Arena pertandingan kedua akhirnya berakhir. Seperti prediksi Li Yibo, pemenangnya tetap Song Xiao.
Terbatasnya MP membuat Ye Xiu yang muncul setelah 7 menit "malas-malasan" hanya sempat menghajar Tao Luo Sha Ming Song Xiao habis-habisan sebelum akhirnya kalah.
"Song Xiao menang, tapi bahkan penggemar gila Blue Rain pun saat ini tidak bisa merasa senang. Jika ini pertandingan individual, hasilnya mungkin masih layak disyukuri. Tapi sebagai bagian dari arena pertandingan, setelah Ye Xiu mengalahkan Yu Wenzhou lalu memukul Tao Luo Sha Ming Song Xiao hingga HP-nya tersisa 28%, apa yang bisa dibanggakan?"
Ye Xiu turun arena, penonton Blue Rain di lokasi juga bingung harus bersikap bagaimana. Bertepuk tangan? Tentu tidak mungkin. Kalau mau mencibir, sungguh tidak tega. Pertandingan ini berjalan seperti ini terutama karena strategi tim Blue Rain sendiri. Hasilnya tujuan mereka tidak tercapai, malah dikendalikan seperti boneka oleh lawan yang main santai. Kalau sampai mencibir Ye Xiu, muka Blue Rain sendiri yang akan semakin terhina.
"Ron ini akhirnya berlangsung selama 19 menit 21 detik, ini mungkin rekor baru untuk kompetisi 1v1 di lingkup profesional," kata Pan Lin saat itu.
"Kurang lebih begitu," jawab Li Yibo sambil mengangguk.
Tentang rekor ini, jelas semua orang hanya menyebutkannya sekilas tanpa terlalu mempedulikan. Karena ini sama sekali bukan rekor yang layak dibanggakan. Dalam duel, justru semakin cepat selesai semakin keren. Rekor seperti itulah yang patut diingat orang.
"Tapi menurutku, Ye Xiu di tahap akhir sebenarnya punya kelebihan yang cukup besar. Menurutku dia bisa mengontrol lebih baik lagi, menyisakan MP cadangan untuk mengalahkan Song Xiao," lanjut Pan Lin.
"Hmm... Mungkin dia sengaja mempertahankan status, tidak ingin terlalu banyak terkuras di ronde ini!" jelas Li Yibo.
“Kontrol sepresisi ini?” Pan Lin bergumam dalam hati, agak tidak percaya.
“Main bagus.” Ye Xiu turun, para pemain Xingxin berduyun menyambutnya.
“Cepat duduk, pasti capek ya?” Chen Guo tampak khawatir. Niat Blue Rain di babak ini sudah diketahui umum, meski Ye Xiu sempat mengulur waktu 7 menit di ronde ini, total dua ronde pertandingan berlangsung hampir setengah jam—waktu yang cukup melelahkan.
“Lumayan.” Ye Xiu tersenyum.
“Jangan khawatirin dia, pasti baik-baik saja.” Wei Chen berkata.
“Kok bisa tahu?” Chen Guo bertanya.
“Main game online nonstop selama setahun lebih, tapi masih bisa jaga kondisi kompetitif di level segini. Kemampuan regulasi dan maintenance kondisi diri sendiri sudah tidak perlu diragukan lagi. Anak-anak Blue Rain malah mau pakai taktik pengurasan begini—salah total! Kalau mau mengurasnya, harusnya serang frontal.” Wei Chen menjelaskan.
“Sepertinya... ada benarnya juga!” Chen Guo teringat pertandingan reguler melawan Howling saat itu. Tang Hao yang jadi starter di pertandingan individual duel melawan Ye Xiu dengan serangan frontal. Duel itu tidak lama, tapi setelah mengalahkan Tang Hao, Ye Xiu jelas terlihat kelelahan. Ternyata metode serangan keras seperti itu memang lebih efektif menguras tenaganya.
“Andai tahu anak-anak itu ngatur strategi begitu, hari ini arena harusnya kasih gue main juga.” Wei Chen menggerutu kesal.
"Semua orang tertawa. Setelah mengetahui Ye Xiu tidak terlalu kelelahan, suasana hati semua orang menjadi lebih rileks. Xingxin mengirimkan Mo Fan sebagai petarung kedua, peta yang dipilih Blue Rain jelas lebih cocok dengan gaya bermainnya. Sejak awal melihat peta yang dipilih, semua orang sudah mulai menaruh harapan besar pada Mo Fan. Tapi si pemalas ini sama sekali tidak menunjukkan antusiasme terhadap harapan semua orang, hanya membalas dengan suara datar "Hmm" sebelum naik ke pawasan."
"Ronde ketiga arena pertandingan dimulai. Melihat Mo Fan yang maju, Pan Lin dan Li Yibo juga menyebutkan peta ini cocok dengan gaya Mo Fan. Benar saja, setelah pertandingan dimulai Mo Fan langsung melakukan manuver mengelilingi tanpa ragu. Namun dia mengambil rute barat, sementara Tao Luo Sha Ming milik Song Xiao kebetulan mengambil rute timur. Kedua karakter ini pun saling meleset. Saat mendekati area tengah tanpa bertemu, Song Xiao masih bisa berbicapa di channel, tapi Mo Fan tetap diam. Tidak menemukan Tao Luo Sha Ming di barat, dia langsung memotong ke timur."
"HP Tao Luo Sha Ming milik Song Xiao hanya tersisa 28%, membuatnya tidak berani mengambil risiko seperti Mo Fan. Tao Luo Sha Ming berputar mengitari area tengah. Dari perspektif penonton, rute pergerakan kedua pihak ini justru membuat Tao Luo Sha Ming secara tidak sengaja berpotensi melakukan flanking dari belakang!"
"Wah, ini... Harus dikatakan Song Xiao beruntung, atau Mo Fan terlalu ceroboh!" komentar Pan Lin.
"Ceroboh? Perhatikan baik-baik, Mo Fan justru sangat hati-hati," Li Yibo tertawa.
“Oh?” Pan Lin yang mendapat notifikasi dari Li Yibo, melihat lebih cermat pergerakan Destroying Immortality, perlahan mulai melihat petunjuk. Mo Fan dengan Destroying Immortality-nya sama sekali tidak asal maju membabi buta. Sepanjang pergerakan melintang ini, dia selalu menggunakan pohon dan sejenisnya sebagai perlindungan, mengadopsi strategi penyusupan rahasia.
“Mo Fan ternyata sangat familiar dengan map ini?” ujar Pan Lin sambil terus mengamati, tiba-tiba mengungkapkan kekaguman.
“Aku ingat tadi kamu bilang Ye Xiu mengangkat batu dan menghantam kakinya sendiri, benar?” Li Yibo tertawa, “Kalimat itu, menurutku sekarang lebih cocok diberikan ke Blue Rain!”
“Oh? Oh…” Pan Lin seketika tersadar, “Blue Rain berniat menguras Ye Xiu, tapi hasilnya setelah bertarung begitu lama, tidak hanya gagal mengurasnya, malah karena durasinya terlalu panjang, Xingxin punya waktu lama duduk di luar arena untuk mempelajari map tandang ini dari perspektif penonton.”
“Benar, Mo Fan hanya rookie tahun pertama, mana mungkin kebetulan bisa se-familiar ini dengan map kandang Blue Rain? Semua ini berkat dua pertarungan sebelumnya yang total hampir 30 menit!” jelas Li Yibo.
“Blue Rain hari ini benar-benar…strateginya meleset jauh.” Pan Lin menghela napas berkali-kali.
“Dilihat sekarang, kurasa sebelumnya Ye Xiu mungkin bukan tidak punya solusi untuk menang cepat. Bisa jadi dia sengaja menemani Blue Rain berlama-lama, sambil memanfaatkan kesempatan untuk memberikan informasi map yang sulit ini ke rekan setim Xingxin.” papar Li Yibo.
“Ini…apa bisa serumit itu?” Pan Lin terkejut.
"Perangkap balik, bukankah itu gaya permainannya yang konsisten?" kata Li Yibo.
"Tapi dulu saat masih menggunakan Yizhiyeqiu, tidak terasa berlebihan seperti ini!" ujar Pan Lin.
"Mungkin karena dulu dia tidak memiliki beban sebesar ini," jawab Li Yibo.
Pan Lin terkejut, setelah merenung sejenak, menyadari kebenarannya. Ye Xiu yang sudah tidak muda lagi, sampai-sampai tim Blue Rain khusus merancang strategi pengurasan stamina untuk menyainginya. Kini, dia mungkin tidak bisa lagi sembarangan mengacak-acak musuh dengan tombak Quexie seperti masa mudanya. Dia harus lebih banyak menggunakan otak daripada tangan dalam bertanding. Ditambah lagi, tim Xingxin yang dipimpinnya tidak bisa disamakan dengan klub elite Jia Shi di masa lalu. Meski di babak pertama, tiba-tiba munculnya equipment silver level 80 pada karakter-karakter Xingxin membuat semua orang terkejut. Namun setelah diamati dalam pertempuran sesungguhnya, tim-tim profesional menyadari equipment silver level 80 Xingxin agak berkualitas rendah - karakter yang mereka persenjatai tidak mencapai kekuatan yang seharusnya berdasarkan simulasi teori.
Paling mentok setara equipment silver level 75.
Departemen teknis tim-tim kuat yang ikut playoff juga memiliki para ahli. Bahkan sebelum pertandingan babak pertama antara Xingxin dan Blue Rain selesai, sudah ada yang menyimpulkan hal ini melalui pengamatan.
Xingxin pada dasarnya hanyalah pengejar. Level equipment yang bisa mereka capai hanya sebatas upaya keras untuk mendekati tim-tim kuat ini. Equipment silver level 80 bukanlah keajaiban, hanya trik licik yang hasilnya sebatas pendekatan, bukan melampaui.
Xingxin bisa sampai di titik ini benar-benar tidak mudah. Mungkin orang sudah mulai terbiasa dengan kinerja luar biasa Xingxin di musim ini, sampai-sampai melupakan bagaimana mereka bisa meraih hasil sehebat ini di tengah kekurangan yang begitu besar.
Dan di balik semua kesulitan ini, berapa banyak usaha yang sudah Ye Xiu curahkan?
Memimpin klub elite versus memimpin tim baru, mana yang lebih sulit? Sepertinya ini tidak perlu dijelaskan lagi.
Dengan memimpin tim baru seperti ini, Ye Xiu berhasil mengalahkan Jia Shi di Tantangan Rookie, meraih 37 kemenangan beruntun dalam duel di pertandingan reguler, lolos ke playoff di peringkat keenam, dan saat ini unggul sementara dalam pertarungan babak pertama melawan Tim Blue Rain.
Apakah kemampuan Ye Xiu benar-benar sudah memudar?
Dari mana kesimpulan itu muncul?!
Justru Ye Xiu saat ini mungkin sedang berada di puncak kekuatan terbesarnya sepanjang masa?
Dia sedang membakar semua bakatnya di Glory sepenuh tenaga, barulah bisa memimpin Xingxin - sebuah tim baru - mencapai prestasi setinggi ini! Banyak orang benar-benar harus membuka mata lebar-lebar dan melihat dengan serius.
Ucapan santai Li Yibo tiba-tiba membuat Pan Lin tersulut emosi. Ia tenggelam dalam proses Xingxin yang membangun tim dari nol - mulai dari warnet itu, langkah demi langkah penuh perjuangan namun gemilang, sampai akhirnya bisa berdiri di panggung playoff ini.
"Ternyata mengitari dari belakang!" Pada saat itu, Li Yibo berteriak, menarik perhatian Pan Lin kembali ke pertandingan. Di arena, Tao Luo Sha Ming milik Song Xiao melakukan manuver melintang, menggambar lengkungan dari rute melintang Destroying Immortality, dan berhasil mengitari ke belakangnya. Tapi...
"Dia tidak menyadari!"
Song Xiao terus memutar kameranya ke segala arah, sama sekali tidak mendeteksi keberadaan Destroying Immortality.
"Sangat disayangkan," kata Pan Lin. Meski hatinya sudah ikut goyang bersama Xingxin, sikap komentatornya tetap profesional.
Tiba-tiba, Destroying Immortality milik Mo Fan berhenti bergerak.
"Apakah Mo Fan merasakan sesuatu? Intuisinya sangat tajam!" teriak Pan Lin.
"Mungkin karena sudah melewati lebih dari setengah rute melintang tapi belum bertemu lawan, sehingga menyimpulkan pilihan lawannya berbeda. Lalu kesimpulan apa yang akan dia ambil selanjutnya?" ujar Li Yibo.
"Berbalik arah, dia menarik diri melalui rute asli!" Pan Lin bersemangat.
"Jika Song Xiao tidak melakukan penyesuaian besar, mereka akan segera bertemu," kata Li Yibo.
"Tapi Song Xiao harus fokus pada kamera sekarang! Sedikit saja terlewat, dia akan kehilangan inisiatif," lanjut Pan Lin.
"Ini tergantung bagaimana dia menilai aksi Mo Fan," jawab Li Yibo.
Tempo bicara kedua komentator jelas semakin cepat, menegangkan menyikapi situasi genting di arena.
"Mendekati, mendekati, mendekati!" Pan Lin terus meneriakkan.
“Song Xiao… Aduh!” Li Yibo menghela napas, karena sudut pandang Song Xiao saat ini justru tidak menghadap ke arah datangnya Destroying Immortality. Setelah menemukan Tao Luo Sha Ming, Mo Fan segera menyuruh Destroying Immortality menyembunyikan diri di balik pohon. Ketika kamera Song Xiao berbalik ke arah ini, yang terlihat hanyalah kabut tebal.
