Realita memang kejam.
Hundred Blossoms sulit mendapatkan 2 poin dari Lun Hui, tapi tetap tidak bisa lepas dari kesulitan. Ini benar-benar memukul semangat mereka. Meski Kapten Yu Feng terus memompa semangat semua orang, sifat tiap pemain berbeda-beda, tidak semua bisa sekuat itu.
Pemain summoning Tim Hundred Blossoms Zhu Xiaoping yang tampil di pertandingan individual ketiga menunjukkan emosi rendah. Mengetahui timnya tidak boleh kehilangan 1 poin pun, di bawah tekanan besar akhirnya melakukan kesalahan dan kalah dari pemain Assassin Lun Hui, Wu Qi.
"Bersamaan dengan itu, kabar yang kembali datang dari dua arena pertandingan lainnya bagai menambah beban bagi Hundred Blossoms."
"Tim 301 kembali mengalahkan Xingxin dalam satu ronde, memimpin 2-1 setelah tiga pertandingan individual."
"Howling melawan Micro Grass bahkan meraih tiga kemenangan beruntun di pertandingan individual, mengantongi penuh 3 poin. Bagi Hundred Blossoms yang ingin menyalip, bukan lagi sekadar perlu 1 poin ekstra, melainkan sekarang harus meraih 2 poin lebih banyak."
"Zhu Xiaoping yang baru turun dari arena langsung pucat pasi mendengar kabar ini. Ingin meminta maaf pada rekan setim tapi bingung memulai pembicaraan, hanya berdiri kaku seperti patung bahkan lupa letak kursinya sendiri."
"Selanjutnya, kita harus unggul 2 poin dari Howling atau 3 poin dari Tim 301. Pendapat kalian?" Kapten Yu Feng berbicara dengan tenang.
Semua terdiam.
"Atau lebih akuratnya, bagaimana pendapatmu," pandangannya beralih ke dua orang, "dan pendapatmu?"
Zou Yuan dan Zeng Xinran.
Merekalah yang akan mewakili Hundred Blossoms di arena pertandingan berikutnya. Yu Feng tak lagi menghiraukan tim secara keseluruhan, langsung menunjuk ke arah pemain yang bertanggung jawab meraih poin.
"Tidak akan menyerah!" kata Zou Yuan dengan tekad baja.
"Yu Feng mengangguk, merasa sangat lega. Sebenarnya, pengalaman Zou Yuan di Hundred Blossoms lebih lama darinya, bahkan dia adalah penerus peran Expert Amunisi inti tim Hundred Blossoms selama bertahun-tahun. Namun sejak kedatangannya, Zou Yuan dengan rela menyerahkan wewenang keputusan tim sepenuhnya padanya. Kepercayaan dan penerimaan seperti ini membuat Yu Feng semakin yakin dengan pilihannya. Kini saatnya pertarungan hidup-mati, Yu Feng percaya Zou Yuan tidak akan mengecewakan, sementara dirinya sendiri akan mengerahkan segala kemampuan.
Yu Feng dan Zou Yuan langsung bersama-sama menatap Zeng Xinran.
"Gas, takut apa!" seru Zeng Xinran penuh semangat. Sebagai rookie, momen paling memalukan dalam hidupnya adalah ketika pertama kali turun ke arena dengan tubuh kaku karena gugup. Sejak itu, dia mengadopsi mentalitas "seburuk-buruknya takkan melebihi waktu itu", justru semakin berani di lapangan, perlahan mendapatkan posisinya di Hundred Blossoms, bahkan ditugaskan di arena pertandingan pada pertempuran krusial ini.
Melihat dua anggota inti senior di tim begitu teguh, Zeng Xinran sama sekali tak menemukan alasan untuk mundur, segera dengan gagah berdiri berdampingan dengan mereka.
"Bagus!" teriak Yu Feng, kali ini dengan volume yang bisa didengar seluruh tim.
"Sebenarnya apa yang perlu ditakutkan? Asal kita menang di arena pertandingan sini, sementara Howling kalah di sana, maka kitalah yang unggul." kata Yu Feng.
"Serahkan pada kami!" Zou Yuan yang kini menjadi wakil kapten Hundred Blossoms, di momen kritis ini bersama Yu Feng berani memikul beban berat.
"Maju!" perintah Yu Feng.
“Ya, Kapten!” Zeng Xinran menjawab lantang. Di usianya yang baru tujuh belas tahun, dia melangkah tegas di barisan terdepan.
Ini adalah markas kandang Lun Hui. Mereka tak mendapat banyak sorakan dan dukungan, tapi hati mereka sudah bulat. Mereka sangat paham, di Kota K, ribuan fans Hundred Blossoms menanti mereka meraih tiket playoff dengan satu-satunya cara: kemenangan.
Progres pertandingan di berbagai arena pada dasarnya serupa.
Saat pemain Hundred Blossoms dan Lun Hui mulai bertarung di arena, di markas Micro Grass, trio Tim Howling juga terus menggempur Micro Grass dengan semangat membara.
Zhao Yuze, starter arena pertandingan, berhadapan dengan Gao Yingjie dari Micro Grass.
Keduanya adalah rookie seangkatan. Sejak bergabung di liga, Gao Yingjie langsung masuk tim juara Micro Grass yang jadi sorotan, seolah calon pasti Rookie Terbaik musim itu. Tapi hasilnya, Rookie Terbaik Musim ke-8 jatuh ke Zhao Yuze. Gao Yingjie? Karena kuota penampilannya terbatas, dia tak memenuhi syarat untuk nominasi Pemain Baru Terbaik.
Penghargaan diberikan ke Zhao Yuze, tapi banyak yang mengelus dada menyesali minimnya kesempatan Gao Yingjie tampil musim itu.
Zhao Yuze kesal, sangat kesal.
Kesempatan tampil sedikit dianggap sebagai bukti ketidakmatangan diri. Tapi semua orang seolah beranggapan bahwa jika Gao Yingjie punya cukup kesempatan, gelar Rookie Terbaik pasti takkan jatuh ke Zhao "si anu" ini.
Cih!
Zhao Yuze tak percaya mitos jenius macam itu. Dia tak yakin si "jenius" ini benar-benar sehebat yang digembar-gemborkan.
Hasilnya, di Musim ke-9, Gao Yingjie yang sudah kehilangan eligibilitas Pemain Baru Terbaik, langsung masuk lineup All-Star berkat performa gemilang. Bagaimana dengan Zhao Yuze? Masih menyandang status pemain baru, "terus matang" di Tim Typhoon! Yang lebih menyebalkan, di musim itu Blue Rain tiba-tiba mengeluarkan bocah kecil yang meraih Pemain Baru Terbaik sekaligus langsung masuk All-Star.
Hingga musim kesepuluh Liga Glory, penghargaan Pemain Baru Terbaik mulai diberikan sejak Musim ke-3 dengan penerima pertama Wang Jiexi.
Selanjutnya, Zhang Xinjie di Musim ke-4; Zhou Zekai di Musim ke-5; Yu Feng di Musim ke-6; Sun Xiang di Musim ke-7; dirinya di Musim ke-8; lalu Lu Hanwen di Musim ke-9...
Deretan nama berlevel All-Star bahkan Shen papan atas ini membuat nama Zhao Yuze terlihat semakin suram di antara mereka. Ia sering dijuluki "Pemain Baru Terbaik paling tidak kompeten sepanjang sejarah".
Aku pasti bukan orang tidak kompeten!
Zhao Yuze sangat ingin membuktikan diri. Gao Yingjie, rekan seangkatannya yang dianggap banyak orang seharusnya menjadi Pemain Baru Terbaik musim itu, adalah sosok yang sangat mengesalkannya.
Pasti akan kuhabisi kamu dengan kejam!
Zhao Yuze bersumpah dalam hati saat memasuki arena.
"Ayo! Jenius!" teriaknya di channel setelah pertandingan dimulai. Ia ingin membuktikan pada semua orang bahwa jenius pun bukanlah hal istimewa.
Gao Yingjie tidak memberikan respons apapun, hanya mengoperasikan Mu En-nya melesat maju. Arena pertandingan menggunakan peta kecil yang tidak terlalu kompleks namun juga tidak terlalu sederhana, cukup seimbang. Gao Yingjie langsung terbang ke tengah peta, Zhao Yuze juga tidak ingin menunjukkan rasa takut sedikitpun. Elementalist-nya Shao Guang Huan juga datang dengan cepat, kedua belah pihak segera bertemu.
Kilat Penembus!
Zhao Yuze langsung ingin memberikan tekanan psikologis pada Gao Yingjie. Begitu Mu En memasuki radius serangan Shao Guang Huan, skill ini segera diaktifkan.
Kilat melesat deras, namun pada jarak ini, secepat apapun serangan, tidak mungkin bisa mengganggu Gao Yingjie. Dengan tenang ia memiringkan tubuh Mu En, menghindari Kilat Penembus itu.
Maju!
Langkah Mu En secepat kilat, menyambar ke depan. Tim Micrograss saat ini berada di peringkat keempat klasemen poin, selisih dengan peringkat ketiga dan kelima sudah sulit diubah. Tidak seperti tim Howling atau Hundred Blossoms yang mempertaruhkan seluruh musim ini pada satu pertandingan, Micrograss bukanlah tim yang akan menyerahkan kemenangan begitu saja.
Hari pertama Gao Yingjie bergabung dengan Micrograss, kata pertama yang didengarnya adalah: Juara.
Mereka adalah tim juara, mereka ada untuk juara, dan mahkota juara hanya bisa diraih dengan tumpukan kemenangan.
Setiap detik takkan pernah berhenti mengejar kemenangan, itulah mental yang harus dimiliki tim yang bercita-cita menjadi juara.
Doron! Doron! Doron!
Duel tembak-menembak skill antara dua kelas mage, dalam efek cahaya sihir yang spektakuler, Gao Yingjie tidak menghentikan langkah Mu En yang terus maju menyerbu. Ini adalah langkah menuju kemenangan, juga langkah menuju gelar juara.
Zhao Yuze heran.
Ia merasakan keteguhan Gao Yingjie dengan jelas, dalam pertandingan yang seharusnya tidak berarti bagi klub Micro Grass mereka.
Apakah karena tiga kekalahan beruntun di pertandingan individual sehingga merasa malu?
Sudut pandang Zhao Yuze dalam menganalisis masalah selalu seperti ini. Ia selalu menilai diri dan timnya pada level seperti ini. Dia juga mengejar kemenangan, tapi tujuannya untuk memamerkan kekuatannya, menunjukkan keperkasaannya pada semua orang. Bahkan di lubuk hatinya, gelar juara hanyalah alat untuk pamer semata.
Ini Glory, bukan ajang pamer.
Zhao Yuze jelas tidak memahami hal ini, sehingga ia tidak bisa merasakan semangat Micro Grass, tidak bisa merasakan ketulusan Gao Yingjie dalam mengejar gelar juara dan Glory.
"Takkan kubiar kau terus bersikap arogan!" Hanya ini yang terpikir olehnya.
Secara mental, dia sudah kalah.
Bagaimana secara teknik? Julukan "jenius" Gao Yingjie jelas bukan sekadar omongan kosong.
Doron! Doron! Doron!
Dalam duel tembak-menembak skill, efek cahaya skill Ahli Sihir Gelap perlahan mengalahkan Elementalist. Mu En akhirnya berhasil mendekati Shao Guang Huan, sementara Elementalist jelas tidak memiliki kemampuan bertarung jarak dekat seperti Ahli Sihir Gelap.
"Sial!" Zhao Yuze panik menggunakan Teleportasi instan. Shao Guang Huan menjauh, kembali mengambil jarak aman.
"Tapi teleportasi instan, siapa yang tidak bisa?"
Mu En sang Ahli Sihir Gelap yang sama-sama dari kelas mage, memiliki skill teleportasi instan di Senjata Perak Chen Lu-nya.
Hanya dengan satu kilatan, Mu En kembali memperpendek jarak dengan Shao Guang Huan. Karena teleportasinya hanya tingkat satu, jarak tempuhnya tidak bisa menyaingi Shao Guang Huan. Tapi sisa jarak ini, Mu En yang mengendarai sapu Chen Lu langsung melesat melewati dengan syuuu!
"Dasar si pemalas bandel!" Zhao Yuze masih ngotot tidak mau mengaku kalah, masih berteriak-teriak saat Chen Lu di tangan Mu En sudah menghantam ke bawah.
Shao Guang Huan langsung menghindar, tapi hantaman Chen Lu kali ini luar biasa cepat.
Gravity Acceleration Smash!
Menggunakan sihir untuk meningkatkan akselerasi gravitasi, membuat serangan ini memiliki kekuatan yang lebih dahsyat.
Doron!
Chen Lu tidak mengenai Shao Guang Huan, malah menghantam tanah dan menimbulkan ledakan keras. Daya dari gravity acceleration langsung merambat ke depan. Shao Guang Huan yang baru saja melompat menghindar terkena, tubuhnya terpental lebih tinggi.
Mu En kembali naik sapu dan terbang mengejar Shao Guang Huan yang masih melayang di udara.
Pak! Pak! Pak! Pak!
Chen Lu diayunkan, menghantam bertubi-tubi ke tubuh Shao Guang Huan.
Serangan murni tanpa emosi. Gao Yingjie dan Mu En yang terbang di angkasa, target mereka hanyalah kemenangan. Selalu begitu.
Glory!
Dua kata besar berkedip-kedip di layar besar.
"Setiap atlet profesional, setiap pemain Glory, tak terhitung berapa kali melihat dua kata ini setiap hari. Ada yang menyimpannya dalam hati, ada pula yang hanya menganggapnya sebagai simbol kemenangan belaka."
Glory hanya akan menjadi milik mereka yang benar-benar menghargainya.
