Tap tap tap tap tap...
Suara putaran bilah Mechanical Rotor terdengar jelas di telinga semua orang. Bagi pihak Blue Rain, suara ini bagai ejekan kejam terhadap mereka.
Situasi akhirnya berkembang ke titik tanpa harapan comeback. Soul Speaker telah disandera dua kelas bertarung ke area angin, sementara Jun Moxiao yang terbang dengan Mechanical Rotor jelas-jelas menuju ke sana.
Muyu Chengfeng milik Su Mucheng yang memang jarak jauh berada di posisi yang relatif aman, An Wenyi juga sudah mengoperasikan Xiao Shou Bingliang dari jauh untuk menghindar, menghilangkan niat Blue Rain menyerangnya untuk melakukan pertukaran healing.
Tidak ada cara lain.
Jalan yang tersisa untuk Blue Rain hanya satu: melawan angin.
Tapi sebagai home court Blue Rain, mereka lebih paham daripada siapapaun betapa merugikannya melawan angin dalam badai. Apakah memahami kerugian ini bisa mengubah bahaya menjadi keselamatan? Ternyata tidak semudah itu.
Namun menghadapi situasi sesulit ini, Blue Rain tetap tenang. Di channel, instruksi demi instruksi dari kapten Yu Wenzhou terus muncul dengan cepat.
"Tangan lumpuh" hanyalah konsep relatif. "Tangan lumpuh" di lingkup profesional, jika dibandingkan pemain biasa tetap jauh lebih unggul.
Instruksi diberikan secara sistematis, para pemain Blue Rain tanpa ragu langsung mulai bertindak sesuai petunjuk.
Serangan frontal langsung melawan angin mutlak tidak mungkin. Karakter Huang Shaotian dan Zheng Xuan bergerak ke kiri-kanan, melakukan manuver sayap seperti yang pernah dilakukan Fang Rui. Di garis depan, Liu Yun si Blade Master dengan greatsword milik Lu Hanwen berpura-pura menyerbu, tapi penyerang utama sebenarnya adalah Suoke Sa'er milik Yu Wenzhou.
Hail mantra Suoke Sa'er sama sekali tidak terganggu angin kencang ini, artinya dari sudut pandangnya sendiri, pertempuran melawan alam ini tidak memiliki batasan apapun.
Maka Suoke Sa'er segera memulai chanting. Setiap detik keterlambatan aksi dari pihak mereka, soul speaker healer mereka akan menerima lebih banyak serangan. Keraguan, ragu-ragu, berpikir—semua ini sudah bukan bagian dari Blue Rain sekarang. Prinsip tindakan mereka hanya satu kata: cepat.
Dengan cepat mengganggu dari serangan frontal, gesit menggerakkan dua karakter untuk manuver dari kiri dan kanan.
Xingxin tentu tidak akan tinggal diam melihat formasi serang dari dua sisi Blue Rain terbentuk.
Muyu Chengfeng pertama kali menembakkan meriam, peluru mengarah langsung ke Suoke Sa'er. Su Mucheng terus mengawasi ketat pergerakan karakter yang dikendalikan Yu Wenzhou.
Doron!
Peluru meledak, namun chanting Suoke Sa'er tidak terganggu sama sekali. Liu Yun milik Lu Hanwen melangkah lebar, greatsword Shadow Flame langsung menepuk peluru yang mendekat dengan sisi pedang.
Peluru meledak secara alami akibat benturan. Suoke Sa'er dilindungi dengan sempurna, sementara Liu Yun Lu Hanwen hanya mendapat luka ringan dari gelombang ledakan.
Tapi perlindungan sepersekian detik ini jelas tidak cukup. Skill yang sedang di-casting Yu Wenzhou melalui Suoke Sa'er jelas bukan skill kecil yang bisa selesai dalam sekejap.
Semua bergantung padaku sekarang!
Lu Hanwen, pemain muda yang bergabung dengan Liga di usia 14 tahun dan belum genap 16 tahun ini, sudah sangat terbiasa memikul tanggung jawab besar di arena.
Sejak hari pertama memasukkannya ke tim utama, Blue Rain langsung menempatkannya di posisi ini. Padahal sebelumnya, posisi ini adalah milik Yu Feng - posisi lokomotif kereta api Blue Rain yang sangat prestisius.
Seorang anak baru pertama kali bertanding, tiba-tiba menjadi pemimpin Tim Blue Rain. Banyak yang awalnya tidak memahami keputusan ini, bahkan menganggapnya sebagai kegilaan.
Namun kinerja Lu Hanwen dengan cepat menaklukkan keraguan mereka. Dari dirinya, orang-orang bahkan melihat kilau masa depan Liga yang gemilang.
Lu Hanwen sendiri belum memikirkan sejauh itu. Awalnya, dia hanya bersemangat karena bisa turun ke arena pertandingan, kegembiraan yang sangat murni.
Beban tanggung jawab? Ekspektasi banyak orang? Bagi anak 14 tahun, semua ini masih terasa samar-samar.
Tak ada yang sengaja menjelaskan hal ini padanya. Lu Hanwen memulai karirnya dalam kabut samar - menang dengan samar, kalah dengan samar; menangis samar, tersenyum samar. Perlahan kabut itu mulai tersibak. Dia mulai menyadari bahwa berdiri di arena pertandingan bukan sekadar simbol kemampuan, tapi juga warisan tanggung jawab dan kewajiban.
Dia harus mewarisi segala beban yang pernah ditanggung semua pemain sebelumnya di posisi ini untuk Blue Rain.
Anak 14 tahun ini sama sekali tidak gentar. Malah seperti menemukan mainan baru, dia mulai mencicipi semua ini.
Tapi ini sama sekali bukan mainan. Beban ini jauh lebih berat dari yang dibayangkan anak itu. Untuk ini, Lu Hanwen pernah meneteskan air mata penyesalan.
Cucian air mata membuatnya terus bertumbuh. Meski masih belasan tahun, Lu Hanwen adalah pria sejati. Setiap kali menangis, itu hanya membuatnya semakin kuat.
Kini, dia telah memikul semua beban ini tanpa ragu. Tak lagi samar seperti dulu, dia punya keberanian dan keyakinan untuk menanggung semuanya.
Semua tergantung dirinya sendiri!
Lu Hanwen mengingatkan diri sendiri dengan keras di dalam hati. Dia tak ingin lagi meneteskan air mata penyesalan di playoff.
Liu Yun menjaga ketat di sekitar Suoke Sa'er. Tak ada sudut serangan yang mungkin mengganggu mantra sang Penyihir yang terlewatkan. Kini tak ada senior yang membantu, semuanya harus dihadapi sendirian.
Doron Doron Doron.
Yang paling fokus di area ini tetap Su Mucheng.
Muyu Chengfeng melanjutkan serangan yang baru saja diblok Liu Yun dengan tembakan berturut-turut dari Anti-Tank Cannon.
Tiga peluru, sangat sulit...
Tapi, tidak boleh melewatkan satu pun!
Lu Hanwen menyambut tantangan ini. Liu Yun melangkah maju, pedang terayunkan.
Greatsword jauh kurang fleksibel dibanding Light Blade. Ayunan Liu Yun berat dan kaku, tapi posisi formasi, timing aksi, dan karakter yang dituju dikontrol dengan sempurna.
Doron!
Peluru pertama.
Doron!
Peluru kedua.
Satu tebasan pedang memecahkan dua peluru, lalu melayang di udara.
Doron! Peluru ketiga meledak.
Lu Hanwen memiliki presisi visi dan reaksi yang luar biasa, hal ini sudah ditunjukkannya di kabut hutan arena pertandingan sebelumnya. Tapi kali ini, satu pedang menembus tiga meriam tetap memicu tepuk tangan meriah di seluruh arena.
Tapi, belum selesai!
Di area angin, Fang Rui dan Baozi yang sedang dua lawan satu melawan healer tentu sangat sibuk. Melihat Yu Wenzhou akan mengganggu mereka secara frontal, suasana pun menjadi tegang. Ketika melihat ada penjaga khusus yang memotong serangan meriam Muyu Chengfeng, di sisi mereka tentu perlu melakukan koordinasi.
Gelombang energi!
Hai Wu Liang mengayunkan telapak tangannya.
Untuk menginterupsi skill, tidak perlu damage tinggi, cukup kecepatan kasting dan gerakan. Bagi Ahli Tenaga Dalam, gelombang energi yang bisa dilepaskan seiring ayunan telapak tangan jelas menjadi skill paling efisien.
Tapi skill rendah damage ini justru membuat penjaga Suoke Sa'er bersyukur. Baru saja Lu Hanwen mengoperasikan Liu Yun memotong hujan peluru Muyu Chengfeng, melihat Hai Wu Liang hendak melepaskan gelombang energi ke arah sini, tanpa pikir panjang, Liu Yun berputar dan menyambar ke sisi Suoke Sa'er, langsung menubrukkan tubuhnya untuk menahan gelombang energi itu.
Damage skill tingkat terendah, bisa seberapa besar sih!
"Sialan!" Fang Rui tak sungkan menggerutu di channel publik.
Di depan dan belakang, serangan gangguan muncul, tapi semuanya dihalangi oleh Lu Hanwen. Namun selama Chanting Suoke Sa'er belum selesai, misinya masih jauh dari selesai. Kedua sisi bersiap untuk menyerang lagi, di sisi lain, An Wenyi juga tidak diam. Xiao Shou Bingliang mendekat, mengangkat salib di depan dada, mengayunkannya ke kiri dan kanan seperti pendulum ke arah Suoke Sa'er.
Hipnosis!
An Wenyi memanfaatkan situasi di sektornya yang tidak ada gangguan, bahkan membaca skill yang rumit, berusaha membuat Suoke Sa'er benar-benar berhenti sejenak.
Lu Hanwen melihatnya, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Hipnosis Pastor membutuhkan waktu Chanting yang lama, satu-satunya cara mencegahnya adalah Interupsi saat ini. Jika gagal, skill akan 100% mengenai target. Tapi Liu Yun milik Lu Hanwen bukan tipe jarak jauh, sementara An Wenyi dengan licik menempatkan Xiao Shou Bingliang di posisi yang tidak terlalu dekat. Menginterupsi Xiao Shou Bingliang jelas di luar kemampuan Lu Hanwen.
Sudah sampaikah di sini?
Sekali lagi, saat tim dalam kesulitan, aku tidak bisa membantu?
Tembakan!
Gerakan pendulum Xiao Shou Bingliang mengayunkan salib tiba-tiba berhenti.
Interupsi berhasil. Di sisi Blue Rain, hanya ada satu orang yang bisa melakukan serangan senjata jarak jauh: Zheng Xuan.
Di pertandingan tim, kamu tidak pernah sendirian di lapangan.
Lu Hanwen teringat perkataan kapten, perasaan bahagia dan bangga memenuhi hatinya. Tim Blue Rain mereka memang seperti ini: Zheng Xuan yang malas akan diterima oleh semua, Huang Shaotian yang cerewet akan diterima, kapten yang lambat akan diterima, dan dirinya sendiri, si pemula dengan EXP yang masih kurang, bukankah juga sedang diterima oleh semua?
Saling melengkapi kekurangan, demikianlah Blue Rain bersatu menjadi satu kesatuan. Saat Lu Hanwen meratapi ketidakmampuannya, rekan setimnya dengan sigap membantu menyelesaikan masalahnya.
Zheng Xuan membantu Lu Hanwen memecahkan masalah ini, sementara Lu Hanwen sendiri sebenarnya juga sedang membantu kapten menyelesaikan persoalan.
Zheng Xuan berhasil, dan seketika itu pula, dia pun berhasil.
Chanting selesai.
Kilau ungu kehitaman berkedip di ujung tongkatnya.
Death Door!
Chanting yang panjang telah membuat penonton menerka-nerka skill apa ini. Kini, saat Suoke Sa'er akhirnya menyelesaikan chanting, tak ada lagi yang bisa menghalangi.
Death Door berdiri kokoh di tengah void, tak tergoyahkan oleh badai di Area Angin. Death Door dan angin ganas ini bagaikan dua aset dari dimensi berbeda yang kebetulan bertemu, namun tetap berada di world channel masing-masing, mustahil untuk bersinggungan.
Meski berbeda dimensi dengan angin, Death Door berada dalam plane yang sama dengan Hai Wu Liang, Baozi Invasion, dan Jun Moxiao.
Maka ketika sebuah karakter menabrak Death Door, ia segera melepaskan semua kekuatan magisnya, seolah ingin menelan habis si penabrak.
Tentu saja tidak mungkin benar-benar menelan, ini hanyalah Death Door yang akan menghasilkan damage akhir. Di bawah tatapan sunyi para penonton, Death Door bergetar dan pecah bersama karakter yang menabraknya menjadi efek cahaya ungu-hitam di udara.
Death Door menghilang. Yang mengejutkan semua orang, metode untuk mengatasi Death Door dengan cepat ini ternyata sama persis dengan yang digunakan Yu Wenzhou melawan Death Door Wei Chen dalam pertandingan tim sebelumnya.
Hasilnya, dalam pertandingan kali ini, Xingxin telah meminjam taktik tersebut.
