Melihat strategi Luo Ji yang rumit, penonton Void di lokasi langsung kolaps.
Xingxin ini isinya orang-orang macam apa sih? Ini mau ngapain? Ini kan pertandingan resmi, dikira ini Tower Defense kayak Plants vs Zombies? Lihat summoning terpecah-pecah begini, semua sampai lupa ini Glory, malah merasa lagi main game menara pertahanan.
Parahnya Luo Ji sama sekali tak sadar. Setelah Mei Guang memahat lubang di tembok tanah gubuk, kamera karakternya langsung menembus lubang itu mengintai keluar.
Penonton Void di lokasi sudah tidak bisa diam lagi. Dengan perspektif penonton, mereka lebih memahami gerakan Gai Caijie dan Qing Zhi Qu daripada Luo Ji. Qing Zhi Qu benar-benar bergerak ke arah ini. Melihat progress-nya, sebentar lagi dia akan memasuki wilayah pertahanan yang telah dipersiapkan Luo Ji. Meski strategi bertahan seperti menara ini direndahkan banyak orang, formasi yang terlihat justru memberi kesan sangat kuat.
Gai Caijie... Jangan-jangan mengalami kekalahan memalukan?
Penonton Void mulai cemas. Meski sudah sangat kecewa setelah kekalahan Li Xuan di babak pembuka, secara tak sadar mereka kembali terseret emosi oleh situasi pertandingan dan merasa khawatir melihat Gai Caijie yang akan menginjak perangkap.
Semakin dekat!
Di layar besar, tampak sudut pandang Mei Guang yang mengintip dari lubang tembok. Qing Zhi Qu Gai Caijie dengan gagah memasuki area visinya, tanpa menunjukkan kewaspadaan sama sekali.
Penonton merasa deg-degan, banyak yang berteriak histeris tapi suara mereka tak mungkin sampai ke kursi pertandingan.
Gai Caijie tampaknya juga merasa aneh karena sampai di posisi ini masih belum melihat bayangan Mei Guang. Kecepatan gerak Qing Zhi Qu tiba-tiba diperlambat.
Satu langkah, dua langkah, dengan penuh kehati-hatian.
Tapi Luo Ji juga sangat tenang, meski jantungnya sudah gugup hampir melompat dari tenggorokan, dia masih bertahan. Dia merasa ini adalah satu-satunya kesempatan untuk menang yang harus dipegangnya. Jari-jarinya kaku karena gugup, tapi operasional tidak boleh ada kesalahan.
Dari kamera utama Luo Ji, semua penonton juga melihat operasional yang dilakukannya.
Dalam kondisi default, summoning akan otomatis menyerang target non-tim yang masuk ke Area Aggro-nya. Tapi Summoner bisa memerintahkan summoning untuk bertahan, sehingga mereka hanya akan menyerang target yang masuk ke jarak serang, tidak aktif menyerang atau default kejar-kejaran. Tapi operasional Luo Ji terhadap summoning bukan hanya ini. Dia bahkan ingin menekan serangan otomatis saat bertahan terhadap target dalam jarak serang. Tanpa instruksi langsung, cara melakukannya adalah dengan berulang kali memberikan instruksi pertahanan kepada summoning.
Tindakan ini tentu bertujuan agar target bisa masuk lebih dalam sebelum serangan dilancarkan. Tapi untuk menahan ini, operasional yang berulang perlu mencapai ritme tetap. Operasional semacam ini sebenarnya bukan hal sulit bagi atlet profesional, tapi Luo Ji sedang gugup! Jari-jarinya sudah kaku, operasional mekanis yang berulang ini membuatnya merasa jari-jarinya seolah bukan miliknya. Saat ini, Qing Zhi Qu sudah masuk cukup jauh ke dalam jarak serang, penonton di lokasi sedang menghujat habis-habisan, tapi Luo Ji masih merasa belum cukup, ini belum mencapai posisi terbaik yang diantisipasinya! Namun, dia benar-benar sudah tidak bisa mengendalikan operasional yang seharusnya tidak sulit untuk level pro ini, jari-jari kaku yang salah menekan ritme.
Mencatat rekor!
Yang pertama menyerang adalah Bunga Dunia Iblis yang bersembunyi di belakang pohon, sulur langsung mencuat dari bawah tanah membelit betis Qing Zhi Qu. Melihat adegan ini, Luo Ji tahu crowd control-nya sudah mencapai batas maksimum, penyesalan luar biasa, tapi saat ini lebih baik segera mengoperasionalkan serangan!
Bunga Dunia Iblis mulai menyerang, naga kecil dan Elang Petir di atap kiri-kanan otomatis terbang ke langit, satu meludahkan bola api ke bawah, satu menyemburkan petir. Kucing Salju adalah serangan jarak dekat, setelah diberi instruksi pertahanan tidak akan bergerak, Luo Ji pertama-tama membatalkan instruksi pertahanannya, lalu segera menyuruh Mei Guang chanting memanggil Serigala Es.
Ukuran Serigala Es cukup besar, di area ini tidak ada tempat persembunyian yang aman, karena itu Luo Ji baru menyuruh Mei Guang memanggilnya sekarang.
Di luar gubuk, serangan Bunga Dunia Iblis datang begitu tiba-tiba. Gai Caijie baru menyadari dan berusaha menyuruh Qing Zhi Qu melompat menghindar, namun sudah terlambat. Sulur menyambar dengan cepat, melilit betis yang sedang terangkat, lalu langsung menyeret Qing Zhi Qu kembali ke tanah.
Tidak bisa bergerak!
Ini efek khusus yang menyertai serangan sulur. Bunga Dunia Iblis sangat dibenci karena serangannya memiliki berbagai efek khusus seperti ini.
Dorong! Dorong!
Di satu sisi bola api, di sisi lain kilat sudah menghantam.
Qing Zhi Qu yang tak bisa bergerak hanya bisa menggeliat untuk menghindar, namun tidak bisa sepenuhnya. Seketika tubuhnya terbakar api dan bermandikan kilat, sangat ramai.
Pusaran Angin!
Gai Caijie bertindak tegas, tahu ini bukan saatnya menghemat skill. Arit Perang di tangan Qing Zhi Qu berputar cepat, mengiris-iris sulur Bunga Dunia Iblis yang seperti makhluk hidup. Setelah serangan menguras HP-nya, sulur langsung putus. Qing Zhi Qu kembali terkena damage bola api dan kilat, tapi akhirnya bisa bergerak lagi. Langsung melesat maju.
Dia sudah menentukan posisi Bunga Dunia Iblis. Summoning ini jelas yang paling mengancam. Melihat posisi Qing Zhi Qu, Gai Caijie tahu sudah terlalu jauh masuk. Kabur dari radius crowd control sekarang tidak bijak. Membunuh Bunga Dunia Iblis-lah taktik terbaik.
Sruuut!
Lagi-lagi duri tanah menyembul dari bawah. Serangan Bunga Dunia Iblis memang merepotkan karena sifatnya yang tersamar. Namun Gai Caijie, saat serangan ini muncul, sudah memerintahkan Qing Zhi Qu untuk melompat. Dengan ketenangan luar biasa, meski terkepung, dia tetap mampu menganalisis momen emas serangan Bunga Dunia Iblis.
Qing Zhi Qu yang melayang di udara telah menarik kamera untuk melihat Bunga Dunia Iblis yang menyembul sepertiga tubuhnya dari balik pohon. Arit perang di tangannya sudah terangkat siap menyambar, tiba-tiba terdengar geraman "Auu!" disertai hembusan hawa dingin - Serigala Es menerjang dari samping dan langsung menumbangkannya ke tanah.
Mei Guang sudah menyusul Serigala Es keluar dari gubuk jerami. Meski lebih aman bersembunyi di dalam, keterbatasan sudut kamera membuat kontrol summoning tidak maksimal. Seperti serangan Serigala Es ini - jika Mei Guang tetap di dalam, hanya mengandalkan sistem otomatis, presisi waktu mungkin tidak akan seakurat ini. Summoning yang dikontrol sistem otomatis sangat kaku: hanya terus menyerang tanpa koordinasi atau penguasaan timing. Karena itu Luo Ji harus memimpin semua summoning dari sudut terbatas ini, memastikan Qing Zhi Qu tak bisa lolos dari kepungan.
Qing Zhi Qu yang ditumbangkan dan digigit oleh Serigala Es, seketika masuk dalam efek slow. Doron! Doron! Dua bola api dan petir berjatuhan dari Naga Kecil dan Elang Petir di udara. Kucing Salju juga sudah sampai di lokasi, sebelumnya tidak menyerang karena dikendalikan Luo Ji untuk menyimpan serangan tumbangnya bagi Serigala Es. Situasi kini terkendali, Kucing Salju langsung dash maju memberikan output-nya.
Qing Zhi Qu berguling-guling di tanah menghindari serangan empat summoning, sesekali melompat untuk menghindari serangan mendadak dari Bunga Dunia Iblis yang muncul dari bawah tanah. Tapi di bawah kendali langsung sang Summoner, ritme serangan Bunga Dunia Iblis tak lagi mengikuti pola tetap. Dengan kecerdasan Luo Ji, mana mungkin Gai Caijie mendapat keuntungan? Serangan Bunga Dunia Iblis sengaja diluncurkan saat posisinya paling terjepit. Dari lima lompatan menghindar Qing Zhi Qu, empat kali gagal, membuatnya terlihat dipermalukan dan berantakan.
"Hebat!" teriak Chen Guo di lapangan. Luo Ji bisa menang saja sudah luar biasa, apalagi bisa menguasai situasi selengkap ini. Dikepung summoning seperti ini, apakah masih ada spekulasi untuk berbalik?
Luo Ji saat ini kepercayaan dirinya sedang berkembang pesat. Strateginya sukses besar, membuat Gai Caijie - pemain berbakat yang muda namun tetap stabil - terjebak, ini benar-benar seperti suntikan penyemangat baginya. Luo Ji mengoperasikan beberapa summoning terus menyerang, perasaannya semakin santai. Jari-jari kaku perlahan pulih sensasinya, tiba-tiba Luo Ji merasa: semua ini sebenarnya tidak terlalu sulit.
Tiba-tiba, Qing Zhi Qu menyambar celah, mengayunkan arit perangnya, cahaya biru menyala di tanah...
Bahaya! Sheng Tian Zhen!
Luo Ji kaget. Fakta bahwa Qing Zhi Qu bisa menyambar serangan ini jelas menunjukkan ada celah dalam serangan empat summoning-nya. Luo Ji buru-buru memerintahkan Bunga Dunia Iblis untuk menyerang, tapi begitu dioperasikan, mati kutu.
Qing Zhi Qu sudah berada di luar radius serangan Bunga Dunia Iblis.
Rupanya Qing Zhi Qu yang terlihat terjepit oleh empat summoning dan Bunga Dunia Iblis, sebenarnya sedang berusaha pindah keluar radius crowd control. Gai Caijie dengan hati-hati menyembunyikan pergerakan ini dalam pasifnya menghadapi serangan empat summoning. Karena kurang pengalaman, Luo Ji sama sekali tidak menyadarinya. Hingga Qing Zhi Qu berhasil kabur dan merebut kesempatan melawan balik.
Kresek!
Cahaya biru menyebar dari tanah, melesat ke langit. Luo Ji berusaha mati-matian mengoperasionalkan summoning empat binatang untuk menjauh dari radius itu, namun semuanya terlambat. Baik Kucing Salju dan serigala es di tanah, maupun naga kecil dan elang petir di atas kepala, semuanya terjebak dalam radius Sheng Tian Zhen. Dalam sepersekian detik itu, mereka semua berguling-guling terlempar ke atas.
Qing Zhi Qu tidak lagi mempedulikan mereka. Dengan langkah gesit dia bergegas menuju Mei Guang, sementara arit perangnya dilemparkan menggunakan teknik Exorcism Control untuk menyerang Bunga Dunia Iblis.
Doron!
Arit perang itu ditempeli fu ledakan, seketika bola api membungkus seluruh Bunga Dunia Iblis. Serangan atribut api memberikan damage bonus yang sangat kuat terhadap Bunga Dunia Iblis. Hanya dengan satu pukulan ini, Bunga Dunia Iblis langsung menghitam dan tak bisa bergerak lagi.
Qing Zhi Qu, dengan tangan kosong, mendekati Mei Guang. Tangan kanannya mengibas di udara, sudah memegang selembar fu baru. Tangan kirinya meraih ke luar, menarik kembali arit perang menggunakan Exorcism Control.
Kalah…
Melihat teknik serangan Gai Caijie yang begitu menguasai, Luo Ji menghela nafas. Summoning-summoning Mei Guang sudah terlempar ke belakang. Saat ini, apa lagi yang bisa dilakukannya? Chanting summoning baru tidak akan ada kesempatan. Memerintahkan empat binatang bertarung pun tidak mungkin karena durasi skill mereka hampir habis dan akan segera pudar.
Semua detail strategi sudah dipertimbangkan lawan. Saat ini, Luo Ji benar-benar tak punya cara lagi.
Perhatikan detail!
“Ketika Mei Guang akhirnya tumbang, Luo Ji merasa sedih di hati. Ini seharusnya menjadi kelebihannya, tapi kali ini justru di situlah dia kalah.”
“Chapter 1.354: Konfrontasi Night Shadow”
“Gai Caijie melakukan comeback berhasil, melawan balik meraih kemenangan. Penonton Void di live langsung begitu gembira, melompat-lompat dan berteriak.”
“Luo Ji turun dari arena dalam atmosfer seperti ini, hatinya semakin kesal.”
“Di layar besar elektronik, adegan yang diputar berulang kali adalah saat Qing Zhi Qu kabur dari radius crowd control Bunga Dunia Iblis, lalu menggunakan Sheng Tian Zhen sebagai gerakan pembuka untuk comeback membunuh Mei Guang. Ini kan kandang Void! Tentu mereka akan memutar ulang aksi melawan balik penuh emosional pemain mereka untuk dinikmati semua orang, membuat live kembali dipenuhi tepuk tangan.”
“Hanya selisih sedikit saja...”
“Luo Ji menyaksikan adegan-adegan ini, tapi di hatinya terasa rasa getir yang berbeda.”
“Qing Zhi Qu bisa kabur dari radius Bunga Dunia Iblis, dia sama sekali tidak menyadarinya. Memperhatikan detail, mengutamakan setiap detail, ini seharusnya ciri khas terbesarnya, kelebihan utamanya. Tapi sekarang, dia justru mengabaikan titik kunci sepenting ini yang bahkan tidak bisa disebut sekadar detail.”
“Luo Ji benar-benar sulit memaafkan dirinya sendiri. Terutama di pertandingan penting seperti ini, dia sebenarnya sudah menguasai kelebihan, tapi karena kesalahan besar seperti ini akhirnya mengubur kemenangan.”
“Kembali ke area pemain, Luo Ji bahkan tidak berani mengangkat kepala karena malu.”
“Tidak apa,” Ye Xiu malah berkata, “Cuma kesalahan biasa. Setiap orang pernah mengalaminya. Lao Wei saat seusiamu dulu, kesalahannya jauh lebih parah daripada kamu.”
"Guling guling guling! Lao Fu seumur ini belum main Glory ya?" Wei Chen memarahi Ye Xiu.
"Oh? Benarkah? Mari kita hitung?" kata Ye Xiu.
"Aku tak ingin memperdebatkan ini." Wei Chen mengibaskan tangan.
Luo Ji berdiri di samping, sadar dua senior ini sedang becanda hanya untuk menghiburnya. Hatinya tersentuh, tapi tak berarti ia bisa bersikap masa bodoh.
"Lain kali pasti tidak akan terjadi lagi." Luo Ji bersumpah dengan sungguh-sungguh.
"Tidak..." Ye Xiu menggelengkan kepala, "Maksudku serius, jangan dipikirkan. Kesalahan adalah hal yang tak bisa sepenuhnya dihindari walau kau perhatikan. Malah bisa membuatmu terlalu tegang saat bertanding. Santai saja, fokuslah pada kemenangan, lakukan yang terbaik, pertahankan keyakinan itu. Jangan terlalu khawatir dengan detail seperti kesalahan."
Lagi-lagi 'jangan pedulikan detail'? Luo Ji bergumam dalam hati, tapi ia paham maksud Ye Xiu.
Fokus total?
Mungkin inilah akar masalahnya di pertandingan kali ini!
Saat Qing Zhi Qu terkepung lalu ditumbangkan serigala es, ia benar-benar larut dalam sukacita. Saat itu, sepertinya semua semangatnya habis untuk bergembira hingga melupakan hal penting.
Sungguh norak!
Luo Ji mengejek diri sendiri. Ia sadar ini juga karena kurang pengalaman bertanding. Pemain mana yang sampai segitu senangnya hanya karena sekali serangan berhasil?
Luo Ji diam-diam berpikir, kembali ke posisinya. Begitu baru saja duduk, sebuah tangan menepuk keras di bahunya.
"Mainmu bagus!" puji Baozi dengan suara keras, wajah penuh kebanggaan seolah ini benar-benar berkat usahanya.
Wajah Luo Ji pucat pasi, sama sekali tidak siap menanggapi ucapan Baozi.
"Strategimu yang terinspirasi dari permainan 'Bao Wei Luo Bo' ini kelihatan sangat kuat," lanjut Baozi.
Ba... Bao Wei Luo Bo? Ini tidak nyambung sama sekali!
Luo Ji langsung berdiri karena kesal, tapi melihat wajah serius Baozi, tiba-tiba ciut hatinya. Mana mungkin berdebat dengan Baozi? Lebih baik terima saja omongannya!
Tapi, Bao Wei Luo Bo... Luo Ji tetap merasa tersumbat di dada.
Pertandingan individual memasuki babak ketiga. Xingxin mengirimkan Wei Chen, sementara Void mengerahkan pemain Assassin mereka, Li Xun.
Li Xun dulunya Assassin paling terkenal di Liga yang ahli menggunakan skill She Ming Yi Ji. Tapi sejak Yang Cong bertransformasi gaya bermain, perlahan namanya mulai dilupakan orang. Frekuensi dan tingkat keberhasilan She Ming Yi Ji Yang Cong, terutama dalam pertandingan tim, jauh melampaui kemampuannya.
Meski sudah mengundurkan diri, Yang Cong tetap memainkan peran sebagai penyerang utama di Tim 301. Jika Tim 301 perlu menggunakan (She Ming Yi Ji), jelas semuanya akan berpusat padanya. Namun Li Xun di Tim Void tidak mendapat perlakuan istimewa seperti itu. Inti Tim Void adalah dual Ghostblade, strategi tim dibangun di sekitar mereka berdua. Keputusan Li Xun menggunakan (She Ming Yi Ji) di pertandingan individual sepenuhnya ada di tangannya, namun di pertandingan tim, tidak ada lingkungan yang mengkondisikan seluruh tim untuk mendukungnya seperti Yang Cong.
Tak disangka (She Ming Yi Ji) bisa digunakan sampai level seperti ini!
Li Xun yang sangat menyukai skill ini, setelah melihat strategi Tim 301 saat ini, merasa tertarik dan terinspirasi. Tapi dia sadar, Tim Void tidak akan memberinya banyak ruang seperti itu.
Hanya di pertandingan individual, di sanalah dia bisa leluasa. Tapi di pertandingan individual, Li Xun memang tidak pernah melewatkan kesempatan untuk menggunakannya. Yang benar-benar dia idamkan justru pertandingan tim. Perasaan heroik ketika satu serangan menghabisi karakter inti atau penting lawan, mengorbankan kematian tragis diri sendiri demi kemenangan tim, membuat darah Li Xun berdesir hanya dengan membayangkannya.
Tapi... sayang sekali!
Li Xun menghela nafas, mungkin dia hanya bisa terus mencari kesempatan di pertandingan individual.
Pertandingan ketiga individual dimulai. Mengingat Li Xun adalah Assassin, peta yang dipilih tentu lebih kompleks.
Ini adalah peta blok jalan lagi. Jenis peta seperti ini umumnya menjadi spesialisasi Tim Void, yang terkait erat dengan anggota inti mereka yang merupakan Ghostblade. Peta seperti ini sangat menguntungkan untuk performa Ghostblade, sehingga Void sering memilih jenis peta ini dalam pertarungan tim. Seiring waktu, anggota tim secara individual juga semakin menguasai peta semacam ini.
Karakter selesai loading, pertandingan dimulai. Di satu sisi ada Warlock, di sisi lain Assassin - keduanya termasuk kelas Night Shadow. Keduanya langsung bergerak dengan strategi posisi tempur, menyusuri gang-gang kecil di ujung jalan sambil terus maju.
Wei Chen, Yingfeng Buzhen...
Li Xun sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan anggota Xingxin ini sebelum pertandingan, sehingga benar-benar tidak ada persiapan. Di pertandingan krusial seperti ini, Xingxin masih berani menggunakan pemain yang hampir tidak pernah tampil sepanjang musim - ini sendiri sudah merupakan langkah yang mengejutkan.
Wei Chen praktis diabaikan dalam persiapan Tim Void sebelum pertandingan. Sebenarnya bahkan jika diperhatikan, mereka tetap tidak bisa melakukan banyak hal. Pemain dengan penampilan sesedikit ini, data apa yang bisa dikumpulkan? Masakan harus mencari rekaman pertandingan Blue Rain dari musim pertama dan kedua sepuluh tahun lalu? E-sport Glory yang terintegrasi dengan game online mengalami pembaruan teknik dan strategi yang jauh lebih drastis. Sepuluh tahun lalu, level maksimal hanya 50-55 dengan skill yang jauh lebih terbatas. Strategi sekarang sudah sangat berbeda dibanding era itu. Dengan update level 75 yang membawa peralatan dan skill baru, bahkan rekaman pertandingan beberapa tahun terakhir harus dianalisis dengan selektif - beberapa strategi lama mulai menghadapi pembaruan atau tereliminasi karena dampak skill dan peralatan baru.
Terkait Wei Chen dan Yingfeng Buzhen, hanya ada dua keyword di benak Li Xun.
Kecerdikan, Jarak casting.
Ya, kecerdikan!
Warlock ini benar-benar sangat licik, aura seperti ini dalam pertandingan tidak bisa dihilangkan meski dengan update teknik dan strategi. Sama seperti Fang Rui yang beralih ke Ahli Tenaga Dalam tapi tetap menggunakan aliran licik.
Sulit dibayangkan, apakah dulu Suoke Sa'er benar-benar warlock beraliran licik? Saat Li Xun mengasosiasikan Wei Chen dengan operator Suoke Sa'er saat ini Yu Wenzhou, tiba-tiba merasa merinding.
Perbedaannya terlalu besar!
Pikir Li Xun.
Kebanyakan tim dalam memilih penerus untuk karakter penting biasanya memilih yang memiliki gaya mirip, agar strategi tim bisa bertransisi lebih mulus tanpa perlu banyak perubahan. Tapi Blue Rain ini... Li Xun benar-benar tidak tahu bagaimana transisi mereka. Sepertinya ada satu orang lagi antara Wei Chen dan Yu Wenzhou sekarang?
Apakah ada orang yang menggabungkan kecerdikan dan tangan lumpuh?
Musim ke-3 terlalu jauh bagi Li Xun yang bukan fans Blue Rain, jadi dia tidak tahu sejarah tim tersebut. Sosok transisi Suoke Sa'er yang tersembunyi ini tidak dia ketahui. Wei Chen sendiri, jika tidak muncul tiba-tiba bersama Xingxin, berapa banyak orang muda yang tahu tentang senior Tim Blue Rain ini?
"Si pemalas, jangan sampai lengah. Apalagi dengan Jarak casting yang segitunya, jangan sampai belum sempat menyentuh musuh dari jauh sudah terjebak."
Assassin Li Xun, Gudeng Yinghuo, berjalan di jalan-jalan dan segera tiba di lokasi yang direncanakan. Kemudian Gudeng Yinghuo melompat, menggunakan teknik pasif khas Assassin yaitu Lompatan Udara, memanfaatkan momentum kiri-kanan, dengan mudah mencapai lantai dua sebuah bangunan kecil.
Atapnya luas. Meski ketinggiannya tidak terlalu tinggi, posisi ini memiliki visi dan sudut gerak yang sangat baik. Dari sini sudah bisa mengamati banyak area di map kecil ini. Setidaknya bayangan Yingfeng Buzhen langsung terlihat oleh Gudeng Yinghuo begitu mendarat.
Sedang bergerak ke jalur tengah!
Li Xun diam-diam mengamati beberapa saat, mempertimbangkan strategi Wei Chen.
Yingfeng Buzhen menggunakan strategi posisi tempur paling umum: bermanuver mengelilingi menuju pusat map, mencari sayap atau belakang BOSS untuk meluncurkan serangan menyergap.
Sayangnya, aku ada di sini!
Gudeng Yinghuo Li Xun merayap di atap, mengamati gerakan terputus-putus Yingfeng Buzhen yang kadang muncul dan menghilang. Akhirnya memutuskan dengan total, Gudeng Yinghuo meluncur turun dari atap langsung ke atap lantai dua seberang, lalu bergerak cepat ke arah Yingfeng Buzhen.
"Hah, bocah ini bersembunyi ya, nggak kelihatan!" Pesan Wei Chen muncul di channel tepat saat itu.
Ternyata benar-benar aliran licik!
Li Xun mengungkapkan kekagumannya. Pemain aliran licik memang selalu suka memancing lawan dengan banyak bicara di channel. Kalau bicara soal gaya ini, Blue Rain memang mewarisinya secara total. Tapi cara Huang Shaotian berbeda dengan provokasi aliran licik, itu benar-benar seperti bombardir kelelahan!
Sebenarnya apa yang terjadi pada Tim Blue Rain? Kekayaan senior mereka sepertinya diwarisi dengan cara yang menyimpang. Yang licik tidak lagi licik, omong kosong malah menjadi gila-gilaan.
Sambil mengoperasikan Gudeng Yinghuo untuk bergerak maju, Li Xun juga penasaran dengan masa lalu Blue Rain. Dia bahkan sudah memutuskan untuk menanyakan kisah mereka saat bertemu Blue Rain nanti. Adapun beberapa kalimat omong kosong Wei Chen di belakang, maaf, tidak dilihat! Omong kosong, siapa yang mau baca?
Li Xun memilih untuk mengabaikan jurus besar itu, sudut pandangnya sama sekali tidak mengarah ke channel publik.
Gudeng Yinghuo terus bergerak, akhirnya bayangan Yingfeng Buzhen yang terlihat sangat licik muncul dengan jelas di depan mata. Gudeng Yinghuo langsung merebahkan diri, pergerakan selanjutnya harus lebih hati-hati.
Bagaimana caranya? Langsung gas serangan She Ming Yi Ji, bisakah mengakhiri dia?
Begitu memikirkan kemungkinan ini, Li Xun langsung terbakar semangatnya.
