Kilatan cahaya dingin menyambar!
Arc Light Flash dari Fengjingsha, Assassin teratas Glory, jelas lebih cepat dan kuat dibandingkan yang dilakukan Jun Moxiao si Loner. Selain itu, senjata yang dibawa Fengjingsha adalah duo pedang. Meski kecepatan serangannya kalah dari belati, damage dan radius serangannya jauh lebih unggul. Arc Light Flash yang dilakukan dengan senjata berbeda tentu memiliki perbedaan. Dengan belati, kilatan cahaya dingin hanya satu sapuan; sementara dengan duo pedang di tangan Fengjingsha, kilatan tersebut membentuk silang yang terpotong, lalu menyebar ke kiri dan kanan.
Dua panah darah terbang mengikuti silang cahaya dingin yang bertautan. Namun bersamaan, tiga dentuman meriam "doron" bergema, cahaya ledakan langsung menyebar dengan intens di antara kedua karakter.
Reaksi Su Mucheng juga tidak kalah cepat. Dia menangkap keributan di sudut pandang kamera, menyadari karakter dalam teknik Terbang Meriam tidak bisa menghindar, lalu buru-buru mengalihkan mulut meriam dan melakukan serangan kuat untuk menukar damage dengan lawan.
Arc Light Flash berhasil mengenai Muyu Chengfeng, tapi tetap tidak bisa menghentikan tembakan Anti-Tank Cannon yang telah dilepaskan.
Daya ledakan langsung melontarkan Fengjingsha ke samping, recoil yang kuat juga mengubah pola pergerakan teknik Terbang Meriam Muyu Chengfeng. Meski Fengjingsha berhasil menempel dengan satu jurus, ia segera terlempar. Mana mungkin Yang Cong melewatkan kesempatan ini? Setelah menyesuaikan posisi dan kamera, begitu kaki Fengjingsha menyentuh tanah, karakter itu langsung melesat menyerang Muyu Chengfeng.
Muyu Chengfeng mengangkat meriam dan menembak. Meski hanya serangan biasa, dengan kombinasi backstep, karakter ini sambil membombardir Fengjingsha juga mundur untuk menjaga jarak.
Tapi Yang Cong sudah mempersiapkan skenario ini. Mengingat Su Mucheng adalah pemain top berpengalaman yang sulit ditaklukkan dalam satu gerakan, dia sudah menyiapkan rencadana cadangan.
Sprint!
Skill ini memiliki cooldown yang cukup panjang, tapi Yang Cong sengaja menyimpannya. Ini membuktikan strategi "melangkah sambil memprediksi tiga langkah ke depan" dalam pertandingan kali ini.
Sprint ditambah skill kecepatan lari, membuat Fengjingsha mencapai kecepatan gerak tertinggi di Glory. Langkah Fengjingsha secepat afterimage, nyaris tak terlihat saat menghindar dari peluru Muyu Chengfeng.
Heart Piercer!
Dalam sepersekian detik, Fengjingsha sudah menyusul Muyu Chengfeng. Dua pedang mengeluarkan kilatan cahaya dingin.
Doron!
Yang Cong benar-benar tidak menyangka, Su Mucheng mengulang taktik yang sama. Setelah serangan biasa sebelumnya, dia sebenarnya punya kesempatan untuk menyerang lagi dan menghalangi, namun sengaja tidak melakukannya. Meriam yang diturunkan terlihat seperti gerakan alami saat mundur cepat, padahal sedang menutupi mulut meriam sambil diam-diam meng-charge sebuah Cannon.
Kedatangan Fengjingsha terjadi dalam sekejap mata, Yang Cong sama sekali tidak sempat memperhatikan detail kecil yang tidak mencolok ini. Saat pedang ganda Liao Ying Luan Wu hendak menusuk, meriam berat Tunri di tangan Muyu Chengfeng sudah seperti pisau yang menempel di dada Fengjingsha.
Serangan biasa?
Tentu saja tidak.
Kelas senjata jarak jauh bahkan untuk serangan biasa harus berupa tembakan, menggunakan senjata untuk memukul justru membutuhkan skill. Contohnya skill crowd control Pull Strike Artillery God yang mengangkat target ke udara dengan gerakan meriam. Namun serangan Muyu Chengfeng kali ini jelas berbeda. Mulut meriam yang tertarik ke dalam dan meriam yang memendek membuat Yang Cong langsung menyadari ini adalah Cannon yang sudah di-charge. Tidak ada waktu untuk menghindar. Tunri melontarkan peluru Cannon yang secara tidak ilmiah langsung mengenai target dalam jarak nol. Ledakan terpicu di antara dua karakter, daya Cannon yang di-charge bahkan lebih kuat dari tiga tembakan Anti-Tank Cannon sekaligus. Fengjingsha terlempar lebih jauh, sementara Muyu Chengfeng sendiri menggunakan recoil untuk terus mundur.
Rencadana cadangan, tetap gagal menempelkan Muyu Chengfeng, tapi Yang Cong cukup puas dengan situasi saat ini, setidaknya dia berhasil menunda Su Mucheng. Xingxin tidak bisa merebut posisi tinggi, maka tujuan taktis mereka...
"Musuh ditemukan!"
Tiba-tiba muncul pesan di channel Tim 301 dari pemain Guardian Sun Mingjin.
Yang Cong langsung kaget. Dalam peta ini, dia punya gambaran kasar: anggota Tim 301 sudah bertemu musuh sebelum mencapai Gedung Tongmu. Hanya ada satu kemungkinan: target lawan sejak awal bukanlah gedung itu, tapi memprediksi pergerakan Tim 301 dan langsung memotong jalan untuk intercept.
Jika sejak awal Tim Xingxin memang tidak berniat merebut posisi tinggi strategis, maka intercept terhadap Muyu Chengfeng sama sekali tidak ada artinya.
Tapi, Muyu Chengfeng justru muncul di sini seolah ingin merebut posisi tinggi.
Ini...
"Berapa lawannya!" tanya Yang Cong terburu-buru di channel.
"4" Jawaban numerik sederhana tanpa tanda baca, pertanda sudah masuk ke ritme pertempuran sengit.
Strategi mengalihkan perhatian musuh!
Kata-kata itu langsung memenuhi pikiran Yang Cong.
Dia mencoba intercept Muyu Chengfeng milik Su Mucheng untuk menggagalkan rencana Xingxin merebut posisi tinggi.
Tapi apa tujuan Xingxin merebut posisi tinggi? Jelas untuk mengamati lebih baik setiap gerakan taktis Tim 301 yang baru-baru ini mahir menggunakan taktik (She Ming Yi Ji).
Maka sekarang, Yang Cong telah menyelesaikan misi intercept-nya. Tapi bersamaan dengan itu, bagaimana dengan strategi andalan Tim 301? Tanpa Assassin-nya, mana mungkin taktik She Ming Yi Ji untuk membunuh karakter kunci lawan bisa dijalankan?
Perangkap balik!
Ensiklopedia Hidup Glory, salah satu dari empat master strategi, gaya taktis yang paling dikuasai Ye Xiu. Sejak Musim ke-3, pemain seperti Yang Cong sudah berkali-kali menyaksikan atau bahkan merasakan langsung kehebatan ini.
Tapi hingga detik ini, tetap saja tak terduga.
Sejak hari pertama bergabung dengan Liga, Ye Xiu seolah memiliki teknik yang lebih tinggi, pengetahuan lebih komprehensif, dan teori strategi lebih mendalam dibanding pemain lain. Dia bagaikan penjelajah waktu dari masa depan, selalu selangkah lebih depan dari semua orang. Dia menciptakan taktik permainan tak terhitung, merancang strategi-struktur kompleks, melahirkan teori-teori revolusioner.
Perangkap balik, adakah yang lebih menguasai pola permainan ini dibanding perintis Glory sendiri?
Semua kalkulasi, semua kesadaran pemain seolah tak bisa lolos dari kendalinya. Dengan langkah ringan, dia selalu berada selangkah di depanmu. Saat kau tersadar, mencoba membalikkan serangan, semuanya terlihat sederhana. Tapi sebelumnya? Kau tak pernah bisa memprediksi lingkaran strateginya yang berlapis-lapis.
Tim 301 perlu koordinasi perlindungan untuk melancarkan She Ming Yi Ji.
Maka Xingxin harus menghancurkan She Ming Yi Ji.
Maka Xingxin harus merebut posisi tinggi strategis.
Maka Tim 301 harus mempertahankan posisi tinggi strategis agar tak direbut Xingxin.
Jadi Fengjingsha tercepat Tim 301 tiba di sini.
Kemudian Muyu Chengfeng yang paling cocok merebut posisi tinggi strategis juga tiba di sini.
Fengjingsha berhasil menghadang Muyu Chengfeng, tapi tanpa Fengjingsha, bagaimana Tim 301 bisa melakukan (She Ming Yi Ji) dengan perlindungan?
Jika Tim 301 tak bisa menggunakan (She Ming Yi Ji), apakah merebut posisi tinggi strategis masih penting bagi Xingxin?
Bolak-balik berputar-putar, yang rugi tetap Tim 301.
Mereka tak bisa memakai strategi andalan paruh musim kedua yang membuat banyak tim kewalahan.
Padahal teori Xingxin sesederhana ini.
Jika pelaku (She Ming Yi Ji) tak ada, ya tak bisa digunakan - logika sederhana yang bahkan anak kecil paham. Tapi Tim 301 terjebak, Yang Cong kena tipu.
Fengjingsha berbalik ingin mundur, tapi kali ini giliran Muyu Chengfeng yang tak mau melepaskan.
Dikejar artileri jarak jauh saat bertarung jarak dekat itu menyiksa.
Kau hanya bisa lari pontang-panting dan menghindar sampai keluar radius serangannya. Tak ada cara melawan balik - untuk menyerang harus mendekat, padahal "mendekat" dan "kabur" jelas antonim.
Selama bertahun-tahun, citra Assassin Yang Cong selalu sebagai prajurit yang menyerang di garis depan medan perang. Di musim ini, transformasi yang dilakukannya adalah menjadi kesatria yang rela mati demi mencapai tujuan. Seni melarikan diri sebenarnya bukan keahlian khusus Yang Cong. Bagaimanapun gaya bertarung Assassin-nya, yang ada hanyalah semangat berapi-api. Gaya licik khas kelas Night Shadow ini memang jarang terlihat pada dirinya.
Rentetan tembakan memburu langkah Fengjingsha. Yang Cong kesulitan dalam pelariannya.
Ia sudah menyerahkan niat untuk sepenuhnya menghindari serangan Muyu Chengfeng. Saat ini ia hanya terus berlari secepat mungkin untuk bergabung dengan timnya, menyatu dengan sistem taktis mereka.
Di tengah serangan terus-menerus, kecepatan gerak Fengjingsha yang biasanya top-tier pun banyak terhambat. Akhirnya, dalam visinya muncul bayangan-bayangan yang sedang bertarung di kejauhan - ada rekan setim 301, juga lawan dari Xingxin.
Hampir sampai!
Hati Yang Cong dipenuhi harapan, namun seketika itu juga, melihat bayangan besar dalam sudut pandangnya, tiba-tiba senyumnya menghilang.
Yang Cong mengangkat kamera karakter, menatap ke belakang.
Itu adalah bayangan Gedung Tongmu yang terproyeksikan sinar matahari, membentang di tanah. Tak jauh di depan, terdapat medan pertempuran kedua tim.
Saat ini ia bisa memerintahkan Fengjingsha untuk dash menyongsong rekan setim 301. Tapi kemudian? Ia yakin Su Mucheng yang terus memburunya akan melepaskannya saat ini, karena dia akan memerintahkan Muyu Chengfeng naik ke Gedung Tongmu untuk mengamati perubahan taktis Tim 301 dari posisi tinggi strategis.
Setelah bersusah payah berlari kembali, yang dihadapinya justru situasi canggung seperti ini? Apakah langkah ini juga sudah direncanakan lawan sebelumnya?
Ternyata sejak awal, ketika muncul niat untuk mencegat Su Mucheng, dia hanya punya satu pilihan.
Menumbangkan Su Mucheng!
Hanya dengan cara ini, bisa menghindari kecanggungan saat ini, memungkinkannya bergabung dengan tim dengan lancar, dan menjalankan pola permainan andalan mereka.
Selain itu, sama sekali tidak ada pilihan lain!
Meski Yang Cong sudah mantap dengan keputusannya, Fengjingsha tetap berlari ke arah tim besar di sisi sana, seolah tidak menyadari hal ini.
Sesuai prediksinya, Su Mucheng segera menghentikan pengejaran dan masuk ke Menara Tongmu untuk mencapai puncak.
Dengan sengaja memperlambat pergerakan Fengjingsha, Yang Cong memperkirakan progress Muyu Chengfeng saat naik lantai, lalu berbalik dengan gerakan berbalik ajarat!
Dia ingin mengurung Muyu Chengfeng di dalam menara. Jika tidak, pengejaran langsung seperti sebelumnya bisa membuatnya terseret taktik kiting Su Mucheng ke mana-mana.
Tapi ketika Fengjingsha hampir tiba di bawah Menara Tongmu, Yang Cong tiba-tiba membeku. Dia baru menyadari telah melakukan kesalahan fatal.
Dengan mengejar dari sini, bisakah Muyu Chengfeng terkurung di menara? Karakter itu bisa langsung melompat turun dari atas...
Sungguh lingkaran pengejaran yang menggelikan!
