Apa yang terjadi?
Semua orang terpaku. Penonton di lokasi bahkan banyak yang berdiri panik, matanya melirik ke segala arah.
Seluruh arena pertandingan dipenuhi debu dan serpihan yang beterbangan, proyeksi holografik yang realistis membuat banyak orang salah paham sejenak. Mereka mengira arena pertandingan sedang runtuh, bukan karena sesuatu yang terjadi dalam pertandingan. Setelah siaran langsung berulang kali menjelaskan, para penonton yang panik baru tersadar. Saat melihat lebih teliti, barulah mereka sadar arena masih utuh - yang hancur adalah proyeksi holografik di atasnya...
Pemandangan indah bagai istana dongeng di tengah hutan itu telah menerima pukulan dahsyat bak kiamat.
Hancur, semuanya hancur. Jalan-jalan dan rumah-rumah kayu yang dibangun di ketinggian seolah kehilangan penyangga secara bersamaan, berguling-guling ambruk dalam kekacauan.
Penonton pernah menyaksikan interior kastil yang hancur total di pertandingan arena sebelumnya, tapi dibandingkan dengan kehancuran saat ini, perbedaannya seperti ledakan granat versus bom atom.
Apa yang terjadi?
Tanda tanya memenuhi benak semua orang. Namun segera, penonton yang matanya tajam telah melihat ada bayangan bergerak di tengah pemandangan kiamat ini.
Siapa itu?
Mata telanjang tak bisa melihat jelas. Beruntung kamera bisa zoom in. Di layar besar, sosok yang diperbesar itu langsung dikenali penonton.
Jun Moxiao!
Jun Moxiao masih terus bergerak. Selain itu? Cahaya, di sana masih ada cahaya! Layar besar segera menampilkan close-up di suatu area - Muyu Chengfeng, artileri meriam Su Mucheng. Sekitarnya masih kolaps dan runtuh, tapi dia berdiri tegak, terus-menerus menyerang.
Serangan ini ditujukan ke mana lagi?
Cuplikan segera mengikuti peluru yang melesat, menemukan Hundred Blossoms Spectacle dari Dominant Hero. Dia tak memiliki kewibawaan seperti Muyu Chengfeng, terlihat seperti orang kecil yang berjuang bertahan dalam film bencana. Lalu, peluru dari Muyu Chengfeng tepat mengenai dirinya. Zhang Jiale sama sekali tidak memantau ini, dia sama sekali tidak punya stamina untuk menyadari serangan ini.
Xingxin masih terus menyerang!
Orang-orang menyadari hal ini, lalu melihat Sinar Satelit turun dari langit menyapu Tim Dominant Hero.
Selain itu?
Mei Guang!
Orang-orang menemukan Mei Guang. Seperti Muyu Chengfeng, runtuhan itu hanya seperti latar belakang yang tidak mengganggunya. Dengan tenang dia mengayunkan tongkat sihirnya, tanda demi tanda dilemparkan untuk membimbing summoning-nya.
Elang Petir!
Xiaohuolong!
Kemampuan terbang dalam situasi seperti ini jelas merupakan kelebihan besar. Dua summoning sama sekali tidak terpengaruh, menjalankan perintah Luo Ji dengan akurat. Tapi target serangan mereka... bukan karakter Dominant Hero! Bola api dan kilat justru menyapu area permainan, mempercepat keruntuhan adegan.
Apakah pemandangan kiamat ini semuanya diciptakan oleh pemain baru Luo Ji?
Setelah menyadari hal ini, semua orang baru teringat pada konsep kata benda "strategi".
Apakah semua ini adalah strategi Xingxin?!
Memikirkan ini, orang-orang segera meninjau hasil eksekusi strategi tersebut. Bagaimana caranya? Lihat darah karakter Tim Dominant Hero!
Mengenaskan.
Kondisi Tim Dominant Hero saat ini hanya bisa digambarkan sebagai mengenaskan.
Sebelumnya, dalam hal HP karakter, mereka masih unggul dibanding Xingxin. Tapi setelah gelombang serangan ini, terjadi perubahan drastis. HP kelima karakter Dominant Hero anjlok tajam. Yang lebih parah, serangan belum berakhir – Xingxin bahkan bisa meluncurkan gempuran akurat di tengah kekacauan ini, dengan ritme dan perencanaan matang. Muyu Chengfeng-nya Su Mucheng memimpin, disusul Jun Moxiao-nya Ye Xiu, Han Yanrou-nya Tang Rou, dan summoning Mei Guang-nya Luo Ji.
Bagaimana dengan Dominant Hero?
"Setiap orang seperti Zhang Jiale sebelumnya, adegan kacau seperti ini membuat mereka sama sekali tidak bisa membuat pertimbangan apa pun. Meski masing-masing adalah veteran berpengalaman, pengalaman seluruh arena runtuh selama pertandingan hingga karakter terperangkap belum pernah dialami siapa pun. Mereka sudah tidak bisa membentuk hubungan antar sesama, setiap orang terisolasi dalam kesulitan. Mereka mencoba menguasai serangan lawan untuk melawan balik dalam situasi ini, tapi efeknya tidak memuaskan. Xingxin telah menguasai inisiatif sepenuhnya, memanfaatkan keruntuhan adegan yang tak terduga ini bagai Sapu Bersih yang menghancurkan Dominant Hero secara total."
Urutan siapa duluan sudah tidak penting lagi. Nama lima karakter Dominant Hero satu per satu menghilang dari daftar. Mereka masih punya orang keenam, tapi apa gunanya? Lima anggota Xingxin masih utuh tanpa berkurang satu pun!
"Li... Li Zhidao..." Saat nama keempat dalam daftar Tim Dominant Hero menghilang, komentator Pan Lin baru tersadar. Selama periode sebelumnya, dia dan Li Yibo sama-sama terpaku mulut menganga tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Bahkan sutradara siaran atau siapa pun tidak mengingatkan mereka. Semua orang hanya menatap diam-diam dalam keheningan.
"Ah... ini... ini..." Li Yibo juga tersadar, mengulang kata "ini" dua kali tanpa tahu harus berkata apa.
“ Dominant Hero, Elementalist Bai Yanfei yang bernama Rota telah bergabung ke pertandingan, melesat tak kenal takut menuju medan perang. Dalam situasi apapun, para kesatria Dominant Hero takkan pernah mundur. Tapi semua orang tahu, saat ini yang bisa dilakukannya hanyalah upaya formalitas belaka. Kesenjangan menganga ini bahkan mungkin telah mencekik mati semua kemungkinan keajaiban.
Bisa dikatakan pertandingan telah berakhir lebih cepat. Masalah sekarang adalah bagaimana mengurai adegan menakjubkan di akhir ini.
Apa yang terjadi?
Meski Pan Lin memanggil Li Yibo, ia akhirnya tak bertanya. Dia sangat paham, bukan hanya Li Yibo, tapi siapapun di dunia ini mungkin belum pernah menyaksikan kolaps adegan seluas ini dalam pertandingan Glory.
"Sepertinya... ini... desain yang disengaja oleh Tim Xingxin?" tebak Li Yibo. Meski sulit dipercaya adegan mengejutkan ini bisa dieksekusi secara manual, tapi melihat lima anggota Xingxin yang tetap utuh bahkan dengan kewibawaan dan efisiensi total saat membersihkan Tim Dominant Hero, jelas mereka punya rencana jelas.
"Bagaimana cara melakukannya?" tanya Pan Lin. Akhirnya dia mengeluarkan pertanyaan itu. Di benaknya hanya kata-kata itu yang berputar, seolah tak ada lagi yang bisa diucapkan.
Bagaimana caranya?
Li Yibo tersenyum pahit. Dari mana dia tahu? Tapi tatapannya tiba-tiba menangkap salah satu dari ribuan cuplikan kamera - bayangan Mei Guang.
Luo Ji, Mei Guang...
Mei Guang yang baru muncul di arena pertempuran pada 13 menit 32 detik, di mana dia berada sebelumnya?
Li Yibo menyadari sesuatu, buru-buru meminta sutradara siaran mencari cuplikan lengkap Mei Guang.
Luo Ji, ternyata benar Luo Ji!
Ketidakhadiran di 13 menit 32 detik ini, selain penyergapan awal bersama rekan setim, area yang kemudian munculnya Mei Guang persis di lokasi adegan besar ini. Dia terus sibuk di sini, keruntuhan adegan besar ini benar-benar ulahnya.
"Ini Luo Ji..." kata Li Yibo sementara siaran televisi mulai memutar ulang kesibukan awal Luo Ji sebagai Mei Guang, "Tapi jangan tanya saya bagaimana dia melakukannya, saya juga tidak tahu..."
Luo Ji hanya sendirian, tapi kelasnya kebetulan Summoner. Summoner memiliki banyak summoning, sehingga yang terlihat oleh semua orang seperti lokasi konstruksi yang ramai, berbagai summoning di bawah komando pemiliknya melakukan serangan paksa ke adegan ini.
"Apakah... ini dengan memutus semua titik penyangga semacam itu?" tanya Pan Lin.
"Kalau semua diputus, pasti langsung runtuh saat itu juga? Jelas dia mengondisikan area besar ini untuk diaktifkan saat diperlukan," kata Li Yibo.
"Ini..." Pan Lin ingin bertanya lagi bagaimana caranya, tapi kali ini Li Yibo sudah lebih terbuka dengan mengatakan "Jangan tanya saya, saya juga tidak tahu". Akhirnya pertanyaan Pan Lin "Bagaimana ini bisa dilakukan?" hanya menjadi ungkapan kekaguman, karena ini mungkin masalah yang hanya bisa dijawab Luo Ji sendiri.
“Saya sekarang benar-benar ingin menghadiri konferensi pers langsung di lokasi.” Kata Li Yibo.
Konferensi pers pasca pertandingan, tidak diragukan lagi pertanyaan ini pasti akan menjadi fokus utama. Segala kehebatan dalam pertandingan ini, termasuk di arena pertandingan, mungkin sudah hampir terlupakan oleh semua orang. Yang menjadi perhatian semua mungkin hanya satu pertanyaan ini...
Pertandingan resmi berakhir, seperti dugaan, Xingxin memenangkan pertandingan tim dengan 5 poin kill. Ketika Rota milik Bai Yanfei tumbang, keruntuhan adegan itu bahkan belum sepenuhnya selesai - masih ada detail-detail kecil yang bergetar dan terpecah. Sambil terkejut dengan perubahan ini, orang-orang juga memuji teknik permainan Glory.
Semuanya berakhir, kemenangan diraih. Bagi fans Xingxin di kandang, ini tentu sangat menggembirakan. Di sisi tim tamu, fans Dominant Hero terdiam membisu. Kekalahan seperti ini, bagaimana ini bisa terjadi?
Para pemain kedua tim kembali berbaris di tengah arena. Enam anggota Dominant Hero, setelah keluar dari kursi pertandingan, langsung berpengalaman mengangkat kepala melihat layar elektronik besar di lokasi. Karena saat ini layar pasti menayangkan momen kunci yang gemilang dari pertandingan. Adegan yang baru mereka alami tentu tidak mungkin terlewat - mereka juga perlu mencari jawaban!
Akhirnya, saat kedua tim berbaris berhadapan, pandangan keenam anggota Dominant Hero serentak mengarah ke Luo Ji yang berdiri di ujung barisan Tim Xingxin. Ye Xiu, Su Mucheng, Fang Rui - sebesar apapun reputasimu, saat ini semua diabaikan bagai udara.
Akhirnya Ye Xiu tersenyum Hehe, mengambil inisiatif menjabat tangan Han Wenqing selaku Kapten Dominant Hero terlebih dahulu.
"Kaget ya?" kata Ye Xiu.
"Bahkan kamu pun tak akan bisa melakukannya," kata Han Wenqing.
"Haha." Ye Xiu tertawa, tanpa penjelasan, lalu menjabat tangan Zhang Xinjie: "Kamu juga belum paham kan?"
Zhang Xinjie menggelengkan kepala dengan jujur. Benar, bahkan dirinya pun hanya menemukan bahwa semua ini dilakukan Luo Ji, tapi bagaimana mencapai level seperti ini, dia tidak tahu. Jika disuruh melakukannya, dia pun tidak bisa.
"Tabah ya tabah," Ye Xiu melanjutkan jabat tangan ke Zhang Jiale berikutnya.
"Tabah apanya dasar kau!" bentak Zhang Jiale.
"Tim kalian isinya orang-orang macam apa sih?" Lin Jingyan yang berikutnya malah memulai pembicaraan.
