Glory!
Tepat pada saat itu, dua kata besar muncul di arena.
Semua tertegun. Glory adalah kata yang hanya muncul saat kemenangan diumumkan, tapi bukankah ini mutual destruction? Dalam kasus seperti ini seharusnya tidak ada tulisan Glory. Mungkinkah...
Pandangan semua orang mulai menyapu arena. Ternyata, di antara cahaya spirit Bayin Fu yang pecah bersama tuannya, Destroying Immortality masih tegak berdiri. HP: 0.7%.
Dia belum mati?!
Semua terkejut. Siaran langsung segera memutar rekaman ulang adegan tersebut. Semua akhirnya melihat jelas.
Benar, Destroying Immortality tidak mati. Pada detik terakhir, dia menyelesaikan hand seals Jutsu Bunshin. Summoning tanpa instruksi tuan tidak bisa membedakan klon bayangan dengan tubuh asli. Jadi saat HP Bayin Fu habis, Destroying Immortality yang terlihat HP-nya habis itu sebenarnya hanya klon bayangan.
Ini bukan mutual destruction!
Pendukung Xingxin di kandang langsung mendidih. Meski hanya tersisa 0,7% HP dan mutual destruction sepertinya tidak ada bedanya, namun konsep "menang" dan "saling menghancurkan" jelas berbeda. Saat orang-orang menyadari Mo Fan meraih kemenangan, bukan mutual destruction dengan lawan, peningkatan semangat pasukan di detik itu sungguh luar biasa.
"Tentu bukan mutual destruction." Ye Xiu tersenyum. Hanya sedikit yang menyadari Destroying Immortality tidak mati di detik kritis itu, tapi Ye Xiu jelas termasuk salah satunya.
"Dia bukan algojo Assassin. Dia seorang Pemulung." kata Ye Xiu.
Benar!
Mo Fan memang bukan algojo Assassin yang rela berkorban nyawa. Sebagai Pemulung, prioritas utamanya selalu menyisakan cadangan HP agar setiap aksinya tetap bermakna.
"Pemain arena pertandingan yang paling cocok." puji Ye Xiu.
Semua mata tertuju pada close-up Destroying Immaternity di layar besar. Karakter tanpa ekspresi itu terlihat jelas di depan semua orang.
“Dan ekspresi seperti apa yang dimiliki pemain di balik karakter ini saat ini? Sorak-sorai, kegembiraan? Semua orang penasaran, tapi untuk sementara mereka tidak bisa melihatnya. Karena ini bukan mutual destruction, ini kemenangan Mo Fan. Meski HP Destroying Immortality hanya tersisa 0.7%, dia tetap berhak melanjutkan ronde berikutnya. Meski menurut beberapa orang, HP segini sudah tidak perlu dilanjutkan, menyerah sekarang juga tidak masalah, tapi Mo Fan akhirnya tidak melakukannya.”
“Di sisi kursi pertandingan Blue Rain, Li Yuan sudah keluar.”
“Pada detik itu juga, dia benar-benar mengira kedua belah pihak hancur bersama, ada sedikit rasa lega di hatinya. Meski tidak performa maksimal, setidaknya dia berhasil merebut satu kill. Tapi saat dua kata besar 'Glory' berkedip di layar, perasaan Li Yuan langsung terjun bebas ke dasar jurang.”
“Ternyata tidak mati, ternyata kemenangan pihak lawan.”
“Hasil ini benar-benar memukul semangat pasukan.”
“Li Yuan turun panggung dengan murung. Di layar besar elektronik live terus diputar rekaman heroik Destroying Immortality selama pertempuran, membuat rasa gagalnya semakin menjadi-jadi.”
“Kembali ke area pemain, rekan setimnya menatapnya, sejenak bingung mencari kata-kata penghibur yang tepat.”
“Hasil seperti ini memang dramatis, tapi sama sekali bukan drama yang diharapkan Blue Rain.”
“‘Tidak ada bedanya.’ Kapten Yu Wenzhou kini berbicara. ‘Dengan HP segini, ancamannya sudah minimal, hampir sama dengan status terbunuh.’”
“Ya.” Li Yuan mengangguk, dia tahu kapten berharap dia bisa melihat hasil ini secara rasional, bukan terpengaruh oleh tekanan emosional.
“Sekarang semua tergantung padamu.” Yu Wenzhou menoleh ke pemain terakhir Tim Blue Rain di arena pertandingan, Expert Amunisi Zheng Xuan.
“Tekanannya gila.” Zheng Xuan membuat gerakan mengusap keringat dingin.
Prediksi sebelum pertandingan banyak yang memprediksi kemenangan Tim Blue Rain. Tak ada yang menyangka pertarungan arena bisa membuat Blue Rain terpuruk seperti ini.
Xingxin hanya menggunakan dua strategi sudah merebut empat poin individu dari Blue Rain. Satu-satunya harapan Blue Rain sekarang adalah Zheng Xuan bisa menang 1 vs 3 - sesuatu yang sangat tidak realistis. Menjadi jagoan bertahan sebenarnya sangat sulit. Bagi lawan, ini bisa dianggap seperti pertandingan individual dimana mereka bisa bermain lebih agresif dan berani. Tapi sang jagoan bertahan terbatas - dia tak bisa berlomba agresivitas karena tak ada cadangan di belakangnya. Dia harus menjaga HP dengan hati-hati sambil menghadapi semua serangan lawan.
"Yu Wenzhou tidak akan berharap hal tidak realistis seperti ini pada rekan setim, itu baru benar-benar membuat orang merasa tekanan besar. Dari situasi saat ini, keberadaan Mo Fan sudah bisa diabaikan. Selanjutnya, jika Zheng Xuan bisa membunuh satu lawan dan masuk pertandingan tim dengan kekurangan 2 poin individu, itu sudah memuaskan. Tentu lebih baik jika bisa drop 2 orang dan hanya kalah 1 poin individu. Sampai tahap ini saja, Yu Wenzhou sudah menganggapnya sempurna. Hasil 1 vs 3 seperti itu tidak akan dia pikirkan."
"Aku maju!" Zheng Xuan bangun dan merapikan bajunya.
"Semangat!" seru semua orang.
"Jika tidak bisa meraih satu poin individu, hari ini aku akan mati di sini!" Zheng Xuan bersumpah dengan wajah serius.
Para anggota Blue Rain tertegun sejenak, tapi segera tersadar - Mo Fan juga bernilai satu poin individu, poin individu dengan HP tersisa 0.7% saja.
Semua orang memutar mata, tidak mempedulikan omongannya.
"Apa maksudmu? Ini poin yang bahkan Huang Shao dan Li Yuan berusaha mati-matian tapi tidak dapatkan!" Zheng Xuan mengeluh betapa sulitnya ini.
"Cepatlah pergilah!!" bentak Huang Shaotian kesal. Mood-nya memang buruk, dia turun arena diiringi tawa orang.
"Lihatlah!" Zheng Xuan penuh percaya diri.
Tidak ada yang mengkhawatirkannya. Bahkan jika Mo Fan punya seribu cara dan berbagai gerakan tak terduga, HP karakter adalah basis segalanya. 0,7% HP tidak cukup untuk menopang penyelesaian metode apapun. Mungkin dia pernah menciptakan arena kombo tanpa cedera ke lawan, tapi dalam situasi HP-nya hanya 0,7% ini, respons lawan akan sangat berbeda.
Pertandingan dimulai.
Bahkan Pan Lin dan Li Yibo tidak banyak berkomentar. Sebenarnya di mata semua orang, tindakan Mo Fan yang tegas meninggalkan arena tadi justru terlihat lebih keren. Memaksakan diri bertarung dengan 0,7% HP terkesan terlalu keras kepala.
Karakter Expert Amunisi Zheng Xuan bernama Hujan Peluru Bercahaya, membawa senapan Senjata Perak "Mengembara", karakter utama Tim Blue Rain yang sangat terkenal di lingkaran profesional.
Zheng Xuan adalah pemain musim ke-4, masuk ke Tim Blue Rain dan menjadi atlet profesional bersama batch yang sama dengan Yu Wenzhou dan Huang Shaotian.
Itu adalah musim yang dipenuhi bintang-bintang, memunculkan para pemain top yang kemudian dijuluki "Generasi Emas". Zheng Xuan seangkatan dengan mereka, dan sejak saat itu, "merasa tekanan besar" menjadi mantra andalannya.
Sebenarnya kualitas Zheng Xuan tidak rendah, tapi di era itu ada Expert Amunisi yang sedang di puncak ketenaran, membuat pemain baru sulit mencuri perhatian.
Di antara Generasi Emas, tidak ada Battle Mage, Master Bela Diri, Expert Amunisi, maupun Swordsman Ganas. Apakah ini karena tidak ada kelas-kelas tersebut di antara pendatang baru Musim ke-4? Tentu saja tidak. Ini lebih karena di era itu, kelas-kelas tersebut telah didominasi oleh para legenda yang berada di puncak kejayaan. Mustahil bagi pendatang baru untuk merebut posisi mereka, bagaikan mimpi di siang bolong.
Zheng Xuan tumbuh di tengah Generasi Emas. Di era lain, mungkin dia akan menarik banyak perhatian. Namun di samping bintang-bintang Generasi Emas, dia tampak redup. Bahkan di timnya sendiri ada dua karakter mencolok: satu cerewet tak berhenti bicara, satu lagi cacat fisik di tangan - keduanya bukan hanya berbakat di Glory, tapi juga punya ciri khas unik.
Zheng Xuan terdiam. Melihat penampilannya yang biasa-biasa saja, dia hanya bisa menghela nafas: ternyata para jenius memang harus punya kelebihan khusus.
Tekanan sebesar Gunung Hua!
Di tengah keluhan-keluhan ini, hari demi hari tahun demi tahun, dia tumbuh menjadi sekutu andal bagi dua anggota Generasi Emas yang eksentrik itu.
Musim panas antara Musim ke-7 hingga ke-8, Expert Amunisi legendaris Zhang Jiale tiba-tiba pensiun. Tim Hundred Flowers buru-buru mencari penerus Hundred Blossoms Spectacle, dan nama pertama yang terlintas adalah Zheng Xuan dari Tim Blue Rain.
Kedua pihak sempat berkomunikasi, namun sebelum negosiasi serius dimulai, Zheng Xuan sudah menolak.
Alasannya?
"Sudah terbiasa di Blue Rain. Jadi anggota inti? Tekanan terlalu besar..."
Dengan alasan seperti ini, Zheng Xuan menolak tawaran Tim Hundred Flowers.
Mungkin ini agak tidak berprestasi! Zheng Xuan berpikir begitu, tapi sejujurnya, dia sudah terbiasa. Sejak bergabung di Liga pada Musim ke-4, di bawah aura Generasi Emas, pemain seangkatannya terlihat lebih kerdil. Di Tim Blue Rain, dia juga bergabung bersama Yu Wenzhou dan Huang Shaotian. Tapi semua orang langsung fokus pada dua orang itu. Padahal selama bertahun-tahun dia tetap berdiri di samping mereka. Namun ketika orang-orang memikirkan dirinya atau melihat latar belakangnya, mereka selalu terkejut: Wah, dia juga dari Musim ke-4, satu angkatan dengan Generasi Emas!
Awalnya Zheng Xuan juga tersenyum pahit, tapi perlahan dia benar-benar terbiasa. Melihat performa buruk Blue Rain di pertandingan, Kapten Yu Wenzhou dan anggota inti Huang Shaotian yang duduk di sorotan lampu terus-menerus diinterogasi, menurutku posisiku seperti ini justru sesuatu yang membahagiakan.
Di tim besar seperti Blue Rain, ada posisi yang penting tapi tidak mutlak vital. Tidak cukup untuk menyaingi yang di atas, tapi lebih baik dari yang di bawah - ini juga merupakan level kehidupan yang patut diacungi jempol!
Zheng Xuan sangat puas dengan level ini. Dia berencana terus seperti ini sampai akhir karirnya. Sejujurnya, sudah tidak ada penyesalan lagi. Gelar juara liga pun sudah pernah diraihnya.
Wajar jika Zheng Xuan memiliki masalah kurangnya semangat juang, bahkan di arena playoff. Tapi ini tidak sampai membuatnya diintimidasi oleh karakter dengan HP 0.7% sekalipun. Destroying Immortality milik Mo Fan terus mencoba menyergap, tapi begitu bertindak langsung dihadapi Zheng Xuan dengan gaya bertarung kasar - saling tukar HP hingga berhasil dipukul mundur.
"Menang, kemenangan tanpa suspense, tapi Zheng Xuan tetap semangat. Satu poin individu lho! Dia juga cukup jago mencari hiburan untuk diri sendiri."
Setelah itu, pemain ketiga Xingxin tampil.
Su Mucheng, Muyu Chengfeng.
"Generasi Emas... tekanan besar ya." Zheng Xuan bergumam.
