Mendekat, langkah demi langkah, Liu Hao mengoperasikan dengan cermat. Langkah An Wu Tian Ri stabil, kamera fokus, tanpa celah pertahanan sama sekali.
Penonton justru menguap. Arah yang dituju An Wu Tian Ri ternyata kosong. Setelah menyelinap ke balik pilar, Jun Moxiao telah mundur lurus vertikal dan berpindah ke balik pilar lain.
Perspektif penonton kadang memang iseng. Mereka menyesal tak bisa merasakan kegugupan Liu Hao. Tanpa sadar, mereka mulai simpati pada kewaspadaan Liu Hao yang tak tahu situasi sebenarnya.
Gelombang pedang retakan bumi!
An Wu Tian Ri menghujam keras. Aliran energi pedang bergelora, membelah tanah dan terbelah dua saat menghantam formasi batu. Satu serangan gelombang pedang retakan bumi malah membagi pasukan jadi dua, menjepit formasi batu di tengahnya.
“Liu Hao menangkap momen emas ini, An Wu Tian Ri melesat horizontal, merebut visi, satu Ice Wave Sword langsung berkilat.”
“Ha——”
Penonton mulai menguap lagi, tidak ada orang di belakang pilar batu, Liu Hao bertarung begitu heboh, apa maksudnya? Jun Moxiao Ye Xiu sekarang sudah bergerak menjauh, tidak dalam radius serangan, pertempuran mustahil terpicu saat ini. Semua orang sudah paham, hanya Liu Hao yang penuh semangat dan berkobar-kobar, dua skill-nya hanya menghantam udara.
Ternyata tidak ada!
Liu Hao terkejut saat menemukan Jun Moxiao tidak berada di formasi batu.
Tapi berkat pengalaman melimpah dan penguasaan map yang sempurna, dia langsung menyimpulkan cara Jun Moxiao menghilang di depan matanya. An Wu Tian Ri terus mengejar.
Dengan akurat, An Wu Tian Ri mengikuti rute yang dipilih Jun Moxiao. Penonton di lokasi yang melihat pertimbangan tajam Liu Hao langsung bersemangat, tepuk tangan langsung bergemuruh.
Mendekat, kali ini benar-benar dekat, tapi kali ini Liu Hao tidak bisa memastikan posisi pasti Jun Moxiao.
Tapi penonton tidak tahu ini! Mereka melihat Liu Hao mengejar rute Jun Moxiao dengan presisi dan tajam, mengira dia sudah sepenuhnya mengetahui posisi lawan. Mana mereka sangka Liu Hao hanya tahu perkiraan, jawaban akhir masih harus memilih opsi ABC!
Melihat An Wu Tian Ri semakin mendekati Jun Moxiao, para pemain di lokasi semakin euforia. Sorakan semangat dan teriakan kegembiraan memenuhi arena, lalu tiba-tiba An Wu Tian Ri mengayunkan gelombang pedang retakan bumi ke formasi batu yang kosong.
Sialan!
Ini benar-benar mengecewakan.
Antisipasi penonton tiba-tiba kehilangan arah, arena pertunjukan berubah menjadi pantomim bisu.
Dua serangan pedang gelombang dengan teknik operasional sebelumnya berhasil memotong sudut pandang, memungkinkan Liu Hao melihat bahwa tidak ada orang di balik formasi batu itu.
Baiklah, Opsi A tereliminasi. Liu Hao beralih ke B dan C.
Seharusnya... di belakang dua pilar ini?
Liu Hao tiba-tiba ragu. Sebelumnya dia sangat percaya diri dengan pelacakannya. Meski tak melihat bayangan Jun Moxiao sepanjang jalan, dia yakin target berada dalam kendalinya. Jika ada pergerakan di luar kendali, pasti akan terlihat.
Tapi, tidak ada.
Maka Jun Moxiao pasti ada di depan mata, hanya tidak bisa dikonfirmasi di tiga titik A, B, C.
Opsi A, dalam pertimbangan Liu Hao, memiliki probabilitas terendah. Namun akhirnya dia memilih menyerang titik ini terlebih dahulu. Ini sebenarnya umpan - saat menyerang A, perhatiannya lebih terfokus ke B dan C. Dia yakin Ye Xiu akan bertindak saat target ditebak salah, maka dia menyiapkan perangkap balik.
Tapi Ye Xiu tidak bergerak. Setelah dengan aman mengeliminasi jawaban palsu, keraguan muncul terhadap dua opsi lainnya.
Penonton langsung merasa gusar melihatnya.
"Jun Moxiao ada di sana! Begitu ada yang tidak beres, langsung menyapu! Kenapa ini berhenti?"
An Wu Tian Ri mengangkat pedang pendek, tiba-tiba memulai chanting Wave Array - metode multi-opsi yang bisa mencakup jawaban B dan C sekaligus.
Tiba-tiba Jun Moxiao melangkah keluar dari opsi B dengan santai.
Liu Hao kaget, buru-buru membatalkan chanting Wave Array untuk menyerang. Arc Light Flash! Pedang Jun Moxiao menyambar, sudah menyerbu ke depan Liu Hao.
"Tidak berubah, strategimu masih... munafik." Ye Xiu berkata sementara Jun Moxiao mengeluarkan Serangan Salib. Pada jarak ini, serangan silang horizontal-vertikal sulit dihindari. Liu Hao cukup cepat bereaksi, An Wu Tian Ri melindungi wajah dengan pedang pendek menggunakan Skill Block Blade Master, menahan serangan Jun Moxiao sambil mundur memanfaatkan daya.
"Kau tahu posisiku, kenapa tidak serang langsung? Harus berputar-putar dulu?" Ye Xiu tidak menyuruh Jun Moxiao mengejar, menambahkan kalimat.
"Ini yang disebut kemunafikan?" Liu Hao mencibir sambil mengetik, "Apakah kau sendiri tidak pernah?"
"Aku juga punya, tapi tidak ada yang semuanya seperti dirimu." Ye Xiu membalas.
"Kau pikir kata-katamu bisa menggoyangku?" Liu Hao berkata.
"Kalau kau benar-benar tergoyah, itu justru keuntungan bagiku." Ye Xiu menjawab.
"Jangan banyak omong!" Liu Hao akhirnya juga kehilangan kesabaran, bagaimanapun juga terus-terusan menahan diri memang melelahkan.
"Baiklah!" Ye Xiu mengangguk, Jun Moxiao, bergerak lagi.
Liu Hao dalam hati mencibir. Menurutnya, Ye Xiu sudah melakukan kesalahan. Tiba-tiba melompat keluar saat An Wu Tian Ri sedang chanting, betapa mendadaknya itu? Sekilas sudah ada di depan, betapa bagusnya kesempatan serangan mendadak itu? Hasilnya hanya melakukan satu kali serangan lalu berhenti dan terus mengoceh, Liu Hao benar-benar senang dari ujung rambut sampai ujung kaki. Saat itu dia sedang panik kalau serangan Jun Moxiao datang bertubi-tubi, apakah bisa diparry? Jarak saat itu bukanlah jarak yang menjadi spesialisasi Soulblade.
Hasilnya Ye Xiu berhenti, ini memberinya kesempatan untuk jeda, ini sama saja melepas harimau kembali ke gunung! Liu Hao sudah melakukan penyesuaian, serangan berikutnya tidak dia takuti, dia memang ingin berkonfrontasi langsung dengan Ye Xiu, kalau tidak buat apa dari awal langsung dash ke tengah map?
Biar kau menggurui, bayarlah harganya!
Liu Hao dalam hati bersorak, An Wu Tian Ri mengayunkan pedang, api mengamuk membelit Jun Moxiao yang sedang dash mendekat, Flame Wave Sword!
Doron!
Gelombang api yang dahsyat membuat Jun Moxiao yang sedang dash maju tak bisa menghindar, seketika terbakar menjadi gelembung sabun.
Hmph...
Liu Hao kembali mencibir, Jutsu Bunshin, trik lama yang sudah dipakai tak terhitung kali.
An Wu Tian Ri sudah melompat lebih dulu, hampir bersamaan dengan keluarnya Flame Wave Sword. Saat itu di udara, karakter tersebut memutar tubuh dan mengeluarkan gelombang pedang retakan bumi!
Tanah bergulung-gulung terbelah, aliran energi pedang gelombang yang arrogant, namun hanya menyentuh ujung jubah Jun Moxiao.
Serangan An Wu Tian Ri meleset karena Jun Moxiao sama sekali tidak berdiri tepat di belakangnya. Posisinya agak bergeser, membuat gelombang pedang retakan bumi hanya melintas sia-sia di sampingnya.
"Siapa yang bilang aku selalu berdiri di belakang lawan?" Ye Xiu berkata sementara Jun Moxiao menghunus pedang.
Slashing Draw!
Kilatan pedang menyambar, An Wu Tian Ri yang sedang melayang di udara tak bisa menghindar. Skill block baru saja digunakan, cooldown belum selesai. Dalam panik, dia hanya bisa menebas dengan serangan biasa.
Tapi Kekuatan Setara serangan ini jauh kalah dibanding Slashing Draw. Sama sekali tak bisa diparry, kilatan pedang Slashing Draw mendorong pendekar yang menebas dengan short sword hingga menghantam tubuhnya sendiri. An Wu Tian Ri terjatuh ke bawah, di tempat di mana api Flame Wave Sword-nya bahkan belum sepenuhnya padam.
Meski tak sepenuhnya berhasil diparry, setidaknya ada efek kecil. Jatuhnya An Wu Tian Ri tidak sampai terguling. Liu Hao terus menyesuaikan posisi karakter agar bisa mendarat seimbang.
Prak!
Tepat saat mendarat, terdengar suara jebakan dari bawah kaki. Liu Hao menggeser kamera ke bawah - sebuah perangkap pengikat telah mengunci kaki An Wu Tian Ri.
Skill Thief, perangkap pengikat, efeknya membatasi pergerakan.
Liu Hao seketika wajahnya pucat pasi. Kapan Jun Moxiao memasang perangkap ini? Dia sama sekali tidak menyadarinya. Melihat posisi ini, apakah Jun Moxiao memanfaatkan momen ketika Flame Wave Sword-nya baru saja dilancarkan dan cahaya ledakan paling intens menghalangi pandangan untuk memasangnya?
Bagaimanapun, Liu Hao kini terjebak. An Wu Tian Ri tak bisa bergerak sama sekali selama durasi skill perangkap pengikat. Kali ini Ye Xiu tidak berniat mengobrol lagi. Granat, Sand Toss, Bubuk Dispersi... Jun Moxiao sudah melempar berbagai aset saat berlari mendekat, semuanya serangan area yang mustahil dihindari tanpa bergerak. Liu Hao hanya berhasil menghindari efek buta dari Sand Toss dengan memutar kamera, serangan lainnya semua kena. Kemudian terlihat kilatan kekuatan dewa berwarna ungu gelap pada pedang Jun Moxiao, di tanah telah berdiri barrier: Sword Soul, biasa disebut Formasi Pedang, meningkatkan Kekuatan dan Intelligence (Kecerdasan) karakter secara drastis untuk meningkatkan kekuatan tempur.
Serangan sesungguhnya baru saja dimulai - Loner Combo.
Selama efek skill perangkap pengikat masih aktif, An Wu Tian Ri terus dipukul; Saat efek skill perangkap pengikat habis durasi dan pudar, An Wu Tian Ri tetap terus dipukul.
Liu Hao menangis. Peta ini telah lama ia simpan, menunggu momen kritis untuk meningkatkan popularitasnya. Di pertandingan kunci melawan Ye Xiu dengan rekor 35 kemenangan beruntun, ini mungkin kesempatan terbaik musim ini untuk meraih reputasi di arena single player. Liu Hao mengeluarkan artefak saktinya, menunjukkan kekuatannya: kemampuan melacak akurat berkat penguasaan peta yang langsung menuai tepuk tangan live.
Tapi kemudian tak ada kelanjutannya.
Ia tak lagi mendapat kesempatan memanfaatkan peta. Sebuah perangkap pengikat dari Ye Xiu membekukan pergerakannya, diikuti gempuran terencana yang sama sekali tak memberi celah untuk berlindung atau melawan balik dengan peta.
Apa ini kekalahan?
Kalah begitu saja?
Persiapan matangnya, harus berakhir dengan kekalahan tanpa perlawanan?
Ini tidak mungkin! Ini tidak ilmiah! Usaha kerasnya, perhatian detailnya! Di mana kemenangan itu? Mengapa bayangan kemenangan tak juga terlihat? Apakah orang ini benar-benar tak terkalahkan selamanya?
Liu Hao merasa panik.
Ini sudah pertandingan terbaik yang ia desain. Ia mengira punya banyak kelebihan, tapi tak sekalipun merasakan keunggulan. Ia seperti kembali menjadi murid kamp pelatihan Jia Shi, saat Dewa Perang yang angkuh itu datang, asal pilih peta lalu dengan santai mengalahkannya.
Dia mengira dirinya sudah sangat kuat, tapi hasil akhirnya sama sekali tidak berbeda dengan masa lalu. Dengan mudah, sembarangan, dia dikalahkan.
Kenapa?
Kenapa bisa seperti ini?
An Wu Tian Ri tumbang, Liu Hao meronta-ronta di kursi pertandingan. Tapi tak ada yang mendengar.
