Lin Jingyan bertarung dengan gagah, dan tumbang dengan gagah pula.
Hasil ini sudah dia antisipasi. Setelah bertahun-tahun mengejar para jenius, dia tahu mereka bukan seperti kelinci sombong dalam dongeng. Mereka tak akan memberi celah sedikitpun untuk disalip.
"Tidak boleh menang sekali saja?" Lin Jingyan mengeluh setengah bercanda dengan rasa frustasi.
"Kamu pernah menang kan?" Ye Xiu membalas, "Musim ke-4, ronde ke-21."
Lin Jingyan terdiam sejenak, setelah beberapa saat melempar kalimat dengan jengkel: "Bahkan ingatan juga kalah darimu."
Babak pertama arena pertandingan berakhir, waktu 1 menit 48 detik. Pertempuran antara dua pemain berpengalaman ini bisa dibilang sangat efisien. Ye Xiu menang dengan kelebihan besar, Jun Moxiao masih memiliki HP 63%.
Lin Jingyan turun dari panggung, tepuk tangan live tidak pelit menghormatinya.
Kalah tetap kalah, tapi sikap Lin Jingyan disukai fans. Meski mungkin tidak cerdas, fans Dominant Hero menyukai gaya pria sejati yang mengayunkan tinju dengan semangat berapi-api.
"Semangat!!" Suasana stadion sama sekali tidak lesu meski awal buruk, fans Dominant Hero malah terlihat lebih bersemangat dari fans Xingxin. Layar besar menampilkan pemain kedua Dominant Hero yang akan maju: Zhang Jiale, Hundred Blossoms Spectacle, veteran lain klub ini.
Di antara tepuk tangan, Zhang Jiale naik ke panggung, berpapasan dengan Lin Jingyan di jalan.
"Main bagus," kata Zhang Jiale.
"Serahkan padamu," ujar Lin Jingyan.
"Lihat aku menghabisinya!" Seru Zhang Jiale sambil saling meninju dengan rekan, lalu melangkah ke kursi pertandingan.
Tak lama, ronde kedua dimulai.
"BERSIAPLAH!!"
Pada detik pertandingan dimulai, Zhang Jiale langsung mengirim pesan di channel, disusul mekarnya Hundred Blossoms. Hundred Blossoms Spectacle bagai melakukan ledakan tim sendiri, pancaran cahaya dari tubuhnya menyebar ke seluruh arena.
Serangan kuat, lagi-lagi serangan kuat.
Sama seperti Lin Jingyan, serangan langsung yang tidak cerdik. Gelombang bunga Hundred Blossoms membanjiri arena sempit ini, hampir tak ada tempat berpijak. Strategi Zhang Jiale ini sudah melenceng dari konsep pertarungan arena. Di arena pertandingan biasa, tak ada yang nekat menguras MP seperti ini karena lawanmu bukan cuma satu. Jika hanya fokus pada kemenangan sementara tapi akhirnya kalah di arena, maka kemenangan satu round itu sia-sia belaka.
"Dominant Hero... Apakah ini ritme mereka untuk meninggalkan arena?" komentator Pan Lin tak kuasa menahan diri.
Li Yibo mengerutkan kening, tetap bungkam.
Pengurasan. Ia agak menyadari maksud ini, tapi tak berani memastikan apalagi menyiarkannya langsung. Tapi kalau benar tujuannya pengurasan, bukankah pengorbanannya terlalu besar? Expert Amunisi sendiri sudah kelas boros MP, apalagi Zhang Jiale yang memperhebat strategi Hundred Blossoms-nya tanpa batas. Meski berhasil mengalahkan Ye Xiu, berapa sisa MP Hundred Blossoms Spectacle untuk melawan pemain Xingxin berikutnya?
Dalam riuh bunga, siluet Jun Moxiao pun menjadi tidak jelas. Bagi Ye Xiu, ini juga masalah pelik.
Dominant Hero telah menyadari strategi pengurangan HP bertahap ini. Tapi dengan peta yang dipilih kali ini dan lawan-lawan berpengalaman ini, mereka sama sekali tidak takut Ye Xiu mengetahui rencana mereka. Formasi yang mereka susun memang dirancang untuk tidak bisa dihindari, kecuali Jun Moxiao berdiam diri dan membiarkan dirinya dihajar - tentu itu akan lebih efisien. Di Arena Pertarungan yang sempit ini, menghadapi veteran-veteran setara dengannya, mustahil melakukan permainan kucing-tikus.
Pertandingan sebelumnya seperti ini, pertandingan kali ini, lagi-lagi seperti ini.
Tim Dominant Hero sama sekali tidak menyamarkan tujuan mereka, memang seberani itu. Kalau tidak mengeluarkan usaha total, langsung dipukul habis di sini; kalau pakai tenaga penuh, pasti stamina terkuras. Memang anggota Dominant Hero juga para veteran, tapi mereka sedang menerapkan strategi pertarungan beruntun melawan Ye Xiu.
Di pinggir arena, area pemain Xingxin, setelah mendengar analisis Fang Rui dan Wei Chen, Chen Guo langsung merasa cemas. Tapi setelah berpikir sebentar, tiba-tiba muncul ide cemerlang.
"Bagaimanapun juga, Ye Xiu sudah berhasil mengalahkan Lin Jingyan. Kita sudah tidak rugi! Kali ini dia cukup main santai sambil menguras stamina musuh, itu sudah memberi keunggulan bagi kita!" ujar Chen Guo.
"Oh begitu! Bos benar-benar jago berhitung," kata Fang Rui.
"Memang." Chen Guo agak sombong, tapi hanya sedetik, baru sadar Fang Rui hanya menjawab asal-asalan, pendengar di sekitarnya sama sekali tidak menganggap serius "perhitungan bagus"-nya ini?
"Ada yang salah?" Chen Guo yang sering dikritik Ye Xiu kini memiliki kesadaran diri yang tinggi.
Semua orang tidak langsung menjawab, mereka semua memperhatikan situasi di arena.
Ye Xiu tidak menarik diri, melainkan seperti saat melawan Lin Jingyan di pertandingan sebelumnya, sekali lagi maju dengan gagah berani.
Wajah semua orang serius menyaksikan pertandingan. Chen Guo juga berhenti mendesak penjelasan tentang "perhitungan brilian"-nya. Dia yakin Ye Xiu pasti sudah mempertimbangkan hal ini, tapi memilih tidak melakukannya - artinya pasti ada kelemahan yang tak teratasi.
Pertempuran tetap sengit seperti sebelumnya. Kedua pihak saling memahami taktik lawan, dalam perlawanan berirama cepat namun tetap penuh kehati-hatian.
Arena berubah menjadi lautan bunga kacau. Jika di ronde sebelumnya semua masih bisa melihat gerakan skill satu per satu, kini di bawah sorotan spektakuler Hundred Blossoms milik Zhang Jiale, hampir tak ada yang bisa dilihat dengan jelas.
Yang terlihat jelas hanya health bar kedua karakter. HP kedua karakter turun drastis. Tapi ada perbedaan: HP Jun Moxiao terus menerus terkikis, bukti dia tak pernah benar-benar lepas dari kepungan strategi Hundred Blossoms. Sementara HP Hundred Blossoms Spectacle? Turun secara sporadis, tapi setiap kali berkurang, jumlahnya signifikan.
Hajar habis!
Pemain Xingxin, fans Xingxin, semua menggigit gigi menanti kemenangan.
Jika Jun Moxiao bisa benar-benar menempel, gempuran kejam Hundred Blossoms Spectacle masih bisa diputus. Lalu dengan pertarungan jarak dekat, Expert Amunisi memang lebih lemah. Di pertandingan reguler, Zhang Jiale pernah di-counter seperti ini.
Tapi kali ini, jelas tidak semudah itu lagi.
Zhang Jiale yang bertarung total telah mempertaruhkan segalanya!
"Ini gila-gilaan banget." Huang Shao Tian yang menyaksikan sampai merasa ngeri.
"Strategi ini, jangan bicara pemain berikutnya. Jika HP Jun Moxiao masih di atas 70%, Hundred Blossoms Spectacle mungkin akan kehabisan MP." Yu Wenzhou membalas.
Zhang Jiale telah melepaskan semua batasan. Yang dia pantau bahkan bukan Jun Moxiao utuh, melainkan Jun Moxiao dengan HP 63% saja. Semua stamina, kesadaran, dan gempurannya terkonsentrasi penuh pada 63% itu.
Hanya dengan cara ini tekanan maksimal bisa diberikan ke Ye Xiu; hanya begini Ye Xiu tidak berani santai sedikitpun.
Ronde ini tidak bisa lagi dinilai sekadar menang/kalah. Niat Dominant Hero untuk menguras stamina, diwujudkan dengan cara brutal ini. Bagaimana dengan Ye Xiu? Dia tak bisa menghindar dari pengurasan stamina. Maka selama proses ini, dia jelas juga berusaha merebut situasi terbaik untuk Xingxin.
Hasil akhir tidak bisa dinilai dari ronde ini saja, tapi harus melihat seluruh arena ini, bahkan seluruh babak seri hari ini.
1 menit 24 detik!
Pertarungan antara Ye Xiu dan Zhang Jiale kali ini lebih cepat daripada pertarungan sebelumnya melawan Lin Jingyan. Yang akhirnya tumbang lebih dulu adalah Jun Moxiao milik Ye Xiu, namun Hundred Blossoms Spectacle milik Zhang Jiale juga sudah seperti orang lumpuh dengan HP 9% dan MP 2%.
Ye Xiu gagal mewujudkan 1 vs 2, tapi jaraknya sudah sangat dekat. Saat dia menarik diri dari area pemain sebagai pihak yang kalah, fans Xingxin segera menghujani tepuk tangan.
Ini adalah kandang Dominant Hero. Mereka juga sadar akan permusuhan Dominant Hero terhadap Ye Xiu. Karena tak bisa mengalahkan fans Dominant Hero yang mendominasi kandang, mereka hanya bisa merebut celah kecil untuk menyemangati Ye Xiu.
Hasilnya mengejutkan, fans Dominant Hero ternyata tidak langsung melontarkan suara hinaan bertalu-talu kepada Ye Xiu yang kalah.
"Si menyebalkan ini, kadang juga bisa tampil lumayan!" Di area pemain Dominant Hero, para pemain sedang berdiskusi. Gaya Ye Xiu dalam menghadapi serangan kuat hari ini justru sesuai dengan kesukaan para pejuang Dominant Hero. Maka meskipun sudah menjadi musuh bebuyutan bertahun-tahun, mereka agak ragu kali ini.
"Mengingat kinerjanya hari ini cukup baik, bagaimana kalau kita menghina sedikit lebih ringan?" Seorang pemain mengusulkan.
Desisan hinaan akhirnya tetap bergema, ringan dan tak bersemangat, bergaung di dalam stadion Dominant Hero.
"Apa yang terjadi?" Ye Xiu merasa tidak biasa. Saat turun dari kursi pertandingan, dia terus melirik ke sekeliling. Fans Dominant Hero menatapnya sambil melontarkan hinaan setengah hati.
"Tahu takut sekarang, kan!" Ye Xiu menyindir penonton yang berada di jarak yang cukup dekat.
“Sial!” Penonton di barisan depan mendengar, suara hinaan langsung bergemuruh. Alasannya pun cepat menyebar ke seluruh arena.
“Sialan, masih berani bersenang-senang!” Pemimpin fans Dominant Hero, yang tak lain adalah ketua guild mereka di Glory Jiang You, hampir tak bisa menahan diri untuk tidak menggebrak meja.
“Bunyikan hinaan! Hujani dia dengan kejam!” Jiang You menggeram.
Suara hinaan kembali menggema keras, diselingi teriakan seperti “Bunuh dia!”.
Ye Xiu tetap tenang. Pemain Xingxin berikutnya yang berdiri dari area pemain juga tak terpengaruh emosi oleh hujanan suara hinaan fans Dominant Hero yang berubah-ubah.
Mo Fan, pemain kedua Xingxin yang tampil, kini telah menjadi pion penting dalam arena pertandingan tim mereka.
“Semangat.” Ucap Ye Xiu saat berpapasan.
Mo Fan tidak berhenti, mengangguk, dan melanjutkan langkah.
Ye Xiu kembali ke area pemain, di bawah tatapan semua orang.
“Hampir 1 vs 2.” Ye Xiu tersenyum.
Chen Guo langsung menangkap bayangan kelelahan di balik senyuman Ye Xiu yang sudah tak bisa disembunyikan lagi.
Ekspresi seperti ini pernah dilihat Chen Guo di pertandingan reguler melawan Howling, saat duel melawan Tang Hao.
Hari ini, Ye Xiu bahkan harus berhadapan dengan dua veteran sekaligus: Lin Jingyan dan Zhang Jiale. Dengan niat jelas, mereka sangat paham strategi menguras stamina yang tak bisa dihindari Ye Xiu.
Pertarungan arena selesai dalam dua ronde, Ye Xiu turun, Dominant Hero kehilangan satu anggota, menyisakan Hundred Blossoms Spectacle yang seperti orang lumpuh. Namun Chen Guo memiliki firasat buruk di hatinya.
