Debut playoff berakhir, komentar yang membludak memuji kinerja juara Lun Hui. Adapun Hundred Blossoms, dalam pertandingan juga tidak banyak celah yang layak dikritik, tapi justru karena itu semakin menunjukkan kekuatan Lun Hui.
Tak terasa sudah hari kedua, debut belum sepenuhnya dicerna, pertandingan kedua playoff sudah di depan mata. Kandang Tim 301 Derajat akan kedatangan Tim Dominant Hero. Bagaimana ledakan Dominant Hero yang sengaja menahan diri di pertandingan reguler saat memasuki playoff?
Pertandingan ini jelas lebih layak menjadi perhatian Xingxin. Karena sesuai jadwal playoff liga, jika Xingxin berhasil mengeliminasi Blue Rain dan masuk semifinal, lawan berikutnya akan menjadi pemenang antara Dominant Hero vs Tim 301 Derajat. Dua tim ini pasti akan bertemu salah satunya, jika semuanya berjalan lancar.
Hasilnya malam itu, Tim Xingxin tetap tidak menonton pertandingan, tidak melihat yang ini, juga tidak mengambil berkas rekaman untuk meninjau pertandingan sebelumnya.
"Besok akan menjadi hari pertandingan Xingxin," sepanjang hari ini latihan tim Xingxin bersifat penyesuaian. Setelah makan malam, semua bebas beraktivitas. Setiap orang boleh menggunakan cara favorit masing-masing untuk meredakan tekanan sebelum pertarungan hidup-mati ini.
Di ruang rapat, Chen Guo kembali memasang layar proyektor untuk menonton pertandingan. Yang datang masih Wu Chen dan Guan Rongfei seperti biasa.
Pemain telah selesai tampil, pertandingan akan segera dimulai, namun Chen Guo terlihat tidak fokus.
Apa yang sedang dilakukan yang lain?
Chen Guo sangat penasaran. Setelah makan malam, semua orang berpisah tanpa menjelaskan rencana masing-masing. Dia ingin tahu, tapi akhirnya memilih tidak mengganggu.
"Sudah mulai belum?" tiba-tiba suara Ye Xiu terdengar.
"Hmm?" Chen Guo menoleh dan melihat Ye Xiu masuk dari pintu.
"Kamu mau nonton?" Chen Guo terkejut.
"Iya, tidak ada kerjaan, nonton saja." Ye Xiu langsung duduk sembarangan.
Chen Guo memandang Ye Xiu. Benar juga! Si pemalas ini mana perlu cara khusus untuk meredakan tekanan pra-pertandingan? Baginya semua ini sudah seperti makan-tidur biasa. Jalani saja seperti hari-hari biasa.
"Sebentar lagi mulai." kata Chen Guo.
"Bocah-bocah ini tahu cara menyimpan tenaga. Aku ingin lihat performa mereka." Ye Xiu bergumam.
"Hmm..." Chen Guo mengangguk. Dia paham maksud "bocah-bocah" yang disebut Ye Xiu.
Pertandingan dimulai.
Pemain pertama yang tampil dari Dominant Hero adalah Lin Jingyan; sementara dari Tim 301, Li Yihui yang maju.
Pertarungan sesama kelas karakter ini dimenangkan Li Yihui dengan kelebihan yang cukup tipis.
Dominant Hero kemudian mengirim rookie Song Qiying sebagai pemain kedua. Setelah menghabisi Li Yihui yang tersisa sedikit HP, dia berhasil mengalahkan Gao Jie yang menjadi pilihan kedua Tim 301.
"Anak ini punya prospek cerah," komentar Ye Xiu tentang Song Qiying. Meski kalah dari Tang Rou dalam perburuan gelar Pemain Baru Terbaik, lingkungan kompetitif di Dominant Hero membatasi kesempatan tampilnya. Andai bukan karena sistem shift tiga veteran di musim ini, kesempatan Song Qiying mungkin akan lebih minim lagi.
Jika Song Qiying mendapat kesempatan seluas Tang Rou, atau dimanfaatkan seperti Lu Hanwen di musim sebelumnya, mungkin dia bisa menjadi ancaman serius bagi Tang Rou. Sifatnya yang sangat mirip Zhang Xinjie dan performa matangnya di lapangan membuatnya terasa sangat bisa diandalkan meski masih muda.
Namun setelah mengalahkan Gao Jie, Song Qiying langsung dikirim turun dari lapangan oleh Qian Wenju - pemain ketiga Tim 301. Zhang Jiale dari Dominant Hero kemudian naik dan menumbangkan Qian Wenju. Ketika Yang Cong dari Tim 301 maju, dia pun tumbang di bawah serangan spektakuler efek cahaya Hundred Blossoms milik Zhang Jiale.
"Si pemalas hari ini kondisinya bagus ya!" Ye Xiu berkata. Uang Wenju yang dikalahkan Zhang Jiale memiliki HP cukup banyak, kemudian berhasil mengalahkan Fengjingsha milik Yang Cong yang masih full HP, hampir bisa dihitung sebagai 1 vs 2. Tapi selanjutnya, jagoan bertahan Tim 301 Bai Shu maju. Saat itu Dominant Hero masih memiliki tiga orang, kelebihan yang jelas. Zhang Jiale bermain santai, meski tidak menyelesaikan aksi heroik 1 vs 3, tapi bertanggung jawab menyerahkan Bai Shu ke pemain berikutnya. Pemain keempat Dominant Hero yang maju adalah kapten mereka Han Wenqing, akhirnya Chaoxi milik Bai Shu tumbang di bawah tinju Desert Dust.
"Satu per satu semangatnya menggebu ya!" teriak Ye Xiu melihat Dominant Hero sudah unggul 5-3 di arena pertandingan.
Pertandingan tim besar yang dilakukan kemudian, Tim Dominant Hero akhirnya menunjukkan ritme berbeda dari pertandingan reguler. Di pertandingan reguler, meski sudah menghentikan sistem shift di akhir, beberapa veteran yang berkumpul sekarang ini sepenuhnya untuk menjaga kondisi playoff, khawatir sistem shift yang terus menerus membuat tiga orang tidak pernah tampil bersama sehingga koordinasi menjadi kaku.
Fakta membuktikan kekhawatiran seperti ini terhadap veteran agak terlalu berhati-hati. Para pemain berpengalaman ini seperti orang yang sudah belajar bersepeda, berapapun lama tidak mengendarai, begitu pegang setir masih bisa cepat menguasai.
Veteran Dominant Hero yang tidak tampil bersama di sekitar tiga perempat pertandingan, setelah mulai menyesuaikan kondisi, langsung menemukan chemistry tanpa perlu waktu lagi untuk menyempurnakan kerjasama.
Mereka terus menahan kegembiraan mereka, menyimpan tenaga untuk dilepaskan sepenuhnya di playoff.
Dan sekarang, saatnya tiba.
Setelah menahan diri selama satu musim, mendengar berbagai desas-desus "orang-orang ini sudah benar-benar tidak bisa lagi", Dominant Hero akhirnya tidak lagi menahan kekuatan setelah masuk playoff, memberikan serangan balik keras terhadap berbagai komentar. Tentu saja, ini bukan alasan utama mereka bertindak - ini adalah ritme yang sudah dipersiapkan Dominant Hero sejak awal musim.
6-2.
Skor akhir pertandingan tim benar-benar dominan. Strategi Tim 301 yang baru dilatih setengah musim, setelah kehilangan unsur kejutan, sama sekali tidak menghasilkan keuntungan melawan tim paling berpengalaman di liga ini.
Total skor 11-5, selisih kemenangan yang cukup besar, dan ini pun terjadi di kandang Tim 301...
Hundred Blossoms dan Tim 301, dengan susah payah akhirnya lolos ke playoff, namun di babak pertama sudah kehilangan keunggulan kandang mereka.
Ada yang bersukacita ada yang menangis, hasil pertandingan memang selalu seperti ini.
"Dominant Hero sepertinya akan menang." Ye Xiu berkata. Skor 11-5, keunggulan yang sangat besar. Tim 301 ingin membalikkan keadaan di kandang Dominant Hero, mungkin sangat sedikit yang percaya mereka bisa.
"Baik, saatnya istirahat!" Ye Xiu berdiri mengumumkan dengan suara tegas seperti hendak maju ke medan perang. Mungkin dalam pikirannya, istirahat malam ini adalah agenda penting untuk persiapan pertandingan besok.
Beberapa orang keluar dari ruang rapat secara bergantian. Saat tiba di luar ruang latihan, mereka melihat cahaya dari dalam. Ye Xiu membuka pintu dengan santai dan terkejut melihat Mo Fan masih berada di dalam ruang latihan.
"Sedang apa?" tanya Ye Xiu.
"Rekaman." Mo Fan kini sudah tidak sepenuhnya mengabaikan ucapan orang lain. Jika ditanya, dia akan menjawab.
"Oh?" Ye Xiu mendekat. Chen Guo yang juga ikut masuk, berdua mengintip dan melihat...
"Ini semua rekaman pemain Blue Rain!" Ye Xiu menyadari, Mo Fan sedang menganalisis performa anggota Tim Blue Rain di arena pertandingan. Rekaman pertandingan ini tentu sudah dikumpulkan dan diorganisir Xingxin. Mereka memilih pertarungan bernilai tinggi sebagai bahan penelitian akhir. Yang ditonton Mo Fan adalah performa Tim Blue Rain di arena duel selama pertandingan reguler.
Tapi besok... Mo Fan tidak akan tampil! Ye Xiu tidak punya kebiasaan mengumumkan formasi pemain di menit terakhir sebelum pertandingan. Biasanya diumumkan sehari sebelumnya.
Formasi lawan Tim Blue Rain sudah diumumkan pagi ini. Mo Fan tidak termasuk dalam jadwal pertandingan babak ini. Meski begitu, dia masih gigih menganalisis data Tim Blue Rain.
"Istirahatlah lebih awal!" Chen Guo tersentuh, mengingatkan dengan tulus.
“Tidak perlu.” Hasilnya, Mo Fan justru membalas dengan dingin dua kata. Chen Guo tertegun, namun segera memahami maksud Mo Fan. Mo Fan besok tidak tampil bertanding, jadi tak perlu masuk ke ritme pra-pertandingan, cukup jalani seperti biasa. Hanya saja cara si pemalas itu mengucapkan dua kata tadi, benar-benar memberi kesan seolah ia sedang meluapkan kekecewaan karena tidak bisa tampil. Untungnya semua orang tahu bahwa Mo Fan memang selalu bicara dengan nada seperti itu.
“Kalau begitu jangan sampai terlalu malam.” Chen Guo kemudian menambahkan ucapan perhatian sebelum semua orang akhirnya berpencar.
Di lantai bawah, pertandingan telah usai. Siaran langsung Warnet Xingxin seharusnya sudah bubar, namun suasana justru terlihat lebih ramai dibanding saat pertandingan berlangsung. Ye Xiu dan yang lain, dari atas tangga memandang ke bawah, ternyata ketiga atlet mereka—Qiao Yifan, Luo Ji, dan An Wenyi—sedang dikepung dengan semangat.
“Ada apa ini?” Chen Guo buru-buru turun dan bertanya ke admin jaringan.
Ternyata ketiga anak muda ini diam-diam menyelinap di antara kalangan pemain biasa untuk menikmati dan mendiskusikan pertandingan ini bersama. Saat acara bubar, mereka tak sengaja dikenali. Pemain yang datang ke Warnet Xingxin ini, sikap mereka terhadap Tim Xingxin sudah pasti jelas kan? Dengan tegas mengepung, memberikan doa dan dukungan untuk ketiga pemain muda tersebut.
“Wei wei!!” Chen Guo langsung bergegas masuk ke depan kasir dan berteriak menggunakan pengeras suara warnet.
“Cepat biarkan atlet kami pulang istirahat!” teriak Chen Guo.
“Ye Xiu!!” Hasilnya semua orang berteriak lebih keras dari Chen Guo. Ye Xiu tidak lewat pintu belakang, langsung turun dari tangga sisi warnet. Teriakan Chen Guo menarik perhatian, membuat semua orang menemukan kehadiran yang lebih menggemparkan.
“Tenang!” Ye Xiu dengan tegas bergegas masuk ke depan kasir, merebut sistem siaran dari tangan Chen Guo.
“Semua tenang! Untuk memberi semangat, silakan datang ke arena live besok!” teriak Ye Xiu.
“Semangat! Semangat!” teriak semua orang penuh emosi. Sebenarnya impulsif mereka cukup terkendali, karena semua tahu besok Xingxin akan bertanding. Fans sejati akan lebih dulu menolak gangguan berlebihan. Setelah Ye Xiu berteriak beberapa patah kata, semua memahami dan menahan semangat. Tiga anggota muda yang terjebak tadi mengucap terima kasih atas dukungan, lalu pergi bersama Ye Xiu.
Di perjalanan pulang, mereka melihat dua sosok familiar sedang nongkrong di trotoar. Satu sedang merokok, satunya lagi memainkan rantai sepeda di tangannya.
Mereka menyelinap mendekat, mendengar Wei Chen dan Baozi sedang bernostalgia. “Di masa lalu, Lao Fu ini adalah roh tulang punggung Tim Blue Rain, sosok yang tak tergantikan!” kata Wei Chen dengan ekspresi pilu.
