Doron!
Kekuatan Setara Phoenix Fall benar-benar kuat. Destroying Immaternity yang jatuh dari udara bahkan membuat lubang kecil di tanah. Kilatan pedang berkilau telah menyusul.
Silver Light Blade!
Seolah mengendarai pedang terbang, Ice Rain bersama Troubling Rain tak terasa sudah sampai di depan Destroying Immortality.
Tangan Destroying Immaternity sedang melakukan hand seals dengan cepat.
Kawarimi no Jutsu!
Huang Shaotian bisa menebaknya. Ini juga salah satu aspek paling memuakkan dari Ninja, mereka punya skill kabur seperti ini yang bisa memaksa menghentikan gempuran lawan.
Untungnya semua ninjutsu membutuhkan hand seals, ini setara dengan chanting. Meskipun chanting ninja sepenuhnya bergantung pada kecepatan tangan operator, setidaknya memberi ruang untuk interupsi.
Teknik tangannya cepat, tapi masih belum cukup!
Kalkulasi Huang Shaotian sangat presisi. Gempuran yang diluncurkannya sudah direncanakan untuk tidak memberi celah bagi Mo Fan mengoperasikan skill kabur. Phoenix Descending Slash yang membuat kekakuan kecil setelah lawan terbentur tanah, hingga Silver Light Blade Troubling Rain yang menghujam, cukup membuat Mo Fan terlambat menyelesaikan operasi Kawarimi no Jutsu. Perhitungan sedetail inilah yang mungkin menjadi pembeda besar antara Shen papan atas dengan. Seberbakat apapun, karena jarak pengalaman, mungkin tidak cukup mencapai level kalkulasi seperti ini.
Kena!
Pedang Ice Rain menghujam, rencana untuk gempuran selanjutnya sudah tersusun rapi di benak Huang Shaotian.
Tapi di detik ini, dia melihat gerakan hand seals Destroying Immortality.
Ini bukan Kawarimi!
Kemampuan observasi Huang Shaotian luar biasa tajam. Gerakan jari melengkung secepat itu pun bisa dia bedakan.
Ini, Earth-Style Decapitation!
Mo Fan, ternyata memilih untuk melawan balik secara paksa di saat seperti ini. Ini benar-benar mengejutkan Huang Shaotian. Dia tidak memperhitungkan kemungkinan ini karena selama persiapan sebelum pertandingan melawan Xingxin, dari pengamatan terhadap pemula Mo Fan, mereka menemukan dua ciri khas gaya bermain yang sangat menonjol.
Kesabaran yang tak kalah dari siapa pun, serta penghindaran mutlak terhadap risiko.
Mengombinasikan latar belakang mantan pemain ini, gaya seperti ini memang tidak sulit dipahami.
Maka dari itu, teknik Earth-Style Decapitation saat ini justru menjadi titik balik gaya bermainnya. Ini adalah keputusan yang sangat berisiko, Huang Shaotian tidak menyangka Mo Fan bisa mengambil keputusan seperti ini.
Tapi, seharusnya masih bisa diinterupsi kan?
Hand seals untuk Earth-Style Decapitation, dibandingkan dengan Kawarimi no Jutsu, operasionalnya memang sedikit lebih rumit!
Huang Shaotian berpikir demikian, tapi sudah muncul firasat buruk dalam hatinya.
Tingkat kerumitan operasional skill memang berbeda-beda, tapi penguasaan setiap pemain terhadap operasional skill juga berbeda. Terutama bagi pemula, perbedaan ini mungkin lebih mencolok. Earth-Style Decapitation yang lebih rumit bisa dioperasikan lebih cepat daripada Kawarimi no Jutsu - ini sepenuhnya mungkin.
Kena!
Silver Light Blade akhirnya berhasil menusuk Destroying Immortality, tapi apakah hand seals-nya berhasil diinterupsi?
Perbedaan yang hanya terjadi sepersekian detik, begitu kecil sampai Huang Shao pun tidak bisa membedakannya. Dia hanya melihat Destroying Immortality terlempar oleh serangan Silver Light Blade ini, lalu tiba-tiba menyelam ke dalam tanah dan menghilang.
Hand seals telah selesai!
Huang Shaotian langsung bereaksi. Troubling Rain yang baru saja mendarat langsung melompat ke udara tanpa ragu, menghunjamkan pedangnya ke bawah.
Tapi… serangannya meleset.
Destroying Immortality ternyata tidak langsung menyerang. Kali ini, dia kembali menunjukkan kesabaran luar biasanya.
"Dasar si pengganggu!"
Huang Shao mengutuk dalam hati. Sebenarnya, banyak pemain yang pernah melawannya juga mengutuki dirinya dengan kalimat serupa – baik karena omong kosongnya yang tak berujung, maupun gaya bertarungnya yang menggabungkan kejeniusan dan gangguan mental. Luar biasa, tapi juga luar biasa menyebalkan.
Huang Shaotian tak tahu kapan Mo Fan akan menyerang. Momen pendaratan selalu paling berbahaya, jadi dia menyertakan skill serangan ke tanah saat mendarat.
Destroying Immortality tetap diam. Huang Shao merasa ini keputusan yang disayangkan. Meski kesabaran dan pengendalian diri itu patut diacungi jempol, menurutnya timing penggunaan Earth-Style Decapitation sudah terlewat. Kesempatan terbaik adalah saat skill ini digunakan tadi – saat itu Huang Shao benar-benar kewalahan. Tapi sekarang? Dengan kewibawaannya yang sudah pulih, mustahil serangan itu berhasil kecuali jika tiba-tiba disconnect.
"Sayang sekali!" tulis Huang Shaotian di channel chat. Meski bersembunyi di bawah tanah, Mo Fan tetap bisa membaca obrolan.
"Kau melewatkan momen emas," lanjutnya.
“Sekarang aku bahkan bisa dengan mudah membuat karaktermu keluar dari radius serangan Earth-Style Decapitation-mu.” Huang Shaotian berkata.
Radius?
Setelah mengucapkan kata ini, Huang Shaotian tiba-tiba tertegun.
Lalu dia melihat Destroying Immortality meluncurkan Earth-Style Decapitation.
Bukan di bawah kaki Troubling Rain-nya, tapi di titik terjauh dalam radius serangan yang bisa dijangkau. Begitulah, Destroying Immortality muncul dari bawah tanah dan berhadapan dengan Troubling Rain.
Aduh!
Huang Shaotian menyadari kesalahannya.
Teknik Earth-Style Decapitation lawan ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk menyerang, melainkan digunakan sebagai skill kabur ke bawah tanah dalam sepersekian detik itu. Kini, gempurannya terinterupsi? Dua karakter berhadapan langsung, bertarung sengit? Troubling Rain yang hanya punya 10% HP akan mati dalam beberapa pertukaran serangan.
Melihat ekspresi datar karakter Destroying Immortality, Huang Shaotian tiba-tiba merasa seperti melihat ekspresi Mo Fan. Saat dirinya mengoceh lewat pesan, mungkin sang lawan memang tetap tak berekspresi, sama sekali tak menghiraukan!
Destroying Immortality berbalik dan kabur, sekali lagi menggunakan lingkungan sekitar untuk menyamar. Meski lawan hanya punya 10% HP, dia tetap menolak konfrontasi langsung.
Tapi kali ini, dia cukup aktif. Saat bersembunyi, sering melemparkan shuriken untuk mengganggu Troubling Rain. Memancing lawan untuk mendekat.
Huang Shaotian tidak tahu harus tertawa atau menangis. Sebagai Shen, sekarang... apakah dia sedang diganggu oleh seorang ?
Tapi dia benar-benar tidak punya solusi. ini memiliki kekuatan yang luar biasa, karakter miliknya hanya tersisa 10% HP, terjebak dalam situasi canggung seperti ini.
Setelah bersabar cukup lama, Mo Fan akhirnya menemukan kesempatan yang memuaskannya. Destroying Immortality menyergap dengan sikap arogan: "Aku akan mengintimidasi kamu yang HP-nya sedikit!"
Benar-benar bajingan!
Saat Troubling Rain akhirnya tumbang, Huang Shaotian sudah tidak bisa mengirim pesan - hanya bisa menghantam meja sambil mengumpat.
Mo Fan menang!
Meskipun semua orang sudah memprediksi hasil ini sejak Troubling Rain kehilangan 50% HP (tersisa 10%) akibat dihantam pohon, ketika hasil resmi diumumkan, gelombang euforia tetap melanda arena live.
Apa itu comeback kelompok akar rumput?
Inilah contohnya!
Bukan pertama kali Mo Fan melakukan hal seperti ini - bukankah dia pernah mengalahkan Sun Xiang di pertandingan reguler sebelumnya?
Tapi waktu itu kelebihannya sejak awal sudah jelas. Kali ini? 100% HP vs 80% di awal pertandingan, melawan Shen papan atas. Hanya sedikit yang memperhatikan kelebihan 20% ini! Dari awal, semua jelas lebih mendukung Huang Shaotian.
Meski dalam pertandingan ada kejadian konyol seperti pohon besar tumbang yang menghabiskan 50% HP layaknya bencana alam, membuat kegagalan Huang Shaotian terkesan tak terduga. Namun, situasi seperti ini sebenarnya adalah hasil eksekusi tim, jadi tidak adil jika mengabaikan kontribusi Mo Fan. Lagipula dalam duel langsung antara mereka berdua, Mo Fan tidak terlihat sepenuhnya ditekan oleh Huang Shaotian. Dibandingkan dengan babak sebelumnya dimana Ye Xiu kehilangan lebih dari 30% HP akibat serangan beruntun Huang Shaotian, performa Mo Fan justru lebih baik. Malah di awal pertarungan, ia berhasil menyergap dan menghabisi 20% HP Night Troubler dalam satu gelombang serangan.
"Kemenangan yang sungguh pantas!" komentar Pan Lin dalam siaran, dengan sengaja mengingatkan penonton untuk tidak meremehkan bobot kemenangan ini hanya karena insiden 50% itu.
"Lagipula, pohon itu kan ditebang sendiri oleh Huang Shaotian..." Ujar Pan Lin sambil tertawa. Bagaimanapun penjelasannya, pertandingan ini tetap tidak bisa lepas dari elemen konyol tersebut.
Huang Shaotian meninggalkan arena di tengah gemuruh tepuk tangan yang bercampur aduk - ada yang mengejek, ada yang bersimpati, ada yang bergembira, diselingi teriakan "Huang Shao! Huang Shao!" dari penonton, menciptakan atmosfer emosional yang sangat kompleks.
Kembali ke area pemain Blue Rain, rekan setimnya menyambut dengan jabat tangan dan tepuk bahu sebagai bentuk penghiburan.
“Apa ini? Kalian semua ekspresi macam apa ini, kalau mau ketawa ya ketawalah!!” Huang Shaotian menggerutu. Para anggota tim ini semua menahan tawa sambil pura-pura serius menghibur, tapi akting mereka payah semua, tidak ada yang bisa menyamar dengan meyakinkan.
"Memang susah sih!" Song Xiao yang pertama tidak bisa menahan tawa.
"Kita sekarang tertinggal jauh skornya, tolong serius dikit!" Huang Shaotian mengingatkan semua dengan fakta mencolok. Di arena pertandingan, Tim Blue Rain sudah kehilangan tiga anggota termasuk bintang andalan mereka Huang Shaotian. Sementara Xingxin baru naik ke pemain kedua. Destroying Immortality masih memiliki 64% HP tersisa.
"Hmm, situasi memang tidak menguntungkan kita. Kita harus bermain lebih hati-hati," Kapten Yu Wenzhou memberi pengarahan pada pemain berikutnya yang akan maju.
"Siap!" Li Yuan memberi hormat pada kapten.
Li Yuan adalah pemain baru yang bergabung dengan Tim Blue Rain di Musim ke-8, seorang Summoner. Berbeda dengan pemain baru lain yang biasanya pemalu, Li Yuan sangat aktif dan bersemangat, cepat akrab dengan semua anggota Tim Blue Rain bahkan banyak staf.
Meski hubungan interpersonalnya baik, Li Yuan bukan tipe pemain baru yang langsung bersinar. Dalam pemilihan Pemain Baru Terbaik Musim ke-8, namanya sama sekali tidak disebut. Kesempatan bertandingnya tahun itu sangat sedikit. Di Musim ke-9, muncul Lu Hanwen sebagai pemain termuda sepanjang sejarah yang langsung mengisi posisi Yu Feng yang hengkang, menyisihkan popularitas Li Yuan yang sudah masuk tahun kedua.
Namun mentalitas Li Yuan tidak terguncang karenanya. Sama sekali tidak ada kecemburuan karena tersaingi oleh pemain baru, dan dia memperlakukan Lu Hanwen dengan semangat yang sama seperti anggota tim lainnya. Di tahun ini, Li Yuan juga mendapatkan lebih banyak kesempatan bertanding, perlahan-lahan memperoleh posisi di dalam tim.
Hingga musim ini, pemain Thief Lin Feng transfer ke Tim Howling, Li Yuan melangkah maju lagi dan resmi menjadi anggota utama tetap tim. Baik di pertandingan single player maupun pertandingan tim, dia mendapatkan banyak kesempatan tampil dengan kinerja yang cukup baik. Akhirnya di panggung penting playoff, dia dikirim untuk bertanding.
