Hutan yang remang tiba-tiba terang benderang. Sebuah jalan terobosan dari efek cahaya membentang dari formasi Dominant Hero.
Zhang Jiale!
Hundred Blossoms Spectacle!
Strategi Hundred Blossoms! Serangan sekaligus perlindungan. Saat orang-orang sadar, mereka terkejut menemukan Desert Dust dan Leng An Lei dari formasi Dominant Hero telah menghilang. Hanya dua bayangan yang muncul-memudar di antara efek cahaya itu.
Dua karakter ini justru bergerak maju bersama serangan Hundred Blossoms Spectacle.
Fans Dominant Hero langsung bersorak gegap gempita.
"Trinitas!!" teriak fans Dominant Hero di lokasi serempak.
Trinitas.
Han Wenqing, Zhang Jiale, Lin Jingyan. Tiga veteran Dominant Hero ini sebelum musim kesembilan adalah rival abadi yang bertarung sejak musim kedua. Di akhir karir mereka, ketiganya justru bersatu di Dominant Hero dan menciptakan formasi serangan trinitas yang membuat fans terpukau, membuktikan chemistry luar biasa mereka.
Orang yang paling memahami dirimu, terkadang justru adalah rivalmu.
Prinsip ini sangat cocok untuk trio ini. Transformasi dari rival menjadi rekan setim berlangsung mulus berkat studi mendalam selama bertahun-tahun sebagai lawan.
Kini Dominant Hero meluncurkan serangan resmi. Trinitas - taktik gila-gilaan yang membuat fans histeris musim lalu - kembali hadir. Rotasi bermusim ini membuat jarangnya penampilan trio veteran, membuat fans menanti-nanti momen ini.
Akhirnya trinitas ini muncul dengan gempuran sempurna tanpa sedikitpun kaku.
Serbuk sedang bersemangat, tiba-tiba melihat bayangan lain yang menghilang dari pandangan mereka.
Minus Nine Degrees, Qin Muyun. Orang kelima Dominant Hero yang keberadaannya sangat samar di bawah sorotan Shen, tiba-tiba muncul di adegan seperti kehilangan kendali. Ia tidak mengikuti langkah serangan kavaleri ketiga anggota tim, ritme permainannya terlihat sangat tidak selaras dengan trio lainnya.
Tapi para ahli sejati segera menyadari: Peningkatan kekuatan keseluruhan Tim Dominant Hero justru terletak di sini.
Trinitas tetap trinitas. Tapi sekarang mereka memiliki pesawat pendamping di sampingnya.
Qin Muyun, dengan kemampuan pemilihan posisi dan pergerakan yang luar biasa, terus bergerak menyelusup. Arah kamera dan laras senjatanya selalu mengarah ke kemungkinan gangguan terhadap trinitas yang akan meluncurkan serangan.
Meski belum ada serangan pengganggu saat ini, gerakan Minus Nine Degrees terlihat konyol seperti penderita paranoia. Tapi inilah gaya khas Zhang Xinjie yang ditampilkan Dominant Hero: Tidak takut 10.000 kemungkinan, hanya waspada pada satu kemungkinan. Setiap aksi mereka memblokir semua kemungkinan yang bisa mengganggu rencana.
Dalam sekejap, kelompok serangan trinitas telah menyerbu lokasi target. Dentuman meriam mulai bergema di antara pepohonan. Sasaran serangan kavaleri Dominant Hero sangat akurat, Su Mucheng tentu tidak tinggal diam. Muyu Chengfeng menembakkan beberapa peluru ke arah efek cahaya yang menyebar, lalu memangfaatkan recoil untuk mulai berpindah posisi.
Teknik Terbang Meriam dan Terbang dengan Senjata sulit diubah arah saat bergerak, kurang cocok digunakan di area berhutan. Tapi ini home court Xingxin. Su Mucheng jelas sangat familiar dengan topografi area ini. Muyu Chengfeng meluncur dengan Terbang Meriam, menghitung akurat jarak dan arah setiap luncuran, bahkan sengaja menabrak pohon untuk memanfaatkan momentum perubahan arah.
Hanya beberapa gerakan, Muyu Chengfeng sudah kembali menjauh dari trio Dominant Hero yang mengejar.
BRAK BRAK BRAK BRAK!
Tiba-tiba, dentuman senjata menggema keras.
Minus Nine Degrees milik Qin Muyun tiba-tiba melepaskan tembakan gencar ke satu arah.
Serangan musuh?
Tapi tidak ada!
Penonton yang lambat bereaksi bingung sesaat. Hanya penonton yang serius mengamati pertandingan yang tersadar beberapa saat kemudian: Posisi serangan Minus Nine Degrees saat ini tepat di salah satu dari enam titik penyergapan Xingxin yang sudah diprediksi Dominant Hero!
Titik ini kosong!
Penonton yang melihat penyergapan Xingxin tentu tahu, tapi saat Qin Muyun memanfaatkan celah untuk menyapu area ini dengan tembakan, ia membantu Dominant Hero mengeliminasi satu kemungkinan.
Jadi selain Muyu Chengfeng yang sudah ketahuan total, tersisa empat titik dan tiga karakter.
Tapi Dominant Hero tidak terburu-buru bergerak.
"Sudah sampai level ini, apakah Xingxin masih akan diam saja? Dengan beberapa penyesuaian, bisa membuat prediksi sebelumnya Dominant Hero meleset, jadi Dominant Hero tidak bertindak gegabah, mereka fokus memantau Muyu Chengfeng yang sudah mereka bongkar.
Gempuran Hundred Blossoms Spectacle sudah diredam, efek cahaya spektakuler terus mengganggu sudut pandang Su Mucheng, membuatnya tidak bisa mengamati rute serangan Dominant Hero dengan jelas. Han Wenqing dan Lin Jingyan berdua, di bawah perlindungan ini dengan cepat mendekat.
"Perhatikan Ye Xiu!" Zhang Xinjie yang mengikuti seluruh tim, saat ini mengirim pesan mengingatkan semua.
Ye Xiu bergerak!
Jelas terlihat bahwa posisi Su Mucheng tidak terlalu optimis, Jun Moxiao datang menghadap, sepertinya ingin memberikan bantuan.
Bang bang bang bang!
Satu gelombang tembakan ganas lagi.
Bantuan Ye Xiu ini tepat yang ingin dihambat oleh Qin Muyun yang menyusup di samping trinitas. Tanpa perlu diingatkan Zhang Xinjie, dia sudah memantau sisi ini, begitu melihat Jun Moxiao bergerak, langsung menembak tanpa ragu.
Jun Moxiao menghindar ke belakang pohon. Rentetan tembakan sepadat ini membuatnya tidak berani sembarangan muncul. Memang bisa tank dengan payung-perisai Qianji San, tapi saat ini HP Jun Moxiao sudah tidak sepenuh awal. Perisai hanya menambah pertahanan ekstra dan penyerapan damage, bukan menghilangkan damage 100%.
“Hebat!” Zhang Jiale memuji di channel, serangan Hundred Blossoms Spectacle semakin keras.
Zhang Xinjie tidak terpengaruh oleh situasi optimis saat ini. Ia tetap serius dan hati-hati memantau area yang terlihat tenang.
Benar-benar terlalu tenang.
Sudah sampai level evolusi situasi ini, Xingxin belum melakukan aksi besar? Apakah mereka benar-benar ingin menguji Ye Xiu dan Su Mucheng, membiarkan keduanya kabur dengan kemampuan sendiri?
Jika gagal, terputus total di sini, pertandingan hari ini bisa dibilang sudah berakhir!
Masih ada area yang terlewat dari pengamatanku?
Zhang Xinjie tak pernah melakukan kesalahan?
Ini persepsi publik terhadap Zhang Xinjie berdasarkan hasil. Tapi Zhang Xinjie sendiri tak pernah merasa dirinya tak bisa salah. Dia hanya berusaha memantau lebih banyak, berpikir lebih dalam, dari segala aspek dan tingkatan... Orang luar melihatnya tak pernah salah, tak tahu bahwa ini dibangun dari ribuan kali pertimbangan "kemungkinan kesalahan".
Kapan pun, tak pernah lengah.
Kapan pun, tetap merasa dirinya mungkin melakukan kesalahan.
Ketenangan Xingxin saat ini semakin memperkuat perasaannya.
Tentu Zhang Xinjie bukan tipe yang berpatokan pada intuisi. Perasaannya berdasar logika: Tidak ada perubahan meski dalam situasi kalah, ini jelas tidak natural.
Di mana?
Sambil menjaga ritme tim, Zhang Xinjie terus mengamati medan tempur.
Di sisi sana!
Sudut pandang Zhang Xinjie baru saja berbalik ke satu titik, tiba-tiba kembali, sementara itu Shi Buzhuan sudah berguling di tempat...
Tak ada suara, tak ada efek cahaya, tapi benarkah tak terjadi apa-apa?
Di posisi yang baru saja ditinggalkan Shi Buzhuan, daun-daun kering yang berserakan tiba-tiba tertiup angin dan beterbangan.
Catch Cloud Hand!
Skill Catch Cloud Hand dari Ahli Tenaga Dalam!
Fang Rui dari Xingxin, ahli aliran licik ini mulai bergerak sendiri setelah Dominant Hero memasuki area penyergapan mereka. Dengan kesabaran ekstra, meski Dominant Hero hampir memojokkan Su Mucheng hingga tak punya jalur mundur, bahkan Ye Xiu yang datang membantu juga dihalangi, dia tetap tidak bertindak gegabah.
Karena yang dia inginkan bukan sekadar gangguan sesaat, tapi mengacaukan seluruh formasi Dominant Hero secara total dalam satu serangan.
Dia memantau Zhang Xinjie, memantau peran paling krusial dalam pertandingan tim - Healer.
Dia terus menunggu, menunggu momen yang tepat untuk bertindak. Sejak awal dia sudah merencanakan untuk menyelundupkan Shi Buzhuan milik Zhang Xinjie menggunakan Catch Cloud Hand.
Karena itu dia mengabaikan situasi berbahaya yang dialami Su Mucheng dan Ye Xiu.
Justru situasi genting itu bisa menarik perhatian Dominant Hero ke aspek serangan, sehingga mengabaikan perlindungan pada Healer.
Dalam hal penyergapan licik seperti ini, Fang Rui benar-benar profesional. Pertimbangannya tepat sekali. Saat Qin Muyun juga mengalihkan tembakan Minus Nine Degrees untuk menekan Ye Xiu, hampir seluruh perhatian Dominant Hero tertuju pada serangan di sisi itu.
Maka Fang Rui pun bertindak. Mengikuti jejak Shi Buzhuan, Hai Wu Liang menempati posisi yang sempurna.
Lalu, chanting, nasib, bertindak...
Hasil akhirnya, Fang Rui sama sekali tidak menyangka, ternyata Zhang Xinjie sendiri yang menyadari.
Catch Cloud Hand gagal, langkah juga sudah ketahuan. Meski yang dihadapi cuma Pastor tanpa ancaman serangan apapun, Fang Rui merasa seperti telanjang bulat. Seolah gerakan apapun selanjutnya takkan luput dari perhatian orang ini.
Baiklah, kalau menyergap juga tidak mempan, langsung gas saja!
Hai Wu Liang yang gagal menyergap, malah nekat dash keluar. Gagal pakai Catch Cloud Hand, dia malah memaksa menculik Shi Buzhuan secara frontal.
Zhang Xinjie buru-buru operasional Shi Buzhuan mundur, anggota Dominant Hero lainnya tentu sudah menerima sinyal. Seketika, efek cahaya ala Hundred Blossoms mekar di sekitar Shi Buzhuan, efek cahaya beserta bayangan Shi Buzhuan pun menghilang bersama.
"Wah trik sulap ini, kalianlah penyihir sebenarnya!" Fang Rui menggerutu, segera mengubah rencana. Shi Buzhuan tak bisa diraih, dia mulai menyerang Minus Nine Degrees milik Qin Muyun. Tapi karakter ini punya rentetan tembakan, dia tak lagi menyerang terang-terangan, memanfaatkan familiaritas medan tempur, Master Aliran Licik mulai bermain kotor.
Gelombang energi!
Dari balik pohon, Hai Wu Liang tiba-tiba mengulurkan tangan, meluncurkan gelombang energi.
Qin Muyun malah tidak mempedulikan, membiarkan gelombang energi menghantam Minus Nine Degrees.
Tepat saat dia waspada bakal ada skill besar dari balik pohon, energi pikiran yang dahsyat justru datang menerjang dari arah berlawanan!
"Heaven Cannon Blast!"
Gelombang energi menggulung daun kering dan sampah beterbangan, serangan itu datang dengan gamblang. Postur serangan seolah berkata: "Kali ini jangan coba-coba menghindar..."
