"Qin Muyun akhirnya gagal menahan gempuran ganas Su Mucheng. Minus Nine Degrees tumbang, pemenang pertandingan ini adalah... SU MUCHENG!!!" teriak Pan Lin penuh gairah mengumumkan kemenangan, tak menyadari sebenarnya Qin Muyun juga tidak terlalu jauh dari kemenangan.
Andai saja menyadari lebih cepat, andai saja ada persiapan... Qin Muyun turun dari kursi pertandingan dengan penuh penyesalan. Di depannya berjalan pemain Dominant Hero berikutnya yang akan bertanding - kapten mereka, Han Wenqing.
"Maaf..." ujar Qin Muyun sambil berhenti beberapa langkah sebelum mencapai Han Wenqing.
"Kami yang menonton di luar arena juga tidak menyadari tujuan Su Mucheng. Kita semua meremehkan kemampuannya," kata Han Wenqing. Tanpa hiburan, tanpa pembelaan untuk Qin Muyun, dia justru mengajak seluruh tim menanggung kesalahan ini bersama.
“Kembali bersiap untuk pertandingan tim!” Han Wenqing melanjutkan setelah mengucapkan kalimat itu, lalu terus berjalan menuju arena pertandingan. Jatuh tidak masalah, tetapi setelah jatuh harus segera bangkit. Anggota Dominant Hero harus memiliki semangat pantang menyerah seperti ini.
“Siap!” Qin Muyun mengangguk, lalu kembali ke tim.
“Pemain keempat yang maju dari Tim Dominant Hero adalah kapten mereka, Han Wenqing!!” Teriakan penuh semangat Pan Lin mengiringi dimulainya ronde baru di arena pertandingan.
“Han Wenqing beres...” Kecepatan bicara Pan Lin sebenarnya cukup cepat, namun kali ini baru empat kata terlontar, Desert Dust milik Han Wenqing sudah melesat maju dengan kecepatan luar biasa. Gesekan pakaian dengan udara menciptakan suara mendesing, tinju Desert Dust sudah mengayun diikuti dentuman ledakan dahsyat. Desert Dust ternyata menggunakan tubuhnya untuk menghancurkan peluru meriam yang ditembakkan Muyu Chengfeng...
“Raging Tiger Strike!” Pan Lin meneriakkan nama skill. Padahal sebelumnya dia berencana membuka komentarnya dengan pertanyaan “Bagaimana Han Wenqing akan menghadapi Su Mucheng?”, namun baru empat kata diucapkan, jawaban Han Wenqing sudah menghantam.
Raging Tiger Strike! Langsung membuka dengan skill level 70. Bahkan dalam kesadaran bertarung pemain biasa, pilihan ini jelas tergolong gegabah dan salah kaprah. Tapi sekarang, di playoff – panggung esports paling bergengsi di Glory, Desert Dust sang “Kaisar Tinju” dengan gelar tertinggi kelas Master Bela Diri, justru membuka pertarungan dengan cara yang bahkan tidak akan dipilih pemain biasa – memulai dengan skill besar!
"Mengapa skill besar tidak direkomendasikan digunakan sebagai gerakan pembukaan?"
"Karena meski skill besar memiliki kekuatan dahsyat, celah pertahanan yang tertinggal jika tidak mengenai lawan juga sangat besar. Jadi skill besar biasanya memerlukan persiapan skill kecil terlebih dahulu, baru digunakan saat yakin akan mengenai target."
"Oleh karena itu, penggunaan skill besar secara langsung dianggap sebagai tindakan ceroboh. Tapi ketika hal ini dilakukan oleh Han Wenqing yang memiliki pengalaman 10 tahun sebagai pro player Glory, tak seorang pun menganggapnya demikian."
"Yang semua orang lihat adalah keyakinan diri yang tak tergoyahkan."
"Keyakinan mutlak bahwa skill besar ini pasti akan mengenai target begitu digunakan."
Dentuman angin pukulan bergemuruh bagai auman harimau. Desert Dust langsung merangsek ke depan Muyu Chengfeng, menembus peluru meriam yang ditembakkan Muyu Chengfeng, tinjunya menyambar - tepat sasaran!
"Apa karena ruang arena terlalu sempit?"
"Tidak, seberapa kecil pun arena, tak mungkin lawan bisa langsung berada di depan saat pertandingan baru dimulai. Ini karena gerakan tak biasa Han Wenqing yang sama sekali tak terduga oleh Su Mucheng. Saat dia baru mulai melakukan serangan percobaan, Han Wenqing sudah menunjukkan taringnya tanpa ragu, tanpa rencana cadangan atau jalan mundur, menerjang dengan ganas."
"Dua detik setelah pertandingan dimulai, Desert Dust si Kaisar Tinju sudah berhasil menempel di Artillery God, bahkan langsung menghujamkan skill besar Raging Tiger Strike..."
"Dua detik. Han Wenqing sudah mengakhiri pertandingan."
"Se...selesai..." Pan Lin mengumumkan akhir pertandingan tanpa sorakan kemenangan seperti biasanya, seolah ada sesuatu yang menyumbat mulutnya saat mengucapkan beberapa kata patah-pata.
Berapa HP yang tersisa dari Muyu Chengfeng? Berapa MP yang tersisa dari Muyu Chengfeng? Ini semua informasi yang ingin Pan Lin uraikan perlahan di ronde ini, namun sekarang semuanya sudah tidak relevan. Pada detik ini, HP Muyu Chengfeng sudah nol, pertandingan di ronde ini telah berakhir.
Pan Lin benar-benar bingung harus berkata apa. Ritme arena pertandingan hari ini telah meninggalkan pemikirannya jauh di belakang. Hingga saat ini, bahkan pertempuran dengan HP penuh dari kedua belah pihak tidak ada yang melebihi 2 menit.
Su Mucheng keluar dari area pemain, ekspresinya terlihat tidak rileks.
Ye Xiu telah menentukan kelebihan hampir satu kill untuk Xingxin, namun kekalahan tragis Mo Fan segera menghilangkan sebagian besar kelebihan itu. Kemudian kemenangan Su Mucheng atas Qin Muyun sempat menstabilkan situasi, tapi giliran Han Wenqing maju dengan cara yang benar-benar menginsta-kill keunggulan Xingxin.
Pada titik ini, Xingxin dan Dominant Hero masing-masing menyisakan dua pemain. Desert Dust milik Han Wenqing meski baru saja bertempur, konsumsi HP-nya sangat minim hingga bisa diabaikan.
Setelah mencapai tujuan menguras Ye Xiu, Kapten Dominant Hero Han Wenqing sendiri telah menarik arena pertandingan kembali ke garis start yang setara. Namun pemain Xingxin yang maju kali ini kembali terbatas oleh map Arena Pertarungan.
Fang Rui. Aliran liciknya yang mengandalkan teknik murni tanpa medan tempur yang memadai, mungkin efektif menghadapi para pemain baru. Tapi melawan Han Wenqing...
Han Wenqing mungkin tidak serba bisa seperti Ye Xiu, tapi pengalaman hidupnya sama sekali tidak kalah dari Ye Xiu.
"Aku maju." Fang Rui melempar kalimat singkat itu lalu maju. Saat berpapasan dengan Su Mucheng di jalan, mereka hanya saling mengangguk dan berkomunikasi singkat.
Pertarungan arena berkecepatan tinggi hari ini membuat pergantian pemain terasa seperti tayangan cepat - seseorang baru saja naik panggung, penonton belum puas menonton, tapi sekejap mata sudah harus ganti orang.
Arena ke-7, Fang Rui vs Han Wenqing, Ahli Tenaga Dalam Hai Wu Liang vs Master Bela Diri Desert Dust.
Pertarungan antar class sejenis, tapi gaya bertarung mereka justru berada di dua kutub ekstrim.
Fang Rui dengan berbagai taktik licik kecil vs Han Wenqing dengan serangan frontal absolut.
Gaya Fang Rui tentu saja direndahkan fans Dominant Hero. Di mata mereka, Fang Rui adalah bid'ah, dan duel ini seketika berubah menjadi pertempuran suci untuk memusnahkan bid'ah. Atmosfer live langsung memanas.
Pertandingan dimulai. Map sederhana, loading cepat. Begitu masuk pertempuran, Hai Wu Liang langsung berguling.
Ini antisipasi terhadap gaya serangan keras Han Wenqing di opening move. Tapi kali ini Desert Dust tidak bergerak. Hai Wu Liang yang berguling sendiri seperti tikus ketakutan langsung disambut gelak tawa penonton. Dibandingkan Desert Dust yang berdiri tegak bagaikan tombak, Hai Wu Liang yang berguling-guling di tanah terlihat sangat memalukan.
Fang Rui tidak peduli. Desert Dust diam, maka dia terus bergerak. Hai Wu Liang langsung berguling beberapa kali dengan lincah.
Desert Dust berbalik, kamera terkunci pada Hai Wu Liang.
Fang Rui kesal. Map rusak ini sama sekali tidak memungkinkannya melakukan pola serangan yang biasa dia gunakan. Hanya mengandalkan pergerakan untuk merebut masuk titik buta Han Wenqing, mustahil!
Hai Wu Liang berbelok beberapa kali lagi, Desert Dust tetap tak menunjukkan celah. Saat Hai Wu Liang bergerak ke suatu arah, tiba-tiba dia melangkah satu langkah.
Penonton tak merasakan apa-apa, tapi satu langkah ini membuat Fang Rui sangat tidak nyaman. Arena Pertarungan memang kecil. Satu langkah bisa mengubah ruang gerak yang bisa dikuasai karakter. Langkah Desert Dust ini tepat pada periode yang presisi, langsung mempersempit ruang gerak Hai Wu Liang.
Han Wenqing memang berpengalaman, tapi masa iya bisa mengunci titik lemahnya sendiri dengan satu langkah sempurna begini?
"Lao Lin, kau mengkhianatiku!!" Sebuah kalimat dari Fang Rui tiba-tiba muncul di channel.
Semua orang terkejut, lalu tersadar: Lao Lin ini maksudnya Lin Jingyan?
Lin Jingyan sangat familiar dengan Fang Rui. Meski Fang Rui mengalami perubahan kelas, orang yang paling memahami dirinya tetaplah Lin Jingyan. Pemahaman Lin Jingyan tentu berarti Dominant Hero juga paham. Kini dia bukan lagi rekan setim Fang Rui, melainkan lawan.
Ya, lawan.
Maka tuduhan penuh arogan Fang Rui ini benar-benar membuat orang tak bisa membantah. Apalagi, Lin Jingyan sekarang sedang duduk di area pemain. Dalam dialog jarak jauh ini, apakah dia masih mengharapkan balasan dari Lin Jingyan?
Live langsung kembali dipenuhi cemoohan kejam untuk Fang Rui. Tapi tiba-tiba Hai Wu Liang bertindak!
Benar-benar licik dan penuh kelicikan!
Semua orang terkagum-kagum. Kalimat yang terlihat konyol tadi ternyata untuk mengalihkan perhatian. Kalimat tak terduga namun logis semacam ini benar-benar mudah membuat orang kehilangan fokus.
Gelombang energi, Flash Hundred Crack!
Dua skill berturut-turut dari Hai Wu Liang: gelombang energi di depan mengacaukan sudut pandang Desert Dust, sementara Flash Hundred Crack di belakang mengerahkan energi pikiran yang menusuk dengan momentum dahsyat dari ujung jari.
Tapi Desert Dust tidak menghindar atau mengelak, malah melangkah maju lagi.
Gelombang energi menghantam wajah Desert Dust. Damage skill ini memang tidak terlalu mengancam, tapi dengan sudut tembak yang menghalangi pandangan ala Fang Rui, berapa pemain yang tidak refleks menghindar?
Han Wenqing bisa!
Langkah Desert Dust tidak bergeser sedikitpun. Dengan garis lurus terpendek, gelombang energi meledak, Flash Hundred Crack menyerbu, tapi dalam sekejap energi pikiran itu buyar.
Tangan kanan Hai Wu Liang yang sedang menyerang tiba-tiba dicengkeram pergelangan tangannya oleh Desert Dust.
Mengambil Senjata dengan Tangan Kosong!
Han Wenqing ternyata menggunakan Teknik Blok-Bongkar ini dalam kondisi kamera tergoyang, berhasil menangkap tangan Hai Wu Liang dengan akurat.
Kelas bertarung, tangan mereka hampir bisa dianggap sebagai senjata. Sarung tangan tinju langsung dipasang di tangan.
Teknik Blok-Bongkar: blok dulu, lalu bongkar. Ini mekanisme paksa sistem pertarungan. Setelah blok berhasil, Fang Rui tak punya cara menghadapi serangan bongkar berikutnya.
Desert Dust memanfaatkan momentum sikutnya, menekan dada depan Hai Wu Liang, lalu menghujani dengan serangan tinju dan tendangan.
Meski sama-sama kelas bertarung, Ahli Tenaga Dalam masih kalah jauh dibanding Master Bela Diri dalam pertarungan jarak dekat.
Hai Wu Liang pontang-panting menghindar, berguling-guling di tanah. Penonton tertawa terbahak-bahak menikmati pertunjukan, tiba-tiba gempuran Desert Dust terputus. Dengan gerakan menggelinding, Hai Wu Liang berhasil kabur dari kombo yang semula tak terputus.
Ini...
Semua orang terkejut.
Tak ada satu pun yang melihat celah dalam serangan bertubi-tubi Desert Dust tadi. Tapi tiba-tiba, seolah ditendang, Hai Wu Liang berhasil memutus kombo itu.
"Dikerjain sampai begini, sangat tidak keren," ujar Fang Rui melalui channel.
Keren? Penonton kembali tertawa. Apa hubungannya dua kata ini dengan si licik aliran kecerdikan?
