Orang-orang masih menaruh harapan pada Song Xiao, karena dia selalu tenang dalam krisis, karena dia selalu menunjukkan kinerja istimewa di saat-saat kritis.
Tapi kali ini? Setelah pertahanannya ditembus oleh Jun Moxiao milik Ye Xiu, Song Xiao gagal membangun ritme pertahanan yang efektif. Jika sebelumnya dia sengaja memberi ruang untuk mengincar kesempatan counter, sekarang pertahanannya murni untuk bertahan hidup dari serangan lawan.
Tapi bahkan dalam situasi seperti ini, pemain dengan skill pertahanan tinggi masih bisa menahan gempuran lawan dan menemukan peluang comeback.
Song Xiao yang punya kualitas psikologis baik dan skill pertahanan mumpuni, meski terus dipojokkan oleh kombo Loner, tetap membuat orang yakin dia tak akan mudah kalah.
Tapi nyatanya, harapan itu sia-sia. Kondisi Song Xiao kini tak beda dengan pemain pasif lainnya. Tao Luo Sha Ming kewalahan mengatasi serangan, sementara perasaan Song Xiao saat ini hanya dia sendiri yang tahu.
"Masih tersisa 10% HP!" Pan Lin masih berharap ada keajaiban di detik-detik akhir. Tapi setelah melihat HP Jun Moxiek yang masih 73%, harapannya pupus.
Tujuh puluh tiga persen.
Jun Moxiao masih punya HP sebanyak itu. Nasib sial menyambut Song Xiao di playoff kali ini, seperti baru buka pintu langsung kebentur.
"Tidak akan berakhir seperti ini, kan?" Masih ada yang berharap dalam hati! Terutama fans Tim Blue Rain, mereka sangat percaya pada Song Xiao karena Song Xiao tak pernah mengecewakan mereka di saat-saat kritis.
Tapi... segala sesuatu ada yang pertama kalinya, Song Xiao akhirnya mengalami pertama kalinya gagal tampil istimewa di playoff.
Kalah.
Tujuh puluh persen. Di posisi inilah HP Jun Moxiao akhirnya berhenti, Tao Luo Sha Ming milik Song Xiao tumbang tanpa suara.
Tepuk tangan menggema di live, tentu saja untuk Ye Xiu. Slogan berani "Lawan lima sekaligus" masih diteriakkan oleh para pria berani.
Song Xiao keluar dari kursi pertandingan. Siaran langsung menyorot close-up wajahnya yang tak menampakkan ekspresi khusus.
"Kinerja Song Xiao hari ini agak mengecewakan!" keluh Pan Lin.
"Mungkin ekspektasi kita terlalu tinggi," kata Li Yibo. "Level teknik Song Xiao memang bukan yang terbaik, tapi kualitas psikologisnya yang luar biasa membuatnya bisa tampil di atas kemampuan normal di momen kritis seperti playoff. Pemain lain mungkin terlalu gugup atau hati-hati berlebihan di playoff yang menegangkan, itu semua bentuk ketidakstabilan performa. Di satu sisi ada yang tidak stabil, di sisi lain ada yang tampil luar biasa, jadi wajar jika Song Xiao selalu istimewa di playoff. Tapi kali ini lawannya..."
"Mengarang Ye Xiu gugup di playoff, kedengarannya konyol bukan?" kata Li Yibo.
"Hmm." Pan Lin mengakui hal tersebut.
“Jadi wajar saja kalau dia ditekan oleh Ye Xiu. Kalau yang dihadapi adalah Xingxin, mungkin hasilnya akan jauh berbeda.” Kata Li Yibo.
“Sepertinya Blue Rain tidak menyangka Ye Xiu masih menjadi yang pertama tampil di pertandingan individual. Maksud mereka mungkin juga tidak ingin Song Xiao berhadapan dengan Ye Xiu.” Pan Lin menganalisis.
“Hmm, mari kita lihat siapa pemain urutan kedua Blue Rain.” Li Yibo mulai memperhatikan layar besar. Playoff memang sengaja dibuat penuh suspense. Tidak seperti arena pertandingan di musim reguler yang langsung menampilkan daftar tiga pemain dari kedua tim beserta urutan tampilnya, playoff dengan format lima orang ini menampilkan pemain satu per satu sesuai urutan. Sampai tiba waktunya tampil, tidak ada yang tahu siapa yang akan dikirim selanjutnya.
Lu Hanwen, Blade Master Liu Yun.
Akhirnya, nama pemain Blue Rain berikutnya yang akan tampil muncul di layar besar.
“Uh, ini...” Li Yibo ragu-ragu. Lu Hanwen masih menjadi pemain termuda di Liga Profesional, tapi sudah menduduki posisi utama selama dua tahun, dua kali masuk jajaran All-Star. Di musim perdananya yang baru berusia 14 tahun, dia sudah harus menanggung tanggung jawab utama atas kekalahan tim karena kesalahan.
Cara Blue Rain membina Lu Hanwen benar-benar terlalu berani. Sekarang tidak ada tim lain yang akan sembarangan melempar ke arena pertandingan untuk bertempur begitu saja. Semua tim memperhatikan proses bertahap. Banyak komentar yang menyatakan kekhawatiran melihat cara Blue Rain menggunakan Lu Hanwen.
Pemain baru yang masuk ke Liga, perlu beradaptasi dengan intensitas dan ritme pertandingan pro. Banyak pemain muda berbakat dengan kemampuan adaptasi kuat yang langsung menarik perhatian, lalu pujian dari segala penjuru akan membanjiri mereka.
Tapi para rookie sering tak menyadari bahwa yang mereka hadapi saat ini belum benar-benar lingkup profesional. Sebagai pendatang baru, mereka memang asing terhadap lingkup profesional, dan lingkup profesional juga belum familiar dengan mereka. Ketika mereka menunjukkan kinerja dan performa luar biasa, lingkup profesional mulai menyadari keberadaan mereka, dan tiap tim profesional akan mulai mengambil tindakan spesifik untuk menyaingi mereka. Di saat inilah para rookie benar-benar menghadapi lingkup profesional sejati - yang menggunakan segala metode untuk meraih kemenangan.
Banyak rookie yang langsung menghadapi risiko besar saat menghadapi ini, dan inilah yang disebut Tembok Rookie. Banyak pemain level dewa top saat ini pernah melewati tembok ini.
Mereka berhasil bertahan, tapi banyak juga pemain berbakat yang setelah menghadapi Tembok Rookie, kinerjanya menyamai orang biasa. Tekanan berlebihan dan pukulan terlalu berat sangat tidak menguntungkan bagi pertumbuhan pemain baru.
Lu Hanwen dari Blue Rain dianggap banyak orang berada dalam lingkungan tidak menguntungkan ini. Seperti yang diduga, setelah berbagai tim profesional mengenalinya, kinerja di lapangan dan data statisnya mengalami penurunan. Tapi Lu Hanwen tidak menjadi murung, dia terus berusaha dan bertarung habis-habisan seolah masih pemula di Liga, tetap mempertahankan vitalitas segarnya.
Kinerja menurun? Kesalahan yang membebani seluruh tim?
“Lu Hanwen pernah mengalaminya, juga merasa pilu, tapi semangatnya tak pernah terkikis karenanya. Dia benar-benar remaja yang bersemangat, hatinya dipenuhi sinar matahari tanpa bayangan kelam.”
“Blue Rain menggunakan metode pembinaan yang paling cocok untuknya. Dia tak butuh perlindungan, bisa menghadapi semua kegagalan. Semakin keras terjatuh, semakin cepat dia bangkit. Terhuyung-huyung hingga akhirnya berlari kencang.”
“Untuk ronde ini, bagaimana pendapat Pelatih Li?” Pan Lin menyadari Li Yibo sepertinya ingin bicara tapi menahan diri.
“Ye Xiu berpengalaman, Lu Hanwen penuh semangat, sangat menarik untuk ditonton.” Li Yibo tersenyum.
Pan Lin menduga Li Yibo mungkin awalnya ingin mengatakan hal lain, tapi tak bisa mendesak lebih lanjut di acara ini. Sambil memperkenalkan profil Lu Hanwen secara singkat, dia melihat remaja itu bangkit dari area pemain menuju kursi pertandingan.
“Lu Hanwen ini juga punya mental baja!” seru Pan Lin tiba-tiba saat melihatnya berpapasan dengan Song Xiao di jalan.
“Benar. Dibandingkan teknik, kualitas psikologis lebih sulit dilatih. Lu Hanwen masih sangat muda, sungguh luar biasa.” kata Li Yibo.
“Dua pemain Blue Rain sedang berkomunikasi di jalan. Apakah Song Xiao sedang berbagi pengalaman dari pertandingan barusan?” Pan Lin menduga.
“Pengalaman seperti ini seharusnya sudah dimiliki Blue Rain sejak lama!” kata Li Yibo. Bagaimanapun, Blue Rain dan Xingxin sudah dua kali bertempur di pertandingan reguler.
“Mungkin ada penemuan baru?” Sementara Pan Lin bicara, Song Xiao dan Lu Hanwen sudah berpisah. Lu Hanwen maju ke arena, Song Xiao kembali ke area pemain Blue Rain.
“Sulit dilawan?” tanya Huang Shaotian padanya.
“Mataku sampai berkunang-kunang.” Song Xiao duduk di kursinya sambil memejamkan mata.
“Berkunang-kunang?”
“Qianji San itu terus berubah-ubah tanpa henti sedetik pun, sungguh tidak tahan.” Keluh Song Xiao.
Para anggota Blue Rain saling pandang bingung. Persiapan mereka menghadapi Xingxin memang berfokus pada Ye Xiu dan Loner-nya, tapi sama sekali tidak mengantisipasi hal seperti ini.
“Apa-apaan ini?” Gumam Zheng Xuan, Expert Amunisi Blue Rain. Dalam hal mengganggu sudut pandang, seri Expert Amunisi biasanya yang paling bersinar. Meski tak ada yang bisa menyamai ekstremitas Zhang Jiale dengan strategi Hundred Blossoms-nya, teknik memanfaatkan efek cahaya ini sudah menjadi keterampilan dasar para Expert Amunisi.
Tapi teknik Ye Xiu berbeda dari mereka. Jika mereka menggunakan efek cahaya sebagai perlindungan, Ye Xiu justru menjadikannya serangan visual langsung! Membuat lawan berkunang-kunang, efeknya persis seperti flashbang!
“Apa yang kau katakan pada Hanwen?” tanya Yu Wenzhou pada Song Xiao.
“Kusarankan dia mencoba lebih banyak serangan dari jalur samping atau mengitari dari belakang, sebisa mungkin hindari konfrontasi frontal. Bertarung langsung di depan sungguh memuakkan. Kalian semua harus mencobanya jika ada kesempatan.” Jawab Song Xiao.
Yu Wenzhou tidak bertanya lebih lanjut, menyaksikan Lu Hanwen memasuki kursi pertandingan Blue Rain. Setelah itu karakter dimuat, Liu Yun dan Jun Moxiao tercatat di map.
Lu Hanwen jelas bukan tipe yang suka berputar-putar, Liu Yun langsung menyerbu jalur tengah. Bagaimana dengan Ye Xiu? Kali ini dia kembali menggunakan strategi posisi tempur, namun tidak mengulangi pola sebelumnya. Jika dulu Jun Moxiao bergerak di sayap kiri, kini diubah ke sayap kanan.
"Main licik lagi!" Huang Shaotian menggigit gigi, tak bisa menyembunyikan kegugupannya. Sebagai anggota internal tim, dia lebih memahami gaya Lu Hanwen. Aliran licik bukanlah spesialisasinya - menghadapi taktik licik level biasa masih bisa, tapi kelicikan Ye Xiu menurutnya tak terukur.
"Lu Hanwen serbu langsung, Ye Xiu gunakan strategi posisi tempur." Pan Lin mulai menjelaskan perkembangan awal pertandingan.
"Ye Xiu terlihat santai! Sepertinya tidak berniat merebut posisi." Li Yibo mengomentari kecepatan gerak Jun Moxiao.
“Kali ini mau menyergap dari mana lagi?” Pan Lin bertanya. Pergerakan taktis Ye Xiu tidak sepenuhnya mengikuti aliran licik murni yang membuat frustasi dengan pola serang-sembunyi, maju-mundur mengganggu lawan. Kebanyakan, dia hanya memanfaatkan serangan mendadak untuk merebut inisiatif, lalu langsung menghabisi lawan secara frontal. Tapi sekarang formatnya arena pertandingan yang membutuhkan konservasi sumber daya, dalam konteks ini kemungkinan si pemalas ini menggunakan taktik licik sepenuhnya tetap ada. Sebagai Ensiklopedia Hidup Glory, semua orang tahu tidak ada strategi yang tidak dikuasai Ye Xiu.
Akankah dia bermain licik?
Semua mata memandang Jun Moxiao yang bergerak santai, sambil bertanya-tanya.
