Death Door yang telah menyelesaikan misinya dengan cepat menghilang. Dalam efek cahaya kepunahan Death Door yang seolah menghapus segalanya, yang akhirnya tumbang adalah Jun Moxiao.
Ye Xiu meniru metode Yu Wenzhou, namun setelah semua orang sadar, mereka justru tidak memahami logika di baliknya.
Karena situasi yang dihadapi Xingxin kali ini berbeda dengan yang dihadapi Yu Wenzhou di pertandingan sebelumnya.
Saat Yu Wenzhou menghadapi Death Door, dalam radius hanya ada satu target serangan yaitu Suoke Sa'er-nya. Jadi ketika Suoke Sa'er menabrak Death Door, skill itu berakhir.
Tapi sekarang, dalam radius Death Door terdapat banyak target serangan bukan hanya Jun Moxiao, tapi juga Hai Wu Liang dan Baozi Invasion. Bahkan bisa dikatakan fokus serangan Death Door sebenarnya hanya pada Hai Wu Liang dan Baozi Invasion.
Dalam situasi seperti ini, Death Door tidak memiliki alasan untuk menghilang hanya karena damage serangan mengenai satu target...
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Komentator Pan Lin yang sudah sadar kembali langsung bertanya.
"Sangat aneh." Li Yibo spontan menyetujuinya tanpa maksud menjelaskan, dia juga bingung.
Bukan hanya mereka berdua, bahkan Yu Wenzhou, pemain legendaris Warlock saat ini, terheran-heran dengan hilangnya Death Door ini. Bahkan karena familiar dengan skill ini, keheranannya semakin besar.
Mengapa Death Door ini bisa hilang? Apakah ada setingan tersembunyi dalam mekanisme Death Door yang tidak diketahui banyak pemain?
Saat ini, Yu Wenzhou teringat senior mereka, mantan kapten yang sekarang mengawasi langsung Xingxin - Wei Chen.
Bicara tentang pemain Warlock di Glory, bahkan termasuk pemain biasa, Wei Chen jelas termasuk generasi paling senior. Bertahan lebih dari 10 tahun sangatlah sulit. Perlu diketahui Wei Chen sempat bertahun-tahun berstatus sebagai pemain biasa, bukan atlet profesional. Bagi pemain biasa, wajar saja bosan dan ganti kelas karakter. Pemain biasa yang tetap memainkan satu kelas selama belasan tahun sangat langka, ini pasti bentuk cinta sejati.
Mantan kapten mereka Wei Chen jelas-jelas mencintai Warlock dengan sepenuh hati.
Maka detail tersembunyi dalam skill level 70 Death Door ini mungkin ditemukan olehnya. Sedangkan Ye Xiu memanfaatkan temuan Wei Chen untuk menghancurkan Death Door dengan cara yang melawan setingan sistem.
Bukan... Bukan melanggar setingannya, mungkin, memanfaatkan suatu mekanisme yang tidak diketahui semua orang.
Apa itu?
Meski Yu Wenzhou penasaran, meneliti hal ini sekarang tak ada gunanya. Terlalu banyak kejanggalan yang tersisa dari pertandingan hari ini. Bagaimana Ye Xiu bisa dengan akurat memasang perangkap bayangan di ronde pertama arena pertandingan, sampai sekarang pun Yu Wenzhou belum memahaminya.
Tapi dia tidak ragu karena kejanggalan-kejanggalan ini. Jika Death Door gagal mencapai tujuan, maka lepaskan lagi yang lain.
Shadow Flame!
Seberkas api ungu-hitam melompat dari Kutukan Dewa Pemusnah.
Yu Wenzhou tidak lagi menggunakan mantra raksasa seperti Death Door. Terlalu memaksakan jika hanya mengandalkan Lu Hanwen untuk perlindungan penuh. Sebelumnya sempat ada bantuan dari Zheng Xuan yang kebetulan lewat, tapi sekarang Huang Shaotian dan Zheng Xuan yang bergerak mengelilingi dari sayap telah menjauh, tidak bisa lagi membantu di sini. Pelepasan skill Suoke Sa'er harus diselaraskan dengan ritme perlindungan Liu Yun milik Lu Hanwen.
Shadow Flame pun berhasil dilepaskan, api ungu-hitam itu terus menggeliat tak menentu.
Begitu skill ini mengenai, damage berkelanjutan yang mengurangi HP akan terjadi, dan setiap kali damage terjadi, Chanting akan terinterupsi. Karena itu Shadow Flame ini dilemparkan ke Hai Wu Liang. Ahli Tenaga Dalam, taktik licik apapun yang digunakan Fang Rui untuk menafsirkannya, tetap tidak bisa mengubah setingan bahwa banyak skill kelas ini membutuhkan Casting.
"Hai Wu Liang tanking, serangan itu akan terbatas; menghindar, itu akan memberi Xu Jingxi celah dan kesempatan. Pemain Healer yang pasif bertahan, bukan berarti diam menunggu rekan setim menyelamatkan, dia juga melawan dengan caranya sendiri, mencari peluang."
"Nah, kesempatan datang!"
"Shadow Flame, Fang Rui jelas masih enggan dikendalikan skill ini, segera operasikan Hai Wu Liang menghindar."
"Sedangkan pelepasan skill Yu Wenzhou, sejak awal sudah membaca situasi pertempuran, khusus mencari momen ketika Fang Rui menghindar untuk membuka celah. Maka, Shadow Flame meluncur, Hai Wu Liang menghindar, Xu Jingxi langsung paham, Guardian Angel berbaju plat armor segera melangkah ke sisi ini."
"Satu langkah, hanya satu langkah ini."
"Soul Speaker baru saja melangkah, tiba-tiba punggungnya terasa tertarik, tubuhnya terlempar ke udara."
"Tarian Tongkat Bundar!"
"Jun Moxiao yang jatuh di tengah efek cahaya Death Door yang memudar, sudah bangkit. Saat Blue Rain melihat secercah harapan, dia kembali menyerbu, seketika memadamkan harapan itu."
"Doron!"
"Soul Language menghantam tanah dengan keras."
"Bocah, masih mau lari?!" Baozi membanjiri channel dengan chat. Nada bicara dan aura-nya sama sekali tidak menunjukkan kesadaran sebagai pemain baru.
"Ga perlu bantuan loe juga gue bisa atasi." Fang Rui berkata.
"Hah?" Balas Baozi.
"Bukan maksudku Baozi." Ye Xiu langsung mengeluarkan kecepatan tangan ekstrim. Dia tahu Fang Rui sedang bicara dengannya, tapi jika Baozi salah paham, ritme permainan bisa kacau.
"Semua tergantungmu, Baozi." Fang Rui juga berkeringat dingin, buru-buru menambahkan penjelasan sambil memuji Baozi setinggi langit.
"Lihat aku!" Baozi benar-benar girang, Baozi Invasion menekan Soul Speaker yang terjatuh dan menghajarnya habis-habisan. Overpowering Combo Fist, skill ini malah dipakai Baozi sebagai sweeping attack, dengan pemborosan luar biasa digunakan terhadap Soul Speaker yang sudah tersungkur.
Ye Xiu dan Fang Rui hati mereka jauh lebih tenang. Pemborosan ya pemborosanlah, lebih baik daripada kacau balau.
“Serahkan padamu!” Ye Xiu kali ini memberikan penjelasan lagi, namun mengandung makna ganda. Di sisi Fang Rui, dia langsung paham maksudnya, mengetahui bahwa Ye Xiu sedang merujuk padanya. Sementara di sisi Baozi yang menjawab dengan riang gembira, Fang Rui tidak berani membongkar kebenarannya.
"Jun Moxiao sebenarnya sudah berada di area angin, tiba-tiba dia melesat keluar mengikuti arah angin."
Tidak menghalangi Troubling Rain di sisi kanan, juga tidak menghentikan Hujan Peluru Bercahaya di sebelah kiri, Jun Moxiao milik Ye Xiu tiba-tiba bergerak mendekati Suoke Sa'er saat ini - Suoke Sa'er yang dijaga oleh Liu Yun (Lu Hanwen).
Serangan Kavaleri, Arc Light Flash!
Dua skill, satu kali perubahan arah, mantra yang dikeluarkan Suoke Sa'er berhasil dihindari, namun Flame Shadow pedang besar Liu Yun telah menyambar ke arah kepala Jun Moxiao.
Mountain Crusher!
Tanpa dukungan Huang Shaotian di sampingnya, Mountain Crusher Lu Hanwen kali ini tentu tidak seagresif biasanya, melainkan dalam kondisi yang dikendalikan dengan baik—bisa menyerang saat maju, berbalik saat mundur...
Tapi, mustahil berbalik secepat ini!
Lu Hanwen harus mengikuti pergerakan Jun Moxiao melalui sudut pandangnya sendiri! Tepat saat Mountain Crusher hendak menghantam, Jun Moxiao kembali berubah wujud.
!
Sebuah skill Blade Master Ganas. Jun Moxiao dan Mountain Crusher saling berpapasan dalam sekejap. Lu Hanwen berusaha memutar ujung pedangnya, namun tak sempat. Flame Shadow, pedang besar itu—ia tak pernah menyesali kelambanannya. Meski masih remaja, Lu Hanwen sangat menyukai sensasi berat yang padat ini. Setiap tebasan yang mendarat sempurna memberinya kepuasan mendalam.
Tapi sekarang?
Saat tebasan beratnya meleset tak karuan, rasa hampa di hatinya justru semakin nyata. Melihat Jun Moxiao menyelinap dari bawah Mountain Crusher-nya, menghantam Suoke Sa'er dan membawa pergi sang Kapten yang selama ini dijaganya—untuk pertama kali, terlintas dalam benak Lu Hanwen: Andai pedang di tanganku bisa sedikit lebih cepat...
Ia mulai goyah.
Remaja yang selalu teguh, optimis, dan bersemangat ini, di momen paling kritis justru tak berdaya. Keraguan mulai merayapi pilihannya akan pedang besar...
"Ngapain melamun ngapain melamun ngapain melamun ngapain..."
Pada saat itu, channel Tim Blue Rain dipenuhi oleh empat kata yang terus diulang-ulang, memenuhi seluruh layar.
Hanya Huang Shaotian yang bisa berbicara seperti ini.
Tapi, ngapain melamun?
Penonton juga ingin bertanya, siapa yang melamun? Dari sudut pandang mereka, pemain Blue Rain semua sangat aktif berusaha. Meski Lu Hanwen gagal menahan Jun Moxiao, meski Yu Wenzhou tidak bisa membuat Suoke Sa'er menghindar dari serangan, tapi sama sekali tidak ada yang melamun - mereka semua fokus berusaha.
"Siapa yang melamun?" Komentator Pan Lin juga bertanya.
Li Yibo pun terdiam karena tidak bisa menjawab. Kebiasaan lamanya kambuh lagi - semakin tinggi level dan serunya pertandingan, semakin banyak bagian yang tidak dipahaminya...
Wajah Lu Hanwen terasa panas.
Orang lain bingung, tapi dia sangat paham: Huang Shao sedang menyindir dirinya sebagai si "pelamun"!
Bukan karena gagal menahan Jun Moxiao akibat melamun, tapi karena keraguan, kegoyahan, dan kebingungan sesaat setelah kegagalan itu.
Hanya sepersekian detik, tapi Huang Shaotian melihatnya, menyadarinya...
Lu Hanwen merasa sangat malu.
Menjaga Suoke Sa'er sang Kapten selama ini sering menjadi tanggung jawab Huang Shaotian. Bahkan Blue Rain pernah melatih strategi menggunakan Suoke Sa'er sebagai umpan, sementara Huang Shaotian menyergap untuk serangan mematikan. Kali ini, karena misi penyelamatan di tengah angin mungkin lebih sulit, tugas menjaga kapten diserahkan padanya.
Dan bagaimana dia melakukannya?
Setelah gagal mencegat serangan lawan, dia malah menunjukkan keraguan. Keraguan kecil ini langsung terdeteksi oleh Huang Shaotian. Mungkin karena Huang Shaotian sendiri tak pernah ragu. Dia pun pernah melakukan kesalahan, pernah gagal mempertahankan, namun Huang Shaotian tak pernah goyah sedikitpun. Sifat cerewetnya dikritik selama bertahun-tahun, tapi apakah dia pernah ragu untuk mengubahnya? Baiklah mungkin ini bukan contoh positif, tapi dari keteguhan Huang Shaotian yang terlihat dari goyahan kecil ini, Lu Hanwen merasakan sesuatu.
Takkan goyah, tak boleh goyah!
Setelah memilih, harus bertahan sampai akhir!
Wu!
Pedang besar berbalik arah, desau angin berat seperti sorakan Lu Hanwen. Liu Yun maju dengan tegas menyerang Jun Moxiao.
Doron Doron Doron Doron!
Hujan peluru tiba-tiba mencegatnya. Muyu Chengfeng dari kejauhan langsung berkoordinasi dengan Jun Moxiao. Upaya penyelamatan Lu Hanwen langsung terhambat, tapi kali ini mentalnya sudah siap. Keberanian tak pernah kurang pada Lu Hanwen, yang dia butuhkan adalah ketenangan seperti kaptennya Yu Wenzhou, kekejian tegas seperti Huang Shaotian.
Kali ini dia tak buru-buru menguras stamina. Dengan tenang dia mengamati arena, berpikir keras. Tiba-tiba, matanya berbinar.
Healer Xingxin, Xiao Shou Bingliang, jaraknya sangat dekat!
