Sebatang pohon locust besar dan rimbun. Di bawahnya, Liu Yun memegang pedang besar Flame Shadow dengan kedua tangan, menghadap batang pohon tanpa bergerak. Hai Wu Liang, menempelkan punggungnya ke batang pohon, juga diam tak bergerak.
Arena seakan dibekukan dalam sepersekian detik ini. Perkembangan selanjutnya tetap menjadi misteri.
Jarak antara kedua pihak sudah sangat dekat. Jika karakter memiliki nafas, mungkin akan terdengar jelas dalam keheningan hutan ini.
Hai Wu Liang bersandar pada batang pohon locust, perlahan-lahan, perlahan-lahan, mulai berjongkok.
Saat ini, tak mungkin melakukan penyergapan. Bahkan berusaha keluar dari sisi kiri/kanan pohon untuk berhadapan langsung dengan lawan pun sulit. Reaksi Lu Hanwen yang kilat, kecepatan serangannya yang ekstrim, telah mengunci kedua arah ini. Kepala menjulur? Penggal! Tangan menggapai? Tebas! Kaki menyentak? Potong!
Meski arena tak bergerak, pikiran kedua orang ini terus bekerja.
Kamera Fang Rui terus berpindah-pindah, mengamati segala sesuatu di depan, mencari metode untuk kabur diam-diam dengan memanfaatkan perlindungan pohon besar.
Agak sulit. Menurut Fang Rui, tapi saat ini tidak ada pilihan yang lebih baik. Tingkat kesulitan ini masih lebih menguntungkan dibanding langsung dash ke kiri atau kanan. Jika dash seperti itu, pasti akan terjebak dalam posisi pasif dimana lawan merebut inisiatif serangan pertama.
Maka Fang Rui mulai bertindak.
Langkah pertama, Hai Wu Liang berjongkok.
Kemudian, perlahan berbalik 180 derajat, lalu mundur perlahan selangkah demi selangkah.
Fang Rui tidak memilih rolling yang mungkin lebih cepat. Saat ini, dia tidak berani menggeser kameranya sedikitpun, dia harus terus memantau area depannya.
Tidak ada keributan di kiri maupun kanan.
Apa yang ditunggu lawan?
Fang Rui juga tidak tahu, tapi setelah mengambil keputusan, harus dijalankan dengan tegas. Hai Wu Liang terus mundur.
Tiba-tiba, siluet muncul dari belakang pohon locust, terus bermunculan.
Liu Yun, sekaligus enam buah dash keluar.
Langkah Bayangan Pedang!
Pasti itu Langkah Bayangan Pedang.
Enam bayangan pedang dikontrol dengan sempurna oleh Lu Hanwen, Fang Rui sejenak tak bisa membedakan tubuh aslinya.
Tak bisa mundur lagi, harus bertarung frontal. Untungnya Fang Rui membuat Hai Wu Liang mundur sambil membelakangi, kameranya tetap terkunci ke arah ini, setidaknya dia tidak terkesan gegabah.
!
Kedua telapak Hai Wu Liang menghantam tanah, enam bayangan pedang akan terkena imbas serangan ini, dia berharap bisa mengidentifikasi tubuh asli.
Namun keenam bayangan itu serempak melompat, menghindari serangan energi pikiran yang merambat melalui kerak bumi.
Silver Light Blade!
“Enam pedang, bagai anyaman formasi pedang, datang menyerang serentak, cahaya perak bertebaran.”
Hai Wu Liang tidak menghindar, malah menerjang ke arah salah satunya.
“Apa dia menyadarinya?” Pan Lin berteriak.
“Mungkin tidak!” balas Li Yibo, ingin menjelaskan lebih lanjut tapi tak sempat. Enam pedang Liu Yun tiba-tiba berubah arah, serentak mengarah ke Hai Wu Liang yang sedang menerjang.
Dari enam pedang, lima palsu. Tapi jika Hai Wu Liang tetap nekat menerobos, keenam pedang pasti akan mengenai. Tak peduli mana yang asli, pasti kena.
Silver Light Blade memiliki efek knockdown. Meski bisa diatasi dengan Ukemi, tapi dengan refleks dan operasional Lu Hanwen, melanjutkan gempuran sama sekali tak sulit.
Qi Bo Dun!
Hai Wu Liang mengayunkan telapak, mendorong perisai bergelombang energi ki.
“Ini...” Pan Lin bingung, Qi Bo Dun bukan kubah energi, tak bisa melindungi dari semua arah. Dengan enam greatsword menghujam, perisai ini paling mentok menahan dua pedang.
“Jenius!” Li Yibo kini paham, berseru kagum.
Tapi ketegangan pertempuran tetap tak memberi kesempatan penjelasan. Kena!
Serangan Silver Light Blade memancarkan gelombang seismik yang menyebar. Bahkan serangan ilusi dari bayangan pedang pun menciptakan efek visual semacam ini. Namun tubuh Hai Wu Liang telah miring dan berguling ke satu sisi - jelas bahwa dia terkena serangan pedang dari tubuh asli.
Tapi Hai Wu Liang yang baru saja berguling langsung menepukkan telapak tangannya.
Gelombang energi melesat tepat ke wajah salah satu Liu Yun.
Tubuh asli?
Tubuh asli!
Setelah menerima serangan ini, Hai Wu Liang segera menentukan mana dari enam bayangan pedang Liu Yun yang merupakan entitas asli berdasarkan arah gaya yang diterimanya.
"Dengan enam bayangan pedang, kemungkinan mengenai tubuh asli secara acak sangat kecil. Tapi Lu Hanwen langsung mengubah semua pola serangan bayangannya, membuktikan bahwa target yang dihantam Hai Wu Liang sebelumnya bukanlah tubuh asli."
"Selanjutnya, meski Qi Bo Dun hanya bisa menahan dua tusukan, dua tusukan inilah yang menurut Fang Rui paling sulit dihadapi jika berasal dari tubuh asli."
"Faktanya dua tusukan itu bukan dari tubuh asli. Maka hanya tersisa tiga arah serangan potensial dari tubuh asli. Fang Rui telah mempersiapkan mental dan berhasil mengatasi tiga jenis serangan tersulit ini lapis demi lapis."
Li Yibo dengan gesit menjelaskan logika taktis Fang Rui dalam segmen waktu sesingkat itu.
"Luar biasa!" Pan Lin berdecak kagum. "Dalam sepersekian detik bisa melakukan pertimbangan sedetail ini, pantas dijuluki top player Glory. Level permainannya benar-benar di atas rata-rata!"
Melalui serangkaian respons ini, Fang Rui akhirnya berhasil melepaskan karakter dari situasi pasif.
Qi Blade!
Hai Wu Liang diam-diam mengaktifkan Qi Blade.
Namun dalam kabut, jejak terbang skill ini menjadi lebih jelas, membuat Fang Rui sedikit kesal.
"Sudah kubilang senior, presisi visiku sangat bagus." Lu Hanwen yang mengamati dengan jelas mengoperasikan Liu Yun dengan santai untuk menghindar, lalu melanjutkan serangan.
"Baik, akan kuingat." Jawab Fang Rui sambil membuat Hai Wu Liang mundur beberapa langkah.
Biasanya, Fang Rui akan memanfaatkan pepohonan di sekitarnya - menghindar ke belakang lalu melakukan serangan mendadak ke kiri atau kanan.
Tapi sekarang, presisi visi dan reaksi Lu Hanwen benar-benar luar biasa. Pengalaman memalukan saat bersembunyi di balik pohon sebelumnya membuatnya sadar: strategi yang mengandalkan presisi visi dan reaksi lawan tak efektif terhadap Lu Hanwen.
Fang Rui sangat menyadari situasi tidak menguntungkan yang dihadapinya saat ini.
Dalam map seperti ini, presisi visi dan reaksi Lu Hanwen bagaikan senjata tajam - persenjataan paling efektif untuk menghadapi serangan mendadak.
Kasus dimana serangan mendadak baru terdeteksi saat sudah mengenai target sangatlah langka. Umumnya, fungsi serangan mendadak adalah membuat lawan kaget. Tapi dalam pertandingan Glory - terutama duel 1v1 - setiap orang hanya perlu mengontrol karakternya sendiri. Jika lawan bisa bereaksi cepat terhadap serangan mendadak, maka efektivitas taktik ini pun berkurang.
"Tapi saat ini, niat Fang Rui untuk menyergap sudah terlalu dipikirkan. Saat ini, Lu Hanwen menempelinya sangat ketat, kedua pihak sudah terjebak dalam ritme perlawanan frontal yang kuat. Ini jelas bukan gaya Master Aliran Licik seperti Fang Rui, dengan kata lain, ini bukan strategi yang menjadi spesialisasinya."
"Sementara Lu Hanwen, meski masih di bawah umur, adalah penyerang terkuat di Tim Blue Rain, ahli kelas satu dalam perlawanan frontal. Ditambah sifatnya yang aktif, optimis, dan progresif, jenis pertempuran frontal seperti ini paling dia sukai."
""Senior, lihat pedang!""
"Saat Lu Hanwen mengayunkan pedangnya, pesan juga berteriak di channel. Awalnya beberapa orang khawatir, apakah dengan ritme seperti ini, anak ini akan berubah menjadi seperti Huang Shaotian yang terus mengoceh selama bertarung?"
"Tapi setelah dua tahun, semua orang paham. Teriakan anak ini terkadang murni karena energi melimpah yang tidak tersalurkan, kecepatan tangannya yang tertekan ingin dikeluarkan, sehingga dialihkan ke mengetik."
"Ini terlihat seperti fenomena ketidakmampuan mengontrol skill, tapi anak ini seolah memiliki energi tak terbatas. Meski penggunaan yang agak boros seperti ini, tidak pernah menimbulkan masalah. Lama-kelamaan, orang pun berhenti memperhitungkannya."
"Desau pedang Flame Shadow yang berat bergema, kabut pun terbawa alirannya. Bersamaan dengan perubahan desau pedang, kabut bergulung-gulung, kadang pekat kadang tipis, menunjukkan variasi yang dinamis."
Fang Rui perlahan ditekan. Strategi ini memang tidak menunjukkan kelebihannya. Syarat medan tempur yang biasa ia manfaatkan, kini sulit digunakan karena presisi visi dan reaksi Lu Hanwen.
"Hantu kecil, jangan terlalu arrogant!" Fang Rui masih bersikap keras kepala.
"Mohon bimbingan senior." Kalimat Lu Hanwen ini sulit dibedakan antara tulus atau ejekan.
"Anak baik, harus kuberi pelajaran." teriak Fang Rui. Hai Wu Liang tiba-tiba berputar dan melancarkan tinju.
Spiral Energi Pikiran Bunuh!
Doron!
Jarak terlalu dekat, Liu Yun benar-benar tidak bisa menghindar. Namun masalahnya, demi serangan ini, Hai Wu Liang juga tidak menghindar dari Ichimonji: Pengiris Angin Liu Yun.
Di sisi Hai Wu Liang, percikan darah berhamburan. Di sisi Liu Yun, energi spiral membelit tubuh.
Penonton tertegun.
Inikah pelajaran yang ingin Fang Rui berikan pada Lu Hanwen?
Apa ini?
Bukankah ini sekadar Benturan Keras yang nekat?
Pertukaran memang umum di pertandingan pro, namun semua dilakukan melalui kalkulasi matang. Yang dipertukarkan bukan hanya HP, tapi lebih penting menciptakan kesempatan menyerang yang lebih baik.
Tapi bagaimana dengan Benturan Keras Hai Wu Liang kali ini?
Ini murni pertukaran kuno: kau pukul aku, aku tampar balik. Situasi tak berubah, pertarungan berlanjut seperti sebelumnya.
Terlalu minim teknis! Ternyata memang cuma bisa licik! Suara hinaan bergema di live.
Liu Yun yang terpental oleh serangan Spiral, sudah kembali menyerang. Bagaimana dengan Hai Wu Liang? Karena terkena serangan, mengalami (kekakuan) untuk beberapa saat, belum bisa segera melakukan.
Inilah alasan mengapa banyak orang menganggap pertukaran ini minim teknis. Seandainya bisa memanfaatkan momentum kedua pihak terpental ini untuk kabur dan memulai taktik kecerdikan ala Fang Rui, mungkin masih ada maknanya. Tapi sekarang, setelah kena, seluruh potensi makna pertukaran ini sudah terputus.
Triple Slash!
Dari sisi Liu Yun, skill dipergunakan untuk mempercepat pendekatan.
Triple Slash dari greatsword menghasilkan desau pedang yang menggentarkan. Hai Wu Liang milik Fang Rui baru pulih dari (kekakuan) di detik-detik terakhir.
Rolling!
Hai Wu Liang langsung berguling di tanah, menghindari serangan ketiga dari Triple Slash.
Luo Ying Shi!
Serangan Lu Hanwen sangat cepat, Liu Yun langsung menekan pedangnya ke arah Hai Wu Liang yang sedang berguling.
Tersungkur!
Efek paksa jatuh dari Luo Ying Shi sangat kuat, membuat Hai Wu Liang langsung rebah rata di tanah.
Phoenix Descending Slash!
Skill yang biasanya dipakai setelah Dragon Rising Slash ini dioperasikan dengan mahir oleh Lu Hanwen di tanah. Liu Yun memutar tubuh dengan anggun, ujung pedang menyapu tanah membentuk busur, berputar di udara, lalu menghunjam...
Doron!
Gelombang energi dahsyat langsung menghantam wajah Liu Yun.
Dragon's Suppression Wave!
Energi yang menggila itu langsung mendorong Liu Yun terbang, akhirnya menghantam keras ke batang pohon besar di belakangnya.
"Bagaimana bisa?"
Lu Hanwen terkejut, karena efek skill Luo Ying Shi memiliki mekanisme Kekuatan Setara yang memaksa jatuh, mustahil menggunakan teknik Ukemi untuk mengatasinya. Jadi tidak mungkin Hai Wu Liang bisa menyelesaikan chanting Dragon's Suppression Wave secepat itu. Jangan-jangan...
Tadi skill Luo Ying Shi itu tidak mengenai?
Lu Hanwen mengingat kembali sensasi operasional di detik itu, memperkirakan sisa HP yang seharusnya dimiliki Hai Wu Liang...
Tapi banyak penonton lain seperti Pan Lin dan Li Yibo di siaran langsung sudah menyadari trik ini.
"Sialan, licik sekali... Berpura-pura jatuh kena serangan, teknik kotor seperti ini belum pernah kulihat..." Gemuruh suara kutukan dan kecaman memenuhi arena.
