Dominant Hero baru akan menjadi lawan Xingxin jika lolos babak ini. Masih terlalu dini untuk mengkhawatirkannya sekarang. Prioritas Xingxin tetap fokus pada pertandingan melawan Blue Rain.
Selama lebih dari seminggu ini, selain menyempurnakan kerjasama dengan Peralatan baru, tentu saja fokus utama adalah persiapan aktif melawan Tim Blue Rain. Tanpa mempertimbangkan hal lain, konsentrasi penuh, hanya satu lawan ini yang ada dalam persiapan. Dan sekarang, tiba saatnya untuk membawa semua ini ke arena pertandingan.
Di pertandingan reguler sebelumnya, Xingxin dua kali menghadapi Blue Rain dengan skor 1-9 dan 2-8, kekalahan yang cukup parah. Kali ini dengan apa Xingxin akan mengalahkan Blue Rain? Esports Weekly edisi hari ini sedang menganalisis masalah ini. Koran mingguan esports yang kini menjadi harian ini memiliki dua konten utama: pertandingan yang baru berakhir tadi malam, dan pertandingan yang akan dimulai malam ini. Kontennya detail dan padat, disukai penonton, tapi membuat pekerja media sibuk tujuh keliling.
Dari tingkat dukungan online untuk pertandingan ini, Blue Rain masih memiliki kelebihan yang cukup jelas dengan 73% dukungan, sementara Xingxin hanya meraih 27%.
Namun data seperti ini tidak akan membuat Xingxin gentar. Saat Tantangan Rookie melawan Jia Shi dulu, tingkat dukungan yang mereka dapatkan bahkan lebih menyedihkan dari ini. Tapi apa artinya? Jika voting benar-benar bisa mewakili hasil, untuk apa bertanding? Cukup voting lalu bagi hadiah saja.
Di hari pertandingan, tidak ada latihan intensif yang dilakukan, tapi pemain juga tidak boleh sama sekali tidak menyentuh komputer sampai pertandingan mulai baru melakukan pemanasan.
Pada sore harinya, para anggota Xingxin sudah berkumpul di ruang latihan Xingxin. Masing-masing menduduki satu komputer untuk bermain Glory. Ada yang bermain dengan serius, ada juga yang santai. Ye Xiu tidak perlu lagi mengingatkan mereka - pemanasan sebelum pertandingan seperti ini juga biasa dilakukan selama pertandingan reguler. Setelah satu musim, setiap orang sudah memiliki cara favorit masing-masing untuk memanaskan diri, semua dilakukan sesuai kebiasaan pribadi.
Sambil menyesuaikan status permainan dengan santai, mereka juga memperhatikan waktu yang berdetak perlahan.
Sekitar pukul lima, Chen Guo memanggil semua orang untuk makan malam. Di hari pertandingan, makan malam biasanya dimajukan lebih awal. Saat itu hanya tersisa tiga setengah jam sebelum pertandingan dimulai. Atmosfer begitu mencekam sampai-sampai Chen Guo hanya bisa makan beberapa suap sebelum merasa kenyang, dengan susah payah melanjutkan "sandiwara" makannya. Di sisi lain, para pemain justru terlihat lebih rileks darinya.
Setelah makan, semua orang melakukan aktivitas bebas. Sekitar pukul tujuh lebih, semua anggota dengan sadar berkumpul kembali - saatnya tampil.
Keluar dari pintu belakang Warnet Xingxin, menyeberang jalan, masuk melalui jalur eksklusif pemain...
Rute ini sudah mereka lewati sepanjang musim, tapi tidak pernah seserius kali ini. Seolah setiap langkah dari sekarang akan mempengaruhi hasil pertandingan.
Ruang persiapan sudah siap sejak lama. AC menyala cukup lama sampai suhu ruangan sangat nyaman. Setiap orang yang masuk langsung mencari posisi duduk, lalu diam membisu.
Terlalu menekan!
Chen Guo merasakan tekanan yang sangat dalam. Di saat seperti ini, seharusnya mengatakan sesuatu! Chen Guo melihat Ye Xiu, lalu Wei Chen – dua senior di antara para senior ini yang biasanya selalu memperhatikan suasana tim. Mengapa hari ini mereka diam saja? Apakah mereka juga tertekan oleh atmosfer ini?
Haruskah aku yang memulai?
Harus bicara apa?
"Semangat"? "Santai saja"?
Slogan-slogan ini jika diulang terus juga tidak berguna! Seharusnya menyiapkan beberapa lelucon kering, mungkin bisa memberi efek tak terduga.
Pikiran Chen Guo melayang-layang, tetap bingung bagaimana memulai. Akhirnya, Ye Xiu membuka suara.
"Apakah strategi masih ingat? Perlu kuulang lagi?" kata Ye Xiu.
Semua saling pandang, menggeleng pelan tanpa suara.
"Hmm, kuncinya ada pada perubahan di lapangan. Di titik ini kita punya kelebihan besar. Soal kecepatan mengetik, aku yakin bisa mengalahkan Yu Wenzhou sepanjang garis khatulistiwa!"
"Hehehehe." Semua tertawa kering.
"Sebagai atlet profesional, kecepatan tangan Yu Wenzhou sebenarnya tidak memenuhi standar. Tapi dia bisa menjadi pemain berlevel All-Star. Kalian tahu kenapa?"
Semua menggeleng. Sejujurnya, tak ada yang berminat menebak-nebak di saat seperti ini.
"Mengoptimalkan kelebihan dan menghindari kekurangan."
“Omongan kosong ya?” Ye Xiu tersenyum, “Tapi ini fakta. Di liga ini, tidak ada yang lebih ahli darinya dalam hal seperti ini. Ini gaya Yu Wenzhou, sekaligus gaya taktis Tim Blue Rain. Setelah mantan kapten Wei Chen yang merupakan roh tim tak tergantikan pensiun, Blue Rain mulai menapaki jalan kebangkitan...”
“Enyahlah kau!” Wei Chen kali ini harus bersuara.
“Hahaha.” Kali ini tawa semua orang terasa lebih natural dibanding sebelumnya.
“Karena lawan kita kali ini Blue Rain, aku menyerukan semua untuk belajar dari Kawan Yu Wenzhou. Optimalkan kelebihan, lepaskan keunggulan masing-masing di arena ini sekuat-kuatnya. Dengan begitu, tak akan ada penyesalan. Untuk kekurangan, jangan khawatir. Setiap orang punya celah, makanya kita membentuk tim. Kekurangan satu orang ditutupi empat lainnya - inilah konsep tim besar.”
“Jaga punggung satu sama lain, maka setiap orang akan memiliki Guardian di belakangnya. Majulah dengan berani!”
“Xingxin, waktunya tampil.”
Begitu Ye Xiu selesai bicara, petugas mengetuk pintu ruang persiapan Xingxin untuk memanggil mereka.
“Gas!” Ye Xiu memimpin tim berjalan keluar. Di seberang, para pemain Blue Rain juga sedang keluar dari ruangan mereka.
Dua tim berbaris, berdiri dalam dua barisan di jalur eksklusif. Kapten kedua tim berdiri di depan, sementara Ye Xiu yang baru saja berpidato sejak dari Yu Wenzhou membuat anggota Xingxin tak henti melirik kapten Tim Blue Rain dengan kecepatan tangan tidak memenuhi standar ini.
"Tebak kami punya skill besar apa?" Ye Xiu berbicara dengan Yu Wenzhou di posisi terdepan.
"Tidak." Yu Wenzhou tersenyum, dia sama sekali tidak mencoba menebak.
"Sekarang aku tidak takut memberitahumu." Ye Xiu berkata.
"Aku juga sedang menunggu momen ini." Yu Wenzhou menjawab.
"Ini adalah peralatan." Ye Xiu membuka kartu.
"Oh, akhirnya Qianji San-mu tidak menahan perkembangan kita lagi?" Yu Wenzhou menyindir. Senjata transformasi Jun Moxiao ini telah bertahan di level 70 sepanjang musim. Kini senjata karakter inti maupun karakter dengan Senjata Perak pasti sudah diprioritaskan peningkatannya, hampir semua berevolusi ke level 75. Senjata level 70 sudah menjadi angka yang hampir punah.
"Hehe, seharusnya kalian yang tidak menahan perkembangan saya." Ye Xiu tertawa sinis.
"Apa kau tidak bisa berhenti membual sampai mati?" Suara dari belakang Yu Wenzhou akhirnya meledak.
"Wah, berapa kalimat kita bicara tadi? Dia bisa bertahan sampai sekarang baru menyela, luar biasa bukan?" Ye Xiu berpura-pura terkejut pada Yu Wenzhou.
"Hehehe..." Yu Wenzhou hanya tersenyum, apa lagi yang bisa dia katakan!
"Nanti saat melihatnya, jangan sampai teriak ketakutan." Ye Xiu berbalik ke Huang Shaotian.
"Kau juga jangan nangis saat kalah." Huang Shaotian membalas.
"Mana mungkin aku kalah?" Ye Xiu menyeringai dengan wajah penuh kesombongan.
"Malu tidak? Sudah kalah dua kali." Huang Shaotian membahas pertandingan reguler.
"Aku tidak kalah." Ye Xiu kali ini meninggalkan konsep tim besar yang selalu digembar-gemborkannya. Secara individual, tentu dia tidak kalah, bahkan menang 37 babak beruntun!
"Itu cuma keberuntunganmu." Huang Shaotian tetap ngotot.
"Coba kamu tunjukkan keberuntunganmu? Aku sengaja hanya menang 37 arena, menyisakan satu pertandingan, silahkan counter!" kata Ye Xiu.
"……" Kali ini Huang Shaotian tak berani merespons meski tetap ngotot. Untungnya petugas sudah memberi tanda kedua tim pemain untuk mulai masuk ke arena.
"Ayo." Tim tamu masuk lebih dulu, tapi Yu Wenzhou tak lupa menyapa Ye Xiu di sampingnya sebelum melangkah masuk.
Bukan kandang sendiri, mendapat tepuk tangan sopan saja sudah bagus. Teriakan histeris dari fanbase yang ikut tim pun pasti dipadamkan fans tuan rumah. Mana mungkin mereka membiarkan si pemalas tim tamu berulah di wilayah mereka?
Di arena, proyeksi holografik Suoke Sa'er melakukan beberapa gerakan. Gaya-gayaan seperti ini tentu tidak mempertimbangkan karakter tim tamu, tidak dikritik saja sudah termasuk berintegritas. Penyiar live hanya memberi pengantar singkat tentang Yu Wenzhou sebelum memanggil partisipan berikutnya.
"Huang Shaotian" segera naik ke panggung, perlakuan yang diterimanya hampir sama dengan "Yu Wenzhou". Hal semacam ini sudah biasa terjadi di kandang mana pun. Pemain "Blue Rain" yang berpengalaman tentu tidak mempermasalahkannya. Pemain satu per satu naik ke panggung sesuai ritme, menuju kursi pertandingan. Kemudian, giliran "Xingxin" tampil, gelora sorakan langsung berubah drastis. Saat "Ye Xiu" muncul dari jalur eksklusif, teriakan histeris penonton langsung memenuhi seluruh stadion.
"Jun Moxiao" memamerkan berbagai perubahan "Qianji San" di arena. "Ye Xiu" melambaikan tangan ke empat penjuru penonton, durasi penampilannya jelas berbeda dengan pemain "Blue Rain". Presentasi live apalagi, seolah ingin mengumbar seluruh riwayat karir gemilangnya dengan cara paling bombastis.
Pemain "Xingxin" satu per satu naik ke kursi pertandingan. Kedua tim bersalaman sebelum laga, lalu turun. Namun tersisa dua orang - jelas ini pemain starter arena yang malas turun-naik lagi.
"Ye Xiu, itu Ye Xiu!" Komentator "Pan Lin" sudah teriak histeris sejak awal.
Ternyata "Ye Xiu" menjadi starter arena "Xingxin". Hingga playoff pun dia masih mempertahankan posisi pembuka? Hampir tak ada yang memprediksi skema ini. Keberadaan "Ye Xiu" yang terkenal sebagai duelist terkuat, semua secara formulais menempatkannya di posisi keempat.
Tapi sekarang, starter pembuka!
Sementara di sisi "Blue Rain", pemain pertama yang maju adalah ahli tenaga dalam "Song Xiao"! Sang "Mr. Kunci" mereka ditempatkan di urutan pertama arena, strategi dan antisipasi seperti apa ini?
Kedua orang itu saling menyapa sekali lagi, lalu masing-masing pergi ke kursi pertandingan tim mereka.
"Xingxin ternyata mengirim Ye Xiu sebagai starter di arena, ini sangat mengejutkan. Bagaimana pendapat Pelatih Li?" kata Pan Lin.
"Uh, menurutku ini mungkin untuk menyemangati tim Xingxin. Xingxin punya banyak pemain baru, pertama kali main playoff, pasti tekanan besar. Ye Xiu maju pertama, menang untuk meningkatkan semangat dan mengurangi beban pemain berikutnya. Itu rencana Xingxin kurasa," Li Yibo memaksakan diri berasumsi.
