Troubling Rain milik Huang Shaotian mundur teratur. Kali ini giliran Su Mucheng yang tidak mau menyerah. Muyu Chengfeng mengangkat meriamnya dan mengejar arah pelarian Troubling Rain. Meski Troubling Rain sudah menghilang dari visinya, serangan tetap dilancarkan dengan tegas.
Doron!
Di tengah hutan, cahaya ledakan terlihat di mana-mana. Ini sudah ronde terakhir, MP tidak perlu terlalu dihemat, ditambah karakter Artillery God bahkan dengan serangan biasa pun memiliki area damage. Su Mucheng yang bersikap keras, kini telah menjadi perusak di tengah hutan. Hujan peluru menyapu seluruh area sementara Muyu Chengfeng dengan langkah tegas mengejar arah kaburnya Troubling Rain.
Tepat saat Muyu Chengfeng mencapai posisi di belakang pohon tempat Troubling Rain bersembunyi, kilatan pedang menyambar dari sampingnya.
Huang Shaotian, yang dijuluki Pedang Iblis, mendapatkan gelar ini karena kemampuannya menangkap kesempatan yang tak terlihat orang lain, dan melakukan serangan di saat yang tak terduga.
Ketidakmungkinan-ketidakmungkinan ini membuat aksinya selalu terkesan aneh, hingga lama-kelamaan lahirlah julukan Pedang Iblis.
Saat ini, jika penonton tidak memiliki Perspektif penonton, berapa banyak yang menyangka bahwa Huang Shaotian yang baru saja memutuskan kabur untuk membangun kembali Gempuran, langsung mengubah keputusan begitu melihat Su Mucheng mengejar, lalu dengan cepat menyiapkan penyergapan di rute pengejaran? Meski keputusan baru ini logis, tapi reaksi Huang Shao ini terlalu cepat, sampai-sampai semua orang tidak terbiasa.
Tapi kecepatan, ternyata memang bisa membuat lawan lebih terkejut.
Saat kilatan pedang ini menyambar, Su Mucheng benar-benar tidak siap.
Pedang menghunjam, membuat Muyu Chengfeng terhuyung-huyung dan terjatuh ke samping.
Mountain Crusher!
“Troubling Rain mengayunkan pedang hendak melanjutkan serangan tambahan, namun sekali lagi, yang menyambutnya adalah mulut meriam Muyu Chengfeng.”
Su Mucheng tidak melunak meski telah mengusir Huang Shaotian. Pada momen seperti ini, reaksi pertamanya adalah langsung melancarkan serangan balik ke Huang Shaotian.
“Kena apaan sih sampe segini kejamnya!”
Huang Shaotian berteriak panik. Troubling Rain menghentikan gerakan di udara, mengganti Mountain Crusher dengan Silver Light Blade, lalu terjun menyamping dengan cepat.
Doron!
Tembakan meriam benar-benar melesat. Meski tak bisa menghentikan serangan pedang Mountain Crusher, Huang Shaotian benar-benar tak ingin bertukar kerugian dengan Su Mucheng saat ini.
“Yang nyakitin lo bukan gue kan?”
Di tengah serangan, pesannya masih sempat terbaca. Silver Light Blade menghindar dengan tepat, mengelak dari tembakan meriam itu. Gelombang kejut dari titik terjunnya masih berhasil mencapai Muyu Chengfeng.
Muyu Chengfeng langsung berguling, menetralisir gaya dari serangan pedang dan gelombang kejut Silver Light Blade. Sebuah granat menggelinding keluar selama proses bergulingnya.
“……”
Huang Shaotian terdiam, memaksa Troubling Rain melompat mundur. Menghindar ke depan mustahil, hanya bisa mundur.
“Menghalangi jalan kami menuju mahkota kemenangan, apa ada penghinaan yang lebih parah dari itu?” balas Su Mucheng.
“Kalau gitu, lo juga udah nyakitin gue cukup dalam dong!” jawab Huang Shaotian.
Troubling Rain melakukan backstep dengan lembut, menghindari ledakan granat dengan tepat, lalu memberikan serangan balik tepat pada detik terakhir.
Tusukan Angin Sakral!
Troubling Rain melompat ke depan, tubuhnya berputar vertikal di udara, menghindari peluru meriam yang ditembakkan Muyu Chengfeng. Kilatan pedangnya membentuk lingkaran, menusuk ke arah Muyu Chengfeng.
Tusukan pedang ini mendarat dengan solid.
Dalam pertarungan jarak dekat, Blade Master pasti lebih unggul daripada Artillery God.
Meski performa agresif Su Mucheng berhasil menekan Huang Shaotian, sungguh memalukan jika Sword Saint sampai ditekan dalam pertarungan jarak dekat oleh Artillery God - bahkan pemain biasa pun akan merasa ini aib. Namun Huang Shaotian tetap menjaga ketenangan mentalnya meski diperlakukan seperti ini.
Dia memahami dengan jelas sumber keunggulan yang diandalkan Su Mucheng.
Sikap kerasnya pun punya alasan logis. Su Mucheng tidak asal nekat menyerang seperti Knight yang mengandalkan HP. Artillery God yang bertindak layaknya Knight.
Keunggulan HP yang tidak seimbang memberi Su Mucheng keberanian untuk mengambil keputusan berisiko dalam jarak dekat, sementara Huang Shaotian terpaksa menghindari pilihan-pilihan tersebut. Dinamika ini membuatnya tampak terjepit.
Kini, setelah memahami pola serangan Su Mucheng, Huang Shaotian dengan tenang menganalisis situasi. Dia menghindari jebakan kesadaran lawannya, lalu mulai membangun serangan balik.
"Tusukan Angin Sakral mengenai! Huang Shaotian langsung memerintahkan Troubling Rain untuk menggunakan Dragon Rising Slash!"
Meski serangan pedang ini tidak mengenai Muyu Chengfeng, gerakan melompat Troubling Rain justru berhasil menghindari serangan lanjutan yang dilakukan Muyu Chengfeng dalam kondisi terhuyung-huyung.
"Oh oh oh!!!"
Seluruh penonton menjerit histeris menyaksikan momen menegangkan sepersekian detik itu.
Dragon Rising Slash membawa Troubling Rain ke belakang Muyu Chengfeng. Di udara, tubuhnya berputar - Phoenix Descending Slash!
Putaran tubuhnya tidak sempurna, gerakan Phoenix Fall-nya terlihat kaku dan memalukan. Tapi kilatan pedangnya jatuh tepat di atas kepala Muyu Chengfeng yang masih belum pulih dari efek Tusukan Angin Sakral!
Inilah ritme pertempuran para pemain top kelas profesional.
Perbedaannya dengan pemain biasa begitu jelas. Bagi pemain biasa, mustahil menyambungkan Dragon Rising Slash dan Phoenix Descending Slash secepat ini setelah Tusukan Angin Sakral.
Swoosh!
Kilatan pedang menghujam, Muyu Chengfeng terlempar ke tanah.
Tepuk tangan gemuruh menggema di arena.
Penonton yang sempat deg-degan melihat Huang Shao awalnya dikalahkan Su Mucheng, kini lega melihat Huang Shaotian mulai menemukan ritmenya.
"Muyu Chengfeng" berguling untuk mengatasi serangan, namun langkah "Troubling Rain" sudah mulai bergerak ke arah samping. Huang Shaotian yakin Su Mucheng akan menyerang di momen ini, sehingga pilihan pergerakannya bukanlah rute tercepat mendekati "Muyu Chengfeng", melainkan posisi yang tidak bisa diserang selama proses berguling tersebut.
Menekan, tapi tidak terlalu agresif.
Bagi "Artillery God" yang lemah di pertarungan jarak dekat, satu langkah, dua langkah, tiga langkah - semuanya termasuk jarak dekat yang menghilangkan kelebihan jarak jauhnya. Itulah mengapa Huang Shaotian sengaja menjaga jarak, meski agak jauh, agar serangan balik keras Su Mucheng tidak bisa efektif.
Ternyata Huang Shaotian bukan lawan yang mudah dihabisi.
Saat berguling mencoba menyerang, Su Mucheng menyadari "Troubling Rain" yang berputar ke samping telah menggagalkan penyesuaian serangannya. Dia paham: Huang Shaotian sudah mengantisipasi ritme serangannya.
Maka, "Muyu Chengfeng" terus berguling... dan berguling lagi.
Grul-grul! Karakter artileri itu menggambar garis parabola di tanah dengan berguling.
"Hahaha! Ini taktik licik 'pergerakan' yang kamu pelajari dari Fang Rui ya?" ledek Huang Shaotian.
Membayangkan citra cantik Su Mucheng berguling-guling di tanah dengan kecerdikan ala Fang Rui, memang sulit diterima. Ucapan Huang Shaotian ini benar-benar ritme insta-kill sang dewi.
Pergerakan seperti ini juga tidak terlalu dikhawatirkannya. Fang Rui sudah lama menjadi lawan yang dianalisis timnya. Jika benar menggunakan pola permainan licik khas Fang Rui, tak mungkin membuat pemain berpengalaman seperti Huang Shaotian terkejut.
Bibirnya mengucapkan provokasi, tapi fokusnya tertuju pada langkah Muyu Chengfeng yang berguling, sambil menghindar dari karakter yang bisa menyerang, lalu terus mendekat.
Saat Troubling Rain berhasil mendekat dan bersiap menyerang, terdengar suara "syuuu".
Suara itu terdengar berat, panjang, seolah ada perubahan nada, keluar dari laras meriam dengan gesekan.
Ini...
Pikiran Huang Shaotian melesat, tapi kemunculan skill ini lebih cepat 0.1 detik dari reaksinya.
Peluru akhirnya melesat dengan suara gemuruh.
Jurricane Cannon!
Skill Level 75 Artillery God.
Huang Shaotian baru tersadar dan buru-buru memerintahkan Troubling Rain menghindar, tapi sudah terlambat.
Tembakan meriam kali ini, Muyu Chengfeng justru melepaskannya langsung ke tanah saat berguling. Setelah suara desisan itu, pusaran angin puyuh langsung terbentuk di bawah tubuh Muyu Chengfeng. Dengan cepat Muyu Chengfeng terhempas ke udara, sementara angin puyuh itu meluas dengan cepat. Troubling Rain yang berusaha mundur terburu-buru, baru sempat melangkah setengah langkah sebelum terhisap ke pusat angin puyuh.
Peluru angin puyuh itu masih menancap di tanah, berputar dengan gila. Angin kencang ini sepertinya berasal dari gelombang di tubuh peluru. Tapi Huang Shaotian tak punya waktu mengagumi ini. Begitu Troubling Rain kehilangan kendali, dia langsung tahu bahaya mengancam. Karakter itu tak bisa melakukan gerakan apapun, hanya bisa sedikit mendongakkan kamera. Dari sudut pandang ini, dia melihat Muyu Chengfeng yang terhempas oleh tenaga meriam itu sedang mengarahkan mulut meriamnya yang hitam legam ke pusat angin puyuh, tepat ke arahnya.
Doron!
Bersamaan dengan meledaknya peluru angin puyuh, Quantum Cannon yang telah di-charge dari Muyu Chengfeng juga menghujam. Dalam cahaya ledakan, gelombang energi tambahan menyebar. Recoil dari Quantum Cannon yang di-charge ini sangat dahsyat. Jika ditembakkan di darat, karakter bahkan harus mundur selangkah untuk menstabilkan recoil ini, atau akan terjatuh.
Saat ini Muyu Chengfeng yang berada di udara telah menyiapkan tembakan meriam sebelumnya. Ketika mencapai titik tertinggi, ledakan Hurricane Cannon melepaskan daya dorong kuat, membuat karakternya melesat ke atas seperti peluru.
Semua ini terlihat jelas oleh penonton. Tapi bagaimana dengan Huang Shaotian? Setelah ledakan, sudut pandangnya hanya dipenuhi efek cahaya ledakan dan asap tebal.
Bagaimana dengan Muyu Chengfeng?
Setelah melepaskan diri dari ledakan, matanya menyapu 360 derajat dengan cepat - tidak menemukan apa-apa.
DI ATAS KEPALA!
Penonton hampir ingin menyobek telinga Huang Shaotian untuk memberitahunya. Sementara Muyu Chengfeng telah terjun ke bawah, mulut meriamnya yang gelap kembali mengunci target. Dia tidak terburu-buru menembak, menunggu jarak dimana bahkan Huang Shaotian pun tak bisa menghindar.
Hampir!
Su Mucheng dengan pertimbangan presisi mulai mengoperasikan skill untuk menyerang. Tapi Troubling Rain yang masih waspada mengamati sekeliling tiba-tiba mengangkat pedangnya.
Po Kong Shi!
Satu tusukan pedang menembus langit.
Gelombang Jianqi yang tajam dengan Kekuatan Setara Po Kong Shi langsung merusak posisi Muyu Chengfeng di udara.
Masih ada yang meragukan apakah Huang Shaotian tahu keberadaan Muyu Chengfeng di atas? Mereka meremehkan kemampuan Sword Saint Blue Rain ini.
