"Belum tampil saja, provokasi sudah dimulai!" Serangan terhadap Zhang Jiale terutama kejam, bahkan personil stadion di sebelah tidak tega melihatnya.
Tapi beberapa anggota Dominant Hero ini sudah terlalu lama berurusan dengan Ye Xiu, pemahaman mereka sangat mendalam. Zhang Jiele yang punya banyak bahan olokan justru aneh kalau tidak dihajar oleh Ye Xiu. Meski Zhang Jiale menunjukkan kemarahan, secara keseluruhan emosi anggota Dominant Hero tidak banyak berfluktuasi. Mereka sudah terlalu akrab, bahkan ejekan jahat pun dicerna sebagai sindiran antar teman jahat. Contoh nyata, saat serangan Ye Xiu dilancarkan, ada anggota Dominant Hero yang hampir tertawa, seperti Lin Jingyan.
"Batuk!" Lin Jingyan yang melihat Zhang Jiale menoleh ke arahnya segera membersihkan tenggorokan, mengangkat tangan untuk menyesuaikan kacamata demi menyamarkan ekspresinya.
"Kapan kamu rabun?" Sasaran sindirannya adalah Fang Rui. Meski Fang Rui tidak sedini mereka, tapi dulunya partner Lin Jingyan sehingga tingkat keakraban mereka berbeda.
"Lensa biasa." Jawab Lin Jingyan setelah menyesuaikan kacamata lagi.
"Berlagak intelek?" Fang Rui menyindir.
"Lumayan kan!" Lin Jingyan terlihat cukup puas dengan aksesori barunya. Tiba-tiba dari belakang Fang Rui terdengar suara: "Kamu kan Rogue, mana ada Rogue pakai kacamata sok intelek?"
Hanya Baozi yang punya standar ketat seperti itu untuk kelas Rogue.
“Karakter kelas saya adalah Rogue, terima kasih.” Lin Jingyan merasa kesal, menoleh ke Baozi yang berada di belakangnya.
“Kamu tidak suka Rogue? Lalu kenapa memilihnya?” tanya Baozi.
“Aku...” Lin Jingyan benar-benar tidak bisa menjelaskan. Baozi ini selalu menyamakan kelas Rogue dalam game dengan preman di dunia nyata. Baiklah, kelas Rogue memang terinspirasi dari gaya preman jalanan, tapi ini dua hal yang berbeda! Apa menggunakan kelas ini harus selalu bergaya preman?
Lin Jingyan melirik Baozi melalui kacamatanya. Pemain ini benar-benar hidup sesuai karakternya! Gaya rambut, aura, dan pakaiannya benar-benar mirip preman jalanan. Tapi... preman yang cukup tampan.
“Hehe...” Lin Jingyan hanya bisa tertawa kecut. Omong kosong Xingxin akhirnya berpengaruh juga, bukan dari veteran Ye Xiu, tapi malah dari rookie Baozi.
Untungnya acara masuk arena akhirnya dimulai.
Ye Xiu, Han Wenqing...
Saat kedua kapten tim berjabat tangan di tengah arena, stadion bergemuruh oleh tepuk tangan meriah.
Sepuluh tahun!
Keduanya pernah mencapai puncak Glory, mengalami pasang surut karir. Kini setelah satu dekade, mereka masih berdiri di panggung yang sama, di arena yang sama, tetap saling berhadapan.
"Baik cinta maupun benci, terhadap kedua orang ini, semua orang tidak bisa menghapus rasa hormat. Saat mereka berjabat tangan entah sudah berapa kali, dan akan memulai duel, baik fans Xingxin, fans Dominant Hero, maupun mantan fans Jia Shi yang datang mencari keramaian, saat ini semua memberikan tepuk tangan."
"Tapi segera, setelah tepuk tangan..."
"Hancurkan dia!!"
"Umpatan kasar seperti itu segera bergema di Stadion Xiaoshan. Penghormatan sudah diberikan, berikutnya adalah sikap resmi."
"Dua orang ini sudah berduel selama sepuluh tahun, fans di belakang mereka juga berseteru selama sepuluh tahun. Bahkan jika mengabaikan latar belakang tim mereka, hanya dengan dua nama ini saja sudah cukup menjadi dasar lelucon megah."
"Suasana di lokasi langsung memanas, jabat tangan antar pemain dua tim berlangsung dalam keriuhan ini. Kemudian, para pemain kembali ke area pemain, meninggalkan Ye Xiu sendirian di arena."
"Wooooh!!" Di kandang Xingxin, fans mereka pasti mendominasi. Melihat gerakan ini, mereka langsung bersorak. Mereka sangat paham artinya: Ye Xiu tetap akan jadi pelopor, dari babak kedua pertandingan reguler hingga playoff babak kedua sekarang, selalu jadi pembuka, dan belum pernah kalah dalam pertandingan 1v1."
"Tiga puluh tujuh?"
"Fans setia sudah tidak mengakui rekor kemenangan beruntun ini."
"Seharusnya tiga puluh sembilan!"
Playoff sekarang memang tidak ada pertandingan single player. Kalau bicara arena pertandingan, mana mungkin minta orang lawan lima sekaligus? Jadi dua kemenangan saat mengalahkan pemain utama lawan sudah dimasukkan dalam hitungan. Banyak yang menekankan bahwa rekor kemenangan beruntun Ye Xiu bukan 37 lagi, harusnya 39.
Sekarang, untuk yang keempat puluh kalinya, Ye Xiu tampil di pertandingan pertama. Dengan tegas tanpa membuat suspense, setelah muncul sebelum pertandingan, dia tetap di arena sambil berjalan-jalan santai seperti di taman.
Kalau dulu, momen seperti ini sangat langka. Ye Xiu dulu tidak pernah tampil seperti ini, selalu bersembunyi rapat. Tapi sekarang, setelah satu musim, aura misterinya sudah hancur lebur. Aksi berjalan santai di arena ini pasti dianggap fans Dominant Hero sebagai provokasi.
Aku di sini, siapa yang berani datang?
"Siapa yang berani?" Fans Xingxin langsung nimbrung dengan semangat, membantu meneriakkan tantangan.
"Han Wenqing, beranikah kau?" Teriak sebagian orang. Bagi fans Xingxin yang bukan mantan pendukung Jia Shi, secara teori tidak ada dendam pribadi terhadap Han Wenqing. Tapi mereka pasti tahu sejarah perseteruan Han Wenqing dan Ye Xiu, jadi tanpa ragu membantu kapten mereka memprovokasi.
Topik ini tentu disambut meriah. Segera seluruh arena bergemuruh membantu Ye Xiu menantang Han Wenqing.
Fans Dominant Hero tidak bisa membalas.
Karena lineup pemain sudah ditentukan sebelum pertandingan, jika Han Wenqing benar-benar tidak dikirim, tidak mungkin sekarang diubah hanya karena teriakan penonton untuk menaikkan Han Wenqing.
Tapi... Bukankah sudah jelas kalau Xingxin akan menurunkan Ye Xiu sebagai starter? Apakah Dominant Hero akan menghindari duel ini?
Tidak!
Tentu tidak.
Ini Dominant Hero, dengan kapten mereka Han Wenqing. Mengetahui Ye Xiu ada di depan, apakah dia akan mengkerut?
Omong kosong.
Memikirkan ini, fans Dominant Hero tiba-tiba menjadi percaya diri. Mereka mulai menantang balik, seolah yakin Han Wenqing pasti tampil.
Hingga layar besar elektronik menampilkan pemain pertama Dominant Hero yang akan bertanding, hingga pemain pertama itu berdiri dari area pemain.
Arena terdiam sejenak, lalu fans Xingxin meledakkan ejekan gila-gilaan. Bagaimana dengan fans Dominant Hero? Benar-benar membisu.
Starter Dominant Hero: Qin Muyun. Karakter: Sharpshooter Minus Nine Degrees.
Han Wenqing benar-benar menarik diri? Dalam kondisi tahu persis Ye Xiu akan jadi starter Xingxin, dia malah menyerahkan kesempatan duel ini ke Qin Muyun, anggota utama paling transparan di tim Dominant Hero?
Penonton heran, komentator Pan Lin dan Li Yibo pun terkejut.
"Ini benar-benar di luar dugaan mereka," Pan Lin dan Li Yibo sebelumnya baru saja membahas bahwa pola penampilan utama Ye Xiu dari Xingxin yang monoton, mungkin akan menyebabkan beberapa kali duel dengan Han Wenqing dalam babak pertandingan kali ini.
"Dua kemenangan dari tiga ronde, duel satu dekade, mungkin kali ini akan menjadi jawaban." Pan Lin menambahkan catatan kaki untuk pertandingan ini, namun tak disangka Han Wenqing ternyata tidak tampil.
"Ini..." Saat-saat pertama, keduanya berpikir apakah Han Wenqing mengalami cedera, atau mungkin tidak akan tampil sama sekali hari ini. Tapi mengingat penampilan sempurnanya di babak sebelumnya, apakah mungkin dia mengalami cedera parah dalam beberapa hari ini? Apakah Dominant Hero seberuntung itu?
Saling pandang bingung, kedua komentator sama sekali tak tahu harus menjelaskan bagaimana. Siaran televisi mengabaikan Qin Muyun yang sedang naik ke panggung, malah fokus merekam close-up Han Wenqing.
Sang Kapten Dominant Hero itu hanya duduk di kursinya dengan wajah dingin dan tegas, mengawasi rekan setimnya yang naik ke arena pertandingan tanpa menunjukkan emosi aneh apa pun.
Pertandingan bahkan belum dimulai, susunan pemain yang tampil saja sudah memberi kejutan besar bagi semua orang. Ini benar-benar bertentangan dengan persepsi yang telah terbentuk selama sepuluh tahun.
Yang terkejut juga termasuk Ye Xiu di arena.
Siaran televisi tentu tak melewatkannya, berusaha mati-matian merekam close-up reaksinya saat mengetahui bukan Han Wenqing yang tampil dari Dominant Hero.
Ye Xiu memang terlihat terkejut dan takjub. Dia melirik ke arah Han Wenqing di area pemain Dominant Hero, tapi kemudian tersenyum tipis.
"Apakah ini ejekan?"
Mereka yang melihat cuplikan ini langsung menganalisis senyuman Ye Xiu.
Bukan ejekan.
Senyuman ini lebih terlihat seperti pemahaman, seperti kelegaan.
Ketika muncul bersama ekspresi Han Wenqing dalam cuplikan, perasaan ini semakin kuat.
Setelah berjabat tangan dengan Qin Muyun, Ye Xiu sudah kembali ke kursi pertandingan untuk bersiap. Semua masih mendiskusikan makna ketidakhadiran Han Wenqing, sementara Qin Muyun yang malang sama sekali diabaikan.
"Han Wenqing tidak tampil sebagai starter untuk melawan Ye Xiu, apa kau memperhatikan?"
Huang Shaotian menonton langsung di lokasi. Dengan gayanya, mendapatkan tiket ruang VIP dengan posisi terbaik tentu mudah - mustahil baginya duduk di kerumunan penonton biasa mengingat statusnya sebagai bintang puncak Glory. Setelah melihat pengaturan lineup Dominant Hero, dia mengirim SMS.
"Memperhatikan." Balasan SMS dari Yu Wenzhou.
"Menurutmu dia ingin apa?" Huang Shaotian langsung membalas.
"Menarik diri." Jawaban Yu Wenzhou.
Sebagai pemain level tinggi dengan chemistry tim, mereka tak perlu banyak kata.
Menarik diri.
Hal yang tak pernah dimengerti Han Wenqing selama ini adalah konsep menarik diri. Tapi sekarang, dia justru memilih ini - apakah ini penyerahan? Kompromi?
Tidak, mustahil.
Jika Han Wenqing bisa menyerah dan berkompromi, worldview banyak orang akan hancur berantakan.
Han Wenqing memang sedang berubah. Di tahun-tahun akhir karirnya, demi meraih target itu, dia menyesuaikan diri. Perubahan ini sebenarnya sudah terlihat cukup jelas selama pertandingan reguler musim ini.
Menarik diri bukanlah kompromi, apalagi menyerah.
Menarik diri adalah bentuk kecerdasan, konsep yang sebenarnya Han Wenqing pahami sebelumnya namun enggan pilih. Tapi kali ini, dia melakukannya. Dan sekarang, ini baru sebatas penjadwalan penampilan pemain. Lalu bagaimana performa Han Wenqing yang memilih menarik diri selama pertandingan?
Chapter 1483 Petak Umpet Level Tinggi
Xingxin menjamu Dominant Hero di kandang. Pertandingan pertama arena, Ye Xiu vs Qin Muyun. Proses loading map sudah berjalan, tapi suasana venue masih riuh. Penonton justru tak fokus ke pertandingan ini - fans Xingxin menghujat Han Wenqing yang tidak bermain, sementara fans Dominant Hero merasa malu sampai lupa meski kapten mereka absen, masih ada anggota lain yang bertarung. Qin Muyun yang malang tetap tak diperhatikan.
Hingga pertandingan resmi dimulai.
Saat karakter Minus Nine Degrees milik Qin Muyun muncul di proyeksi holografik arena, di layar besar elektronik venue, maupun di layar komputer/televisi para pemain Glory, barulah semua tersadar: Meski Han Wenqing tidak turun, Dominant Hero tetap berjuang.
"Semangat!"
Sorakan tiba-tiba menggema dari area penonton tandang - kelompok fans Tim Dominant Hero.
Gelora dukungan tiba-tiba muncul, membuat fans Xingxin kaget.
Kalau soal konfrontasi dengan fans Dominant Hero, itu memang spesialisasi fans Jia Shi. Meski ada sebagian fans Jia Shi yang beralih ke Xingxin, jumlahnya tidak dominan. Ketika fans Xingxin harus berhadapan langsung dengan fans Dominant Hero, mereka masih terlihat lemah - hal ini sudah terbukti di pertandingan reguler.
Tapi sekarang ini playoff, playoff mati-matian. Xingxin sebagai tim baru sedang menciptakan keajaiban. Begitu memikirkan ini, darah fans Xingxin pun langsung mendidih.
Ini kan kandang kami, mana mungkin kami bisa ditekan oleh momentum Dominant Hero?
Pertukaran serangan sengit justru pertama kali meledak dari penonton di lokasi.
Dua karakter yang dikendalikan pemain di arena justru bergerak maju dengan santai.
Peta kandang Xingxin: Thatcher Manor, diambil dari map luas Domain of Gods. Peta ini kaya elemen: danau di barat, hutan kecil di timur, di tengah berdiri kastil manor dua lantai dengan bangunan bawah tanah. Juga ada penggilingan, kandang kuda, taman dan bangunan kecil lainnya di dalam kompleks.
Kedua karakter melakukan penyegaran di ujung utara-selatan, sama-sama memilih bergerak lurus ke tengah. Tapi karena terhalang kastil manor di pusat peta, tak satu pun bisa langsung melihat lawan dalam visi.
Karakter Qin Muyun "Minus Nine Degrees" datang dari utara menuju sisi belakang kastil. Tampaknya dia tidak sepenuhnya asing dengan map ini. Setelah tiba di belakang kastil, dia dengan pasti mengoperasikan Minus Nine Degrees untuk menyerbu ke sudut tertentu di bawah tembok, lalu menggunakan ambang jendela dan sudut pilar yang ada di sana sebagai pijakan untuk melompat. Tak lama kemudian, Minus Nine Degrees langsung melompat ke puncak kastil, visi pun langsung terbuka lebar.
Namun Qin Muyun segera membuat Minus Nine Degrees merunduk, merendahkan postur tubuh, mencari posisi yang tepat sebelum berhati-hati mengintai ke luar.
Dalam visi, di ujung selatan, tidak ada siapa-siapa.
Jika melihat kecepatan gerak, Jun Moxiao seharusnya sudah tiba jika mengambil jalur tengah.
Tapi, tidak ada.
Sayap kiri? Sayap kanan? Atau mungkin...
Sudut pandang Qin Muyun refleks menekan ke bawah.
Kastil tua ini bukan sekadar hiasan - bisa dimasuki. Jika Jun Moxiao memilih jalur tengah seperti dirinya, saat dia melompat ke atas kastil, lawannya bisa dengan gagah masuk ke dalam kastil.
Kastil juga memiliki pintu belakang, tapi Qin Muyun tidak memilih masuk. Kelasnya Sharpshooter, area terbuka lebih menguntungkan performanya. Berduel di dalam ruangan bukan ide bagus untuk Penembak Jitu.
Mungkin karena alasan ini Ye Xiu memilih masuk?
Qin Muyun merenung, bersiap mengoperasikan Minus Nine Degrees untuk langkah selanjutnya.
Doron!
Ia mendengar samar-samar suara ledakan, seolah jauh, seolah dekat. Tapi seketika, ledakan itu terdengar jelas di sekitar Minus Nine Degrees, tepatnya di bawah tubuhnya.
Kresek!
Minus Nine Degrees tengah tengkurap di puncak kastil. Jun Moxiao ternyata menembakkan meriam dari dalam, meledakkan atap kastil hingga terbentuk lubang, berusaha menjatuhkan Minus Nine Degrees ke bawah.
Reaksi Qin Muyun cukup cepat. Begitu ledakan terjadi dan gelombang kejut muncul, ia langsung mengoperasikan karakternya melompat ke samping sambil melemparkan granat.
Di dalam kastil, Ye Xiu sebagai Jun Moxiao sedang mengacungkan Qianji San mengagumi hasil karyanya. Tiba-tiba dari asap hitam yang bergulung, sebuah granat meluncur turun.
Braak, Doron!
Granat itu dengan mudah di-counter oleh Ye Xiu. Teknik tingkat tinggi yang biasa membuat pemain biasa terkesan dan merasa keren selama berhari-hari, di tangannya hanya gerakan biasa.
Granat yang dilempar gagal menjadi ancaman, tapi membuat Ye Xiu waspada. Meski bisa menggunakan Mechanical Rotor untuk terbang mengejar melalui lubang hasil tembakan meriam, ia harus mempertimbangkan kemungkinan Qin Muyun sedang bersiap menyergap di atas.
Jun Moxiao pun berlari ke tepi jendela, melompat, menghancurkan kaca dengan ujung Qianji San, lalu melesat keluar.
Lantai dua, tapi Jun Moxiao tidak turun. Saat tubuhnya melayang, ninjato dari Qianji San sudah dicabut. Dilempar dan menancap di tembok, berayun, mendarat, lalu melompat lagi, melemparkan ninjato kembali...
Teknik memanjat tebing menggunakan ninjato yang dipakai Ninja, Ye Xiu juga menguasainya dengan sempurna. Rangkaian gerakan Jun Moxiao setelah terjun dari jendela terlihat begitu mulus sampai orang tidak mau mengedipkan mata.
Jun Moxiao merayap di tembok dengan arah jelas. Beberapa lompatan sudah membawanya ke puncak kastil. Begitu mendarat, langsung berguling mencari tempat berlindung. Seluruh proses tanpa suara.
Kemudian, perlahan mengintip ke arah ujung.
Tidak ada!
Minus Nine Degrees ternyata tidak ada. Qin Muyun tidak memilih untuk menyergap di lubang yang sudah di-counter itu.
Ye Xiu tidak kehilangan waktu meski menghadapi situasi tak terduga. Kamera Jun Moxiao berganti cepat, langsung menyapu beberapa titik di atap.
Dari tembakan Jun Moxiao yang membobol atap kastil, lompat keluar jendela, sampai memanjat ke sini – seluruh proses cuma 5 detik.
5 detik. Semua kemungkinan pergerakan Minus Nine Degrees yang bisa dilakukan Qin Muyun sudah ter-scan oleh Ye Xiu dalam sekali putaran kamera tadi.
Selain itu, hanya ada dua opsi.
Pertama: Langsung lompat dari sisi belakang kastil. Tapi Ye Xiu baru saja memanjat dari sisi itu dengan Jun Moxiao dan tidak melihat apa-apa, jadi tidak mungkin.
Maka hanya opsi kedua: Minus Nine Degrees-nya Qin Muyun justru melompat masuk ke lubang itu.
"Tenang, tetap diam-diam, sangat ahli dalam pemilihan posisi." Ini adalah kesan Ye Xiu terhadap anggota kelima yang bertarung di samping Empat Raja Dominant Hero.
Sangat ahli dalam pemilihan posisi?
Ye Xiu tiba-tiba menyadari sesuatu. Jun Moxiao tanpa alasan jelas tiba-tiba berguling ke samping.
Braak!
Suara dentingan keras.
Berbeda dengan sebelumnya saat Jun Moxiao menembakkan meriam ke atap, kali ini sebuah peluru menembus lubang kecil lalu melesat ke langit.
"Wah!!"
Disertai tembakan ini, terdengar decak kagum dari penonton live.
Penonton memiliki perspektif penonton, semua terlihat jelas. Jun Moxiao memanjat melalui jendela ke atap, sementara Minus Nine Degrees justru masuk melalui lubang yang rusak. Kemudian, seperti sebelumnya saat Ye Xiu menemukan posisi Minus Nine Degrees dengan akurat, laras senjata Qin Muyun's Minus Nine Degrees ternyata membidik tepat posisi Jun Moxiao saat ini.
Bagaimana mungkin?
"Pertimbangan deduktif yang akurat." Mengenai hal ini, Li Yibo telah memberikan kesimpulan saat Ye Xiu menemukan posisi Minus Nine Degrees. Saat itu, Ye Xiu segera memposisikan Jun Moxiao di suatu titik setelah memasuki kastil, dari posisi ini kebetulan berhasil menangkap bayangan Minus Nine Degrees yang melompat dari belakang kastil dan sesaat melintas di depan jendela.
Ini jelas bukan kebetulan. Ye Xiu mengetahui kemungkinan lompatan dari belakang kastil, lalu mencari titik observasi dari dalam. Lalu, setelah melompat dari sana dan mendarat di atap, di manakah titik persembunyian dan pengamatan yang baik di atas kastil?
Posisi yang jelas Ye Xiu, adalah posisi yang ditemukan Qin Muyun, sehingga serangan menyergapnya berhasil.
Sebaliknya, Qin Muyun memperkirakan gerakan Ye Xiu setelah ini, jadi ketika Minus Nine Degrees-nya memasuki kastil, di manakah posisi terbaik Ye Xiu untuk menyergap Minus Nine Degrees yang sedang bersembunyi di atas? Maka serangan menyergapnya pun berhasil.
Duel tingkat tinggi, deduksi tingkat tinggi. Jika bukan karena kemampuan memilih posisi level tinggi dari keduanya, dan pilihan formasi posisi yang paling brilian, justru pertimbangan mereka akan menghasilkan kesalahan.
Poin ini sebelumnya juga telah dikomentari oleh Li Yibo dengan penuh kekaguman.
Kali ini ketika Qin Muyun menyergap, tanpa perlu penjelasan ulang, semua orang sudah bisa memahami dengan cepat. Namun yang mengejutkan, serangan menyergap Qin Muyun ternyata gagal, skill besar sniper-nya meleset sama sekali. Gerakan rolling tiba-tiba Jun Moxiao yang tanpa tanda-tanda itu benar-benar sangat memukau.
"Bagaimana dia bisa tahu?" Pan Lin bertanya lagi dan membuat Li Yibo terdiam.
"Ini mungkin hasil deduksi lebih lanjut Ye Xiu..." kata Li Yibo dengan enggan, tanpa sadar kali ini tebakannya tepat. Kemampuan Ye Xiu menghindar ini memang berasal dari analisis situasi. Tepat pada waktunya, berhasil menghindar dari tembakan itu, selain refleks cepatnya, faktor nasib juga berperan.
Dua tembakan, dua kali tukar posisi, operasional yang mulus, makna mendalam yang terkandung - level tinggi kompetisi ini telah terpamer dengan sempurna hanya dari sedikit konten ini.
“Tampaknya ini akan menjadi permainan petak umpet yang gemilang.” Li Yibo baru saja memutuskan, gemuruh!
Atap terbuka lagi.
Mountain Crusher!
Jun Moxiao yang berguling menghindar tembakan itu sama sekali tidak berhenti. Peluru menembus, dia langsung melompat. Mountain Crusher! Serangan Mountain Crusher menghujam ke tanah.
Xingxin pasti telah melakukan uji coba tepat pada daya tahan atap kastil ini. Begitu Mountain Crusher mendarat, atap langsung hancur berantakan. Jun Moxiao turun membawa angin pedang.
Udara, tanah.
Kamera Jun Moxiao dan Minus Nine Degrees saling berhadapan.
Permainan petak umpet? Saat Li Yibo belum selesai bicara, kedua karakter sudah saling berhadapan. Ucapannya terlalu mulus sampai tak sempat menelan setengah kalimat terakhir.
Bang bang bang bang!
Qin Muyun tidak panik. Minus Nine Degrees mengangkat senjata sambil terus bergerak.
Kresek!
Qianji San terkembang, mencegat peluru. Mountain Crusher berakhir saat menghancurkan atap. Jun Moxiao yang sedang jatuh bebas ini jika kena peluru pasti akan terlempar oleh teknik Ya Qiang.
Dengan perlindungan perisai, semuanya menjadi lebih terkendali. Kilatan pedang kembali muncul dari pegangan payung - Silver Light Blade!
Jun Moxiao mengubah arah di udara, menarik kembali Qianji San. Tapi... di mana Minus Nine Degrees? Jejaknya sudah hilang.
