Pertandingan tim di playoff akan mengembangkan strategi berbeda berdasarkan hasil arena pertandingan, ini merupakan aspek yang cukup merepotkan dalam format pertandingan baru. Bukan hanya pihak yang kalah, bahkan tim yang menang di arena pun harus mencari cara untuk memanfaatkan kelebihan ini sebaik-baiknya dalam pertandingan tim.
Kedua belah pihak, setelah meredakan berbagai emosi dari arena pertandingan, mulai menyusun strategi dan penempatan dengan tegang.
"Xingxin saat ini unggul dua poin pembunuhan, ini cukup berbeda dari prediksi umum sebelum pertandingan." Pan Lin dan Li Yibo juga merangkum situasi saat ini di sela-sela pertandingan.
"Hmm, sebenarnya Xingxin sempat memiliki kesempatan untuk meraih keunggulan lebih besar. Jika Su Mucheng berhasil mengalahkan Zheng Xuan, mereka akan memiliki tiga poin pembunuhan - keunggulan seperti ini cukup langka di arena format baru." kata Li Yibo.
"Benar, tapi sayangnya Zheng Xuan akhirnya menang tipis, sungguh disayangkan performa Su Mucheng." ujar Pan Lin.
"Tim Blue Rain hari ini sudah cukup sial, kemenangan Zheng Xuan ini setidaknya memulihkan sedikit momentum mereka." tambah Li Yibo.
"Mo Fan dari Xingxin adalah bintang arena hari ini! Berhasil 1 vs 2, salah satunya bahkan melawan Huang Shaotian, performanya benar-benar gemilang!" puji Pan Lin.
“Ya, kinerja Mo Fan memang sangat mengejutkan. Sebenarnya di musim ini, kuota penampilan Mo Fan di Xingxin belum mencapai level anggota utama. Tapi di arena pertandingan kali ini, dia menunjukkan kinerja tingkat inti.” kata Li Yibo.
“Benar, sekarang sudah banyak komentar pemain yang terkagum-kagum dengan penampilan Mo Fan! Di sini baru saja saya lihat komentar netizen bernama Gou Sang di Weibo (saya ambil nama random dari fans Weibo, tidak masalah kan!) yang menjuluki Mo Fan sebagai 'pembunuh Shen', sepertinya menghubungkan kekalahan Huang Shaotian kali ini dengan kekalahan Sun Xiang sebelumnya.” ujar Pan Lin.
“Haha, dua kali mengalahkan Shen papan atas, memang sangat langka untuk seorang. Tapi untuk mendapatkan julukan seperti itu, kita harus terus memantau kinerja Mo Fan!” Li Yibo tertawa.
“Benar.” Pan Lin mengangguk, lalu melanjutkan operasional komputer untuk membahas topik pertandingan ini di Weibo.
“Wah, ini…” Pan Lin ragu-ragu.
“Ada apa?” Li Yibo mendekat untuk melihat.
“Zuo Chenrui sedang membanjiri layar.” kata Pan Lin.
“Oh? Apa katanya?” Li Yibo tertawa. Zuo Chenrui adalah komentator terkenal dengan sudut pandang subjektif yang kuat, sehingga analisisnya sering mengejutkan. Tim Blue Rain yang merupakan tim kesayangannya kali ini kalah telak di arena, pasti si pemalas ini tidak bisa diam!
“Zuo Chenrui memberi pohon itu nilai 100 juta.” Pan Lin hanya mengucapkan itu. Mengingat sifat Zuo Chenrui yang sinis, pasti banyak komentar tidak adil tentang Xingxin yang pedas, tentu Pan Lin tidak bisa membacakan konten tersebut dalam siaran mereka.
“Hahahaha.” Li Yibo tertawa terbahak. Dia mengenal Zuo Chenrui, bisa membayangkan ekspresi si pemalas itu saat menyaksikan duel maut itu, ketika Huang Shaotian dengan akun Troubling Rain kehilangan 50% HP akibat pohon tumbang. Tiba-tiba Li Yibo merasa menyesal, seandainya Zuo Chenrui diundang sebagai tamu hari ini. Demi ekspresi epik sesaat itu, Li Yibo sama sekali tidak keberatan ada tamu yang ikut mengomentari pertandingan.
Setelah membahas beberapa komentar netizen dan menganalisis situasi selanjutnya, akhirnya pertandingan tim resmi dimulai. Para anggota tim dari kedua pihak mulai naik ke arena setelah aba-aba wasit.
Tim Blue Rain: Yu Wenzhou, Huang Shaotian, Lu Hanwen, Zheng Xuan, dan Xu Jingxi sebagai starter. Song Xiao sebagai orang keenam.
Xingxin: Ye Xiu, Su Mucheng, Fang Rui, Qiao Yifan, dan An Wenyi sebagai starter. Orang keenam: Wei Chen.
“Wah! Xingxin mengerahkan Wei Chen ke lapangan!” Pan Lin terkejut.
"Wei Chen memiliki hubungan dengan Blue Rain, namun karena hubungan ini sudah terlalu lama, ditambah lagi keberadaan Wei Chen yang tidak terlalu menonjol, jadi pada dasarnya tidak banyak orang yang memperhatikan topik hype ini. Dan playoff bukanlah tempat untuk mengatur formasi pasukan demi topik. Xingxin malah memilih Wei Chen untuk tampil di sini, agak mengejutkan."
"Seberapa besar kontribusi yang bisa diberikan Wei Chen sebenarnya masih dipertanyakan. Dari segi level kemampuannya saat ini, dilihat dari sedikitnya penampilannya di pertandingan reguler, memang sulit disebut level tinggi. Dan hubungannya dengan Blue Rain sudah bertahun-tahun lalu, dalam hal mengenal diri dan lawan, mungkin dia bahkan kalah dari Ye Xiu, Su Mucheng, Fang Rui yang sudah bertahun-tahun menghadapi Blue Rain. Apa sebenarnya maksud Xingxin menurunkan Wei Chen? Benar-benar membingungkan."
"Di sisi Blue Rain, reaksinya justru tenang."
"Xingxin adalah tim baru, dan ciri khas terbesar tim baru adalah kekuatan tempurnya yang terus bertumbuh sambil bertanding. Sedangkan tim-tim seperti Blue Rain, Micro Grass, Dominant Hero di liga, semuanya sudah matang dan stabil. Mereka tidak seperti tim baru yang hari ini begini, besok begitu lagi. Hanya tim baru yang sedang membangun ulang yang akan terus mencoba dan berubah."
"Seluruh pertandingan reguler Xingxin berjalan dalam ritme seperti ini, mungkin banyak orang yang tidak terlalu memperhatikan hal ini."
"'Ketidakmatangan seharusnya menjadi kelemahan terbesar tim baru, tapi... Xingxin justru mengubahnya menjadi ciri khas terbesar mereka.' Ini adalah definisi Yu Wenzhou tentang Xingxin sebelum pertandingan ini."
Karena tidak matang, karena terus mencoba dan berubah, akhirnya Xingxin membentuk ketidakpastian yang unik.
Seharusnya ini dihindari oleh tim matang, namun sebagai tim baru yang belum bisa menyelesaikan masalah ini dalam waktu singkat, mereka justru memperbesar masalah tersebut.
Pandangan Yu Wenzhou didukung data. Statistik dari departemen teknis Blue Rain menunjukkan jelas perubahan sistem rotasi tim Xingxin. Seiring pertumbuhan pemula di tim, skala rotasi Xingxin terus meningkat hingga akhir musim dimana Wei Chen dan Luo Ji bergabung dalam sistem shift.
Ini bukan keputusan mendadak. Statistik menunjukkan masuknya dua orang ini sepenuhnya sesuai dengan kurva peningkatan rotasi Xingxin. Hanya karena mereka baru bergabung di akhir musim dengan sedikit penampilan sebelumnya, jadi terlihat mencolok saja.
Setiap anggota Tim Xingxin beroperasi penuh, dan semua ini mungkin untuk persiapan playoff. Sejak awal, Xingxin memang menyerang playoff.
Memperebutkan gelar juara!
Ini bukan sekadar gurauan Ye Xiu. Sejak hari pertama pertandingan reguler, dia benar-benar merencanakan target ini, melakukan penyesuaian, dan melatih seluruh tim.
Pada saat ini, pandangan terbesar Yu Wenzhou terhadap Xingxin adalah: Apapun formasi yang dikerahkan lawan, dia tidak akan terlalu terkejut karena mereka memang selalu berada dalam perubahan dan ketidakstabilan seperti ini, tidak seperti tim-tim matang lainnya yang lebih stabil. Namun dalam ketidakstabilannya, mereka justru menciptakan keseimbangan. Mereka mungkin tidak benar-benar stabil, tapi relatif stabil.
Orang paling menakutkan di Xingxin tetaplah Ye Xiu. Bukan hanya karena rekor 37 kemenangan beruntun di pertandingan individual yang garang, tapi juga kemampuannya dalam mengendalikan dan mengatur seluruh tim yang sudah mencapai tingkat penguasaan sempurna.
Dan sekarang...
"Langsung menyerah saja!" Orang ini menggenggam tangan Yu Wenzhou sambil tersenyum.
"Hehe, sepertinya belum perlu saat ini," jawab Yu Wenzhou sambil tertawa.
"Sebentar lagi akan perlu," kata Ye Xiu.
"Diam kau!" Huang Shaotian menyela.
"Harus sayang tanaman dan pohon ya!" Ye Xiu sambil satu tangan menggenggam tangan Huang Shaotian, tangan lain menepuk-nepuk punggung tangannya dengan akrab.
"Minggir sana!" Huang Shaotian melemparkan tangannya. Wasit di samping mereka sampai tidak tega melihat - tusukan ini benar-benar kejam!
Pemain-pemain berjalan bergantian melakukan salam pra-pertandingan. Urutannya biasanya tetap, misalnya orang keenam selalu berada di akhir barisan. Maka Wei Chen adalah yang terakhir menghadap Yu Wenzhou.
"Kapten Wei," panggil Yu Wenzhou sambil mengulurkan tangan.
Huang Shao Tian di sampingnya malah sudah menyambar mendekat sebelum dipanggil.
“Kapten Wei.” Panggilannya penuh hormat. Bahkan Ye Xiu yang merupakan seniornya, legenda pemenang tiga gelar juara berturut-turut, hanya diusirnya dengan kata-kata "Rolling Rolling Rolling". Namun orang di hadapannya ini sangat berbeda. Tanpa kehadirannya, mungkin Huang Shaotian hanya akan menjadikan Glory sebagai hiburan semata, sesekali membuat onar di game lalu kembali ke rutinitas hidup biasa, hingga suatu hari kesibukannya melupakan hobi ini sepenuhnya, membuat Glory pudar total dari kehidupannya.
Tapi dia bertemu Wei Chen.
Orang inilah yang mengubah sikapnya terhadap Glory, menumbuhkan minatnya menjadi atlet profesional, membawanya ke Tim Blue Rain, dan menemani perjalanan pertumbuhannya.
Setelah kepergiannya, Huang Shaotian masuk ke lingkup profesional sebagai bagian Generasi Emas, akhirnya mengendalikan karakter bergelar Sword Saint, menjelajahi arena pertandingan, meraih pencapaian yang tak pernah terbayangkan.
Semua ini berkat orang di hadapannya ini.
Setelah berpisah, mereka sama sekali kehilangan kontak. Huang Shaotian pernah membayangkan pertemuan kembali, tapi tak menyangka akan bertemu sebagai lawan sengit di playoff yang mempertaruhkan mati atau hidup.
Tapi semua ini tak mengubah perasaan Huang Shaotian terhadap Wei Chen.
“Jika ditanya siapa orang yang paling berpengaruh dalam hidupnya, jawabannya pasti hanya nama orang ini.”
“Menyerahlah!” Lalu dia mendengar orang yang paling berpengaruh dan dihormatinya dalam hidup ini berkata demikian.
“Ahem, ini tidak boleh!” Yu Wenzhou tersenyum sopan.
Huang Shaotian juga tidak bereaksi berlebihan. Karena perkataan seperti ini sama sekali tidak mengejutkannya. Meski sangat dihormatinya, orang ini memang benar-benar tidak tahu batas.
“Sungguh disayangkan, berat hati harus mengalahkan kalian di arena!” Wei Chen menghela nafas.
“Kami juga begitu!” kata Yu Wenzhou.
“Tapi kau sudah mengalahkanku dulu,” kata Wei Chen.
“Hanya kebetulan saja,” ujar Yu Wenzhou.
“Kali ini tidak akan lagi,” kata Wei Chen, “Aku akan mengerahkan seluruh kemampuanku.”
