Xingxin vs Howling, 1-0.
Papan skor elektronik di lokasi live jelas menampilkan poin kedua tim setelah debut pertandingan.
Kemenangan beruntun Ye Xiu terus berlanjut. Topik ini hanya disebut sekilas oleh Pan Lin dan Li Yibo dalam siaran langsung dengan nada bosan. Mengenai ronde ini, Li Yibo merasa dalam-dalam dirinya dipermalukan. Sebelum pertandingan, dia sama sekali tidak berani menganalisis prediksi berlebihan. Dia hanya bilang map ini lebih cocok untuk Soulblade, pilihan matang Liu Hao. Hal yang jelas seperti ini, menurutku pasti tidak salah!
Tapi hasilnya, apakah map ini cocok untuk Soulblade? Kalau tidak bisa dilihat dari map-nya, hanya melihat kinerja live, maka dengan penyesalan kita harus beri Li Yibo sebuah "Hehe".
Performa live, sama sekali tidak terlihat An Wu Tian Ri-nya Liu Hao memanfaatkan map dalam pertempuran. Tapi apakah Pelatih Li mudah dikalahkan?
“Ye Xiu bermain dengan sangat baik!” Kata Li Yibo, "Dari awal sudah melihat jelas map ini tidak menguntungkannya, jadi dia perlahan-lahan memancing lawan masuk ke dalam desainnya. Setelah berhasil crowd control satu gelombang, pertandingan langsung diselesaikan."
"Benar-benar! Liu Hao sebenarnya ingin memanfaatkan map ini untuk strategi apa? Kita sama sekali tidak sempat melihatnya!" Pan Lin juga menyetujui logika Li Yibo.
"Duel antar mantan rekan setim ini tidak memercikkan api seperti yang kita duga. Ye Xiu dengan mudah meraih kemenangan." Kata Li Yibo.
"Ya, Ye Xiu menang dengan mulus. Sekarang Xingxin unggul 1-0. Fans Howling di lokasi terlihat agak kecewa!" Ujar Pan Lin.
"Mungkin mereka juga tidak menyangka akan menghadapi arena seperti ini! Biasanya pemain utama yang debut akan memilih gaya permainan yang lebih agresif. Tipe pemain seperti itu lebih bisa menghidupkan atmosfer, meskipun kalah tidak terlalu mengecewakan. Liu Hao seharusnya pemain bertipe kalkulasi. Jika kalkulasinya gagal, kekalahan akan terlihat sangat memalukan." Kata Li Yibo.
"Hmm... Kali ini dia terlihat agak pasif." Kata Pan Lin.
Di tengah pembahasan mereka, kedua pemain sudah mulai turun dari arena. Liu Hao berjalan dengan ekspresi wajah memerah, telinganya mendengar suara hinaan. Jelas masih banyak fans Howling yang tidak puas dengan kinerja debutnya. Tapi secara keseluruhan, penonton Howling masih cukup toleran padanya.
"Mari kita siap menikmati duel babak kedua dari kedua tim!" kata Pan Lin, sementara cuplikan kamera beralih ke layar besar elektronik di lokasi. Nama-nama pemain yang akan bertanding di babak kedua pertandingan individual kedua tim segera muncul di layar.
Xingxin: Mo Fan, Destroying Immortality.
Howling: Guo Yang, Qichong Yunshui.
"Lagi-lagi mantan pemain Jia Shi," komentar Li Yibo.
"Xingxin mengirim Mo Fan, bukan Luo Ji atau Wei Chen yang selama ini tetap bermain. Tampaknya situasi yang menegangkan akhirnya membuat Xingxin tidak berani lagi mengandalkan Luo Ji dan Wei Chen yang sedang mencari status terbaik," jelas Pan Lin.
"Hehe, di saat seperti ini, kalau kehilangan poin lagi, hampir tidak ada kesempatan untuk memulihkannya," kata Li Yibo.
Benar, di dua babak terakhir ini, setiap poin sangat berharga. Sangat mungkin di akhir nanti, kekurangan hanya satu poin ini yang menentukan.
Tim Howling kehilangan satu poin, namun sebagai peringkat 7 di klasemen poin, mereka masih memiliki sedikit kelebihan poin dibanding peringkat 8 dan 9. Sementara itu, Tim Hundred Blossoms di peringkat 8 yang lebih membutuhkan poin justru juga kalah di pertandingan individual pertama.
Song Qiying, rookie dari Dominant Hero yang tampil pertama, akhirnya mengalahkan veteran Hundred Blossoms Zhang Wei, merebut satu poin untuk Dominant Hero.
Kemudian pemain kedua Dominant Hero yang maju bertanding langsung disambut suara hinaan dari penonton Hundred Blossoms.
Hanya Zhang Jiale, setiap kali kembali ke kandang Hundred Blossoms, selalu mendapat sambutan seperti ini.
Sudah tiga tahun sejak dia pensiun dari Hundred Blossoms.
Sudah hampir dua tahun sejak bergabung dengan Dominant Hero.
Dendam Hundred Blossoms terhadapnya sepertinya tak pernah berkurang. Meski banyak fans Hundred Blossoms yang memahaminya, suara mereka tak sepenuhnya dominan. Justru fans yang membenci Zhang Jiale, keberadaan mereka selalu lebih terasa kuat.
Dalam event pemilihan pemain legendaris Hundred Blossoms yang diadakan fans sendiri di pertengahan musim ini, Zhang Jiale secara mengejutkan meraih posisi pertama baik sebagai "pemain yang paling disyukuri" maupun "pemain yang paling dibenci".
Zhang Jiale di Hundred Blossoms adalah perpaduan antara malaikat dan iblis.
Sebagian orang lebih mengingat kontribusinya selama bertahun-tahun, sebagian lagi lebih membenci pengkhianatannya di saat-saat terakhir.
Cinta dan benci terus bergulat, perdebatan seolah tak akan pernah berakhir. Saat ia naik panggung, terdengar tepuk tangan, tapi lebih banyak suara hinaan. Bagaimanapun, Hundred Blossoms sangat membutuhkan kemenangan saat ini, sementara Zhang Jiale justru menjadi rintangan di depan mereka - ini jelas lebih memicu kebencian daripada rasa syukur.
Saat nama pemain yang bertanding dari kubu Hundred Blossoms ditampilkan di babak ini, penonton langsung tertegun.
Zou Yuan, Hua Fan Si Jin.
Kebetulan yang luar biasa: ahli amunisi generasi lama dan baru Hundred Blossoms kini berhadapan langsung di arena. Udara seolah membeku.
Ekspresi Zhang Jiale tetap tenang.
Melangkah sampai ke tahap ini, dia takkan lagi memiliki emosi lain. Segala hal di masa lalu telah terkubur dalam-dalam di hatinya. Dia akan mengenang, tapi sama sekali bukan di saat seperti ini. Mungkin poin tak lagi penting bagi Dominant Hero saat ini, tapi Zhang Jiale juga takkan pernah berusaha mengambil hati Hundred Blossoms. Dia berharap bisa mendapatkan pengertian dan dukungan dari pemain Hundred Blossoms, tapi sama sekali tidak mungkin dengan cara seperti ini.
Dia akan bertanding dengan serius, kemenangan yang tak penting bagi Dominant Hero, tapi merupakan bentuk penghormatan tertinggi untuk dirinya sendiri dan Hundred Blossoms.
Tembakan meletus.
Dua Expert Amunisi telah bertempur sengit.
Inilah dua Expert Amunisi terhebat di Glory saat ini, sama-sama berasal dari Tim Hundred Blossoms, sama-sama mengendalikan karakter Expert Amunisi dengan nama bunga.
Siapa yang lebih kuat? Siapa yang lebih lemah?
Sepertinya ini bukan masalah yang bisa dijelaskan dengan satu pertandingan, dalam satu pertandingan, yang ada hanyalah hasil akhir.
Strategi Zou Yuan banyak mewarisi gaya Zhang Jiale, namun setelah itu juga menyatu dengan gaya pribadinya. Strategi mereka terlihat sama, tapi sebenarnya berbeda.
Ini bukan soal mana yang lebih baik, hanya tentang memamerkan kemampuan masing-masing sampai batas maksimum.
Dentuman ledakan bergemuruh, ammo mekar bagaikan bunga. Di momen ini, semua orang melupakan segala konflik rumit, setiap saraf hanya tertarik pada segala yang terjadi di lapangan.
Hasil akhir, hanya hasil akhir. Tak peduli siapa orangnya, kelas apa, strategi seperti apa, kebingungan seberapa dalam, di lapangan, yang akhirnya terpamer hanyalah hasil pertarungan.
Yang kalah tumbang, yang berdiri memenangkan pertandingan. Tidak ada hasil lain. Dan ketika titik akhir ini tiba...
Glory!
Dua kata besar berkelap-kelip di layar besar elektronik. Adegan pertandingan proyeksi holografik memperlambat progress saat serangan terakhir.
Dalam cahaya ledakan ammo yang mekar seperti bunga, Flower Abundance tumbang. Zou Yuan akhirnya gagal mengalahkan seniornya. Zhang Jiale sangat paham, kemenangan ini mungkin hanya penghias bagi Dominant Hero, tapi bisa mematikan bagi Hundred Blossoms. Tapi tanpa ragu, tanpa mundur, dia memutuskan untuk mengeluarkan tembakan terakhir Hundred Blossoms Spectacle.
Konsekuensi apa yang akan ditimbulkan bagi Tim Hundred Flowers, itu sudah bukan urusannya lagi.
Core player Tim Hundred Flowers, karakter bintang andalan, semua itu sudah menjadi masa lalu.
2-0!
Dominant Hero tandang melawan Hundred Blossoms, dalam situasi tidak perlu terlalu memperhatikan hasil, justru memukul pertama dan mendesak Hundred Blossoms ke tepi jurang.
Kabar dari pertandingan lain semakin membuat Hundred Blossoms panik.
Tim 301 yang hanya selisih 1 poin, lawan babak ini adalah Linhai yang ada di posisi terakhir klasemen. Saat ini mereka sudah menang 3 pertandingan beruntun, di klasemen sementara sudah mendorong Hundred Blossoms keluar dari 8 besar.
Pertandingan Thunderclap vs Lun Hui di kandang Thunderclap, sudah menyelesaikan dua babak. Thunderclap bahkan unggul 2-0 di personal match yang bukan spesialisasi mereka.
Howling vs Xingxin, pertandingan individual dua babak telah selesai dengan skor 1-1. Skor bergantian seperti ini antara kompetitor langsung justru paling menyiksa bagi lawan lain. Ketertinggalan besar baru bisa memberi celah untuk menyalip.
Tak ada kabar baik sama sekali.
Tim Hundred Blossoms yang duduk sementara di posisi kesembilan, benar-benar kehilangan jalur mundur.
Kemenangan! Mereka butuh kemenangan! Jika babak ini tidak bisa meraih poin, musim mereka mungkin akan berakhir di sini. Babak berikutnya Hundred Blossoms adalah tandang melawan Lun Hui, sangat sulit menaruh harapan di babak selanjutnya.
"Harus menang!"
Yang mengemban harapan seluruh anggota Hundred Blossoms adalah pemain Summoner Zhu Xiaoping dari Tim Hundred Blossoms. Lawannya adalah Qin Muyun dari Tim Dominant Hero yang dengan pergerakan dan formasi posisi yang presisi menunjukkan kekuatan sebenarnya.
Zhu Xiaoping tahu pertandingan ini krusial, tapi... sungguh sulit!
Summoning-nya sama sekali tak bisa mengepung Minus Nine Degrees milik Qin Muyun. Pergerakan presisi membuatnya leluasa bermanuver di antara pasukan summoning, sementara pelurunya terus menghujani Feng Ke milik Zhu Xiaoping.
Summoning untuk mengepung saja masih kurang, Zhu Xiaoping sama sekali tak punya cadangan summoning untuk melindungi diri. Terjebak dilema, akhirnya dengan penuh penyesalan ia kalah di pertandingan ketiga yang menentukan ini.
0-3!
Hundred Blossoms sudah tertinggal 0-3. Dalam situasi yang sudah sangat buruk, Dominant Hero masih menambah tusukan dengan badai peluru presisi yang menerjang formasi mereka.
Saat Zhu Xiaoping turun dari arena, wajahnya pucat pasi. Ia gagal memenuhi harapan seluruh tim dan penonton. Dia tahu betul arti kekalahan ini.
Suasana di lokasi senyap mencekam. Seberapa pun kecewanya penonton pada kinerja Hundred Blossoms, tak ada yang punya mood untuk mencibir atau berteriak.
Harus menang!
Hanya satu suara yang bergema di benak semua orang: Harus menang!
"Kita tidak boleh kehilangan poin lagi! 7 poin berikutnya harus kita rebut semua. Ini momen paling krusial musim ini. Fokus total! Kemenangan adalah satu-satunya tujuan - buang semua pikiran lain. Jangan berharap Tim Dominant Hero akan lengah. Tidak, tim itu tidak pernah begitu. Kita harus mempertaruhkan segalanya di pertandingan ini. Ini kesempatan kita. Hanya dengan usaha sendiri kita bisa meraihnya. Menang! Terus menang!" Selama jeda singkat setelah pertandingan individual, Yu Feng membakar semangat seluruh tim Hundred Blossoms.
"Gas! Jangan diremehkan lawan! Jangan kecewakan fans! Habisi mereka!" teriak Yu Feng.
