Pertempuran telah berlangsung, penonton dengan perspektif penonton melihat semuanya dengan jelas. Tapi jika dilihat dari sudut pandang pemain, akan terasa lebih menakjubkan.
Di kamera utama kedua pemain, selain kabut tebal dan beberapa pohon di dekatnya, tidak ada apa-apa.
Serangan yang dilakukan Yu Wenzhou sepenuhnya dilakukan tanpa melihat karakter lawan. Hanya mengandalkan posisi Jun Moxiao yang terbongkar dari semburan senjata sebelumnya, namun hasilnya presisi luar biasa.
Six-pointed Star Prison jatuh, namun perlindungan perisai bukanlah sesuatu yang serba bisa. Efek Six-pointed Star Prison jelas bukan sesuatu yang bisa dikompensasi oleh perisai.
Tapi, hand seals!
Dalam cuplikan close-up yang diperbesar, semua jelas melihat Jun Moxiao tiba-tiba melepas Qianji San, kedua tangannya dengan cepat membentuk hand seals. Qianji San bahkan belum sempat jatuh saat hand seals sudah selesai.
Di bawah level 20, skill ninja yang membutuhkan hand seals hanya ada satu.
Jutsu Bunshin!
Apakah masih sempat?
Semua orang menahan napas. Jutsu Bunshin akhirnya berhasil dilakukan tepat sebelum Six-pointed Star Prison menyentuh.
Yang terkunci dalam Six-pointed Star Prison hanyalah klon bayangan Jun Moxiao.
"Apa dia menyadari?" teriak Pan Lin.
"Tidak, ini pasti tidak terlihat maupun terdengar... Ini harusnya pertimbangan berdasarkan EXP dan kesadaran Ye Xiu," kata Li Yibo. "Perhatikan! Jika Jun Moxiao tidak jongkok, Jutsu Bunshin mungkin akan meleset sedikit."
Pan Lin tersadar. Siaran langsung segera memutar replay slow motion. Pilar cahaya Six-pointed Star Prison yang jatuh dan Qianji San yang ditahan Jun Moxiao benar-benar hanya terpaut tipis. Klon bayangan Jun Moxiao dilepaskan di detik-detik terakhir, namun jika berdiri lebih tinggi, sudah pasti Qianji San akan tersentuh pilar cahaya.
“Memang pantas dijuluki Ensiklopedia Hidup!” Pan Lin terkagum-kagum. Reaksi dan kesadaran seperti ini menunjukkan kedalaman pemahaman Ye Xiu terhadap kelas Warlock, sehingga bisa menebak pilihan penyergapan menggunakan Six-pointed Star Prison dalam situasi seperti ini.
Penonton kandang yang baru saja bersemangat, kini kembali cemas memperhatikan kapten mereka.
Skill serangan yang sedang di-chanting oleh Suoke Sa'er telah meluncur. Kali ini skill tidak datang dari langit, memungkinkan Ye Xiu melacak posisi warlock melalui arah datangnya serangan. Jun Moxiao-nya memang sedang mengawasi sekeliling dengan tatapan dingin.
Bayangan hantu menerobos Hujan Kekacauan, menembus Six-pointed Star Prison, dan menyatu dengan klon bayangan Jun Moxiao.
Hati penonton hancur berkeping-keping!
Kapten, kau benar-benar terjebak tipu daya ini!
Jun Moxiao Ye Xiu tiba-tiba meluncur keluar, bergerak akurat menuju sumber bayangan hantu dengan hati-hati menghindari suara.
"Lari cepat!" seruan dalam hati penonton kandang. Kali ini sang kapten di lapangan seolah mendengar teriakan mereka.
"Yu Wenzhou juga tidak mengabaikan kemungkinan ini!" komentar Li Yibo.
Suoke Sa'er telah meninggalkan posisi semula di bawah kendali Yu Wenzhou.
"Tapi kalau terus serang sambil berpindah, dia akan terkunci oleh Ye Xiu! Dengan mobilitas Jun Moxiao, pasti cepat mengejar!" ujar Pan Lin.
"Dia tidak akan melakukan serangan berpindah-pindah," jawab Li Yibo dengan keyakinan penuh.
“Hah? Apa dia menyadari situasi?” Pan Lin bingung.
“Dia akan segera menyadari.” Li Yibo tertawa, “Coba pikir, skill apa yang baru saja dia gunakan?”
“Klon bayangan yang melilit?” Pan Lin sedang berbicara ketika bayangan hantu yang dilepaskan Suoke Sa'er dari serangannya tiba-tiba kembali terbang.
“Ah, ini...” Pan Lin berteriak kaget, bukankah ini... sekali lagi mengungkap posisi Suoke Sa'er?
“Jadi dia akan segera tahu bahwa yang terkunci hanyalah klon bayangan Jun Moxiao.” Li Yibo tertawa.
Pan Lin terdiam sejenak, tapi segera tersadar.
Klon bayangan yang melilit, selama durasi skill akan menempel pada target dan memberikan damage. Setelah skill berakhir, bayangan kembali sambil mengubah 33% damage yang diberikan menjadi HP Warlock.
Klon bayangan sangat rapuh. Klon yang dilepas Suoke Sa'er hanya menempel sebentar sebelum hancur. Bayangan pasti akan kembali, baik dari durasi skill maupun data heal setelah kembali. Yu Wenzhou bisa dengan mudah menyimpulkan: yang terbelit hanyalah klon bayangan Jun Moxiao.
Rupanya skill ini memiliki dua fungsi: menyerang sekaligus menguji!
Berbagai pencerahan muncul di benak Pan Lin. Pertandingan ini mengandung makna yang sangat dalam.
Tapi bayangan yang kembali setelah menyerang ini justru seperti mercusuar penunjuk arah. Ye Xiu sepertinya sudah mengantisipasi ini. Begitu melihat bayangan kembali, Jun Moxiao langsung menyesuaikan arah gerakan.
Kecepatan bayangan hantu yang terbang kembali sangat cepat, tapi Jun Moxiao saat ini juga mengerahkan kecepatan maksimal. Tanpa memikirkan serangan mendadak, semua skill yang bisa digunakan untuk bergerak diaktifkan. Bayangan Jun Moxiao tiba-tiba terlihat seperti bayangan hantu melesat di antara pepohonan. Dengan cepat, sosok Suoke Sa'er muncul dalam jangkauan pandangnya.
"Terlalu cepat, benar-benar terlalu cepat! Kali ini Yu Wenzhou pasti sulit menghindar!" teriak Pan Lin.
Tiba-tiba terdengar ledakan dahsyat. Meski berada di medan hutan, badai pasir tiba-tiba muncul dan menyelimuti Jun Moxiao.
Seluruh arena terpana. Bagaimana status Jun Moxiao saat ini? HP berkurang, ditambah efek kehilangan penglihatan.
"Perangkap Pasir!" gumam Pan Lin tak percaya.
Skill perangkap tingkat tinggi cabang Night Shadow, menyebabkan damage plus efek buta. Yu Wenzhou memasang skill pencuri ini pada tongkat Suoke Sa'er "Kutukan Dewa Pemusnah".
Sekarang semua orang benar-benar memahami betapa menyebalkannya sistem transformasi Qianji San yang dipasangi berbagai skill. Perubahan seperti ini benar-benar tak terduga, bahkan Ye Xiu sendiri bisa terjebak. Meski menguasai sistem skill Warlock, tapi sulit menebak skill cabang Night Shadow apa yang dipilih lawan di senjatanya. Jika harus memikirkan semua skill untuk diwaspadai, pertandingan ini pasti tidak bisa dimainkan dengan baik.
Tapi Perangkap Pasir Suoke Sa'er hanya level 1. Damage-nya tidak terlalu tinggi, efek buta hanya tiga detik.
Tiga detik, Yu Wenzhou membuat Suoke Sa'er meninggalkan satu Panah Kutukan untuk Ye Xiu, lalu berbalik arah dan pergi.
"Aduh, kenapa Yu Wenzhou tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk mengontrol Jun Moxiao?" teriak Pan Lin dengan penyesalan.
Tapi Panah Kutukan segera memberinya jawaban.
Meski dalam status buta, Jun Moxiao tidak terpengaruh di aspek lain. Saat ini tiba-tiba melakukan selip meluncur, tidak hanya menghindari Panah Kutukan yang melintas di atasnya, bahkan terus mendekati arah Suoke Sa'er.
Li Yibo melirik Pan Lin, membuatnya lebih memahami bahwa dia telah mendapatkan jawaban.
Yang dihadapi Yu Wenzhou bukanlah sembarang orang. Ini adalah Ye Xiu. Mencoba mengendalikannya dalam waktu 3 detik status buta terlalu berisiko. Yu Wenzhou jelas tidak ingin mengambil risiko, setelah cepat-cepat melakukan chanting Panah Kutukan, dia memprioritaskan untuk menghindar.
Tiga detik kemudian Jun Moxiao terbebas dari status buta. Suoke Sa'er sudah menghilang tanpa jejak. Ye Xiu segera melakukan deduksi radius berdasarkan kesan samar sebelumnya dan jarak tempuh 3 detik, mencari sekeliling, tapi akhirnya tetap gagal menemukan Suoke Sa'er.
Gelombang pertama pertukaran serangan kedua orang ini mencapai jeda sementara. Ye Xiu gagal memberikan damage substantif kepada Suoke Sa'er, tapi di tahap ini justru Suoke Sa'er yang membuat orang khawatir.
"Tekanan dan ofensif yang sangat kuat!" ujar Li Yibo dengan kekaguman pada Ye Xiu.
“Tapi Yu Wenzhou akhirnya berhasil memberikan sedikit damage ke Jun Moxiao, meski sangat kecil.” kata Pan Lin.
Kemudian terlihat Jun Moxiao menggunakan healing spell pada dirinya sendiri. Li Yibo menatap Pan Lin tanpa bicara.
“Kau memang sengaja mau mengulur waktu denganku ya!” Ye Xiu yang sementara tak menemukan target mulai mengobrol lagi di channel.
“Kau punya heal, strategi pengurasan menguntungkanmu.” balas Yu Wenzhou.
“Lama sekali begini, mending kita ROLL tentukan pemenang, yang kalah auto GG.” usul Ye Xiu.
Penonton gempar.
Yang lebih mengejutkan, informasi ROLL dari Suoke Sa'er muncul di channel publik: 97!
“Wah!” Sorak penonton di kandang Blue Rain memekakkan telinga, tepuk tangan bergemuruh.
Kemudian di channel:
“Serius nih? Ini playoff, jangan main-main.” tegur Ye Xiu.
Sorakan penonton kembali meledak.
“Hehehe…” Komentator Pan Lin kehilangan kata-kata.
“Cuma gurauan saja. Wasit pasti tak mengizinkan duel ROLL yang kekanak-kanakan ini.” jelas Li Yibo sambil tertawa.
Ini memang game, tapi juga pertandingan pro yang resmi!
Bayangkan pertandingan sepakbola dimana dua tim mengundi koin, lalu langsung menyatakan pemenang berdasarkan itu dan pulang?
Pasti dianggap konyol. Liga Glory juga tak mengakui tindakan GG sembarangan - semua GG harus melalui review resmi setelah pertandingan.
Dua orang ini sambil mengobrol di channel, operasional karakter juga tidak berhenti.
Yu Wenzhou meski sudah melepaskan diri dari buruan Ye Xiu, tapi di sisi lain dia juga kehilangan jejak posisi Jun Moxiao. Keduanya sekarang menjelajah dalam kabut, hati-hati mencari koordinat lawan.
Ini benar-benar tidak bisa dianalisis dengan logika apapun, seperti kucing buta nabrak tikus mati. Visi yang terbatas membuat map terasa sangat luas.
1 menit、2 menit……
Kedua pihak belum bersentuhan, masih berkeliaran dalam kabut. Penonton dengan perspektif penonton pun kadang sulit tegang. Karakter keduanya bergerak dengan waspada, tapi sebenarnya jarak antara mereka hampir bisa digambar sebagai diagonal di map.
Tim siaran langsung juga berada di bawah tekanan besar! Pertandingan Glory tidak seperti sepakbola yang punya durasi tetap, jadi streaming tidak bisa mengontrol waktu program. Kalau selesai lebih cepat masih mending, tapi kalau pertarungannya terlalu lama, jadwal program TV berikutnya akan kacau semua.
Tapi apa solusi mereka? Pertandingan jelas tidak akan berubah hanya karena keinginan tim siaran.
"Terus begini bukan solusi!" kata Ye Xiu tiba-tiba, membuat tim siaran langsung langsung jatuh cinta padanya.
"Ada ide brilian?" balas Yu Wenzhou.
"Buat janji ketemu di lokasi untuk tentukan pemenang!" usul Ye Xiu.
"Di mana?" tanya Yu Wenzhou.
Ye Xiu memberikan sebuah koordinat.
Tiga puluh detik kemudian, koordinat itu kosong. Karakter keduanya muncul dengan samar di sekitar lokasi dengan penuh kewaspadaan.
Siapa pun tidak bisa menipu siapa, tim siaran benar-benar menangis.
