Para anggota Xingxin hanya tersenyum kecut mendengar kritikan Chen Guo.
Meski senang mendapat penghargaan, saat ini Tim Xingxin belum bisa berpuas diri. Masih banyak persiapan playoff yang harus dilakukan, terutama adaptasi terhadap peralatan baru.
Equipment silver palsu 40 buah!
Minggu terakhir ini, departemen teknis Xingxin bekerja ekstra keras, menyelesaikan 4 equipment silver palsu terakhir tepat setelah babak 38 berakhir, sehingga total equipment silver palsu Xingxin mencapai 40 buah.
Dibanding equipment silver asli, equipment silver palsu lebih mirip barang sekali pakai yang sementara menutupi kekurangan peralatan Xingxin, tapi tidak memiliki ruang pengembangan berkelanjutan. Pemborosan seperti ini membuat Chen Guo cukup sedih. Tapi dia paham dalam kondisi Xingxin saat ini, tanpa metode khusus mustahil meningkatkan level perangkat keras secepat ini. Tim-tim lain butuh akumulasi bertahun-tahun, sehebat apapun Xingxin tidak mungkin menyamai level klub elite dalam 1-2 tahun. Jadi mereka harus menggunakan cara yang terkesan kurang visioner ini.
Untungnya, material paling berharga yang terkuras tidak banyak, dan tidak terjadi konflik dengan pengembangan equipment silver resmi Xingxin.
Satu-satunya equipment yang ditingkatkan secara resmi ke level 80: Qianji San.
Persyaratan level equipment dikurangi 5. Atribut ini akhirnya berhasil dibuat, dan terdistribusi di setiap bentuk Qianji San. Statistik dasar setiap bentuk jelas melampaui equipment silver Level 75 satu tingkat, dengan peningkatan kecil pada atribut tambahan. Pada level 50, Qianji San memiliki 9 bentuk: perisai, tombak perang, senapan, tachi, arit perang, tongkat sihir, ninjato, Tonfa, dan pedang knight, sekaligus memiliki fungsi Kotak Mekanis Mecha Specialist.
Peningkatan selanjutnya tetap mempertahankan karakteristik perubahan bentuk ini. Hingga kali ini, dalam lompatan langsung dari level 70 ke 80, Guan Rongfei berhasil menambahkan bentuk baru ke Qianji San.
Berbasis bentuk Tonfa yang terpisah, Qianji San dapat berubah menjadi duo pedang Night Shadow.
Tulang payung yang menyangga kain payung dapat dilepas dan dipasang di pergelangan tangan sebagai senjata cakar kelas bertarung.
Kain payung dilipat membentuk kipas yang terpotong horizontal, tersusun di batang payung dengan bentuk aneh menyerupai kapak besar, namun sebenarnya merupakan Pedang Besar kelas swordsman.
Dengan tiga bentuk tambahan di atas, ditambah sembilan bentuk asli Qianji San sebelumnya, total mencapai dua belas bentuk. Guan Rongfei memang sosok jenius dalam riset peralatan. Untuk Qianji San, dia tidak sekadar menjiplak konsep pengembang aslinya. Karena dia melihat logika pengembang asli hanya berlaku sampai Level 50. Material baru apa yang muncul setelah Level 50? Atribut baru apa yang ditambahkan dalam game? Para pengembang asli mungkin tidak memahami hal ini. Guan Rongfei memberanikan diri menambahkan elemen baru pada konsep lama, akhirnya meningkatkan Qianji San ke level yang lebih tinggi.
Jika tujuannya hanya untuk menggunakan skill tingkat pemula, sebenarnya Qianji San cukup memiliki enam bentuk senjata dari enam kelas karakter yang berbeda. Namun semakin banyak variasi bentuk, semakin kaya pula variasi pertempuran untuk kelas Loner yang serba bisa. Saat ini metode penggunaan Qianji San dalam memadukan bentuk berbeda dengan skill berbeda, tiga bentuk tambahan berarti menambah tiga skill kelas karakter tanpa perlu beralih kelas atau awakening.
Total dua belas bentuk akhir: dua jenis kelas pedang, satu jenis senjata jarak jauh, dua jenis kelas bertarung, tiga jenis Paladin, dua jenis kelas sihir, dan dua jenis Night Shadow. Distribusinya terbilang cukup merata.
Semua orang termasuk Ye Xiu sedang berusaha keras beradaptasi dengan peralatan baru ini. Wartawan Esports Home, Chang Xian, sering menelepon dan berkunjung ke Warnet Xingxin belakangan ini. Sebagai jurnalis, mengumpulkan informasi adalah tugas utamanya. Meski tahu tim esports tidak suka diganggu di masa seperti ini, Chang Xian tetap memaksakan diri berharap bisa mendapatkan bahan berita.
Tapi setelah datang berkali-kali, selain bos Chen Guo, Chang Xian belum pernah bertemu orang lain.
Begitu tiba di Tim, langsung bertemu bos. Dari sisi ini benar-benar memperlihatkan atribut Tim baru Xingxin tanpa sisa. Tidak ada bos tim lain seperti Chen Guo Xingxin yang mudah ditemui layaknya resepsionis, lebih gampang ditemui daripada pemain mana pun di Tim. Wartawan lain yang meliput tim pasti senang mati kalau menemukan kondisi seperti ini.
Tapi Xingxin justru pengecualian. Hari ini Chang Xian kembali menyelinap diam-diam ke Xingxin, hasilnya begitu masuk pintu langsung bertatapan dengan senyum Chen Guo. Ia hanya bisa mengeluarkan ekspresi pasrah dan senyum pahit: "Chen Jie..."
"Kenapa, tidak senang ketemu aku?" kata Chen Guo. Berurusan dengan media juga hal baru baginya, tapi kebetulan wartawan yang sering ia temui, Chang Xian, juga masih baru di industri - jujur dan polos, jauh dari kecerdikan wartawan senior. Chen Guo menghadapinya selalu lebih dari cukup.
"Tidak-tidak!" Chang Xian buru-buru mengangguk. Mana berani dia menyinggung Chen Guo? Meski mudah ditemui layaknya resepsionis, tapi dia benar-benar bos, ini fakta sejati.
"Chen Jie, lihat aku sudah datang berkali-kali, kasih sedikit info dalam dong!" pinta Chang Xian dengan wajah memohon.
"Benar-benar tidak ada rahasia. Hanya tidak ingin diganggu, latihan tertutup yang keras, berusaha jadi penantang juara!" Chen Guo tertawa santai menjawab.
"Kata-kata ini sudah sering didengar oleh Chang Xian, tapi dia tidak bisa percaya. Meski masih pemain baru di industri ini, setelah beberapa tahun menjalani pekerjaan ini, kemampuan Chang Xian dalam membaca situasi dan ekspresi wajah sudah cukup terlatih. Ditambah lagi, Chen Guo sama sekali bukan tipe orang yang suka menyembunyikan isi hati. Lihat saja ekspresi ceria Chen Guo saat mengatakan ini padanya - makna "Aku punya info dalam tapi tidak akan kuberitahu" benar-benar terpampang jelas di wajahnya.
"Ah, Kak Chen, bisakah aku bertemu Kak Ye dan yang lain untuk menanyakan pendapat mereka tentang pertandingan babak pertama?" Chang Xian hampir menangis. Meski Chen Guo menuliskan hal "punya info dalam" langsung di wajahnya, dia tetap tidak mau mengatakannya. Chang Xian sama sekali tidak punya solusi, jelas-jelas dia sedang menikmati sensasi "Aku punya rahasia tapi tidak akan kuungkapkan" ini!
"Mereka benar-benar sibuk, nanti beberapa hari lagi saja!" Kali ini Chen Guo menjawab dengan serius dan tegas.
"Kalau begitu, bagaimana pendapat Kak Chen tentang babak pertama?" Chang Xian yang tak berdaya akhirnya mengandalkan Chen Jie seadanya.
Ya, seadanya!
Bagi tim-tim lain, mewawancarai bos sejati sebuah tim itu sangat sulit. Tapi di Xingxin ini biasa saja, karena bertemu Chen Guo terlalu mudah. Chang Xian sudah tak terhitung kali bertemu Chen Guo saat makan mie goreng di warung tenda di persimpangan jalan. Semua sudah akrab seperti keluarga, sama sekali tidak ada aura misteri. Jadi Chang Xian juga paham, bos Chen Guo ini agak spesial, kadang merasa dia hanya eksis secara nama saja, terlalu banyak urusan Tim Xingxin yang dasarnya bukan keputusannya sebagai bos. Tentu saja, dari data registrasi Xingxin di Liga dan data registrasi bisnis atas nama Klub Xingxin, Chen Guo memang pemilik sah Xingxin yang sejati, bos terbesar.
Bos yang satu ini... punya sifat boneka, tapi dia dengan senang hati mau menjadi boneka. Kalau harus disimpulkan dengan satu kalimat, Chang Xian hanya bisa bilang tiga kata: fans sejati!
Benar, fans sejati!
Dibandingkan Xia Zhongtian, putra mahkota Ming Qian Lü yang muncul setelah Jia Shi bubar dan mengambil alih Jia Shi, cintanya jauh lebih tulus. Kontrol Xia Zhongtian atas Jia Shi baru jauh lebih kuat daripada Chen Guo, dan dia juga lebih mirip bos klub yang serius. Sebagai wartawan di pos Kota H, Chang Xian tentu juga pernah meliput Jia Shi yang sekarang.
Untuk bos seperti Chen Guo, Chang Xian benar-benar tak tahu harus berkata apa.
"Menjadi teman, tentu saja sangat baik, dan juga menyenangkan. Tapi sebagai narasumber, identitas yang begitu tajam ini, nilai wawancaranya sangat terbatas. Chang Xian berpikir saja sudah bikin betah. Dirinya sering menemui bos Xingxin, tapi sama sekali tidak bisa menggali informasi persiapan internal Xingxin, kalau sampai ketahuan pasti jadi bahan tertawaan!"
"Babak pertama, mengalahkan Blue Rain, tentu saja." Chen Guo berkata.
Chang Xian mengadukan, benar-benar basa-basi! Sudah diduga sebelumnya, makanya dia malas membuka recorder.
"Ada penataan taktik spesifik yang disiapkan?" tanya Chang Xian.
"Itu rahasia, tidak bisa diungkapkan." Chen Guo tersenyum sopan.
Rahasia apa? Kamu saja tidak tahu! Chang Xian terus merengek.
"Apakah Bos Wei akan tampil melawan Blue Rain? Dia punya hubungan erat dengan mereka!" Chang Xian bertanya lagi.
"Ini tergantung kebutuhan teknik dan strategi. Kami tidak akan mengatur susunan tim khusus hanya untuk menciptakan daya tarik." Chen Guo berkata dengan serius.
Aduh, bicaranya seperti ahli, pasti ada yang ngajarin! Chang Xian refleks melihat sekeliling, seolah-olah ada yang akan membisikkan petunjuk di warnet ini.
"Xiao Chang duduk dulu ya, aku mau keluar membeli beberapa aset." Chen Guo berkata sambil pergi.
Chang Xian mengangguk pasrah. Lihatlah! Inilah bos Xingxin yang sangat daily quest. Chang Xian memperhatikan Chen Guo keluar warnet, lalu masuk ke toko anggur di pinggir jalan. Tak lama kemudian dia keluar membawa sebungkus rokok.
"Oh, ternyata membeli rokok untuk Ye Xiu dan Wei Chen!" Chang Xian terlalu familiar dengan Xingxin, langsung bisa menilai sebab-akibatnya.
"Xiao Chang silakan duduk dulu, aku akan mengantar barang ke atas!" Chen Guo kembali sambil menggoyangkan rokok di tangannya ke arah Chang Xian, lalu naik ke lantai atas lagi.
Terlalu akrab!
Chang Xian terus merenung. Hubungan ini sudah terlalu mesra sampai tidak dianggap orang luar. Sebagai wartawan pendamping tim, seharusnya kedekatan seperti ini memudahkan pekerjaannya. Tapi sekarang Chang Xian sadar, kedekatannya sudah melewati batas. Hingga saat ini, menanyai detail persiapan Xingxin terasa memalukan, seolah mengkhianati persahabatan.
Dirinya... gagal mengontrol batas hubungan profesional! Kesadaran Chang Xian ini datang terlambat. Beberapa saat kemudian, melihat Chen Guo turun sambil membuka buku catatan pemasukan warnet, mereka mengobrol santai di hadapannya.
Bos Xingxin berpendapat semua penghargaan pertandingan reguler harus menjadi milik Xingxin...
Informasi ini didengar Chang Xian dari obrolan. Tapi... bisakah ini ditulis di artikel? Bisa? Bisa? Ini jelas candaan antara teman yang disampaikan secara pribadi! Tentu tidak boleh dipublikasikan.
Harus bagaimana ini?
Esports Weekly sedang mempersiapkan edisi khusus playoff Glory. Edisi pra-pertandingan ini harus memuat kondisi persiapan setiap tim. Bagaimana cara menulis laporan tentang Xingxin?
