Pola mantra berkilat, seketika membentuk sangkar. Lu Hanwen yang terlalu agresif dalam pengejaran baru tersadar setelah peringatan Yu Wenzhou, Liu Yun langsung terkunci dalam Six-pointed Star Prison.
Melihat skill-nya mengenai, Wei Chen menghela nafas lega. Bocah kecil yang sudah menjadi All-Star ini memang bukan sembarangan, kalau bukan karena pemanfaatan medan tempur yang sempurna, mustahil lepas dari kejarnya.
Six-pointed Star Prison, skill penguncian terkuat di Glory, level 75 tingkat maksimal dengan durasi 9 detik. Lebih mengerikan lagi, mantra ini tidak bisa dibatalkan. Bukan termasuk skill status, jadi Purification, Banishment, Focus dll tak berpengaruh. Atribut spirit karakter setinggi apapun tak bisa menerobosnya.
Satu-satunya cara keluar sebelum durasi habis adalah membunuh sang warlock. Tapi jelas itu mustahil saat ini. Liu Yun milik Lu Hanwen akan terjebak selama 9 detik penuh.
“Bagi Wei Chen, 9 detik ini sangat berharga. Dia akhirnya bisa menghilangkan diri dari kejar-kejaran anak muda yang bersemangat memburunya selama 9 detik. Tapi selanjutnya dia belum tentu rileks, Suoke Sa'er milik Yu Wenzhou sudah mulai bergerak.”
“Delapan tahun.”
“Sejak terakhir kali Wei Chen menggunakan Suoke Sa'er, telah berlalu genap delapan tahun.”
“Dalam delapan tahun, Suoke Sa'er naik dari level 55 ke level 75 sekarang. Peralatan baru, skill baru, seharusnya Wei Chen tidak familiar dengan Suoke Sa'er versi ini, tapi nyatanya dia sangat mengenalnya.”
“Karena karakter inilah yang menjadi perhatian terbesarnya di Glory. Meski tak pernah menyentuhnya lagi, Suoke Sa'er tetap tumbuh di bawah pengamatannya. Setiap penyesuaian kecil dalam pertandingan, Wei Chen bisa langsung menyadarinya. Begitulah dia menyaksikan operator baru perlahan menghapus jejaknya dari karakter ini, lalu memberi cap mereka sendiri.”
“Bodoh!”
“Setiap penyesuaian pada Suoke Sa'er selalu memicu hujatan merendahkan dari Wei Chen. Dia sering mengejek di depan partner bahwa perubahan ini sangat tidak mengerti Warlock.”
“Anak buah hanya mengikuti perintahnya, tentu saja mempercayainya.”
“Tapi, bagaimana dengan dirinya sendiri?”
“Saat banyak orang, Wei Chen akan menghujat seperti ini; Tapi ketika sendirian? Dia hanya bisa tersenyum pahit.”
“Dia sangat paham dalam hati: Ini hanya perasaan tidak rela melihat jejaknya terhapus sedikit demi sedikit saja.”
Hingga akhir, Suoke Sa'er bahkan mengganti senjata di tangannya.
Kutukan Dewa Pemusnak?
Nama tongkat baru itu memang terdengar arrogant sekaligus artistik, sementara jejak terakhir Wei Chen pada Suoke Sa'er akhirnya dihapuskan. Ia tak bisa diam lagi. Selanjutnya, Yingfeng Buzhen memperoleh Death's Hand.
Death's Hand, inilah senjata perak pertama yang pernah digunakan Suoke Sa'er. Wei Chen menghidupkannya kembali.
Ia mengambil senjata yang dibuang Suoke Sa'er, membuat Yingfeng Buzhen-nya dianggap banyak orang sebagai versi tiruan Suoke Sa'er.
Tapi sejujurnya, Wei Chen benar-benar tidak mempedulikan. Andai ID karakter kelas "Suoke Sa'er" tidak sudah diproteksi di dalam game, pastilah warlock barunya juga akan dinamai "Suoke Sa'er".
Wei Chen sendiri tidak paham mengapa ia nekat bersikeras. Mungkin... karena masih belum rela!
Dan sekarang, saatnya mengakhiri semua ini.
Wei Chen sangat paham, dengan kondisi dan skill-nya saat ini, mustahil baginya tampil di setiap ronde playoff dengan intensitas dan ritme seperti ini.
Melawan Blue Rain, mungkin ini penampilan terakhirnya di panggung ini. Dan duel ini pula yang paling mampu melepaskan energinya.
Karena ia memahami Suoke Sa'er.
Meski bukan dibuat untuknya, tapi ia tetap paham, lebih dari siapapun.
Suoke Sa'er sedang chanting.
Itu adalah Panah Kutukan.
Skill tingkat rendah ini diberikan ke Suoke Sa'er dengan tambahan kecepatan chanting +34, secepat yang seharusnya instan.
Sangat cepat!
Tapi, ini bukan segalanya.
Jika hanya chanting, Panah Kutukan Suoke Sa'er seharusnya lebih cepat daripada ini.
Sedikit perlambatan ini terjadi karena dia melakukan sedikit charge. Panah Kutukan adalah skill yang bisa di-charge, semakin lama di-charge, semakin banyak bola cahaya terakumulasi, sehingga jumlah panah yang dilepaskan akhirnya lebih banyak.
Saat dirilis dengan chanting, jumlah Panah Kutukan adalah 13 anak panah; saat di-charge maksimal, jumlahnya berlipat ganda menjadi 26. Sedangkan charge kecil yang baru saja dilakukan Suoke Sa'er ini bisa menumpuk jumlah panah hingga 15 anak panah.
Semua ini... Wei Chen benar-benar paham betul. Yingfeng Buzhen dengan santai menghindari serangan Suoke Sa'er ini, membuat operator di belakangnya, Yu Wenzhou, sedikit terkejut.
Karena lawan menghindar terlalu santai.
Charge kecil seperti ini yang hanya menambah 2 panah seharusnya mudah diabaikan. Saat menyadari, lalu menghindar, terlepas berhasil atau tidak, seharusnya itu merupakan reaksi dan operasional dadakan. Tapi gerakan Yingfeng Buzhen yang begitu tenang ini jelas menunjukkan dia sudah tahu ini akan terjadi sejak awal.
Terbaca!
Hanya dari postur Yingfeng Buzhen menghindari serangan, Yu Wenzhou sudah bisa menilai sampai tingkat ini. Namun saat itu semua penonton, termasuk komentator Pan Lin dan Li Yibo, sama sekali tidak menyadari bahwa Panah Kutukan ini sebenarnya menyembunyikan trik gelap. Keduanya hanya memuji kecepatan Suoke Sa'er dalam menggunakan skill, sama sekali tidak menyadari charge yang halus itu.
Serangan tidak berhasil, Suoke Sa'er kembali diam.
Keraguan masih tersisa di hati Yu Wenzhou. Ia tidak bisa melihat maksud Xingxin, juga tidak bisa menebak tujuan Wei Chen. Benarkah ingin menunda 1 lawan 2? Bukan Yu Wenzhou tidak sopan pada Wei Chen, tapi faktanya memang demikian, mustahil bagi Wei Chen untuk menahan dua lawan sekaligus.
Six-pointed Star Prison membatasi Lu Hanwen selama 9 detik, tapi apa gunanya? Tanpa dukungan tembakan dari anggota lain, 9 detik berharga ini tidak dimanfaatkan untuk serangan terpusat pada Liu Yun milik Lu Hanwen. Apa yang akan berubah setelah 9 detik ini?
Yu Wenzhou memutuskan untuk mengamati lebih lama.
Ternyata tetap tenang seperti biasa.
Delapan tahun, Wei Chen tak pernah berhenti memperhatikan Suoke Sa'er. Secara paralel, tentu ia memiliki pemahaman yang sangat jelas tentang operator di balik karakter itu. Apalagi operator yang sekarang pernah ia hadapi langsung dulu. Ia takkan pernah lupa keberadaan yang dianggap bahan tertawaan di kamp pelatihan itu, tapi justru mengalahkannya dalam latihan tim suatu hari.
Pemuda tenang ini akan menjadi batu penjuru masa depan Blue Rain.
Sejak hari itu, Wei Chen sudah memiliki persepsi seperti ini. Fakta membuktikan dia tidak salah melihat. Meski Huang Shaotian saat ini adalah attacker top Blue Rain, sistem taktis Blue Rain, gaya dan ritme Blue Rain, semuanya ditentukan oleh keberadaan Yu Wenzhou.
Mungkin justru karena ada sosok yang selalu menjaga ketenangan dan kewaspadaan kapan pun, opportunisme Huang Shao Tian bisa terkristalisasi semakin brilian. Dengan adanya sandaran kekuatan seperti ini, dia bisa berjalan di atas pedang dengan keyakinan penuh.
Di sisi lain, Huang Shaotian sudah membawa orang menyerbu, karakter Liu Yun milik Lu Hanwen terkunci dalam Six-pointed Star Prison. Tapi Yu Wenzhou tetap tenang, tetap menganalisis situasi dengan kepala dingin. Jika tidak jelas, dia tidak akan gegabah bertindak.
Panah Kutukan!
Wei Chen memilih membalas dengan skill yang sama. Kecepatan chanting Yingfeng Buzhen-nya tidak secepat Suoke Sa'er. Tapi untuk chanting skill low-tier seperti ini memang tidak butuh waktu lama. Tanpa charge, langsung melepas chant. Death's Hand menarik ke luar, bola cahaya ungu berputar membentuk garis parabola. Panah Kutukan pun beterbangan membentuk kipas.
"Teknik Wei Chen masih sangat mumpuni!" puji Li Yibo. Mungkin kecepatan tangan jauh kalah dari para pemain muda, tapi soal penguasaan kontrol skill, para veteran benar-benar mencapai tingkat kesempurnaan.
Sebenarnya secara logika, Wei Chen yang sudah pensiun selama N tahun lalu kembali bermain ini bukanlah veteran dalam arti umum. Setelah masa kosong bertahun-tahun dari liga profesional, lebih tepat disebut rookie daripada veteran.
Wei Chen perlu beradaptasi dengan ritme liga profesional seperti pemain baru. Tapi semua orang tahu, di pertandingan reguler penampilannya sangat jarang. Baru di akhir musim, ia tampil beberapa babak berturut-turut. Namun sedikit penampilan itu sudah cukup.
Karena sebenarnya veteran tidak perlu beradaptasi dengan ritme, yang mereka butuhkan adalah menemukan kembali.
Temukan kembali ritme, raih kembali kemenangan!
"Hebat!" Pan Lin ikut memuji setelah kekaguman Li Yibo. Panah Kutukan yang tersebar merata seperti kipas, bagaikan burung merak yang mengembangkan ekornya. Pemain Warlock terhebat pun takkan bisa melakukan manuver ini lebih sempurna.
Tapi benarkah demikian?
Di mata semua penonton, memang begitu.
Tapi di mata Yu Wenzhou...
Ada celah!
Hampir bersamaan dengan putaran bola cahaya yang melepaskan Panah Kutukan, Yu Wenzhou sudah melihat celahnya.
Distribusi Panah Kutukan memang merata, tapi ritmenya tidak. Jarak horizontalnya sama, tapi bagaimana dengan jarak vertikal?
Vertikal berarti urutan waktu.
Perbedaan urutan waktu menciptakan celah untuk menembus.
Miringkan badan, geser ke samping!
Operasional Yu Wenzhou memang tak cepat, tapi selalu presisi.
Tampaknya jelas akan tertembak Panah Kutukan, namun hasilnya, seolah-olah menembus begitu saja. Suoke Sa'er berdiri di sana, namun panah-panah kutukan yang tersebar membentuk kipas itu tidak berkurang satu pun, tidak satu pun yang mengenai.
"Berhasil dihindari?" Bahkan Li Yibo mulut menganga.
Ya, dihindari, tapi hanya Panah Kutukan saja yang dihindari.
Yingfeng Buzhen sudah mulai chanting baru, energi sihir dari Death's Hand bergelora.
Death Door?
Yu Wenzhou terdiam membeku, berani-beraninya langsung chanting Death Door secara frontal seperti ini?
Bahkan dengan kecepatan casting Suoke Sa'er pun, waktu segini tidak cukup untuk chanting!
Interupsi wajib dilakukan. Suoke Sa'er melemparkan Skill Pemotongan. Tapi Yu Wenzhou tidak bisa tenang begitu saja, strategi Wei Chen jelas tidak seharusnya seperti ini.
Yu Wenzhou memutar kameranya, dia segera menemukan Yingfeng Buzhen lain yang sedang membaca mantra.
Itu Jutsu Bunshin!
Yu Wenzhou langsung paham dalam sekejap. Yang di hadapannya itu tentu klon bayangan. Tepat saat Suoke Sa'er melintasi Panah Kutukan tadi, Yingfeng Buzhen melakukan manuver ninjutsu ini.
Yingfeng Buzhen di sisi inilah yang benar-benar perlu diinterupsi.
Tapi, tidak cukup...
Jarak casting tidak cukup!
Jarak casting Yingfeng Buzhen sangat jauh, lebih jauh dari Suoke Sa'er. Untuk menginterupsi, Suoke Sa'er perlu maju sedikit lagi.
Namun, sudah terlambat.
Jarak dua langkah menentukan keberhasilan suatu skill.
Chapter 1419: Berbagai Usaha yang Dilakukan
Tangan Yu Wenzhou tidak cepat, tapi otaknya gesit. Berbagai situasi bisa dia analisis dalam sepersekian detik.
Kelas Warlock juga sangat dia kuasai. Meski karakter Yingfeng Buzhen memiliki sedikit materi pertandingan sehingga informasinya kurang mendalam, atribut seperti kecepatan casting dan jarak casting cukup terlihat dalam satu pertandingan. Setelah itu, meski karakter mengalami peningkatan, statistik tersebut seharusnya bertambah, bukan berkurang.
Berdasarkan informasi yang ada, Yu Wenzhou langsung mengambil kesimpulan: Dia terlambat.
Dia bahkan melihat lebih jauh bahwa ini adalah strategi khusus untuk menyaingi dirinya dan Suoke Sa'er. Jika lawannya warlock lain seperti Wei Chen, mungkin serangan ini tidak akan berhasil. Tapi sayangnya yang dihadapi adalah dia dan Suoke Sa'er.
Keunikan pemain dan atribut karakter telah sepenuhnya dipahami. Beberapa momen ini benar-benar customized untuk melawan Yu Wenzhou dan Suoke Sa'er. Semua persiapan tidak sia-sia, skill besar Death Door akhirnya berhasil dilepaskan.
Perubahan apa yang akan terjadi dalam 9 detik?
Yu Wenzhou terus memikirkan pertanyaan ini sebelumnya.
Sekarang dia tahu: Tak perlu menunggu 9 detik, saat ini juga sebuah Death Door akan membuatnya dalam kondisi yang sangat terjepit.
Di kejauhan, Yingfeng Buzhen telah mencapai tahap akhir chanting. Death's Hand mengumpulkan energi mantra, di balik kilau cahaya, Yu Wenzhou bisa melihat wajah Yingfeng Buzhen.
Wajah itu persis seperti dalam ingatannya: masih muda, Wei Chen sang kapten pertama Blue Rain mereka. Kini di usia lewat 30 tahun, wajah Wei Chen telah dihiasi jejak waktu.
Yu Wenzhou hanya memandang diam-diam, seolah menyerah tanpa melakukan aksi apapun.
Wei Chen tertegun, namun Death Door sudah selesai di-summon. Garis hitam dari dalam pintu langsung membelit Suoke Sa'er dalam radius, hingga saat ini pun Yu Wenzhou tetap tidak melakukan operasional apapun.
Ya, sama sekali tidak.
Aura hitam melilit Suoke Sa'er dan menariknya ke Death Door. Sepanjang proses ini, Suoke Sa'er tak memberi perlawanan sedikitpun.
Kemudian, serangan Death Door terhadap Suoke Sa'er berakhir.
"Sial!" Wei Chen tak bisa menahan hujatan dari bibirnya.
Inilah ketenangan Yu Wenzhou yang telah mempertimbangkan segala sesuatu dengan jernih. Dia sadar kecepatan tangannya tak cukup untuk menghadapi Death Door plus Wei Chen yang mengintai di samping. Maka dengan tegas dia membiarkan skill besar ini mengenainya, 15% HP dikorbankan untuk mengakhiri gempuran Yingfeng Buzhen.
Ya, semuanya berakhir.
Wei Chen menganggap dirinya sangat memahami gaya Yu Wenzhou, namun tak menyangka si pemalas yang biasanya stabil ini tiba-tiba menggunakan taktik seperti "meninggalkan bidak untuk merebut inisiatif" dalam permainan Go. Dalam persiapan gerakan lanjutannya, sama sekali tidak ada logika untuk menghadapi situasi seperti ini. Death Door berhasil dilepaskan, tapi berakhir terlalu cepat, membuat Wei Chen justru terburu-buru.
Skill Pemotongan!
Wei Chen hanya bisa melepaskan skill instan secara naluriah, berusaha mempertahankan gempurannya. Tapi hilangnya Death Door yang terlalu cepat ini benar-benar membuat hatinya terasa hampa.
Skill Pemotongan?
Yu Wenzhou mengamati gerakan Yingfeng Buzhen, dengan santai menghindari serangan itu. Dia paham betul keterkejutan Wei Chen saat ini, karena memang sengaja diciptakannya.
Dia menyadari Wei Chen sangat memahami dirinya dan Suoke Sa'er, sehingga dalam kondisi seperti ini, segala pertimbangan dan keputusan berdasarkan gayanya pasti sudah terhitung matang oleh lawan. Maka di saat seperti ini, harus mengambil jalan yang biasanya tidak pernah ditempuh.
Maka, Yu Wenzhou pun melakukannya. Dengan gerakan tak lazim, dia langsung memecahkan prediksi konvensional Wei Chen yang didasarkan pada pemahaman mendalam terhadapnya.
Pertarungan taktik seperti ini bahkan mungkin tak terlihat jelas oleh para ahli sekalipun.
Kedekatan Wei Chen dengan Yu Wenzhou dan Suoke Sa'er, hanya Yu Wenzhou sendiri yang merasakannya secara mendalam. Death Door tadi benar-benar memaksanya ke situasi tanpa pilihan.
Meskipun dia melakukan gerakan yang tak terduga oleh Wei Chen, bagaimanapun juga, dia tidak bisa lolos dari Death Door ini. Suoke Sa'er menerima damage 15%. Death Door ini benar-benar menjerumuskannya ke ujung jurang, hanya saja dia berhasil keluar dari situasi kritis tersebut dengan cara yang mengejutkan.
Dia berhasil mengacaukan ritme Wei Chen, tapi apa selanjutnya?
Memandang lawan yang benar-benar memahami dirinya ini, Yu Wenzhou juga merasakan tekanan yang sangat besar.
Burning Arrow?
Yu Wenzhou melihat Yingfeng Buzhen mulai menggosok tangan untuk mempersiapkan skill tersebut.
Ini juga merupakan skill low-tier Warlock. Meski membutuhkan chanting, bagi karakter pro dengan konfigurasi high-end seperti mereka, chanting hanya terjadi dalam sekejap. Tongkat Yingfeng Buzhen hanya bergerak sedikit, Burning Arrow sudah terbentuk. Api hitam membentuk panah, tongkat Yingfeng Buzhen bergetar, dan Burning Arrow pun melesat.
Tapi bukankah jaraknya agak terlalu jauh?
Yu Wenzhou tidak kesulitan menghindar. Dibandingkan dengan Penembak, baik Elementalist maupun Warlock, kecepatan proyektil skill mereka jauh lebih lambat dari peluru. Serangan sihir dari jarak segini kurang memberikan tekanan bagi level pro.
Namun setelah melancarkan skill ini, Wei Chen tidak lagi mempedulikan Yu Wenzhou dan Suoke Sa'er. Yingfeng Buzhen tiba-tiba berbalik arah, Death's Hand mengarah ke Liu Yun.
“Liu Yun milik Lu Hanwen telah lolos dari kepungan, menerobos keluar dari Six-pointed Star Prison, dan langsung terburu-buru menyerang Yingfeng Buzhen.”
“Tapi tak disangka Yingfeng Buzhen tiba-tiba berbalik arah dan mengarahkan Death's Hand ke arahnya.”
“Cahaya mantra di Death's Hand mulai berpendar.”
“Lu Hanwen buru-buru menyuruh Liu Yun menghindar ke samping, namun sinar hitam itu justru terbang ke arah tempat dia menghindar.”
“Lu Hanwen yang tanggap ini, meski terjebak sendiri, masih punya refleks dan operasional untuk merespons. Liu Yun langsung melesat ke samping lagi, membuat sinar hitam itu meleset.”
“Wei Chen merasa kesal.”
“Menghadapi anak muda ini sangat berbeda dengan melawan Yu Wenzhou. Dia menyesal Death Door sudah menghilang setelah serangan berakhir. Andai Yu Wenzhou bisa bermain kucing-tikus lebih lama dengan Death Door, pasti bisa jadi ancaman bagi Liu Yun.”
“Langkah heroik Yu Wenzhou yang mengorbankan diri benar-benar menggagalkan seluruh rencana Wei Chen. 1 vs 2, mengontrol Lu Hanwen selama 9 detik lalu menghantam Yu Wenzhou dengan Skill besar - ini sudah merupakan kinerja luar biasa. Pemain mana pun belum tentu bisa melakukan lebih baik dari 9 detik Wei Chen.”
“Tapi dia tidak rela.”
“Rencana awalnya seharusnya lebih dari 9 detik.”
“Hanwen ke sisi sana!” Yu Wenzhou langsung mengirim pesan di channel begitu melihat Lu Hanwen bebas.
Pertarungan Warlock generasi lama dan baru memang topik yang disukai penonton, tapi pemain tidak wajib menuruti. Mereka sedang bertanding, bukan pentas. Langkah Yu Wenzhou mengalihkan Lu Hanwen saat ini sama sekali bukan untuk memenuhi ekspektasi penonton. Ini murni karena niat Wei Chen yang seolah ingin menunda 1 lawan 2 - meski tujuan pastinya belum jelas, tapi menggagalkan rencana Xingxin tentu selalu jadi pilihan strategis.
Di sisi Huang Shao Tian yang sedang mengandalkan Healer untuk memberi tekanan, dibutuhkan attacker kuat. Tanggung jawab posisi ini lebih cocok diemban Lu Hanwen daripada dirinya. Maka wajar saja ia memerintahkan Lu Hanwen untuk mendukung sana, sementara dirinya terus mengganggu Wei Chen - ini keputusan strategi yang sangat biasa dan logis.
Ternyata Wei Chen tidak mendukung tindakan ini.
"Hantu kecil, jangan kabur!" Melihat Liu Yun berusaha geser mundur, Wei Chen enggan menyerah.
Tapi itu hanya teriakan kosong. Sudah pasti Yu Wenzhou akan memberi perlindungan pada Lu Hanwen! Panah Membara - skill yang baru saja digunakan Wei Chen - kini dikembalikan dengan cepat oleh Suoke Sa'er.
Wei Chen ingin menghalangi Liu Yun tentu bukan dengan mengirim Yingfeng Buzhen bertarung jarak dekat! Tentu harus lewat pelepasan skill, tapi Panah Membara Suoke Sa'er datang tepat waktu, membuat Yingfeng Buzhen tak bisa melakukan chanting.
Hasilnya Yingfeng Buzhen benar-benar melangkah mengejar sambil menghindari panah api yang terbakar, sembari melemparkan suatu benda.
Dorr!
Kabut ungu menyebar dalam sekejap.
Setelah Jutsu Bunshin, Yingfeng Buzhen kembali menggunakan skill low-tier ninja: Ninja Tool·Smoke Jade.
Sosok Yingfeng Buzhen dan Liu Yun langsung tertelan kabut, namun Lu Hanwen bereaksi cepat. Kilatan pedangnya menyala dalam asap sambil melindungi diri dan mempertahankan momentum serangan Liu Yun.
Hujan Kekacauan!
Yu Wenzhou juga memerintahkan Suoke Sa'er memulai chanting besar. Meski belum bisa mengunci posisi Yingfeng Buzhen, jika lawan tetap memfokuskan mantra pada Liu Yun tanpa menghentikannya, tak akan ada waktu untuk kabur dari radius Hujan Kekacauan.
Di dalam kabut Smoke Jade, pedang besar Liu Yun berdesir garang seolah tak terbendung.
Dorr!
Dalam kabut, percikan darah terlihat. Yingfeng Buzhen akhirnya tertusuk. Tapi tiba-tiba terdengar "tak!" – kilatan pedang masih ada, namun gerak majunya terhenti.
Ini... perangkap pengikat?
Meski tak melihat langsung, Yu Wenzhou sudah menebak situasinya.
Wei Chen mengorbankan HP dengan menerima tusukan, tapi akhirnya berhasil memasang perangkap pengikat skill Thief lewat Yingfeng Buzhen, memperlambat laju Liu Yun.
Tapi saat ini Hujan Kekacauan sudah mulai berjatuhan, Yingfeng Buzhen yang terkena pedang terlihat tidak sempat menghindar dari Smoke Jade.
"Wei Chen benar-benar berusaha keras!!" Pan Lin terharu, mengungkapkan penyesalan yang mendalam.
Pertarungan Wei Chen tidak elegan, segala upayanya mengalihkan perhatian Liu Yun dipenuhi kesan dipermalukan.
Dari muter-muter di sekitar batu, sampai digulingkan ke samping sambil menyiapkan perangkap, hingga sekarang bertahan dengan luka pedang sambil merebut trap pengikat di bawah perlindungan Smoke Jade.
Wei Chen benar-benar berjuang mati-matian. Usahanya bertahan di bawah tekanan begitu jelas terlihat oleh semua orang.
Jika bertarung langsung melawan Lu Hanwen, 90% dia akan kalah. Tapi dengan taktik liciknya yang tak ada habisnya, dia berhasil menahan Lu Hanwen dan Yu Wenzhou di sini.
Namun semua usahanya akhirnya akan berakhir dengan turunnya Hujan Kekacauan ini.
Liu Yun masih belum bisa bergerak, tapi Yu Wenzhou sudah bersiap menggerakkan Suoke Sa'er untuk mengontrol Yingfeng Buzhen.
Dia mengoperasikan Suoke Sa'er untuk maju, tapi karakter itu malah berguling ke kiri.
"Yu Wenzhou ngapain?" Semua orang bengong. Gerakan berguling itu sama sekali tidak masuk akal. Apa dia melihat ancaman yang tidak terlihat? Penonton dengan perspektif penonton pun tidak melihat apa-apa.
Tapi reaksi Yu Wenzhou justru lebih cepat dan akurat daripada penonton yang punya perspektif penonton.
Kena Confusion?
Yu Wenzhou terkejut melihat status Suoke Sa'er.
Segera menyadari apa yang terjadi.
Cermin Iblis, itu Cermin Iblis.
Skill Warlock Cermin Iblis yang memantulkan semua efek serangan sihir. Di dalam Smoke Jade, Yingfeng Buzhen tidak hanya memasang perangkap pengikat untuk Liu Yun, tapi juga menyembunyikan Cermin Iblis yang menunggu skill Suoke Sa'er meluncur.
