“Kesempatan!” Pan Lin langsung berteriak. Namun setelah berteriak, dia segera menyadari: Apakah ini benar-benar sebuah kesempatan?
Sementara para pemain berpengalaman yang cukup memahami Huang Shaotian seperti Ye Xiu, telah melihat celah ini dengan jelas sejak saat-saat pertama.
Ini bukan kue! Ini jelas kue yang ditaburi racun. Jika menyerang di celah ini, mungkin hanya satu jurus saja sudah akan mendapat serangan balik kuat dari Huang Shaotian. Tapi bagaimana jika melihat celah ini dan tidak bertindak? Maka celah ini justru memberi kesempatan Huang Shaotian untuk menyesuaikan diri. Serangan bertubi-tubi sebelumnya sudah mencapai titik jenuh, dan celah yang sengaja dibuat di momen ini benar-benar timing yang sempurna. Apakah lawan menyerang atau tidak, Huang Shaotian bisa membangun kembali ritme serangan, semua keuntungan ada di pihaknya.
Luar biasa!
Semua orang memuji dalam hati.
Opportunisme jika hanya diartikan sebagai memanfaatkan celah lawan, itu pemahaman yang sempit. Celah kali ini juga merupakan contoh brilian dalam membaca kesempatan. Jika celah ini muncul lebih awal atau lebih lambat, mungkin efeknya tidak akan se-sempurna sekarang.
Bagaimana jika aku yang menghadapi celah ini?
Para atlet profesional yang menyadari masalah pada celah ini terus bertukar posisi berpikir. Tapi bagaimana dengan Tang Rou di lapangan? Dia tidak punya waktu untuk berpikir panjang. Celah hanya muncul sekejap, momen emas dalam pertempuran selalu berlalu cepat.
Kesempatan melawan balik!
Bagi Tang Rou, ini godaan yang sangat kuat. Saat celah terlihat, gerakan refleksnya langsung melakukan serangan balik.
Han Yanrou mengangkat pergelangan tangannya, gerakan ini langsung menarik perhatian Huang Shaotian. Sebenarnya cukup sesuai dengan perkiraannya bahwa Tang Rou akan memanfaatkan kesempatan ini untuk melawan balik. Gaya bermain gadis ini selalu begitu agresif, semua orang sudah merasakannya dengan jelas sejak lama.
Ayo!
Karena sudah diperkirakan, Huang Shaotian tentu sudah mempersiapkan diri. Akun Troubling Rain-nya juga mulai memutar pergelangan tangan dengan halus.
Tapi gerakan mengangkat pergelangan tangan Han Yanrou semakin mendesak, hentakan pergelangan tangan ini seolah mengerahkan seluruh kekuatan tubuhnya. Tombak perang di tangannya terlihat seperti ingin melesat keluar secepat mungkin.
Ini...
Alis Huang Shaotian tiba-tiba berkerut.
Dia memperkirakan Tang Rou akan segera memanfaatkan celah untuk menyerang balik, tapi benar-benar tidak menyangka serangan balik Tang Rou akan sekuat ini, seintens ini!
"Hebat!" Ye Xiu di bawah panggung langsung memuji. Padahal sebenarnya, mulai dari Huang Shaotian sengaja membuka celah sampai Tang Rou memanfaatkannya untuk menyerang balik, semua terjadi dalam sepersekian detik yang sama. Bagi yang tidak paham, mungkin mengira pujian Ye Xiu ini ditujukan untuk celah yang sengaja dibuka Huang Shaotian.
Tapi Han Yanrou sudah melesat maju pada saat itu.
Haolong Pojun!!
Dengan jarak yang sangat dekat dan celah yang tiba-tiba terbuka, mungkin tusukan Longya yang cepat akan menjadi serangan balik paling efektif. Jika ingin lebih agresif, satu telapak Falling Flower Palm atau sapuan Domineering Smash juga bisa menjadi pilihan bagus.
Tapi... Haolong Pojun!
Tang Rou malah langsung menggunakan skill besar di celah sempit ini. Seberapapun dia menyukai skill ini, keputusan yang diambilnya saat ini terlihat tidak logis. Operasional skill besar selalu lebih rumit dibanding skill kecil, jadi skill besar biasanya baru digunakan setelah skill kecil melakukan persiapan yang cukup untuk memastikan kemenangan. Tapi Tang Rou justru memilih menggunakan skill besar untuk menangkap celah kecil ini, menunjukkan kepercayaan diri yang luar biasa. Dia sama sekali tidak ragu meski kecepatan tangannya mungkin tidak cukup untuk menyelesaikan operasional skill ini dalam sepersekian detik.
Dan akhirnya, dia berhasil.
Haolong Pojun!
Fire Dance Flow menusuk maju, membawa tubuh Han Yanrou dengan daya dash yang luar biasa kuat mengaduk kabut di semak-semak.
Minggir!
Huang Shaotian pun dibuat panik bukan main oleh serangan ini.
Daya Haolong Pojun tidak hanya terkonsentrasi di ujung tombak. Daya penetrasi dahsyat yang dihasilkannya seperti vortex yang menyobek udara sekitarnya. Seluruh radius udara yang terganggu akan diisi daya perusak dari dash ini, menciptakan efek serangan area.
Di map ini, keberadaan kabut membuat radius damage udara yang dibawa Haolong Pojun terlihat jelas. Kabut tertembus ujung tombak, terkoyak, mengalir deras oleh daya dahsyat.
Swa!
"Semburat kilatan pedang tiba-tiba muncul, bukan untuk menyerang Han Yanrou, melainkan menyambar ke arah samping."
"Triple Slash."
"Untuk menghindari serangan Haolong Pojun, Huang Shaotian terpaksa menggunakan skill ini - metode pergerakan tercepat yang bisa dilakukannya saat itu. Hasilnya hanya berhasil menghindar sekilas. Aliran udara kuat dari Haolong Pojun membuat postur Troubling Rain kehilangan keseimbangan. Namun dengan operasional yang tangguh, Huang Shao melancarkan serangan kedua Triple Slash untuk segera menstabilkan postur. Sayangnya serangan ketiga tidak mungkin langsung menyusul untuk menyerang Han Yanrou. Kecepatan gerak Haolong Pojun benar-benar luar biasa kuat!"
"Aduh!" Ye Xiu di pinggir arena mendesah penuh penyesalan.
"Ada apa?" tanya Chen Guo.
"Nyaris! Hampir semua serangan mengenai. Cukup dengan melakukan sedikit penyesuaian saat mengejar Triple Slash," jelas Ye Xiu.
Chen Guo terdiam.
"Mengatur penyesuaian mikro dalam situasi seperti itu? Apakah itu mungkin dilakukan manusia? Penyesalan Ye Xiu ini terlalu berlebihan!"
"Apa standarmu tidak terlalu tinggi?" Wei Chen di sisi lain tampak sepemikiran.
"Xiao Tang tidak akan keberatan dengan standar tinggi," jawab Ye Xiu.
"Baiklah..."
Semua orang mengakui hal itu dengan pasrah.
"Kalau kamu, bisakah melakukannya?" tiba-tiba Chen Guo bertanya.
"Akan kucoba," jawab Ye Xiu singkat, menunjukkan bahwa ia pun tidak 100% yakin. Momen itu benar-benar terlalu singkat.
"Haolong Pojun akhirnya tidak bisa dianggap berhasil mengenai Troubling Rain, tapi niat Huang Shaotian menjual celah di awal pertarungan justru dipatahkan Tang Rou dengan cara yang luar biasa berani ini."
"Apakah ini kebetulan karena sifat karakternya? Atau dia bisa melihat melalui niat itu?"
Pan Lin dan Li Yibo sedang berdiskusi tentang topik ini, tapi fakta sudah terlihat jelas dan tidak punya makna praktis. Huang Shaotian tidak memusingkan hal ini, hanya mengirim pesan di channel: "Berani sekali ya!"
"Trik sama dimainkan dua kali, tidak bosankah?" balas Tang Rou.
Seketika Pan Lin dan Li Yibo menghentikan diskusi mereka.
Jawaban Tang Rou sudah cukup menjelaskan semuanya.
"Haha, terlalu jelas ya?"
"Sepertinya aku meremehkanmu."
"Selanjutnya harus lebih serius nih!"
"Tebas!"
Swish-swish-swish, channel langsung dipenuhi empat pesan berturut-turut, omongan sampah Huang Shaotian akhirnya dimulai. Tapi saat dia teriak "Tebas", justru Fire Dance Flow Han Yanrou yang menusuk datang.
Tang Rou, si penggiat sejati, mana mungkin berhenti mengagumi omongan sampah Huang Shaotian? Saat mengirim pesan itu, Han Yanrou sudah berbalik. Saat Huang Shaotian memuntahkan empat pesan beruntun, dia sudah menyuruh Han Yanrou menyerang.
Combo thrust bertubi-tubi.
Empat segmen Stab beruntun.
Longya, disambung serangan biasa, lalu Combo Thrust, empat kali Stab berganti empat posisi berbeda, semua karena Troubling Rain berhasil menghindari empat serangan berturut-turut.
"Huang Shaotian adalah Shen yang sudah lama dikenal Tang Rou, bahkan pernah bertemu offline. Saat itu, Tang Rou belum mengerti lingkup profesional dan level Glory-nya masih rendah. Dia hanya tahu Liu Mu yang satu dungeon adalah ahli, tapi seberapa tingginya? Dia tidak bisa menjelaskan, hanya ingat saat itu si pemalas dan Baozi berisik ribut. Jadi kesan pertama Huang Shao di mata Tang Rou setara dengan Baozi.
Tapi sekarang, Tang Rou sudah paham betapa kuatnya Huang Shaotian.
Pertarungan satu lawan satu sampai saat ini, Han Yanrou bahkan belum bisa menghasilkan satu Magic Chakra pun. Huang Shaotian terus menggunakan teknik menghindar untuk menghindari serangannya, tanpa pernah menggunakan parry serangan.
Tidak menggunakan parry serangan berarti tidak memberi kesempatan Battle Mage membuat Chakra - konsep yang terdengar logis. Tapi dalam praktik, siapa yang bisa melakukannya secara total dalam pertempuran?
Saat ini, Tang Rou sedang mengalaminya.
"Gimana? Apa kamu merasa ada yang kurang?" Si pemalas ini masih saja cerewet, bertarung sambil mengirim pesan.
"Ada satu aset vital dalam hidup Battle Mage!"
"Yaitu Chakra, Magic Chakra."
"Kamu ini Battle Mage! Tapi di mana Magic Chakramu?"
Huang Shaotian terus mengoceh sambil bertempur. Gaya omong kosongnya ini, benar-benar sulit untuk diukur jumlahnya ya, konten analisisnya juga tidak mudah diringkas. Kalau dipaksa merangkum, mungkin "berbicara apa adanya, bahkan ketika tidak ada yang perlu dibicarakan". Kadang berupa provokasi, kadang bukan, bahkan terkadang terlihat sangat bodoh...
Saat ini, suara tegasnya yang pamer ini cukup membuat orang membenci, tapi fakta yang disampaikannya memiliki skala provokasi yang tidak kecil.
"Lalu kenapa?" Hasilnya Tang Rou hanya menyambut dengan sederhana seperti ini.
Lalu kenapa?
Ya! Lalu kenapa lagi?
Battle Mage tanpa Magic Chakra, bukankah tetap bertempur? Provokasi Huang Shaotian sama sekali tidak membuat Tang Rou cemas atau goyah, serangannya justru semakin intens.
"Sungguh langka memiliki keteguhan hati sebesar ini!" Huang Shaotian terus mengoceh, dalam hal omong kosong pun dia sangat gigih, sulit membuatnya ciut hati dan diam.
Tang Rou mengabaikannya, hanya terus-menerus menyerang tanpa henti.
Dan Huang Shaotian melanjutkan ritmenya. Parry serangan? Bukan berarti sama sekali tidak digunakan. Namun skill Battle Mage untuk menghasilkan Magic Chakra sudah tetap jumlahnya. Terhadap skill-skill ini, dia terus menghindarinya. Dia terus menggunakan metode ini untuk mengendalikan kekuatan Han Yanrou, sambil mengamati gempuran sang Battle Mage. Terus-menerus memancing di dalamnya, mencari celah untuk membangun momentum serangan.
“Pelatih Li, menurutmu, apakah Huang Shaotian sebenarnya bermain cukup hati-hati dan defensif?” Pan Lin bertanya.
“Tentu saja! Dia bukan hanya bertarung untuk menang di pertempuran ini, tapi masih ada lawan lain yang harus dihadapi setelahnya!” Li Yibo menjawab.
“Tang Rou dari Xingxin benar-benar pemain yang tak memberi ampun saat unggul. Setiap langkah mundur Huang Shaotian langsung dia serang dengan keras.” Pan Lin berkomentar.
“Ini... mari kita lihat dulu...” Li Yibo terlihat kontemplatif.
