“Han Wenqing ini ngapain sih?” Para penonton telah menyaksikan seluruh gerakan Desert Dust, mereka tidak sebodoh itu sampai tidak bisa melihat tujuannya. Pertanyaan ini sepenuhnya adalah bentuk kekaguman, bahkan Pan Lin juga berteriak seperti ini dalam siaran langsung.
Doron! Doron! Doron!
Titik-titik lemah di tembok terus dihancurkan, dengan cepat, dua dinding sudah penuh lubang.
Apakah ini kastil tua yang sedang bergetar?
Mendengar suara terus-menerus ini, Qiao Yifan tidak tahu apakah ini ilusi atau nyata, seolah sudah merasakan dinding bergetar, tampaknya tidak sanggup menahan tekanan berat di atasnya. Langit-langit juga terlihat seperti perlahan ambruk, seolah kehilangan penyangga yang cukup.
Jika terus begini, benar-benar akan runtuh!
Tanpa peduli apakah itu ilusi atau tidak, Qiao Yifan akhirnya membuat pertimbangan tegas.
Dia tidak bisa terus bertahan di sini, Master Bela Diri veteran Dominant Hero ini jauh lebih kejam daripada anggota baru mereka.
Qiao Yifan harus aktif menyerang. Struktur kamar di area ini sangat dia kuasai, Desert Dust milik Han Wenqing sedang menghancurkan tembok-tembok di sekitar sini.
Menyimak suara, menentukan posisi.
Qiao Yifan memperkirakan lokasi Desert Dust, segera mengoperasikan Yicunhui untuk mendekat.
Karena familiar, dia sudah memprediksi tembok mana yang akan dihancurkan Han Wenqing selanjutnya. Qiao Yifan memutuskan untuk melakukan penyergapan di sisi ini.
Menggerakkan karakter dengan posisi merendah, Yicunhui berhasil mencapai dasar tembok. Berpose diam, Qiao Yifan mulai menghitung suara.
Suara semakin mendekat, debu mulai berjatuhan dari atas kepala. Qiao Yifan mengangkat sudut kamera karakternya. Kali ini dia yakin: langit-langit benar-benar bergetar, mereka mulai tidak mampu menahan.
Qiao Yifan tetap diam.
Desert Dust sudah berada di sekitar, gerakan apa pun akan membongkar posisinya.
Pak! Pak!
Dua pukulan terdengar jelas. Bahkan bukan melalui udara, tapi langsung dari tembok. Desert Dust akhirnya menghantam tembok persembunyian Yicunhui.
Doron!
Pukulan ketiga, tembok jebol. Yicunhui masih menempel di tembok, memutar kameranya melihat kepalan Desert Dust yang menembus tembok ditarik kembali.
Pak pak pak, masih menghantam tembok yang sama. Han Wenqing sengaja mencari titik lemah di tembok. Tembok yang dihancurnya belum pernah roboh sepenuhnya, namun setelah beberapa hantaman, strukturnya jelas mulai melengkung.
Doron!
Lubang baru terbuka hampir di samping Yicunhui. Qiao Yifan bahkan bisa melihat detail tulang kepalan Desert Dust yang terbungkus dalam senjata perak legendarisnya - sarung tinju 'Red Fiery Fist'.
Warna sepanas api, Qiao Yifan seolah bisa merasakan kepanasan tinju itu, membawa semangat juang dan hawa pembunuhan yang tak tertandingi.
Pak!
Tinju kembali bergema, Desert Dust ketiga kalinya mengedarkan Doron ke tembok.
Bukan posisi yang dikompensasi Yicunhui. Qiao Yifan menilai dengan jelas, tentu akan memilih posisi tembok yang kokoh, tepat di tempat yang tidak akan dipilih Han Wenqing.
Tinju bergemuruh di samping, Yicunhui perlahan mengeluarkan mata pedang, cahaya mulai terapung perlahan.
Doron!
Lubang lain terbuka, Qiao Yifan tetap tidak tergoyahkan, kamera terkunci erat pada ujung koridor tempat Desert Dust akan muncul.
Tapi tiba-tiba, tembok yang menahan punggungnya mulai bergetar hebat, lalu tanpa diduga mulai berubah bentuk.
Tidak mungkin?!
Qiao Yifan mengangkat kameranya, langit-langit di atas mulai melengkung ke bawah di beberapa titik.
Sudah sampai batas maksimum?
Jawabannya jelas. Han Wenqing juga segera menangkap hal ini.
Pak!
Doron! Sekali lagi tinjunya menghantam. Kali ini dia tak lagi memilih bagian yang rapuh, hanya menyerang tembok terus-menerus. Setiap pukulan memperkuat getaran dan transformasi struktur, dia ingin mempercepat proses ambruknya tembok ini.
Satu tinju! Separuh tembok langsung ambruk. Tampaknya untuk mempercepat proses, serangan ini bukan lagi serangan biasa, melainkan Skill dengan kekuatan dahsyat. Dalam situasi genting ini, kerusakan yang dihasilkan sangat masif.
Saat setengah tembok ini runtuh, Yicunhui terpapar dan batas maksimumnya akhirnya dipecahkan. Tanpa perlu Desert Dust memicu lebih lanjut, suara Doron bergema, dan bagian di atas kepalanya seketika berjatuhan.
Qiao Yifan buru-buru mengoperasionalkan Yicunhui untuk berpindah, namun Desert Dust melesat maju seperti anak panah dari bawah langit-langit yang runtuh.
Doron!
Langit-langit menghantam tanah, debu beterbangan. Desert Dust berguling terakhir kali, menggunakan pergerakan langkah rendah ini, akhirnya melemparkan reruntuhan langit-langit ke belakangnya. Saat melenting, tinjunya menyambut kilauan pedang Yicunhui.
Doron Pukulan Penghancur!
Tenaga tinju, teknik slash Ghostblade, Kekuatan Setara-nya tak mampu melawan tinju Master Bela Diri. Satu pukulan ini membuat orang beserta pedangnya terpelanting.
Tanpa henti, langsung melangkah mengejar.
Tembok di sekeliling runtuh, puing berjatuhan, tapi Han Wenqing mengabaikan semua ini. Di tengah gempa, Desert Dust melesat lurus ke depan.
Doron! Doron! Doron!
Di mana-mana terdengar suara tembok roboh dan puing berjatuhan. Debu yang beterbangan nyaris menutupi segalanya. Dua siluet bertarung di tengah bencana yang mirip gempa bumi ini.
Seluruh lingkaran benar-benar ambruk. Bahkan area yang tidak dibombardir Desert Dust, karena rapuh pasca pertempuran sebelumnya, ikut runtuh tertimpa reruntuhan dari tempat lain seperti domino yang berantakan.
Reruntuhan, hamparan luas reruntuhan.
Tembok runtuh, langit-langit jatuh. Berbagai perabotan di lantai dua bahkan dinding ikut berjatuhan. Penonton sudah lupa mencari pertempuran dua orang itu, hanya memandang kastil tua yang mungkin ambruk total akibat efek domino ini.
Tidak, akhirnya tidak terjadi.
Secara eksterior kastil tak berubah, tapi interiornya sudah berantakan. Lantai dua yang semula nyaris lenyap setelah reaksi berantai. Lantai satu kini dipenuhi reruntuhan dari lantai dua, menjadi medan reruntuhan.
Doron!
Suara gedebuk, tumpukan reruntuhan tiba-tiba pecah. Sebuah karakter terlempar keluar.
Siapa itu?
Sudut pandang semua orang buru-buru mengikuti.
Yicunhui, itu Yicunhui-nya Qiao Yifan! Seketika, Desert Dust-nya Han Wenqing muncul. Tak peduli perubahan sekitar, matanya hanya fokus pada target yang harus diknockdown. Tinjunya menghunjam, serangan pamungkas.
Glory!
Sistem mengumumkan kemenangan. Latar belakang tempat Desert Dust berdiri sungguh mengenaskan - selain reruntuhan, banyak bagian masih terus bergoyang.
Penonton tak tahu harus berkata apa. Peta kandang? Han Wenqing baru saja menghancurkan peta kandangnya sendiri. Luar biasa berani!
Fans Xingxin di lokasi diam membisu, mendengar teriakan fans Dominant Hero di tribun tim tamu.
Kemegahan!
Kemenangan kali ini sungguh megah.
Menghancurkan bangunan sekaligus lawan, benar-benar memuaskan!
Di tengah keriuhan, Qiao Yifan keluar dari kursi pertandingan Xingxin. Fans Dominant Hero yang fanatik tak bisa menahan serangan tidak ramah terhadapnya. Di pertandingan sebelumnya, Qiao Yifan berhasil menekan Song Qiying dengan sangat mati. Lalu bagaimana dengan pertandingan kali ini? Han Wenqing membawa sensasi balas dendam yang epik bagi fans Dominant Hero.
Tidak bisa lebih puas lagi!
Fans Dominant Hero bersemangat, mungkin sudah lupa bahwa ini belum berakhir - masih ada satu pemain Xingxin yang akan maju!
Di tengah euforia mereka, layar besar elektronik secara diam-diam menampilkan nama petarung kelima Xingxin: jagoan bertahan mereka.
Wei Chen, Warlock, Yingfeng Buzhen.
"Wei Chen!" Suara Pan Lin penuh keheranan. Ini memang pengaturan yang tak terduga oleh banyak orang.
Wei Chen, mantan kapten Tim Blue Rain, dalam pertandingan tim babak pertama melawan Blue Rain, dia menggunakan ketangguhan dan kinerja pantang menyerah untuk membangun basis strategi Xingxin.
Dia bertarung dengan susah payah, namun justru inilah yang membuatnya paling layak dihormati. Semua bisa melihat, meski kesadarannya masih ada, reaksi dan operasionalnya sudah mulai tertinggal.
Wei Chen bukan sedang bertanding melawan Blue Rain, melainkan berjuang melawan waktu yang kejam.
“Bisa tampil sekali dengan kinerja seperti itu, pantas disebut keajaiban.” Mungkin karena ini di kandang, melawan Tim Blue Rain yang seharusnya sangat ia kuasai, Wei Chen bisa menunjukkan performa luar biasa bak pohon kering bertunas.
Usai pertandingan melawan Blue Rain, semua mengira kontribusi Wei Chen sudah berakhir - dia hanyalah pasukan kejutan spesifik untuk menghadapi Blue Rain.
Tapi sekarang, melawan Dominant Hero, di pertandingan pertama arena, Wei Chen malah tampil sebagai jagoan bertahan dengan sikap formal?
Mengejutkan. Tapi Wei Chen sudah bangun, pamer melambai ke fans tuan rumah sambil berjalan ke arena.
Di tengah jalan bertemu Qiao Yifan.
“Kaget ya!” Wei Chen tersenyum ke Yifan.
Yifan terdiam sejenak, ini maksudnya apa? Bagaimana harus merespon?
“Tonton aksi Lao Fu.” Wei Chen mengacak-acak rambut Yifan sampai berantakan, lalu puas menuju arena.
“Pemain terakhir Xingxin ternyata Wei Chen, ini... maksudnya apa ya?” Pan Lin bertanya ke Li Yibo.
“Mungkin... map ini... Wei Chen spesialisasi dan punya strategi jitu...” Jawab Li Yibo dengan setengah hati.
Tanpa disengaja tepat sasaran.
Wei Chen sendiri juga mengira perjalanan playoff-nya hampir berakhir usai melawan Blue Rain. Tapi ketika Xingxin memilih map ini untuk arena melawan Dominant Hero, dia sudah punya firasat.
Peta ini tak asing baginya, kastil kuno di dalamnya bahkan lebih ia kenal. Pertempuran dalam ruangan, karena terus berganti adegan kecil, ritme sulit dipercepat. Bagi veteran berirama lambat seperti dirinya, ini justru pasangan alami.
Map ini, aku bisa bertarung!
Saat Wei Chen sudah bersiap mengajukan diri, ia melihat Ye Xiu sedang menatapnya.
Semuanya tak perlu diucapkan, Wei Chen kembali mendapat kesempatan tampil.
Tapi sekarang... Wei Chen yang melangkah ke arena pertandingan hanya bisa tersenyum pahit.
Aset andalannya kini sudah hancur berantakan oleh Han Wenqing. Duduk di bawah panggung tadi, Wei Chen sudah mengutuk Han Wenqing lebih dari 180 kali.
Hasil pertarungan arena Xingxin kini bergantung padanya, tapi justru senjata andalannya telah hilang.
Berhadapan langsung dengan si pemalas Han Wenqing?
Hati Wei Chen gemetar. Bagaimana mungkin dirinya sekarang bisa menjinakkan harimau itu? Meski sang harimau sudah menunjukkan tanda-tanda tua, tapi dirinya sendiri sebenarnya sudah terkubur di dalam tanah, namun dipaksa merangkak keluar untuk bertarung!
Sudah begini masih memberi Lao Fu teka-teki! Wei Chen terus bergumam. Hingga wasit memberinya isyarat untuk lebih baik masuk ke kursi pertandingan.
Ayo gas!
Wei Chen mengatupkan gigi dan masuk ke kursi pertandingan.
Han Wenqing? Setelah bertahun-tahun lamanya, biarkan Lao Fu kembali merasakan momentum garangmu seperti harimau!
Babak 1.499: Map yang Dirusak
Arena pertandingan, Ronde Penentuan.
Meski Han Wenqing berhasil menyelesaikan Qiao Yifan dengan presisi sempurna di ronde sebelumnya, dalam situasi seperti itu mustahil karakter Desert Dust-nya sama sekali tidak terluka. Saat ini HP Desert Dust masih tersisa 81%.
Yingfeng Buzhen milik Wei Chen memang dalam kondisi prima, tapi berapa banyak yang akan melihat kelebihan ini sebagai poin plus untuk veteran tertua ini? Bahkan fans Xingxin pun merasa gelisah dengan strategi ini, beberapa bahkan mempertanyakan susunan lineup mereka. Secara keseluruhan, lineup arena Xingxin menempatkan Ghostblade (karakter yang kurang ahli duel) di posisi 4 dan veteran Wei Chen di posisi 5 - apakah ini berarti Xingxin sengaja tidak menempatkan jagoan di posisi penutup?
Atau mungkin Fang Rui di urutan ketiga dianggap sebagai jagoan utama? Apakah mereka berencana mengakhiri pertarungan dengan melawan lima dengan tiga?
Apapun kemungkinannya, kedua skenario ini terlihat tidak ilmiah.
Pan Lin dan Li Yibo juga membahas masalah ini, ketika pertandingan resmi dimulai.
Bagaimana veteran Wei Chen akan menghadapi ronde penentuan ini? Rasa penasaran semua orang kini tertuju padanya. Dan kemudian, Wei Chen mulai bertindak.
Karakternya belum bergerak, tapi omong kosongnya sudah meluncur lebih dulu.
"Xiao Han, tidak pantas benar menghancurkan map seperti ini," ujar Wei Chen di channel.
Xiao Han...
Semua orang merasakan hembusan dingin yang bergelora.
"Dari segi pengalaman, sama-sama pemain generasi pertama, tidak ada yang lebih senior. Tapi dari usia, Wei Chen memang pantas menyebut begitu. Masalahnya, Han Wenqing, Han kecil... Kok kedengarannya aneh! Sapaan penuh keakraban seperti ini untuk kapten Dominant Hero yang sudah 10 tahun, benar-benar kontras yang menusuk."
Bagaimana Han Wenqing akan merespons?
Perhatian semua orang langsung beralih ke obrolan para pemain.
Han Wenqing tidak membalas, tampaknya omong kosong tanpa nutrisi seperti ini sama sekali tidak dihiraukannya. Desert Dust sudah melesat maju, lurus.
Yingfeng Buzhen milik Wei Chen kemudian juga mulai berjalan, gerakannya terlihat lesu, sama sekali tidak sevital langkah penuh semangat Desert Dust.
"Ini mau bertarung bagaimana?" Banyak orang langsung merasa hasil pertarungan sudah jelas hanya dari perbandingan semangat kedua belah pihak.
Tak lama, sekitar kastil kuno.
Bagian dalam telah hancur menjadi reruntuhan, tetapi eksteriornya masih utuh. Desert Dust Han Wenqing masuk lewat pintu belakang, melintasi reruntuhan seolah berjalan di tanah datar.
Penghancuran membuat visi dalam ruangan lebih terbuka, tapi Han Wenqing masih belum menemukan bayangan Yingfeng Buzhen.
"Tidak lewat jalur tengah lagi?" Han Wenqing tentu juga mempertimbangkan penilaian dan gerakan lawan. Keunggulan kandang Kastil Kuno yang seharusnya dimanfaatkan adalah struktur dalamnya. Kini setelah dihancurkan, keunggulan itu hilang. Wei Chen yang meninggalkan medan perang ini dan membuat pilihan lain sebenarnya bukan hal yang terlalu mengejutkan.
Desert Dust memasuki dari pintu belakang, melintasi miring lantai satu kastil, tiba di pintu depan utama. Kamera menyapu sekeliling dengan penuh kewibawaan.
Namun fans Dominant Hero justru merasa deg-degan melihat kewibawaan ini.
Yingfeng Buzhen ternyata tidak pergi ke tempat lain!
Dia tetap datang ke kastil, hanya saja menyelusuri ke bagian belakang. Saat ini sedang mengintip dengan penuh kecerdikan melalui jendela di sisi belakang kastil.
Visi di lantai satu memang lebih terbuka, tapi tidak seluas padang rumput yang tak berujung. Reruntuhan tembok yang berantakan masih menghalangi banyak sudut pandang.
Posisi Yingfeng Buzhen saat ini tidak memungkinkannya melihat Desert Dust yang sedang berdiri di luar pintu depan.
Dia pun berganti posisi, terus mengintip dengan licik. Membuat penonton Dominant Hero di luar arena dan fans di lapangan hampir ingin menerobos ke depan untuk memberitahu Han Wenqing: "Si pemalas itu sedang berkeliaran sembunyi-sembunyi di belakangmu!"
Setelah bertukar posisi kali ini, Wei Chen akhirnya melihat Desert Dust-nya Han Wenqing berdiri di luar pintu. Setelah menyapu pandang sekeliling, sepertinya ingin pergi?
Duk duk duk!
Wei Chen segera mengoperasikan Yingfeng Buzhen mengayunkan tongkatnya, memukul ambang jendela beberapa kali. Meski seorang Warlock, tetap ada aksi serangan biasa dengan senjata!
Death's Hand yang terbuat dari material tak jelas, berbenturan dengan ambang jendela batu menimbulkan suara serak yang tidak enak didengar.
Wei Chen bahkan memukul lebih keras lagi, khawatir Han Wenqing tidak mendengar.
"Sini-sini!" teriaknya di channel.
Desert Dust berbalik arah, kamera mengarah ke sisi ini.
Wei Chen puas: "Lihat kan?"
Han Wenqing diam, tapi Desert Dust sudah melesat dengan langkah tegas.
Yingfeng Buzhen segera menunduk, kiri? Kanan? Penonton tahu, tapi Han Wenqing tidak. Karakter itu berjalan beberapa langkah sambil terus mengintip dari jendela lain.
Gerakan Han Wenqing sangat cepat, Desert Dust hampir sampai di jendela itu, sepertinya bersiap menerobos langsung.
"Perusak fasilitas!" gumam Wei Chen sambil mengangkat Death's Hand, kekuatan mantra berkilauan - chanting sudah dimulai.
Dia hendak menyergap, tapi semua orang sudah mengantisipasi ini. Pemain sekelas Han Wenqing mana mungkin tidak waspada?
Braak, jendela pecah. Yingfeng Buzhen secara refleks mengangkat Death's Hand, tapi... Jendela pecah, tak ada yang melompat keluar.
Desert Dust menghancurkan bingkai jendela, lalu bergerak lateral. Beberapa langkah kemudian, jendela lain.
Braak, pecah lagi. Masih tak terlihat orang.
"Main tipu-tipu kecil begini nggak seru. Aku nggak mau main sama lo lagi." Wei Chen mengetik di channel. Yingfeng Buzhen berbalik arah dan benar-benar pergi.
Braak! Braak!
Han Wenqing hari ini jadi tukang bongkar gedung. Desert Dust menghancurkan dua jendela lagi. Saat kali keempat, karakter itu langsung dash keluar.
Kiri! Kanan!
Kamera berputar cepat ke kedua ujung.
Kosong...
Setelah omongan itu, Wei Chen benar-benar memerintahkan Yingfeng Buzhen pergi. Keributan tiba-tiba berakhir, serangan mendadak ini ditinggalkan begitu saja.
Dua jendela lagi rusak percuma. Desert Dust yang keluar dengan momentum garang terlihat agak konyol.
Konyol? Kapan kata ini pernah melekat pada Han Wenqing?
"Lo cari mati?!!" Fans berat Dominant Hero menggeram, sangat kesal melihat Wei Chen mempermainkan kapten mereka.
Wei Chen? Saat ini sedang mengoperasikan Yingfeng Buzhen memanjat sisi kastil sambil ngos-ngosan. Sesekali menengok ke bawah, memastikan Desert Dust belum mengejar. Kelakuannya sangat panik.
Desert Dust ternyata segera datang!
"Menerobos jendela, kiri-kanan kosong. Han Wenqing mana mungkin ragu? Langsung pilih arah dan kejar."
Fans Dominant Hero sempat khawatir Kapten mereka lupa melihat ke atas. Fakta membuktikan Han Wenqing tidak sembrono seperti dugaan mereka. Begitu belok, operasional pertama langsung menggerakkan kamera dari bawah ke atas menyapu seluruh area.
Yingfeng Buzhen yang panik langsung terlihat. Wei Chen yang terus menengok ke bawah juga langsung melihat Desert Dust.
Gerakan Yingfeng Buzhen dipercepat, tapi malah makin terlihat kacau.
Han Wenqing melihat lawan di depan mata, tapi tak bisa langsung menyerang. Jarak serang Master Bela Diri memang paling pendek. Kelas Blade Master atau Rogue masih bisa memanfaatkan panjang pedang untuk memperluas radius serangan. Tapi bagi Master Bela Diri, panjang lengan dan kaki adalah batas maksimum jarak serang mereka.
Kejar!
Han Wenqing tentu tak main-main. Dengan cepat menyapu sisi kastil, menemukan titik pendaratan untuk memanjat. Desert Dust melesat naik, menginjak, melompat, memanfaatkan momentum, naik-turun...
Bukan medan tempur yang sengaja dilatih Han Wenqing. Tapi pengalaman 10 tahun Glory, kemampuan adaptasinya mana bisa diukur dengan logika biasa? Kecepatan lompatannya bahkan terlihat lebih cepat dari Yingfeng Buzhen yang panik.
"Hehe." Wei Chen tiba-tiba tersenyum. Yingfeng Buzhen berhenti melompat ke atas. Death's Hand mengarah ke bawah, mulai chanting.
"Meskipun Desert Dust sangat cepat, namun jaraknya masih cukup jauh. Mustahil baginya untuk dash maju dan melakukan interupsi pada chanting ini."
Tapi saat melihat Yingfeng Buzhen mulai chanting, Desert Dust memanfaatkan momentum lompatan untuk berhenti sejenak sambil melambaikan tangan.
Gelombang energi!
Skill Ahli Tenaga Dalam tingkat rendah itu dilempar.
Master Bela Diri tidak memiliki metode serangan jarak jauh, ini jelas menjadi titik lemah. Hampir semua mempelajari skill jarak menengah 'Gelombang Energi'. Meski damage-nya kecil, setidaknya bisa menginterupsi serangan chanting. Seperti sekarang, gelombang energi meluncur ke Yingfeng Buzhen. Jika dia menghindar, chanting pasti gagal.
Tapi Yingfeng Buzhen diam.
"Hehe." Wei Chen bahkan tertawa lagi.
Pa.
Energi pikiran meletus di tubuhnya, tapi mantra yang terkumpul di Death's Hand juga terlepas bersamaan.
Benarkah bersamaan?
Tentu tidak mungkin.
Chanting bisa selesai membuktikan gelombang energi masih sedikit lebih lemah. Perbedaan tipis yang tak kasat mata, tapi sistem sudah membuat penilaian yang jelas.
Chanting selesai!
Tapi Wei Chen tak sempat melakukan operasional menghindar. Untung hanya gelombang energi, damage kecil dan daya tak berarti. Yingfeng Buzhen bahkan tak goyah sedikitpun.
Tapi skill yang dia incar akhirnya terlepas.
Hujan Kekacauan!
Skill ini benar-benar memuakkan kalau digunakan dalam situasi seperti ini. Desert Dust yang sedang melompat dan memanjat, sama sekali tidak memiliki ruang pemanfaatan untuk menghindar.
Untungnya meski tidak bisa menghindar, masih bisa berlindung.
Han Wenqing mengincar posisi yang terlindungi, sementara menghentikan pengejaran dan mengoperasionalkan Desert Dust untuk melompat ke sana!
Hujan Kekacauan mulai turun, tapi Desert Dust berhasil berlindung di balik penutup itu.
"Hebat!" Wei Chen tak disangka malah memuji lawannya. Yingfeng Buzhen yang seharusnya menyerang, justru melompat ke bawah.
Setelah lompatan ini, separuh tubuh Desert Dust terbuka dalam sudut kameranya.
Cahaya mantra kembali mengambang di sekitar Death's Hand.
Klon bayangan yang melilit!
Skill pertama yang digunakan adalah ini.
Desert Dust tak punya tempat menghindar. Jika melompat keluar sekarang, hanya akan terkena Hujan Kekacauan yang membuat situasi mungkin lebih buruk.
Harimau... benar-benar terperangkap di tengah-tengah antara langit dan tanah. Mantra meluncur, kena!
