63%.
"Ini sisa HP Night Rain Sound Troublesome Huang Shaotian. Dengan mengorbankan 69% HP Han Yanrou-nya, Tang Rou berhasil menukar 37% HP lawannya."
"Ini bukan pertukaran yang setara. Jika mengikuti ritme permainan yang dibangun Huang Shaotian, mungkin hasilnya lebih buruk. Tapi akhirnya, Tang Rou berhasil menerobos ritme tersebut dengan gaya khasnya."
"Tang Rou tetap Tang Rou yang keras kepala dan tak kenal menyerah."
"Kau memancingku meningkatkan ritme? Baik, akan kuperlihatkan!"
"Sekarang kau tak ingin aku naikkan ritme? Maaf, tetap akan kunaikkan!"
"Bandel, bersikap keras, dan sama sekali tak masuk akal."
"Sejak hari pertama Tang Rou memasuki lingkup profesional, semua orang melihat gaya bertarung seperti ini dari gadis itu. Banyak yang membencinya dan berharap dia menghadapi risiko besar, tapi tidak, sepanjang musim ini dia tetap seperti ini. Meski kalah melawan Huang Shaotian, dia tetap berhasil merebut hasil yang diinginkannya."
Tapi apakah Xingxin tidak akan kalah hanya dengan ini?
Namun, kata-kata terakhir Tang Rou masih membuat banyak orang bertanya-tanya.
Troubling Rain masih memiliki lebih dari separuh HP, dan dengan kemampuan Huang Shaotian, bukan tidak mungkin dia menang dalam kondisi seperti ini.
Yang lebih krusial, siapa yang akan tampil berikutnya dari Xingxin?
Su Mucheng? Qiao Yifan? Bao Rongxing? Wei Chen?
Kandidat potensial Xingxin dianalisis cepat oleh Pan Lin dan Li Yibo.
Su Mucheng tampak paling bisa diandalkan di antara empat orang itu, tapi masalahnya peta ini sangat tidak menguntungkan untuk Artillery God. Kelebihan jangkauan super jauh sama sekali tidak bisa dimanfaatkan di peta ini.
"Jika Xingxin tahu sebelumnya Blue Rain memilih peta seperti ini, saya yakin Su Mucheng pasti tidak akan dimasukkan dalam formasi arena," kata Li Yibo, menyiratkan bahwa dia sebenarnya memprediksi Su Mucheng sebagai pemain terakhir Xingxin - strategi yang paling aman, tapi pilihan peta Blue Rain hari ini praktis menghapuskan keamanan pengaturan ini.
“Ini, seharusnya adalah maksud lain dari pilihan peta Blue Rain hari ini. Buang Su Mucheng!” kata Li Yibo.
Siapa itu?
Penonton di lokasi maupun di depan televisi, saat ini sedang tegang, seolah-olah begitu pemain ini muncul, hasil pertarungan di ronde berikutnya bisa langsung diketahui.
Di bawah tatapan semua orang, seorang pemain bangkit dari area pemain Xingxin, berjalan menuju arena pertandingan, rambut panjangnya berkibar mengikuti langkahnya.
Pendukung Blue Rain, dalam sekejap bersukacita; pendukung Xingxin, saat ini seperti terjun ke lubang es.
Su Mucheng.
Ternyata Su Mucheng.
Suasana langsung menjadi ramai, fans Blue Rain yang sebelumnya tertekan karena tertinggal, sekarang seolah melihat secercah harapan kemenangan yang sangat jelas.
“Ternyata benar Su Mucheng!” kata Pan Lin dengan sedikit penyesalan.
“Benar!” Li Yibo juga dipenuhi kekaguman yang tak terucapkan.
Peta yang dipilih Blue Rain hari ini seolah memberi rintangan bertubi-tubi pada Xingxin. Xingxin melewati kesulitan demi kesulitan, akhirnya memimpin sampai ronde terakhir, tapi ternyata masih ada lubang terbesar.
Artillery God.
Artillery God dengan jarak serang minimal 40 langkah. Peta ini tentu tidak mengubah jangkauan Artillery God, namun dengan visibilitas yang hanya 20-25 langkah, jarak serang super jauh menjadi tak berarti.
20-25 langkah, ini memang termasuk serangan jarak jauh, tapi bagi Artillery God jaraknya terlalu dekat. Serangan Artillery God memiliki damage besar dan radius luas, sehingga pengaktivasinya tidak terlalu cepat. Jarak terlalu dekat, mungkin bahkan sebelum peluru diluncurkan, sudah sangat tinggi probabilitas untuk diinterupsi. Apalagi lawannya adalah Raja Opportunisme Huang Shaotian.
Memikirkan ini, fans Blue Rain langsung bersukacita seolah sudah memenangkan pertandingan. Tekanan yang terakumulasi selama beberapa babak sebelumnya langsung sirna tak bersisa.
"Kita semua tidak tahu kalau pemain terakhir Xingxin adalah Su Mucheng, tapi tidak mungkin Tang Rou tidak tahu! Mempercayakan kemenangan di map ini kepada Su Mucheng, apakah ini keputusan yang tepat?" kata Pan Lin.
"Lalu apa lagi yang bisa dia lakukan?" ujar Li Yibo. "Kalau ada kesempatan mengalahkan Huang Shaotian, menurutmu apakah dia sengaja akan melewatkannya? Justru karena tidak menemukan kesempatan seperti itu, dia harus menggunakan strategi seperti ini. Map ini memang agak sulit bagi Su Mucheng, tapi dia adalah atlet profesional. Kepercayaan Tang Rou, saya yakin akan dijadikannya motivasi, bukan tekanan."
"Semoga saja!" jawab Pan Lin.
Saat itu, dua pemain wanita Xingxin yang satu turun arena dan satu lagi naik, bertemu di jalan.
"Prak!"
Kedua gadis itu tidak berkata apa-apa. Hanya saat berpapasan, mereka dengan tegas menepukkan telapak tangan di udara, seolah menyelesaikan semacam ritual serah terima. Tak ada yang menengok kembali, masing-masing terus berjalan menuju arah tujuannya.
Tang Rou kembali ke posisinya.
Su Mucheng maju masuk ke kursi pertandingan.
Chen Guo sangat cemas. Kepeduliannya pada Su Mucheng luar biasa. Pemujaan pada idol dan kepedulian pada teman, semua tercampur jadi satu, sangat intens.
"Hei!" serunya memanggil Ye Xiu.
"Hmm?" Ye Xiu menoleh.
"Bagaimana?" kata Chen Guo.
Ye Xiu mengerti maksudnya, ekspresinya tetap tidak rileks: "Bagi Artillery God, tentu saja tidak mudah ditaklukkan."
"Lalu bagaimana?" kata Chen Guo.
"Sulit pun harus dilawan," kata Ye Xiu.
"Omongan kosong!" Chen Guo memutar mata. Tapi meski omong kosong, itu tetaplah kebenaran. Di pertandingan pro, ada banyak situasi sulit, mustahil, atau hampir tak mungkin menang yang harus dihadapi. Meninggalkan, ciut hati, cemas - semua itu bukan solusi.
"Kita pasti menang!"
Chen Guo hanya bisa meyakinkan diri sendiri dalam hati. Pertandingan pun resmi dimulai.
"Wah, sial sekali, kamu sampai dapat map ini juga." Sejak awal, mulut Huang Shao Tian sudah berbusa. Dia memang cerewet, tapi orang cerewet juga butuh respons kan? Kalau ketemu pemain seperti Mo Fan yang diam seribu bahasa, spam chat Huang Shaotian kadang jadi membosankan. Makanya, bertemu pemain yang sudah dikenal lebih menyenangkan - setidaknya bisa ngobrol dikit, nggak cuma monolog!
Namun dengan langsung menyebut kelemahan Su Mucheng, tidak mendapat respons apa-apa.
"Kenapa diam saja? Tekanannya terlalu besar? Hahaha." Huang Shaotian terus mengoceh.
"Bagaimana kamu akan bergerak? Dengan jarak 20-25 langkah, melakukan manuver mengelilingi dari kiri-kanan?" Huang Shaotian menebak.
"Tapi menurutku seharusnya kamu tidak akan se-naif itu. 20-25 langkah, bisakah kamu membentuk garis tembakan di jarak segitu?"
"Jika tidak bisa, kurasa kamu paham bahwa aku bisa menerobos jarak ini semudah membalik telapak tangan."
Huang Shaotian terus mengoceh. Mengenai garis tembakan, semua orang tahu semakin dekat jaraknya, semakin sulit membentuk garis tembakan. Karena ritme skill Artillery God relatif lambat, membutuhkan jarak tertentu sebagai ruang pemanfaatan skill. Membentuk garis tembakan di jarak 20-25 langkah mengharuskan serangan mengenai dengan presisi luar biasa. Hanya dengan kontinuitas mengenai target seperti ini, gempuran bisa tetap berlanjut.
Tapi menghadapi lawan seperti Huang Shaotian, mungkin tidak ada yang berani menjamin serangannya 100% tidak meleset.
Huang Shaotian pun memiliki kepercayaan diri seperti itu.
Di babak sebelumnya, karakter Troubling Rain kehilangan 37% HP oleh Tang Rou, tidak sesuai dengan perkiraannya sehingga menimbulkan firasat buruk.
Tidak ada yang memiliki tingkat kemenangan 100%, apalagi dalam kondisi HP tidak penuh. Untuk pertarungan terakhir ini, Huang Shaotian sempat gelisah. Tapi begitu melihat lawannya benar-benar Su Mucheng, hatinya langsung lega.
Analisis Li Yibo memang tidak salah sama sekali. Pemilihan peta Kabut Hutan memang salah satu strategi untuk membungkam Su Mucheng. Su Mucheng yang berpengalaman, tekniknya mumpuni, karakter Muyu Chengfeng juga cukup kuat, jelas lebih bisa diandalkan dibanding para pemain rookie di tim Xingxin. Xingxin juga tidak mungkin tahu pilihan peta Blue Rain sebelumnya, kemungkinan mereka menyimpan Su Mucheng sangatlah kecil.
Kini Su Mucheng benar-benar maju bertanding, bahkan di ronde penentuan. Meski HP Troubling Rain milik Huang Shaotian hanya 63%, di mata semua orang justru memiliki tingkat kemenangan yang lebih tinggi. Ia pun tak menghindari fakta itu, berlagak seolah akan memanfaatkan peta untuk mengintimidasi Su Mucheng. Troubling Rain tidak melakukan manuver, langsung bergerak ke jalur tengah. Hasilnya, pesan demi pesan bermunculan: di tengah peta, Troubling Rain dan Muyu Chengfeng justru bertemu muka.
"Dasar kau!"
Huang Shaotian agak terkejut. Penonton sudah melihat sebelumnya, tapi baru sekarang ia tahu Su Mucheng juga langsung menyerbu jalur tengah. Ini berarti pertarungan frontal tak terhindarkan, padahal kelebihan Artillery God sudah terhapus karena kondisi peta.
23 langkah.
Jarak antara kedua karakter saat saling menemukan bayangan di tengah kabut. Di jarak normal, Artillery God biasanya sudah merasa tertekan dan perlu menarik jarak. Tapi sekarang, Su Mucheng terpaksa melawan lawannya dalam jarak sekritis ini.
Huang Shaotian hanya terkejut sesaat, tak terlalu dipikirkannya.
Peta ini dirancang untuk mengepung Su Mucheng, menunjukkan persiapan matang klub Blue Rain terhadap kehadirannya di medan perang. Mereka tidak meremehkan Su Mucheng meskipun kelas Artillery God memiliki keterbatasan di map ini. Bagaimana dia bertarung dalam kondisi terbatas? Mereka telah menganalisisnya secara detail. Pada jarak 23 langkah ini, Huang Shaotian yakin Su Mucheng tidak punya cara efektif untuk menghadapinya. Sebaliknya, tekanan agresifnya justru akan semakin menyulitkan posisi lawan.
Artillery God sangat rentan dalam pertarungan jarak dekat. Armor berat dan hand cannon membuat gerakannya lambat, ditambah tidak seperti Sharpshooter yang memiliki skill body technique untuk situasi darurat. Jika sudah ditempel, Artillery God harus segera mencari cara melepaskan diri - bertahan di jarak tempel sama saja dengan bunuh diri.
"Pedang datang!" Pesan Huang Shaotian terus bermunculan. Begitu melihat Muyu Chengfeng, Troubling Rain langsung melesat maju. Kilatan pedang meninggalkan jejak biru pucat dalam kabut, ujungnya yang berpendar terang telah menyambar posisi Muyu Chengfeng.
Doron! Doron! Doron!
Cahaya ledakan berkedip, tiga peluru meriam melesat.
Anti-Tank Cannon, skill low-tier dengan kecepatan tembak tinggi. Tapi lawannya adalah Huang Shaotian - bisakah skill ini menghentikan lajunya?
Cahaya kebiruan berkedip dalam kabut, langkah Troubling Rain sedikit berbelok, menghindari peluru yang melesat, tetap melaju dengan cepat ke depan.
Sementara Muyu Chengfeng, menggunakan recoil Anti-Tank Cannon untuk terlempar mundur. Bagaimanapun, jarak harus tetap dipertahankan.
"Bisa kabur?" Huang Shaotian masih membanjiri chat. Tapi tiba-tiba, dentuman ledakan menggema di langit.
