Kalah...
Fang Rui yang turun arena terus menggelengkan kepala, ahli strategi licik sepertinya justru dikalahkan oleh taktik licik. Seperti peribahasa "penyelamat tenggelam di airnya sendiri", ini benar-benar aib.
"Sialan, Han Wenqing!"
Kembali ke area pemain, setelah menerima handuk dari rekan setim, Fang Rui tidak mengelap tangannya. Malah dengan gila-gilaan menampar kursinya seolah Han Wenqing sedang duduk di sana.
"Jika lawanku adalah kamu, pasti aku tidak akan kena serangan." Fang Rui memandang Ye Xiu dengan penuh ketulusan.
"Tidak, kamu pasti tetap akan kena." Ye Xiu menjawab dengan sama tulusnya.
"Sama sekali tidak mungkin."
"Pasti akan."
Chen Guo awalnya merasa tidak bisa ditebak, tapi setelah berpikir sejenak, dia tersadar.
Maksud Fang Rui: Karena Han Wenqing adalah orang yang tidak pernah menggunakan kecerdikan, jadi dia mengabaikannya. Tapi jika lawannya Ye Xiu yang suka taktik licik, dia pasti akan lebih waspada. Sedangkan Ye Xiu dengan tegas menyangkal hal ini.
"Waktunya sudah mepet kok masih sempat becanda!" Chen Guo mengeluarkan sikap bos untuk menegur kedua orang ini.
"Xiao Tang semangat, hancurkan dia!" Fang Rui berbalik dan berteriak ke arah punggung Tang Rou yang sedang menuju arena. Tapi dalam keriuhan live, teriakannya tidak dapat menembus jarak antara mereka dengan Tang Rou saat ini.
Chen Guo cemas. Kelebihan yang direbut Ye Xiu di awal ronde dengan menguras HP, sekarang tidak hanya habis sama sekali tapi malah tertinggal jauh dari lawan.
Han Wenqing berhasil mengalahkan dua anggota Xingxin. Saat melawan Su Mucheng tidak ada pengurasan HP sama sekali. Pertarungan melawan Fang Rui memang memakan waktu lebih lama, namun setengahnya dihabiskan untuk berputar-putar, sementara separuh waktu lainnya ia menguasai inisiatif. Fang Rui tidak pernah melakukan serangan efektif, hanya berhasil melakukan beberapa pertukaran saat bertahan dari serangan lawan. Desert Dust akhirnya menang dengan sisa HP 59%, padahal Han Wenqing sering kali sengaja menerima serangan secara brutal demi mempertahankan momentum serangannya yang sebenarnya bisa dihindari dengan teknik tertentu.
1 vs 3!
Sorakan ini sudah menggema di home court Dominant Hero. Dengan kondisi HP masih lebih dari separuh setelah mengalahkan dua lawan, antisipasi ini menjadi pilihan paling logis.
Di arena.
Han Wenqing, Tang Rou.
Desert Dust, Han Yanrou.
Master Bela Diri, Battle Mage.
Sepuluh tahun lalu kombinasi kelas inilah yang memulai perlawanan sengit mereka di Liga Glory selama bertahun-tahun.
Meski bukan rekan setim, kelas ini sangat familiar bagi Han Wenqing. Pengalamannya melawan kelas ini sangat mendalam. Tingkat kemenangannya melawan pemain Battle Mage selain Ye Xiu sangat menakjubkan. Kecuali dalam situasi ekstrim di arena pertandingan, dalam duel 1v1 yang adil, Han Wenqing belum pernah kalah.
Pada Tantangan Rookie All-Star Musim ke-8, Sun Xiang sang pendatang baru yang mewarisi Yizhiyeqiu bisa dibilang mencapai tingkat tertinggi Battle Mage generasi baru. Dia menantang Han Wenqing yang sudah melewati masa puncaknya, namun yang akhirnya menang tetap Han Wenqing.
Kini dia harus berhadapan dengan Tang Rou, pemain baru terbaik musim ini yang berkelas Battle Mage profesional.
Hampir semua Battle Mage pasti memiliki bayangan gaya Ye Xiu, bahkan Sun Xiang yang angkuh pun memaksakan diri melatih teknik Long Tai Tou milik Ye Xiu. Sedangkan Tang Rou justru tumbuh berkembang langkah demi langkah di samping Ye Xiu, tak terlepas dari hasil bimbingan langsung sang legenda.
Tapi dalam diri Tang Rou, Han Wenqing tidak hanya menemukan bayangan Ye Xiu, melainkan juga pantulan dirinya sendiri.
Gadis cantik ini memiliki hasrat serangan yang sama kuatnya dengannya di aspek serangan, sama-sama suka menghancurkan segalanya dengan kekuatan maksimal secara langsung. Serang, serang, dan serang lagi! Tak pernah mundur, terus-menerus menyerang. Tidak peduli berapa HP yang terkuras, asalkan bisa meraih damage lebih banyak ke lawan.
Inilah gaya permainan orang-orang jenis mereka, Han Wenqing paling paham betul.
Lawan yang familiar, diri sendiri yang familiar. Dua bayangan yang saling berhadapan selama bertahun-tahun, kini tumpang tindih dalam sosok gadis di depan mata ini.
Seberapa sulitkah melawan lawan seperti ini?
Han Wenqing menarik napas dalam-dalam, bersiap dalam posisi siaga tempur.
Pertandingan dimulai!
Haolong Pojun!
Tanpa ragu, tanpa keraguan, pada detik memasuki pertandingan, Tang Rou langsung mengoperasikan Han Yanrou untuk melancarkan serangan. Di map kecil ini, bagi dua pemain dengan gaya seperti ini, ini seperti sprint di lintasan 100 meter setelah suara tembakan start.
Siapa yang lebih cepat?
Tang Rou!
Han Yanrou milik Tang Rou lebih cepat, karena sejak awal Han Wenqing memilih untuk menghindari.
Sikap dan pilihan yang sebelumnya tak pernah dimilikinya, telah berulang kali muncul dalam pertandingan hari ini.
Kali ini? Karena memahami gaya lawan sejelas dirinya sendiri, Han Wenqing tidak terkejut dengan serangan berebut detik seperti start ini. Dulu, dia sangat menyukai duel semacam ini untuk menentukan siapa yang lebih cepat dan lebih garang.
Tapi sekarang, Han Wenqing sangat sadar bahwa dalam agenda mengukur reaksi dan kecepatan tangan, dirinya benar-benar tak bisa disamakan dengan para pemain muda.
Maka semua reaksi dan kecepatan tangan yang mampu dilakukannya, ditujukan untuk menghindari.
Doron...
Sprint Haolong Pojun bagai ledakan, menyapu Desert Dust dalam sekejap. Tidak mengenai, tapi energi sihir pertempuran yang bergelora ini telah membuat langkah Desert Dust goyah. Semua ini telah diantisipasi Han Wenqing, Desert Dust justru memanfaatkan momentum ini untuk berputar dan melancarkan Cyclone Kick ke punggung Han Yanrou.
Braak!
Suara bentrokan bergema.
Pada saat Haolong Pojun gagal mengenai target, Tang Rou sudah membatalkan skill-nya. Skill besar Haolong Pojun ini memiliki waktu cast cepat dan recovery frame singkat, menjadi pengecualian di antara skill-skill ultimate lainnya. Han Yanrou langsung berbalik arah, bahkan sebelum momentum dash Haolong Pojun benar-benar habis, sebuah Tianji sudah melesat dan bertabrakan dengan Cyclone Kick yang dilancarkan Desert Dust.
Kedua karakter langsung terpental ke belakang, melakukan penyesuaian posisi, lalu kembali menyerang!
Pertarungan dua pemain bergaya agresif ini benar-benar menjadi duel serangan balasan yang sengit. Namun dari pertukaran serangan pertama sudah terlihat perbedaan andalan mereka. Han Wenqing mengandalkan pengalamannya yang mendalam terhadap kelas Battle Mage dan gaya permainan Tang Rou, selalu selangkah lebih cepat memprediksi gerakan lawan. Sementara Tang Rou mengandalkan reaksi super cepat dan APM tinggi, seringkali baru menyesuaikan diri setelah Desert Dust Han Wenqing memulai serangan, namun tetap bisa mengejar ketertinggalan.
Keduanya saling serang dengan sengit, HP masing-masing langsung turun drastis. Dengan gaya bertarung seperti ini, tentu terjadi pertukaran damage yang brutal.
Meski HP Desert Dust Han Wenqing sedikit lebih rendah, di belakangnya masih ada anggota tim cadangan. Sedangkan Han Yanrou Tang Rou yang masuk arena dengan HP penuh, setelah duel habis-habisan ini meski berhasil mengalahkan lawan, akan menghadapi musuh berikutnya dalam kondisi sudah terkuras.
"Jadi, pemain dengan gaya seperti Han Wenqing dan Tang Rou sebenarnya kurang cocok untuk arena pertandingan, terutama playoff dengan sistem pengelompokan lima orang. Keinginan menyerang mereka yang frontal sering membuat mereka mengorbankan darah dengan darah atau mempertaruhkan nyawa. Kalau bisa benar-benar menekan lawan, itu masih oke. Tapi kali ini, kedua pemain memiliki gaya yang sama. Dalam benturan keras seperti ini, kemungkinan besar sulit membunuh lawan dengan HP yang sedikit."
"Dengan bertarung seperti ini, Xingxin mungkin menang di ronde ini. Tapi untuk keseluruhan arena pertandingan, hasilnya mungkin kurang optimis."
"Aduh... Xiao Tang..." Bahkan Chen Guo merasa pertarungan seperti ini akan berakhir buruk.
"Kenapa? Menurutku dia bertarung dengan bagus!" kata Ye Xiu.
"Dominant Hero masih punya satu pemain lagi!" Chen Guo mengingatkan Ye Xiu. Jangan-jangan si pemalas ini salah hitung!
"Kalau tidak bertarung seperti ini, mungkin kita bahkan tidak akan bertemu pemain berikutnya," kata Ye Xiu.
"Hah?"
"Menurutmu mana yang punya tingkat kemenangan lebih besar: Xiao Tang dan Han Wenqing bertukar serangan frontal, atau memperlambat tempo lalu mengadu EXP, kesadaran, dan teknik?" tanya Ye Xiu.
Chen Guo terkejut.
EXP, kesadaran, teknik... Mau diadu dengan Han Wenqing?
Secara tidak sadar, Chen Guo sudah punya jawaban.
"Dengan menggaskan semangat, masih ada kesempatan. Kalau memperlambat langkah, akan lebih sulit," kata Ye Xiu.
Dalam ritme seperti pusaran angin, duel ini selesai dalam waktu kurang dari satu menit. Tang Rou menang, tapi kerugiannya cukup signifikan. HP Han Yanrou tersisa 50%, tepat setengah. Dalam duel yang saling menguras ini, tidak ada pihak yang benar-benar unggul, akhirnya bisa dibilang imbang.
Penonton Dominant Hero merasa agak kecewa dengan hasil ini! Mereka sangat berharap kapten mereka bisa menampilkan pertunjukan 1 vs 3 epik di panggung playoff, mewujudkan pembalikan situasi dramatis di arena pertandingan.
Tapi bahkan sampai level ini, performanya sudah luar biasa biasa. Saat Han Wenqing turun lapangan, gemuruh tepuk tangan memenuhi arena. Untuk Tang Rou, rookie yang berani melawan kapten mereka dengan serangan balasan, fans Dominant Hero juga cukup mengagumi - tentu saja akan lebih kagum lagi jika dia ganti kelas, Battle Mage selalu memicu rasa tidak suka secara bawah sadar.
Arena pertandingan akhirnya memasuki babak penentuan. Nama pemain kelima Dominant Hero yang akan maju menyala.
Song Qiying, Master Bela Diri, Long He Luo Ri.
Battle Mage generasi baru dan Master Bela Diri generasi baru bertatap muka di arena. Tapi mereka tidak sepenuhnya mengikuti gaya para senior.
Meskipun Battle Mage Tang Rou menyerap banyak teknik Ye Xiu, gaya bertarungnya justru lebih condong ke musuh bebuyutan Ye Xiu.
Song Qiying? Dikabarkan akan menjadi penerus Han Wenqing, tapi Master Bela Dirinya justru mengikuti gaya Zhang Xinjie - wakil kapten Dominant Hero yang selalu sedikit berselisih gaya dengan Han Wenqing.
Gaya bisa berubah, tapi tema pertarungan tidak akan pernah berubah.
Hasil pertarungan, hanya hasil pertarungan!
Pembukaan, Han Yanrou dash maju. Tidak menggunakan Haolong Pojun, tapi tetap memulai dengan Serangan Mendadak ala start lari. Han Yanrou yang hanya punya 50% HP jelas lebih membutuhkan kelebihan di lapangan. Lalu Tang Rou? Spesialisasinya adalah membangun keunggulan melalui serangan, ditambah dengan map yang monoton ini, selain cara ini dia memang tidak punya metode atau solusi lain yang lebih baik.
Song Qiying tetap tenang. Meski pengalamannya jauh di bawah Han Wenqing, dia sangat tersadar akan kebutuhan Tang Rou saat ini. Serangan pembukaan ala start lari itu dihindarinya dengan kewibawaan.
Setelah itu dia tidak langsung memberikan serangan balasan keras seperti Han Wenqing. Serangan balasan sekeras itu akan cepat membuat kedua belah pihak saling terkunci. Meski serangan balasan merupakan cara menguras yang efektif, terutama menguntungkan bagi Song Qiying yang memiliki keunggulan HP, tapi ini bukan metode andalannya, jadi tidak dipakainya.
Inilah mungkin gaya sejati Dominant Hero: Bukan sekadar maju terus, tapi keras kepala mempertahankan prinsip diri.
