Alih-alih menggunakan Haolong Pojun, Han Yanrou menggunakan Fú Lóng Xiáng Tiāng, memberikan sedikit kejutan bagi penonton. Penonton yang familiar dengan karakternya tahu betul gadis ini sangat menyukai pembukaan serangan dengan Haolong Pojun, meski penggunaan skill ini pada momen tersebut cukup logis.
Namun akhirnya, Fire Dance Flow berubah menjadi naga yang menggeram garang sebelum menerjang.
Perubahan kebiasaan bertarung ini tak terlalu mengejutkan Tim Dominant Hero. Ketiadaan Han Yanrou di area pandang mereka justru telah diantisipasi sejak awal. Sejak memasuki area ini, formasi Tim Dominant Hero telah mencakup 360 derajat tanpa titik buta.
Energi sihir berbentuk naga itu menyusup ke formasi Dominant Hero, namun karakter di jalur serangannya telah menghindar tepat waktu.
"Fú Lóng Xiáng Tiāng dengan menjaga jarak tertentu?"
Tapi apakah efektif? Mengingat recovery frame skill ultimate seperti ini, serangan yang meleset akan membuka celah untuk serangan balik yang tak bisa diatasi hanya dengan jarak segitu.
Zhang Xinjie menganalisis pilihan skill Tang Rou. Energi sihir telah menghilang—Fú Lóng Xiáng Tiāng ini dibatalkan paksa sebelum mencapai fase akhir.
Pembatalan skill tetap dianggap sebagai recovery frame, namun prosesnya 50% lebih cepat dibandingkan saat skill digunakan hingga tuntas.
"Hati-hati!"
Dua karakter senjata jarak jauh Dominant Hero telah memulai serangan terhadap Han Yanrou, namun Zhang Xinjie tidak lupa mengingatkan semua anggota. Fú Lóng Xiáng Tiān yang datang ini terkesan meremehkan mereka, Xingxin pasti tidak berharap serangan ini mengenai target. Gempuran sebenarnya terletak pada perubahan saat fase recovery skill ini.
Apa yang akan terjadi?
Beberapa kemungkinan telah dengan cepat teranalisis di benak Zhang Xinjie. Gerakan yang dilakukan Han Yanrou berikutnya di tengah semburan api senjata, memang tidak luput dari pertimbangannya.
Dou Po Shan He!
Han Yanrou melompat tinggi dengan sikap luar biasa berani mengayunkan tombaknya. Meski serangan Fú Lóng Xiáng Tiān gagal, setidaknya telah mengacaukan formasi Dominant Hero. Skill besar itu ternyata hanya gerakan tipuan, serangan berikutnya adalah gangguan yang jauh lebih kuat.
Han Yanrou mendarat, aura pertempuran berkecai!
Meski Dou Po Shan He sudah terduga oleh Zhang Xinjie, Dominant Hero tidak memiliki metode efektif untuk menghadapi skill dahsyat ini. Mereka hanya bisa menghindari momentum serangan, atau... maju memaksakan diri!
Baja Tulang Punggung!
Dua karakter kelas bertarung di formasi Dominant Hero mengeraskan postur mereka. Aura Dou Po Shan He yang menyusup ke tanah lalu meledak, menerbangkan daun kering dan lumpur compang-camping yang menempel di tubuh dua karakter bertarung itu. HP kedua orang itu merosot drastis. Kekuatan skill besar level 75 Battle Mage ini membuat pertahanan yang ditingkatkan skill low-tier Baja Tulang Punggung terlihat begitu tak berarti.
Namun, efek masih aktif. Energi tempur yang berhamburan dari tanah akibat rolling bisa menghasilkan damage besar, namun tak bisa menggoyahkan gerakan mereka sedikitpun. Desert Dust dan Leng An Lei sudah melakukan dash prediksi sebelum Han Yanrou sepenuhnya mencapai posisi. Serangan tak bisa mengangkat mereka, sementara Han Yanrou masih dalam kekakuan recovery frame. Menghadapi serangan dua arah dari duo ini, tak ada kemungkinan untuk menghindar sama sekali.
Dua percikan darah beterbangan, dalam pusaran energi Dou Po Shan He yang masih berhamburan, langsung tercerai-berai dalam sekejap.
Apakah Han Yanrou sudah tumbang? Saat orang-orang memfokuskan pandangan, mereka membeku terpaku. Di radius serangan Dou Po Shan He, jelas-jelas bukan tiga orang, melainkan empat...
Ada apa ini?
Penonton hanya ingat kejadian sebelumnya terasa agak membingungkan. Penonton live berpengalaman langsung menoleh ke layar besar di lokasi. Ternyata layar besar sudah mulai memutar ulang momen tersebut.
Serangan Desert Dust dan Leng An Lei menghujam, Han Yanrou masih dalam kekakuan recovery frame, tak bisa bergerak. Tapi di detik-detik terakhir, Jun Moxiao tiba-tiba menghalang di depannya. Kedua tangannya berkelebat, naik-turun, dua percikan darah!
HP Desert Dust dan Leng An Lei...
"Aliran Dua Tahap Pedang Ganda!!" teriak penonton yang paham barang langka.
Aliran Dua Tahap Pedang Ganda, teknik tempur eksklusif yang hanya bisa digunakan dengan senjata dual pedang cabang Night Shadow. Teknik ini merupakan penangkal sempurna untuk parry lawan sekaligus fasilitas parry serangan diri sendiri. Kapten Tim 301 Yang Cong sangat ahli dalam teknik ini. Kini, Jun Moxiao telah membagi Qianji San menjadi dua pedang, kiri dan kanan, secara mengejutkan berhasil mem-parry serangan gabungan dari Desert Dust dan Leng An Lei...
Saat para penonton selesai mengagumi dan mencerna adegan tersebut di layar besar elektronik, situasi di arena telah berubah total.
Han Wenqing dan Lin Jingyan yang berpengalaman tidak sampai terkejut dengan teknik Aliran Dua Tahap Pedang Ganda, namun intervensi tiba-tiba Jun Moxiao benar-benar di luar perkiraan mereka. Teleportasi instan yang tepat waktu ini membuat keduanya tidak sempat melakukan penyesuaian. Tapi mereka sama sekali tidak panik, segera mengatur ulang formasi dan melancarkan serangan balik. Di sisi lain, gerakan Ye Xiu justru lebih cepat. Dua pedang Qianji San yang baru saja selesai mem-parry serangan langsung menyatu kembali di tangan Jun Moxiao. Saat bentuk senjata berubah, bayangan hitam tiba-tiba menyembul dari lengan baju.
Dark Cloak!
Han Wenqing dan Lin Jingyan langsung mengenali skill ini. Meski karakter mereka dalam Status Super Armor, namun sama sekali tidak memiliki resistensi terhadap skill grab.
Tidak ada pilihan lain, mereka harus menghindar.
Kedua orang hanya bisa mengoperasikan karakter untuk menghindari Dark Cloak ini. Dengan pengalaman yang luar biasa, mereka tidak menyia-nyiakan tenaga sedikit pun - penghindaran ini dilakukan tepat di tepi radius serangan Dark Cloak, presisi yang sempurna. Perhitungan durasi skill juga akurat: sebelum bayangan hitam menghilang, karakter mereka sudah mulai Serangan Mendadak.
"Pelan!"
Pesan Zhang Xinjie muncul di channel, tapi... terlambat...
Sruu! Bayangan hitam melingkar dan mengikat, karakter dua veteran itu terjebak. Keduanya terkejut. Salah menghitung durasi skill? Tidak mungkin! Pikiran mereka masih sangat jernih.
Jun Moxiao sudah melangkah menghindar. Meski karakter mereka terikat Dark Cloak, Status Super Armor masih aktif sehingga skill knockback tidak efektif. Jun Moxiao memilih lari. Saat menghindar, Han Yanrou terlihat di belakangnya, membuat Han Wenqing dan Lin Jingyan tersadar...
Han Yanrou berasal dari kelas Mage yang bisa mempelajari skill low-tier Dark Cloak. Jun Moxiao menyerang lebih dulu, kemudian Han Yanrou yang sudah selesai recovery frame segera menggunakan Dark Cloak-nya sendiri yang tumpang tindih dengan milik Jun Moxiao. Bayangan hitam kedua skill yang menyatu ini sulit dibedakan. Han Wenqing dan Lin Jingyan lalai akan hal ini, hanya menghitung durasi Dark Cloak Jun Moxiao. Begitu durasi habis, mereka langsung menyerang tapi malah terjebak Dark Cloak Han Yanrou yang diaktifkan lebih belakangan.
Tindakan Han Yanrou tidak terlihat oleh keduanya, namun Zhang Xinjie dan yang lainnya di posisi berbeda justru melihatnya. Tapi saat peringatan diberikan, kedua orang itu sudah kena serangan.
Hanya dalam dua round, semuanya terjadi sekejap mata. Jun Moxiao dan Han Yanrou langsung mundur teratur. Meski senjata jarak jauh Zhang Jiale dan Qin Muyun memiliki jangkauan serang, mereka tak bisa menahan keduanya. Apalagi, anggota Xingxin lainnya juga tidak tinggal diam. Muyu Chengfeng milik Su Mucheng di sisi lain sudah memberikan dukungan tembakan berat.
Kejar!
Dominant Hero tentu tetap mengejar. Karakter Desert Dust dan Leng An Lei segera terbebas dari belenggu jubah. Jun Moxiao dan Han Yanrou juga belum sepenuhnya lolos. Serangan mendadak Han Yanrou ini akhirnya memberi kesempatan tiga anggota Xingxin lainnya untuk merebut posisi strategis. Tapi dirinya sendiri dan Jun Moxiao milik Ye Xiu yang datang membantu, masih berada dalam radius serang Dominant Hero.
Dominant Hero terus mendesak keduanya dengan tekanan ketat. Tiga karakter Xingxin lainnya dengan mahir sudah menguasai titik tinggi di area ini. Kawasan permukiman di antara pepohonan ini dipenuhi rumah-rumah pohon yang tersusun rapi, terlihat di mana-mana.
Sekilas Zhang Xinjie memindai: ketiga karakter sudah menuju kamar di atas pohon. Berdiri di tepi jendela, Muyu Chengfeng menembak dari balik kaca, Xiao Shou Bingliang memberikan heal, sementara Mei Guang mengarahkan summoning-nya untuk mencoba melindungi Ye Xiu dan Tang Rou.
Tidak!
Bukan sekadar perlindungan, ini assist skenario!
Zhang Xinjie langsung paham melihat formasi ketiga orang ini. Jun Moxiao dan Han Yanrou yang sedang berhenti tiba-tiba berbalik arah dan langsung menyerang Desert Dust dan Leng An Lei.
Tim Dominant Hero akhirnya terjebak dalam strategi Xingxin. Meski bukan jebakan klasik, Xingxin berhasil memanfaatkan medan menguntungkan untuk membangun formasi serangan yang kokoh. Momentum balik badan Ye Xiu dan Tang Rou sangat tepat - dengan dua kelas jarak dekat yang merekat, Dominant Hero yang sudah masuk area ini akan menghadapi risiko besar jika mencoba mundur.
"Sepertinya kita harus tentukan pemenang di sini!"
Ye Xiu memang luar biasa. Di tengah pengejaran yang tak henti, dia tetap bisa menciptakan situasi yang sedikit menguntungkan bagi timnya.
Tapi... apakah itu cukup?
Kekurangan jumlah kill ditambah kelelahan tanpa jeda regenerasi - apakah memulihkan HP tim dalam pertempuran akan semudah itu?
Zhang Xinjie dengan tajam mengidentifikasi dua titik lemah utama Xingxin, lalu menyusun strategi yang tak kenal ampun terhadap kelemahan tersebut.
Serangan kuat!
Ya, serangan frontal.
Dominant Hero ahli dalam serangan masif. Sasaran: Jun Moxiao. Gas!
Empat orang fokus serangan terkonsentrasi ke Jun Moxiao.
"Kejam amat!" teriak Ye Xiu di channel sambil memutar karakter Jun Moxiao untuk kabur.
Zhang Xinjie tidak terkejut. Tidak ada alasan bagi Ye Xiu untuk memilih pertarungan habis-habisan di sini. Dia bisa melihat tujuan strategi Xingxin—tugas utama Ye Xiu dan Tang Rou sebenarnya adalah mengalihkan perhatian dan bermain kucing-tikus. Kerusakan nyata justru akan datang dari operasional dua orang di bagian atas. Ini bukan pertempuran serangan balasan, melainkan perang pengurasan.
Namun sayangnya, dua orang yang tersisa di Xingxin saat ini adalah Ye Xiu dan Tang Rou. Jika bukan Tang Rou, misalnya Fang Rui, situasi ini akan lebih menguntungkan Xingxin. Dengan kecerdikan Fang Rui, tugas mengalihkan perhatian sangat cocok. Gaya Tang Rou justru sering membuatnya terjebak saat mengalihkan perhatian lawan—sebuah pola saling membatasi.
Semua ini harus dimanfaatkan dengan baik!
Zhang Xinjie menganalisis kondisi Xingxin dari semua aspek, terus melakukan penyesuaian paling aman dan terukur. Serangan Dominant Hero tiba-tiba berbalik arah, kembali menyerang Han Yanrou.
"Kalian benar-benar bertindak semaunya!" teriak Ye Xiu di channel. Jun Moxiao yang baru saja menghindar dari serangan justru berbalik menerjang.
"Bersihkan area arah jam 1!" perintah Zhang Xinjie.
Posisi Su Mucheng dan dua lainnya sangat strategis. Dalam formasi tetap, hampir semua titik buta bisa dihindari. Namun meski individu mereka tak punya celah, kerja sama tim masih memiliki kelemahan—arah jam 1 adalah celah yang ditemukan Zhang Xinjie.
Seluruh pasukan maju menekan, namun pilihan akhir Tang Rou justru mengejutkan Zhang Xinjie. Dengan dua lompatan beruntun, karakternya malah mencapai ketinggian yang bisa disebut lantai dua di area ini.
“Serang dari dua sisi.” Zhang Xinjie tidak tergoyahkan, bagaimana mungkin dia mengabaikan tingkatan medan tempur ini? Perubahan ini sudah ada dalam perhitungannya. Lantai dua? Ruang lantai dua terbatas, pilihan tiba-tiba menjadi sangat sempit, lebih mudah dikepung. Pilihan Tang Rou ini membongkar kekurangan pengalaman si pemain baru. Ye Xiu jelas menyadari bahaya, Jun Moxiao segera datang membantu, namun ruang sederhana lantai dua memungkinkan Dominant Hero menyelesaikan pengepungan dengan cepat.
“Hati-hati serangan jarak jauh.” Zhang Xinjie mengingatkan. Rentetan tembakan Muyu Chengfeng masih bisa mencapai area ini.
Dua veteran Dominant Hero yang sudah naik ke lantai dua sebenarnya tidak perlu diingatkan lagi. Mereka bisa membaca situasi dan tahu di mana titik serang utama Xingxin.
Doron-doron! Hujan peluru jatuh. Tang Rou mencoba kabur di tengah kekacauan. Han Yanrou mengeluarkan Haolong Pojun!
Shan!
Skill ini harus dihindari bagaimanapun caranya. Han Yanrou dash maju, tidak mengenai target, tombaknya menabrak pohon.
Zhang Xinjie sudah mengerutkan kening sejak tadi. Haolong Pojun yang tak terbendung bisa menerobos ke arah manapun, tapi ujung yang dipilih Tang Rou ini... bukankah terlalu bodoh?
Tepat saat Haolong Pojun menabrak pohon itu, suara ledakan dahsyat menggema. Bagian lantai dua yang menggantung di pohon tiba-tiba ambruk seluruhnya.
