Sama sekali tak ada celah!
Jun Moxiao terjebak, tapi kesadaran Ye Xiu masih jernih. Atas performa Zhang Jiale saat ini, hanya ini yang bisa dia katakan.
Bicara soal perjalanan karir Zhang Jiale, Ye Xiu telah menyaksikannya dari dekat sepanjang jalan. Mulai dari saat mereka di Hundred Blossoms membentuk duo Rogue dan Ammo yang mengasah Pemandangan Darah dan Bunga, lalu Pemandangan Darah dan Bunga menyapu bersih Glory, hingga Sun Zheping pensiun karena cedera dan Zhang Jiale bertahan sendirian. Ye Xiu selalu ada, berhadapan dengan Zhang Jiale di setiap tahapannya.
Pandangannya sama persis dengan Sun Zheping, Zhang Jiale saat ini berada di puncak kekuatan. Karena dia telah menemukan kembali posisinya, bakat yang terakumulasi selama bertahun-tahun akhirnya terwujud sepenuhnya.
Tak menemukan celah terobosan, namun terus menunggu juga bukan pilihan.
Zhang Jiale bukan sedang memamerkan kembang api ke Ye Xiu. Setiap amunisi yang ditembakkan Hundred Blossoms Spectacle, entah berat atau ringan, selalu memberikan damage. Ruang gerak Jun Moxiao yang semakin terbatas membuat akumulasi damage yang diterima kian membesar.
Maju menerobos!
Jun Moxiao tiba-tiba mengangkat Qianji San, seolah hendak menahan damage untuk keluar dari kepungan. Namun teknik sederhana seperti bertahan dengan perisai tentu sudah diantisipasi Zhang Jiale. Begitu melihat Qianji San terangkat, langsung menyiapkan counter.
Sebuah granat meluncur, menabrak tepian Qianji San, lalu secara tak terduga memantul dan melambung melewati payung-perisai itu, tiba-tiba muncul dalam sudut pandang Ye Xiu.
Tak sempat bereaksi, granat meledak.
Granat kendali jarak jauh.
Kekuatan ledakannya lebih lemah dari granat benturan tingkat rendah, namun presisi waktu ledakan yang dikontrol operator sungguh luar biasa. Meski damage-nya kecil, ledakan tepat di balik payung-perisai ini tetap memberikan daya penuh, memaksa Jun Moxiao mundur.
Goyangan tubuh membuat pertahanan payung-perisai tak lagi sempurna. Zhang Jiale menyambar celah, berbagai jenis amunisi menerobos melalui celah-celah pertahanan.
Doron Doron Doron Doron!
Berbagai efek cahaya ledakan saling bertautan, membentuk pemandangan yang spektakuler, menjadi pertunjukan Hundred Blossoms paling memukau sejak awal pertarungan.
Bayangan Jun Moxiao telah sepenuhnya ditelan oleh efek cahaya, hanya siluet samar yang masih terlihat bergerak. Zhang Jiale tak kendur, terus mengendalikan Hundred Blossoms Spectacle melemparkan berbagai serangan ke dalam, hingga efek cahaya menjadi begitu terang sehingga siluet kabur itu pun tak terlihat lagi.
Gempuran berhenti mendadak.
Zhang Jiale menyadari HP Jun Moxiao ternyata berhenti berkurang.
Bagaimana mungkin?!
Di sana sama sekali tak ada ruang untuk berlindung atau menghindar, itu jelas-jelas titik buta!
Serangan berhenti, efek cahaya memudar, hanya menyisakan nyala api kecil dan asap perang yang masih menggeliat. Di ruang tertutup ini, asap tebal belum sepenuhnya hilang, tapi yang seharusnya terlihat kini sudah jelas - di dinding yang disebut titik buta itu, terbuka sebuah lubang besar yang mencolok.
Zhang Jiale langsung paham.
Tembok lantai satu memang kokoh, tapi bukan tak bisa dihancurkan asal mendapat serangan cukup. Saat itu, Ye Xiu mengoperasikan Jun Moxieu pura-pura melakukan serangan kuat, memancing Zhang Jiale untuk melakukan serangan balik yang gencar ke area tersebut. Dengan bantuan gempuran Hundred Blossoms dan efek cahaya sebagai kamuflase, akhirnya berhasil melubangi tembok kokoh lantai satu itu dan kabur.
Untuk itu, Jun Moxiao juga menerima serangan yang cukup besar. HP-nya hanya tersisa 19%, namun bagaimanapun juga, dalam situasi yang semua orang anggap sudah pasti terjebak, Ye Xiu masih berhasil membuka celah.
Benar-benar orang yang sulit ditangani!
Zhang Jiale sudah lupa berapa kali dia merasakan kekaguman seperti ini saat menghadapi Ye Xiu dalam pertandingan.
Kreek!
Suara pintu di ujung lain.
Melalui tembok yang hancur, ke ruang sebelah, Ye Xiu bergerak super cepat langsung ingin meluncurkan serangan balik. Zhang Jiale buru-buru mengoperasikan Hundred Blossoms Spectacle untuk memutar kamera, menembaki pintu itu habis-habisan. Saat sosok muncul, langsung ditelan oleh efek cahaya Hundred Blossoms. Namun, sosok ini terlihat lebih pendek, tumbang terlalu cepat, dan yang terpenting, HP Jun Moxiao tetap tak berkurang.
Zhang Jiale baru sadar situasi buruk, saat dia memutar kamera lagi, Jun Moxiao sudah menyelinap di hadapannya melalui lubang di tembok, kembali dari arah yang sama. Yang masuk melalui pintu tadi hanyalah Goblin biasa, hanya untuk mengalihkan perhatian Zhang Jiale sesaat.
Sesaat saja, sudah cukup. Jun Moxiao bahkan meninggalkan klon di mulut gua, menggunakan Jutsu Bunshin untuk bergerak secepat kilat menyelesaikan jarak tempel ini.
Hundred Blossoms Spectacle langsung terpental ke udara, serangan combo Loner dengan Qianji San yang gila-gilaan berganti bentuk dimulai.
Percikan darah beterbangan.
Pertarungan jarak dekat memang selalu diwarnai dengan percikan darah yang saling bertautan.
HP Hundred Blossoms Spectacle menurun drastis. Sebelumnya dia hampir tidak terluka, semua orang mengira Zhang Jiale bisa menyelesaikan ronde ini dengan konsumsi HP minimal, menyamakan kekurangan yang ditinggalkan kekalahan Qin Muyun.
Tapi dia gagal menghabisi Ye Xiu dalam satu gelombang serangan.
Sembilan belas persen, dia menyisakan HP sebanyak itu untuk Jun Moxiao, dan sekarang malah terjebak.
Apakah dia akan dihabisi dalam satu gelombang serangan seperti ini?
Semua orang mulai khawatir untuk Zhang Jiale.
Loner Combo Ye Xiu terlalu sering melakukan hal seperti ini di musim ini. Begitu menggigit satu kesempatan, tidak akan melepaskannya.
Zhang Jiale tentu sangat paham hal ini. Ye Xiu, tidak diragukan lagi menjadi fokus utama saat mereka menganalisis Xingxin. Lawan lama yang seharusnya sangat familiar bagi para anggota Dominant Hero ini, tiba-tiba berganti kelas, benar-benar membuat mereka pusing.
Kelas berubah, strategi pun berubah. Tapi EXP, kesadaran, pertimbangan, kebiasaan, dan sebagainya dari seseorang tidak akan berubah.
Tim Dominant Hero, Han Wenqing, lawan yang telah berkonflik dengan Ye Xiu selama sepuluh tahun.
Zhang Jiale, Lin Jingyan, semuanya pemain generasi kedua Liga.
Para ahli top yang paling sering bertempur dengan Ye Xiu dan paling familiar dengannya di seluruh lingkup Glory, kebetulan semuanya terkumpul di Tim Dominant Hero.
Jika harus membayangkan strategi kelas Loner, mereka juga akan kesulitan. Tapi dalam menangkap logika Ye Xiu, para pemain ini jelas memiliki kelebihan dibanding pemain tim lain.
Waktu yang mengambil sesuatu dari mereka, juga selalu meninggalkan sesuatu untuk mereka.
Pikir bisa habisi aku dalam satu gelombang serangan?
Zhang Jiale, satu-satunya yang memiliki pengalaman empat final kejuaraan seperti Ye Xiu. Dalam situasi besar di puncak karir, tak ada yang lebih berpengalaman dari mereka berdua. Empat kali menjadi runner-up yang canggung, telah menempa tekadnya.
Empat kali kegagalan terbesar telah ia lewati. Fluktuasi dalam satu pertandingan ini baginya hanyalah remeh.
Sejak terlempar ke udara pada detik pertama, ia sudah melawan. Hundred Blossoms Spectacle di udara terus menjatuhkan berbagai granat, Jun Moxiao bagai membalik celengan yang memuntahkan koin-koin gemerincing.
Karakter yang sedang float ternyata masih bisa melakukan serangan balik sekuat ini, sesuatu yang tak terbayangkan semua orang sebelumnya. Beberapa granat efek harus diatasi Ye Xiu, tapi lebih banyak lagi yang tak bisa ditangani sambil mempertahankan serangan.
Granat-granat berhamburan dari langit.
Efek cahaya spektakuler mekar di tanah, di tengahnya bayangan Jun Moxiao terus bergerak pantang menyerah.
Serangan balik sekuat ini ternyata tak memaksanya mundur, ia masih bertahan mempertahankan gempurannya.
Semua terkejut.
Han Wenqing dari Dominant Hero yang terkenal tak kenal kompromi, hari ini malah mengalah saat berhadapan dengan Ye Xiu. Kini giliran Ye Xiu dalam posisi sulit ini yang maju seperti gaya khas Han Wenqing.
Ini pertukaran strategi!
Pemain level pro yang menyaksikan pertandingan seperti Yu Wenzhou, Huang Shaotian, dan Sun Zheping sebenarnya sudah memahami situasi.
Ye Xiu menetralisir granat yang bisa menginterupsi serangannya, menghindari damage sebisa mungkin, sambil memberikan damage sebanyak-banyaknya ke Hundred Blossoms Spectacle.
Pertukaran damage yang jelas, strategi khas arena pertandingan.
Targetnya bukan lagi memenangkan ronde ini, tapi memberikan damage maksimal pada lawan untuk mempermudah anggota tim berikutnya.
"Sebenarnya dia cari cara praktis ya?" Huang Shao mengirim pesan ke Yu Wenzhou.
"Mungkin..." jawab Yu Wenzhou.
Penonton ada yang berharap Zhang Jiale bisa memecahkan situasi, ada yang ingin Ye Xiu langsung mengakhiri pertarungan. Tapi para ahli tahu ronde ini akan berakhir dengan pertukaran damage.
Akhirnya Jun Moxiao tumbang, sisa HP Hundred Blossoms Spectacle 61%.
Hasil pertarungan?
Dalam arena pertandingan, membahas kemenangan individu terasa kurang tepat.
Ye Xiu kalah, tapi berhasil mengurangi 39% HP lawan - margin keunggulan Xingxin tetap terjaga.
Zhang Jiale menang, tapi dibanding ekspektasi saat berhasil memojokkan Jun Moxiao, hasil ini tetap terasa kurang.
Komentator Pan Lin dan Li Yibo seharusnya memberikan analisis akhir, tapi mereka justru berbelit-belit tanpa menyentuh inti.
“Pertandingan ini terlihat begitu spektakuler dan langsung, semuanya ditampilkan secara visual di depan mata semua orang. Tapi jika hanya membahas ini, keduanya merasa masih ada aspek yang belum tergali. Di mana sebenarnya inti permasalahannya? Keduanya terlihat bingung.
Ye Xiu turun lapangan, tepuk tangan memenuhi arena. Hasil ini masih bisa diterima penonton, terutama serangan balik di akhir yang cukup menggembirakan. Meski ada sedikit penyesalan karena tidak berhasil membunuh lawan dalam satu gelombang, namun menghadapi raksasa seperti ini, ekspektasi 1 vs 2 memang agak berlebihan!
Siapa yang akan tampil berikutnya?
Penonton sambil bertepuk tangan, matanya tertancap pada layar besar elektronik, berharap cepat melihat nama pemain Xingxin berikutnya yang akan bertanding.
Mo Fan!
Nama itu muncul.
Mo Fan yang dijuluki "pembunuh Shen", kini telah memiliki posisi stabil di arena pertandingan Xingxin. Gaya bermainnya juga dianggap cocok untuk menghadapi format pertarungan arena.
Setelah nama muncul di layar elektronik, Mo Fan bangkit dan berjalan menuju arena. Di tengah perjalanan, dia berpapasan dengan Ye Xiu. Tak ada percakapan, hanya anggukan singkat yang berarti "Aku melihatmu".
Pan Lin dan Li Yibo yang bingung merangkum pertarungan sebelumnya, buru-buru mengalihkan topik ke pertandingan berikutnya.
"Pembunuh Shen, melawan Zhang Jiale yang masih memiliki HP 61%." Ucap Pan Lin penuh makna. Meski HP tidak seimbang, jika Mo Fan menang, daftar pembunuhan 'pembunuh Shen'-nya mungkin akan bertambah satu nama lagi.
