangfeng masih ada, dan dia masih bagian darinya. Tapi bagaimana dengan orang di hadapannya ini? Dinasti Jia Shi yang dulu diwakilinya? Dari puncak Glory langsung hancur lebur, dengan serangan terakhir justru dari tangannya sendiri. Bukankah orang inilah yang paling tragis di Glory?
Antara Ye Xiu dan Jia Shi, muncul banyak topik yang ramai diperbincangkan. Tian Sen bukanlah orang yang suka mengorek kabar, tapi dia percaya pada Ye Xiu. Dia yakin selama diizinkan, Ye Xiu pasti akan mengabdi di Jia Shi sampai akhir, tak peduli apakah tim itu baik atau buruk, dia takkan meninggalkannya. Ini bukan sekadar loyalitas, tapi lebih pada ikatan antara pemain generasi lama dengan tim dan karakternya. Tian Sen sangat memahami ini karena dialah penerus yang mewarisi sepenuhnya semangat tersebut. Meski termasuk Generasi Emas, prinsip yang dipegangnya sepenuhnya merupakan spirit dan pandangan pemain generasi pendiri.
Memisahkan diri dari tim dan karakter pastilah sangat menyakitkan.
Karena itu Tian Sen menolak meninggalkan Tim Royal Style, berapapun prospek menggiurkan yang ditawarkan.
Lalu bagaimana dengan orang di hadapannya ini? Dia harus berpisah dengan timnya, terpisah dari karakternya, bahkan harus bertarung mati-matian melawan Yizhiyeqiu di arena. Memikirkan semua ini, Tian Sen merasakan kekesalan yang mendalam untuk Ye Xiu.
Tapi meski begitu, dia tidak tumbang. Dia terus melangkah maju. Semua ini demi Glory!
Ya, demi Glory!
Inilah semangat pemain generasi pendiri. Tak peduli seberat apapun situasinya, mereka takkan pernah menyerah.
Mengapa Ye Xiu memilih jalan terobosan sulit dengan membentuk tim sendiri? Tian Sen merasa dia bisa sedikit merasakan alasannya. Karena selain Jia Shi, tak ada pilihan lain baginya. Jadi dia harus mulai dari nol, membentuk timnya sendiri.
Orang mungkin melihat kesulitan dalam kepulangannya, menyaksikan keajaiban kembalinya ke Liga. Tapi perjalanan batin yang tragis itu, mungkin akan selamanya menjadi rahasia.
Tapi meski begitu, aku harus mengeluarkan segala upaya untuk mengalahkannya. Inilah penghormatan terbaik bagi pemain seperti dia.
Ayo!
Setelah mengucapkan ini, Tian Sen sudah mengambil inisiatif untuk bertindak.
Dulu, Vaccaria tak pernah menang melawan Yizhiyeqiu. Lalu bagaimana dengan Jun Moxiao sekarang?
Exorcist adalah penangkal Jun Moxiao sang Loner, begitu anggapan beberapa orang. Tapi sebagai Exorcist No.1 Glory, Tian Sen hanya punya dua kata untuk pendapat itu: kekanak-kanakan!
Jika selembar fu yang bisa menyegel peralatan langsung menjadikan Exorcist sebagai penangkal Jun Moxiao, lalu bagaimana dengan skill-skill yang bisa memusingkan, membuat tertidur, atau berbagai metode crowd control lainnya? Apakah semuanya juga jadi penangkal?
Setiap skill punya nilainya sendiri. Tapi mengangkat satu kelas jadi level penangkal hanya karena satu skill, itu terlalu dangkal.
Skill ada di sini, tapi cara menggunakannya masih perlu dibahas!
Gai Caijie dari Tim Void, newbie Exorcist yang cukup berbakat, bukankah akhirnya juga kalah di tangan Ye Xiu? Di mana letak penangkalnya?
Glory tak pernah mengenal konsep penangkal. Mereka yang menganggap diri sebagai penangkal, akhirnya akan dikendalikan lawan. Karena lawan pasti akan memanfaatkan niatmu untuk menangkalnya. Apalagi orang di depan ini, Ensiklopedia Hidup Glory Ye Xiu, jagonya perangkap balik... Pemain generasi lama yang pernah mendapat bimbingan langsung seharusnya tak melupakan hal ini.
Tim Void? Masih terlalu hijau! Makanya Gai Caijie yang diutus ke arena sampai dikendalikan seperti boneka.
Tian Sen tidak akan begitu naif, juga tidak akan sekekanak-kanakan ini. Dia tidak menganggap dirinya sebagai penangkal, hanya menganggap ini sebagai sebuah konfrontasi.
Dua pemain, dua karakter, dua kelas. Di satu sisi ada Loner, di sisi lain Exorcist.
Vaccaria meraih ke udara dengan tangan kiri, selembar fu sudah di genggaman. Tangan kanannya mengayunkan arit perang Instant Enlightenment, langsung bergegas maju, tanpa takut memulai pertarungan jarak dekat dengan Jun Moxiao.
Di sisi ini Ye Xiu justru tidak terburu-buru. Jun Moxiao melemparkan Qianji San, berubah ke mode senjata, langsung menghujani Vaccaria dengan tembakan bertubi-tubi: Peluru Gatling.
Taktaktaktaktak...
Dentuman senjata terus bergema. Di bawah kendali Ye Xiu, peluru beterbangan secara tak beraturan. Serangan tidak lagi terfokus pada satu titik, tapi sudah menyebar ke seluruh area.
Vaccaria menggoyangkan tangan kiri, di telapak tangan selembar fu tampak kilau cahaya. Tulisan sudah muncul di kertas, dengan cepat diputar dan ditempelkan di bahunya sendiri.
Fu Tubuh Keras!
Vaccaria tidak menghindar, terus melesat lurus ke depan. Peluru yang menghantam tubuhnya malah memercikkan bunga api. Meski ada sedikit damage, pergerakan Vaccaria sama sekali tidak terhambat oleh hantaman peluru. Inilah efek Fu Tubuh Keras, bahkan lebih unggul dibanding skill Baja Tulang Punggung milik Master Bela Diri.
Berkat pertahanan kuat dari fu yang ditempelkan, Vaccaria langsung mendekati Jun Moxiao. Jun Moxiao melemparkan granat yang menggelinding ke kaki Vaccaria, namun Tian Sen dengan santai mengabaikannya. Saat Vaccaria menginjak granat itu, ledakan terjadi tepat di bawah kakinya membuat lubang di tanah, tapi sama sekali tidak menggoyahkan posisinya.
Dark Cloak!
Jun Moxiao mengibaskan lengan baju sambil menggunakan skill grab. Skill jenis ini adalah penangkal efektif untuk hard body fu yang memberi status . Tapi operasional Tian Sen sangat cepat, Vaccaria sudah mengayunkan Instant Enlightenment. Arit perang menyambar udara menciptakan area efek cahaya gelap yang mirip dengan Dark Cloak sekilas.
Dari dua skill ini, siapa yang lebih cepat?
Penonton menunggu hasil, tapi kedua pemain sudah menyelesaikan pertimbangan dalam sepersekian detik.
Instant Enlightenment lebih cepat! Kecepatan serang bawaan arit perang adalah 10, apalagi dengan peralatan Vaccaria sebagai Exorcist top yang memilih arit berkecepatan tinggi dan penguatan attack speed.
Backstep!
Ye Xiu buru-buru membatalkan Dark Cloak. Jun Moxiao melakukan backstep untuk menghindar, namun tak menyangka Instant Enlightenment di tangan Vaccaria tiba-tiba melesat terbang. Tian Sen ternyata menggunakan Exorcism Control.
Senjata yang melayang ini secara alami memperpanjang jarak serang dengan kejam, mengikuti jejak goyangan Vaccaria sebelumnya. Jun Moxiao yang sedang backstep tak bisa menghindar, parry pun terlambat. Instant Enlightenment akhirnya mendarat di bahu Jun Moxiao.
Vaccaria langsung mengangkat tangan untuk menarik kembali senjatanya. Namun arit perang yang terkait di bahu Jun Moxiao ini, saat ditarik dengan Exorcism Control, langsung menarik Jun Moxiao ke depan. Tangan kiri Vaccaria telah mengeluarkan fu dengan karakter siap: .
Talisman Pengikat!
Tangan kanan menarik senjata sambil menyedot Jun Moxiao, tangan kiri menepuk fu. Posisi relatif depan-belakang ini memampatkan segmen waktu, fu langsung menempel di dahi Jun Moxiao.
Seketika, Jun Moxiao membeku. Tapi seluruh arena bergemuruh terkejut.
Bukan karena serangan Vaccaria yang spektakuler, melainkan karena sesaat setelah fu menempel, Jun Moxiao kedua telah berkilat di belakang Vaccaria.
"Sayang sekali, aku melihatmu! Pusaran angin!"
Instant Enlightenment di tangan Vaccaria tiba-tiba berbalik dari bawah siku. Meski kamera Tian Sen belum berputar, serangan telah menghujani tubuh asli Jun Moxiao di belakangnya.
Serangan ini datang begitu tiba-tiba, kecepatan serang Vaccaria juga luar biasa tinggi. Jun Moxiao yang diam-diam menyelinap dari belakang untuk melakukan Cut Throat, justru lebih dulu terkena serangan berputar dari bawah ini. Percikan darah merah segar langsung menyebar dalam sekejap.
"Ah!" Chen Guo di pinggir arena tak bisa menahan teriakan shock.
Sudah tak terhitung berapa kali dia menyaksikan pertandingan Ye Xiu, tapi baru kali ini melihat postur tubuhnya terbaca lawan. Dia mengira leher Vaccaria akan mengucurkan darah saat itu, tapi yang justru berdarah adalah Jun Moxiao.
Arit perang kembali menunjukkan keunikan bentuk senjatanya. Setelah Reverse Slash dari bawah, Vaccaria mengait Jun Moxiao sehingga tak bisa mundur. Vaccaria sudah berbalik arah, tangan kirinya memegang fu yang bersinar dengan karakter "Jin", seolah ingin melesat keluar.
Skill besar level 75 khusus untuk melumpuhkan senjata lawan: Fu Jin Fu!
Tian Sen tidak setuju dengan julukan "penangkal", tapi bukan berarti menolak nilai skill ini. Di momen yang tepat, dia pasti akan menggunakannya.
Fu Jin Fu! Dengan memutar tubuh, Vaccaria langsung menyambar Qianji San di tangan Jun Moxiao.
Kreek! Kreek!
Dua suara retakan terdengar. Qianji San tiba-tiba patah menjadi dua bagian. Tangan Vaccaria yang sudah terlanjur menyambar tak bisa ditarik kembali, akhirnya menepuk dada Jun Moxiao...
“Baju itu juga termasuk peralatan, efek Fu Jin Fu langsung aktif, atribut baju atas Jun Moxiao untuk sementara hilang. Tapi hasil ini sama sekali bukan yang diinginkan Tian Sen, dia juga sama sekali tidak dalam mood 'lebih baik daripada tidak'. Setiap skill yang digunakan harus mencapai efek yang diharapkan baru bisa dianggap sukses, serangan ini gagal, dan setelah kegagalan yang menunggunya tentu saja adalah serangan balik. Qianji San yang terbelah dua, itu adalah mode Tonfa-nya, menggunakan skill jurus tinju mengandalkan bentuk senjata ini.
Brak brak brak!
Rentetan pukulan dan tendangan langsung menghujam Vaccaria, ada serangan biasa, ada skill, terakhir meraih untuk Nage Waza melempar Vaccaria. Tapi selama grab yang mengunci gerakan karakter ini, Jun Moxiao menggunakan Arc Light Flash mengejar cepat, menemukan sudut tepat, bahkan melempar Sand Toss dari jarak dekat ke wajah Vaccaria. Saat Vaccaria mendarat, kamera sudah gelap, hanya melihat pesan Ye Xiu di channel publik:
“Kamu benar-benar mempelajari strategiku sampai detail!”
Tian Sen memang melakukan penelitian mendalam, menemukan kebiasaan Ye Xiu menggunakan Jutsu Bunshin untuk menyerang dari belakang. Jadi dia khusus mengamati tangan Jun Moxiao. Jutsu Bunshin tetap membutuhkan hand seals saat diaktifkan. Sayangnya, serangan yang sudah dipertimbangkan akurat ini tetap gagal di detik terakhir.
