Apakah Ye Xiu dan Fang Rui benar-benar gagal menahan Huang Shaotian, atau sengaja membiarkannya masuk ke radius crowd control Wei Chen?
Pan Lin menatap Li Yibo, Li Yibo menatap udara.
Omong kosong dari trio Ye Xiu, Fang Rui, dan Wei Chen benar-benar mengganggu pertimbangannya. Yang awalnya sudah ragu-ragu untuk berkomentar sembarangan tentang Xingxin, sekarang semakin tidak berani membuka mulut.
Gangguan ini tidak hanya dialami komentator dan tamu, tapi juga Huang Shaotian sendiri.
Ini jebakan?
Orang paling percaya diri pun sekarang mulai ragu. Jalur Triple Slash tiba-tiba diselimuti kabut keraguan. Jika bisa menyembunyikan Yingfeng Buzhen-nya Wei Chen, tentu juga bisa menyembunyikan Yicunhui-nya Qiao Yifan atau Muyu Chengfeng-nya Su Mucheng.
Di depan, apakah tiba-tiba muncul Ghost Array, atau akan dihujani hujan peluru yang datang tiba-tiba?
Huang Shaotian yang paling jago memanfaatkan kesempatan, yang biasanya bertindak tanpa ragu, kini juga menjadi bimbang dalam sepersekian detik ini.
Tapi di belakang tidak ada jalur mundur lagi.
Ye Xiu dan Fang Rui sudah memaksa di belakangnya. Entah serigala atau harimau di depan, dia harus memaksakan diri untuk menerobos.
Pada detik ini, Huang Shaotian sadar: dirinya mungkin benar-benar terjebak dalam perangkap lawan. Atau mungkin dialah yang memaksa lawan mengaktifkannya. Bagaimanapun, situasi ini sangat tidak menguntungkan baginya.
Semuanya harus disesuaikan dengan situasi!
Kilatan pedang Triple Slash terus berkelebat, sosok Troubling Rain menyatu dengan kilatan pedang. Tapi Huang Shao tidak bisa bertindak gegabah karena dua orang di belakangnya - baik Jun Moxiao maupun Hai Wu Liang - memiliki metode serangan jarak jauh. Bagaimana mungkin dia tidak waspada dengan bagian belakangnya?
Begitu kamera berputar, ternyata!
Hai Wu Liang mengangkat kedua tangannya dalam posisi mencengkeram udara - sikap persiapan Catch Cloud Hand.
Sebagai Blade Master, Huang Shaotian tidak bisa melakukan interupsi. Menghindari Catch Cloud Hand bukanlah hal mudah. Energi tak kasat mata dari jurus ini hanya bisa diantisipasi dengan memperhatikan detik ketika jurus dilepaskan - saat tangan Ahli Tenaga Dalam mengeras untuk mengarahkan energi. Detik itulah arah target Catch Cloud Hand terkunci.
Bagaimana dengan Jun Moxiao di sisi lain? Qianji San dipegang horizontal, ujung payung terangkat, energi di laras senjata terakumulasi. Dia menggunakan skill Artillery God "Laser Cannon" dari Qianji San dalam bentuk senjata, dan bahkan bersiap untuk melepaskan tembakan charged.
Pada saat itu, Huang Shaotian menyadari perubahan cahaya aneh. Di tengah kesibukan, dia mengangkat sudut kameranya ke atas dan melihat awan ungu berkumpul, semakin mengental. Mantra dari Warlock, "Hujan Kekacauan" akan segera turun.
Sehebat Huang Shaotian pun, di detik ini juga mengalami panik tak karuan.
Ye Xiu, Fang Rui, Wei Chen.
Tiga karakter tersebut menggunakan skill secara bersamaan, namun semua skill yang digunakan bukanlah tipe instan. Satu charge, dua chanting, dengan begitu gamblang ditampilkan di hadapannya.
Dari tiga skill ini, mana yang akan mengenai duluan?
Huang Shaotian pun tidak bisa membedakannya! Serangan terang-terangan seperti ini, meski tidak menggunakan skill instan yang tiba-tiba, justru menciptakan tekanan mental yang besar. Bagi Huang Shaotian yang bereaksi super cepat, metode seperti ini justru lebih merepotkan.
Datang!
Tangan Hai Wu Liang tiba-tiba mengeras, energi tak kasat mata dari "Catch Cloud Hand" telah meluncur. Namun bersamaan itu, laras senjata Qianji San di tangan Jun Moxiao juga berpendar terang, "Laser Cannon" meledak dahsyat. Dan tepat saat ditembakkan, Jun Moxiao menggoyangkan laras senjatanya. Detail kecil ini membuat Huang Shaotian tidak bisa memprediksi ke mana tembakan ini sebenarnya akan mengarah.
Licik!!
Huang Shaotian sudah begitu sibuk hingga hanya bisa mengkritik dalam hati.
Berguling!
Troubling Rain berguling-guling, Huang Shaotian pun sudah tidak yakin apakah bisa menghindar sepenuhnya. Saat ini semuanya bergantung pada reaksi naluri berdasarkan EXP yang dimilikinya, intuisilah yang menggerakkan operasionalnya.
Doron!
Laser Cannon meleset, tidak kena!
Sedang Hai Wu Liang sudah sepenuhnya bersiap menggunakan Catch Cloud Hand, namun langkah Troubling Rain masih dalam kendali. Catch Cloud Hand pun meleset!
Huang Shaotian merasa termotivasi, tapi tiba-tiba di sisi ini terdengar suara "tik-tak" lembut dari bahu Troubling Rain, bagaikan aba-aba. Kemudian, "tik-tak" mulai berbunyi tak henti-hentinya. Tetesan hujan kekacauan berwarna ungu yang dipenuhi kekuatan mantra mulai berjatuhan ke tanah, menimpa tubuh Troubling Rain.
Ternyata tetap tidak bisa menghindar sepenuhnya!
Huang Shaotian menghela napas, tidak lagi terburu-buru melanjutkan operasional.
Damage Hujan Kekacauan sangat rendah, yang utama adalah status confusion yang ditimbulkannya.
Dalam status confusion, karakter tidak akan kehilangan kendali secara paksa oleh sistem, namun instruksi yang diberikan pemain akan mengalami gangguan.
Menyuruh karakter ke kiri, mungkin malah ke kanan. Menyuruh maju, bisa jadi mundur.
Jika hanya berlawanan secara jelas seperti ini, tentu lebih sederhana. Dengan latihan tertentu, melakukan operasional terbalik tidak terlalu sulit. Tapi masalahnya efek confusion di Glory tidak bisa diatasi semudah itu. Perubahan arah normal dan terbalik terjadi secara acak tanpa henti, inilah yang disebut chaos sebenarnya. Perubahan tak logis seperti ini sama sekali tidak bisa dikendalikan dengan operasional. Demikian pula, berbagai skill juga mustahil digunakan sesuai keinginan dalam kondisi ini.
Dalam status confusion, satu-satunya andalan hanyalah nasib.
Tapi apakah lawan-lawan di depan mata ini bisa dihadapi hanya dengan sedikit keberuntungan?
Dalam sepersekian detik ini, Huang Shaotian terjebak dalam keputusasaan. Rencananya telah dinyatakan bangkrut. Ia gagal memetakan strategi pasti Xingxin, juga membawa Xingxin ke area yang telah disiapkan Blue Rain.
Akhirnya, ia terpaksa meminta bantuan ke tim. Ini bukan saatnya untuk kesopanan. Mati sia-sia di sini akan langsung merugikan tim. Sedangkan keputusan Blue Rain menerobos ke area ini masih menjadi ketidakpastian.
Dengan operasional kacau, Huang Shaotian tetap berusaha menjaga pergerakan karakternya - tidak boleh diam seperti kayu patung. Sambil itu, di channel ia sedang mengedit pesan permintaan bantuan yang harus menjelaskan situasi di lokasinya secara akurat kepada rekan setim.
"Bantuan, bukan berarti setelah anggota Blue Rain datang, karakter Troubling Rain-nya Huang Shaotian langsung bisa lolos dari kepungan. Xingxin juga pasti akan menghalangi upaya penyelamatan sekuat tenaga, ini adalah taktik pengalihan. Apakah Blue Rain bisa menggagalkan taktik ini, mereka perlu merancang strategi khusus."
"Semoga masih bisa menyusul..."
Pesan ini dikirim Huang Shaotian. Singkat, tapi tidak ada kata yang mubazir. Dengan jelas dan padat, dia menjelaskan situasi di posisinya kepada tim.
"Baru ngasih tahu sekarang, nggak telat banget tuh?"
Tak disangka, begitu dia selesai bicara, sudah ada yang merespons di channel Blue Rain.
Cahaya putih seketika melingkari tubuh Troubling Rain, status Confusion-nya terhapus.
Ini adalah skill Guardian, Purification. Di pertandingan kali ini, hanya ada satu Guardian yaitu Soul Language milik Xu Jingxi dari Blue Rain.
"Ketemu bosnya!" Pesan Lu Hanwen yang ceria muncul di channel Blue Rain, membuat suasana jadi riang.
"Bunuh!" Instruksi singkat Yu Wenzhou terdengar dingin. Tapi faktanya, dengan kecepatan tangan segitu, instruksi pertempuran memang harus sesingkat mungkin. Tuduhan "kejam" itu berlebihan.
Desing pedang langsung menggema.
Meski Blade Master umumnya cepat, pedang besar Liu Yun milik Lu Hanwen mengeluarkan momentum mengerikan layaknya Rogue saat menyerang.
“Apakah semua sudah datang?!” Huang Shaotian tidak berhenti mengoperasikan karakter. Dia tahu rekan setimnya telah meluncurkan aksi dukungan lebih awal, sehingga bisa tiba tepat waktu. Tak ada waktu untuk terharu, kedatangan Tim Blue Rain pastilah bagian dari rencana Xingxin. Lalu, di area ini, strategi apa yang telah Xingxin siapkan untuk menghadapi seluruh anggota Blue Rain?
“Hanwen, hati-hati!” Huang Shaotian hanya mendengar sura pedang, tak melihat situasi di sana. Tapi berdasarkan pemahamannya pada mantan kapten Wei Chen, si licin berpengalaman itu, apakah akan mudah tertangkap begitu saja? Jangan-jangan itu jebakan!
“Aku sedang memantau!” Balasan Yu Wenzhou langsung menghilangkan keraguan Huang Shaotian. Jika sang Kapten yang mengawasi, pasti semuanya terkendali.
“Huang Shao, di sini!” Expert Amunisi Zheng Xuan, Gun Rain muncul di sudut pandang Huang Shaotian. Menyerang bagian belakang Troubling Rain, memberikan perlindungan untuk Huang Shaotian mundur.
Tim Blue Rain menunjukkan kerja sama mereka. Lalu bagaimana dengan Xingxin? Bagaimana mereka menghadapi situasi yang seharusnya sudah diprediksi ini?
Seluruh penonton menunjukkan ekspresi canggung.
Di momen kritis ini, anggota Xingxin justru terus mengkritik Wei Chen, mengingatkannya agar jangan sampai ditumbangkan oleh juniornya sendiri.
“Usiamu dua kali lipatnya!” kata Ye Xiu.
“Lebih dari dua kali lipat,” tambah Fang Rui.
“Jika asal-asalan bisa dikalahkan, itu benar-benar memalukan.” Ye Xiu berkata.
“Benar.”
Kali ini, Wei Chen sama sekali tidak merespons. Tentu saja dia tidak rela menerima cibiran ini, namun di bawah tekanan Liu Yun - Blade Master dengan greatsword milik Lu Hanwen - dia benar-benar tidak punya waktu untuk menghadapi dua orang yang mengganggu ini. Selain itu, dia melihat jelas ada karakter lain yang berdiri tak jauh, mengintai dengan rakus.
Suoke Sa'er.
Kenangan masa lalu muncul jelas di benak.
Lebih dari sepuluh tahun yang lalu di musim dingin, Glory diluncurkan. Propaganda besar-besaran sebelum rilis menggoda selera semua pemain game online. Wei Chen takkan pernah melupakan antrian panjang orang-orang yang menunggu untuk membeli kartu akun Glory.
Di hari itu, berdiri dalam antrian selama 4,5 jam, Wei Chen akhirnya mendapatkan kartu akun. Kartu ini kemudian dinamai Warlock: Suoke Sa'er.
Inilah Suoke Sa'er itu.
Berdiri di kejauhan dengan aura seolah sedang memandang dari ketinggian. Bagai jenderal di medan perang yang selalu mengawasi situasi secara keseluruhan.
Perubahan operator seolah mengubah karakter itu menjadi sesuatu yang berbeda.
Ini adalah Suoke Sa'er, tapi bukan lagi Suoke Sa'er miliknya. Penerusnya yang berbakat telah meraih pencapaian jauh lebih gemilang di Liga Profesional dibanding Wei Chen.
Dahulu, sebagai kapten tim dan bintang andalan, dia justru kalah saat menghadapi tantangan dari muridnya sendiri.
Sekarang ini, Kapten, bintang andalan, telah menjadi pihak lawan. Sedangkan dia sendiri telah jatuh dalam kondisi yang memprihatinkan. Seorang pemain berusia lanjut yang bahkan memecahkan rekor usia di lingkup profesional. Tapi kali ini, dialah Sang Penantang. Sejak hari kepulangannya, dia sudah tahu bahwa suatu hari nanti, dia harus seperti pihak yang berada di bawah, mengarahkan tantangan pada sosok yang kini berdiri di puncak, yang sudah bukan lagi remaja itu.
