Pertandingan resmi dimulai.
Pan Lin dan Li Yibo melanjutkan ritme komentar mereka yang sudah biasa. Saat loading pertandingan, melihat peta yang dipilih tim tuan rumah, mereka langsung mencari materi analisis peta tersebut untuk diperkenalkan ke pemain. Bagi penonton yang tidak tahu, mungkin akan mengira komentator dan pakar tamu ini benar-benar tahu segalanya, seolah semua peta sudah familier.
Peta: Void Sand Sea.
Bentuk keseluruhan menyerupai belah ketupat. Kedua tim tercatat di sudut utara dan selatan dengan medan tempur yang simetris. Di tengah terdapat oasis, sebelah timur oasis ada reruntuhan kota kuno, sedangkan baratnya lembah pasir. Peta ini memiliki variasi medan dan elemen yang kaya, memungkinkan banyak taktik berbeda, benar-benar membutuhkan kemampuan adaptasi cepat.
Saat Pan Lin dan Li Yibo buru-buru menjelaskan, kedua tim telah selesai loading. Masing-masing lima karakter dari dua tim, total sepuluh karakter muncul di sudut utara dan selatan map.
Siaran langsung segera menyorot sisi Tim Xingxin, karena berdasarkan pengalaman siaran pertandingan reguler, Xingxin sering menggunakan taktik mengganti orang keenam segera setelah masuk arena untuk mengejutkan lawan. Di pertandingan ini, orang keenam Xingxin sengaja menempatkan mantan kapten Blue Rain, Wei Chen, menciptakan kesan senjata rahasia. Bahkan sutradara siaran sangat memperhatikan apakah Wei Chen akan segera maju.
Hasilnya, Xingxin tidak melakukan pergantian sama sekali. Kelima karakter mereka langsung dash keluar dari titik penyegaran setelah pertandingan dimulai.
"Xingxin sangat tegas, sepertinya sudah punya kebijakan matang! Di sisi lain, Blue Rain terlihat sedikit ragu," kata Pan Lin.
"Hehe, tidak bisa disebut ragu juga. Blue Rain memang selalu menunggu inisiatif lawan. Apalagi ini pertandingan tandang," jawab Li Yibo.
"Oke, Blue Rain sekarang mulai bergerak. Mereka tidak langsung maju, tapi belok ke sayap kiri. Sepertinya menuju ke area reruntuhan kota kuno," Pan Lin menjelaskan perkembangan.
“Di awal pertandingan, kedua tim menunjukkan perilaku yang terbalik. Tim tuan rumah langsung menyerbu, sementara tim tamu melakukan manuver mengelilingi. Biasanya, tim yang bermain di kandang lawan cenderung asing dengan map, sehingga menggunakan strategi yang mengandalkan medan tempur secara gegabah justru mudah jatuh ke dalam perangkap lawan. Tim tamu biasanya lebih memilih konfrontasi frontal. Bertarung di area terbuka sama saja menghapuskan kelebihan lawan dalam penguasaan map. Tapi apakah tim tuan rumah akan membiarkan mereka begitu mudah mendapatkan keinginannya? Di pertandingan individual atau arena, mungkin ada yang seperti Ye Xiu yang langsung memilih map sederhana untuk duel frontal. Tapi di pertandingan tim, hampir tidak ada tim yang melakukan ini. Memanfaatkan map dengan baik dalam pertandingan tim lebih mudah mencapai efisiensi pertempuran.”
"Blue Rain bergerak tidak cepat!" Pan Lin baru menyadari masalah ini. Blue Rain bergerak ke arah timur laut, namun pergerakannya sangat lambat.
"Mereka sepertinya sedang menganalisis map," kata Li Yibo sambil mengamati gerakan karakter Blue Rain.
Di awal pertandingan, Xingxin mustahil langsung menyelinap ke hadapan mereka seperti pasukan hantu. Oleh karena itu, formasi posisi karakter Blue Rain saat ini cukup renggang, tidak terlihat ada tuntutan strategi ketat. Setiap karakter terlihat bergerak bebas. Sutradara siaran terus-menerus mengalihkan ke kamera utama para pemain Blue Rain, memperjelas bahwa setiap karakter mereka sedang melihat ke sekeliling. Meski bergerak ke arah umum yang sama, sebenarnya setiap karakter terpecah dalam area terpisah. Seperti dalam balapan dimana setiap orang punya jalur sendiri-sama sekali tidak terkait.
Kemudian di channel tim Blue Rain, terjadi banyak komunikasi yang memungkinkan semua anggota lebih langsung memahami bahwa Blue Rain sedang melakukan eksplorasi map.
"Blue Rain mungkin ingin membuka area yang relatif familiar di map tandang ini, lalu memancing Xingxin bertarung di sini untuk mengkompensasi keunggulan kandang mereka." kata Li Yibo.
"Hmm, bukankah ini strategi yang sering digunakan tim tertentu?" Pan Lin sepertinya teringat sesuatu.
"Benar. Tim Thunderclap sering menggunakan cara seperti ini saat bertanding di tandang." jawab Li Yibo.
"Tapi tentu tidak bisa asal memilih area, kan?" Pan Lin bertanya.
"Tentu saja. Jika memilih area terbuka, tim tuan rumah pasti tidak akan setuju. Jadi pemilihan medan perang ini merupakan ilmu tersendiri!" jelas Li Yibo.
"Tim Blue Rain sepertinya mempercepat proses." Pan Lin tiba-tiba menyadari.
"Sepertinya mereka tidak puas dengan area ini!" komentar Li Yibo.
Semua informasi ini sebenarnya tercermin dari channel Tim Blue Rain, sehingga Li Yibo bisa mengambil kesimpulan dengan percaya diri.
Tim Blue Rain yang tidak puas dengan area penyegaran awal terus bergerak maju. Seiring berjalannya waktu, kedua tim berpotensi bertemu. Tanpa disadari, formasi Blue Rain telah berubah menjadi formasi strategis. Penonton baru tersadar pada suatu momen bahwa Blue Rain sudah tidak lagi dalam kondisi terpecah-pecah seperti di awal pertandingan.
Perubahan yang begitu halus tanpa disadari, menunjukkan bahwa Tim Blue Rain telah mencapai tingkat kesempurnaan dalam eksekusi variasi taktik di bidang ini.
Tim terus bergerak di tepi timur laut, perlahan melihat oasis di tengah dan reruntuhan kota kuno di barat. Bayangan karakter Tim Xingxin juga mulai muncul di area oasis.
"Perhatikan penyamaran." Yu Wenzhou berkata di channel. Tim Blue Rain segera masuk ke mode operasi stealth. Gerakan seperti berguling, merangkak banyak digunakan untuk mengamati lawan tanpa mengekspos bentuk karakter.
Blue Rain tidak langsung mendekati Xingxin, melanjutkan ide taktik dengan mengarahkan tim ke reruntuhan kota kuno.
Reruntuhan dipenuhi tembok-tembok rusak yang menjadi tempat perlindungan dan penyergapan alami.
"Ini bisa bekerja." Huang Shaotian memutar kamera sambil memberikan saran.
"Semua perhatikan, Huang Shao pantau area itu." Yu Wenzhou memberi instruksi.
"Bagaimana kalau aku yang menyapa?" usul Huang Shaotian.
"Bisa jangkau jarak dekat? Zheng Xuan yang lebih cocok!" sahut Yu Wenzhou.
"Sial, ribet amat, lupakan saja!" Zheng Xuan langsung menunjukkan kurangnya semangat juang.
"Tidak bisa?" tanya Yu Wenzhou.
"Tekanan besar! Tapi kalau disuruh, aku jalan." jawab Zheng Xuan.
Yu Wenzhou tersenyum. Dia tahu ini adalah bentuk ketaatan mutlak Zheng Xuan pada kapten. Si pemalas ini memang selalu seperti ini—kurang semangat juang membuatnya hampir tak punya inisiatif, pokoknya harus didorong orang lain baru mau bergerak. Seperti sekarang, dia pasti tak akan mengajukan diri seperti Huang Shaotian. Tapi jika Yu Wenzhou benar-benar memberi perintah, dia akan berusaha menyelesaikannya.
"Lupakan. Urusan medan tempur ini, Huang Shao pergilah ke sisi sana untuk memantau. Usahakan jangan sampai ketahuan." Kata Yu Wenzhou.
"Aku cuma takut kalau celah pertahanan mereka terlalu mencolok, nanti aku jadi kehilangan kesabaran." Ucap Huang Shaotian sambil menggosok-gosokkan tinjunya penuh semangat. Terlihat seperti sedang menjalankan misi besar, padahal cuma disuruh berjaga-jaga.
Di channel kedua tim, sisi Xingxin sepi tanpa aktivitas. Sementara di sisi Blue Rain terjadi banyak komunikasi. Maksud mereka sudah jelas bagi penonton. Fans Xingxin di kandang mulai gelisah, tapi tak bisa menyampaikan pesan pada pemain di lapangan. Akhirnya mereka cuma bisa meluapkan emosi dengan mencibir fans Blue Rain di tribun tandang.
Troubling Rain milik Huang Shaotian sementara berpisah dari tim besar. Karakter itu meninggalkan situs reruntuhan kota kuno, melanjutkan mode gerakan "merangkak-berguling" sambil mendekati posisi Tim Xingxin yang terlihat sebelumnya. Belum jauh bergerak, Tim Xingxin ternyata juga sedang menuju ke arah reruntuhan kota kuno.
"Mereka datang ke sini." Huang Shaotian buru-buru mengirim pesan. "Aku akan menahan mereka. Kalian buruan!"
"Terima." Balas tim dari sisi lain.
Seketika itu juga, Troubling Rain milik Huang Shaotian berhenti bersembunyi. Dengan santai karakter itu menampakkan diri.
Doron! Doron! Doron!
Hujan peluru seketika mengarah padanya.
"Aku ke Su Mucheng, bahkan tidak memberi salam?" teriak Huang Shaotian.
Tapi saat ini posisinya masih di ujung jangkauan Artillery God, serangan tidak cukup membahayakan. Troubling Rain menghindar dengan rileks.
"Tidak memberi salam saja kau cerewet, kalau memberi salam bukannya kau akan ngomong tak habis-habis?" Ye Xiu membalas, tapi Tim Xingxin tiba-tiba mempercepat tempo. Pastor berkaki pendek bahkan sudah ditinggal di belakang, beberapa karakter penyerang lainnya langsung menerobos ke depan.
Hah?
Mata Huang Shaotian berbinar, kesempatan emas! Si pemalas ini malah meninggalkan Pastor? Menyelinap lewat celah ini untuk menyergap Pastor pasti sangat menguntungkan?
Medan tempur di samping adalah area yang pernah dilalui Tim Blue Rain sebelumnya. Huang Shaotian langsung memerintahkan Troubling Rain untuk menyelinap ke samping dan bersembunyi. Strategi penundaan yang dimaksudnya tentu bukan bertarung langsung melawan seluruh tim Xingxin. Itu bisa dilakukan, tapi setelahnya dirinya mungkin akan tumbang di sana - harga yang terlalu mahal untuk sebuah penundaan.
Menunda harus dilakukan secara strategis, membuat lawan tidak bisa membaca maksud sebenarnya.
Seperti saat Troubling Rain tiba-tiba menghilang di samping. Bisakah Xingxin mengabaikan keberadaannya? Tentu tidak. Sang oportunis ini bisa muncul kapan saja saat melihat celah, serangan yang biasanya sangat mematikan.
Huang Shaotian tahu bahwa gayanya sudah bukan rahasia lagi, dan lawannya juga cukup memahami dirinya. Jadi, dia memanfaatkan hal ini untuk membuat Xingxin lebih memperhatikan kemampuannya yang pudar secara bertahap.
"Huang Shaotian, kamu benar-benar pergi begitu saja? Kalau gitu kami tidak akan menghujani hadiah!" Di channel publik, dia melihat Ye Xiu mengirim pesan seperti itu.
"Belum pergi! Aku masih mengikuti kalian!" seru Huang Shaotian. Memang dia tidak membiarkan akun Troubling Rain-nya hanya bersembunyi. Ye Xiu bukan lawan yang mudah dihadapi - tanpa menciptakan ancaman substantif, mustahil mengalihkan perhatiannya.
"Oh begitu? Kalau gitu ikuti baik-baik, jangan sampai anggota timmu habis terbunuh semua sementara kamu masih tersesat!" kata Ye Xiu mengejek.
"Tidak mungkin! Map ini sudah kukuasai lebih dari 800 kali. Sebut saja rutenya, bahkan dengan mata tertutup pun aku bisa navigasi. Tahukah kamu di mana posisiku sekarang? Haha!"
"Bukannya di sini?" Kata Ye Xiu sementara avatar Jun Moxiao tiba-tiba muncul di hadapan Troubling Rain.
"800 kali? Sudah ahli?" Ye Xiu mengirim emoji sinis.
Huang Shaotian langsung waspada. Lawannya ternyata benar-benar membaca tujuannya dan melakukan deduksi terhadap rute yang dipilihnya. Tentu saja mereka tidak akan datang untuk duel satu lawan satu - ini adalah ritme untuk mengepung dan menghancurkannya di tempat!
Tapi justru itu yang diinginkan!
Tanpa membuka celah pertahanan seperti ini, bagaimana mungkin seluruh tim Xingxin bisa teralihkan? Huang Shaotian juga menyunggingkan senyum sinis, meski hanya dalam hati.
