Setelah putaran-putaran dalam duel Fang Rui vs Han Wenqing, ritme arena pertandingan hari ini untuk kedua kalinya melambat.
Ini sama sekali bukan ritme yang diharapkan Tang Rou, dalam situasi seperti ini jelas mudah melihat siapa yang lebih unggul.
Song Qiying.
Sebagai rookie profesional juga, dibandingkan Tang Rou, waktu kontaknya dengan Glory jauh lebih awal. Sama seperti Qin Muyun, ia berasal dari kamp pelatihan profesional dengan basic yang sangat solid.
Ia mengontrol ritme permainan dengan stabil. Tang Rou yang terkenal jago mengacaukan ritme, ternyata tak bisa menggoyahkan pertarungan satu lawan satu ini. Para pro player yang menonton pertandingan ini ramai berdiskusi - ini adalah duel antara tombak dan perisai. Kini, perisai yang kokoh dan tak tertembus berhasil menahan tombak tajam itu.
Perisai yang tak tergoyahkan mustahil ditembus, serangan akan memantul ke diri sendiri. Dalam perlawanan langsung antara serangan dan pertahanan ini, akhirnya yang terjadi adalah pertukaran. Pertukaran ala Song Qiying, diwujudkan melalui pertahanan presisi. Berbeda dengan Tim Blue Rain yang memiliki pertahanan ofensif dengan potensi serangan balik kapan saja, pertahanan Song Qiying lebih kaku.
Fakta bahwa pemain seperti ini dibina oleh Dominant Hero membuat banyak orang menggelengkan kepala takjub saat menyaksikan pertandingan.
Tentu saja Tang Rou tidak dalam mood seperti itu. Ia merasa sangat kesal. Perasaan ritmenya ditekan ini membuatnya tertekan. Bukan berarti ia tidak mencoba mencari solusi, tapi bagaimanapun ia mengubah ritme, lawan selalu cepat menyadari, merespons, lalu memperlambat tempo.
Tampaknya Han Yanrou yang main DPS sementara Long He Luo Ri bertahan, tapi di hati Tang Rou sama sekali tidak merasakan sedang menyerang. Ia hanya merasa seperti menabrak tembok, berulang kali menabrak, terpental kembali, lalu HP Han Yanrou langsung turun 30%. Bagaimana dengan lawan? HP lawan hanya turun 15%, persis rasio konsumsi 1:2 seolah dihitung dengan presisi.
Lalu, ketika HP lawan turun 10% lagi, apakah dirinya akan benar-benar tumbang?
Tang Rou tidak rela. Kegagalan meraih kemenangan adalah hal yang tak pernah ia terima.
Serangan Han Yanrou tiba-tiba berhenti, mundur beberapa langkah ke belakang.
"Oh..." Banyak orang mengeluarkan erangan penuh makna.
"Harusnya berhenti dari tadi. Nekat terus-terusan seperti itu jelas bukan solusi," komentar Pan Lin si komentator.
"Meski terlihat terus menyerang, faktanya ia dikendalikan oleh Song Qiying. Memang harus berhenti sejenak untuk mencari celah pertahanan lawan," kata Li Yibo yang telah kembali menjadi komentator tamu yang adil, serius memberikan saran untuk Tang Rou yang sedang terdesak.
"Tapi kalau tidak menemukan celah lawan?" tanya Pan Lin.
"Maka... sudah pasti ini akan menjadi pertandingan yang harus kamu kalahkan," jawab Li Yibo.
Benar. Tak menemukan celah lawan, tak bisa meng-KO lawan, maka sudah pasti akan dikalahkan. Logika ini sederhana.
Apa yang akan dilakukan Tang Rou?
"Pemain yang selama ini selalu memberikan kesan kuat di aspek serangan ini, di hadapan benteng pertahanan yang tak bisa ditembusnya, penyesuaian apa yang akan dia lakukan?"
Han Yanrou telah menghentikan serangan selama lima detik. Long He Luo Shi milik Song Qiying tidak terburu-buru meluncurkan serangan balik, namun perlahan bergerak maju mendekat. Tentu saja dia bukan orang yang hanya bisa bertahan tanpa memahami cara menyerang, hanya saja serangannya sama hati-hatinya dengan pertahanannya.
"Hm, bersiap menyerahkan inisiatif serangan kepada Song Qiying, lalu mencari celah di aspek serangan lawan?" Li Yibo membaca situasi, "Dalam kondisi tidak bisa memecahkan pertahanan lawan, ini memang solusi. Tapi... gaya Song Qiying, bahkan di aspek serangan sekalipun mungkin sulit memberi celah bagi Tang Rou, apalagi..."
Perkataan Li Yibo belum selesai, di lapangan sudah ada karakter yang melesat maju.
Han Yanrou.
Haolong Pojun!
Berhenti sekitar lima-enam detik, lalu Tang Rou kembali memulai serangan. Menyerahkan inisiatif serangan ke Song Qiying? Komentar narasi Li Yibo bahkan belum selesai diucapkan sudah dipatahkan.
Jarak sangat dekat, Haolong Pojun sulit dihindari. Tapi sifat hati-hati Song Qiying membuatnya selalu siaga menghindari berbagai serangan.
Haolong Pojun?
Sesaat Han Yanrou mengangkat Fire Dance Flow-nya, Long He Luo Shi sudah berguling dan menghindar ke samping.
Energi sihir pertempuran bertabrakan keras dengan udara, mengeluarkan dentuman seperti ledakan. Haolong Pojun melesat keluar, tapi Long He Luo Ri sudah mulai menghindar. Tak disangka, Fire Dance Flow Han Yanrou tiba-tiba berbelok sedikit ke arah penghindaran Long He Luo Ri.
Orang yang tidak memiliki presisi visi tinggi mungkin tidak menyadari perubahan mikro ini.
Song Qiying menyadarinya. Seperti Zhang Xinjie, dia selalu mengamati lawan dengan cermat, berusaha tak melewatkan detail apapun. Dia bahkan bisa menentukan dengan akurat bahwa belokan mikro ini terjadi setelah Long He Luo Ri-nya melakukan penghindaran.
Artinya Tang Rou tidak membuat pertimbangan apapun terhadap tindakannya. Ini murni duel strategi responsif.
Sudut belokannya sangat kecil, tapi dalam jarak sedekat ini, dengan kecepatan Haolong Pojun yang tinggi, kemampuan membuat belokan mikro seperti ini menunjukkan reaksi dan kecepatan tangan yang luar biasa.
Haolong Pojun bukan serangan titik. Energi sihir yang bergolak bertabrakan dengan udara, menciptakan area efek berbentuk bidang.
Bidang serangan memang berbelok, tapi untungnya masih bisa dihindari.
Pertimbangan Song Qiying sangat jelas. Dengan belokan mikro ini, Haolong Pojun tetap tidak cukup untuk mengenai dirinya. Tapi jika jaraknya lebih jauh, sudut belokan bisa lebih besar, dan hasilnya mungkin berbeda.
Song Qiying masih memikirkan ini ketika tiba-tiba cahaya merah menyambar - Fire Dance Flow sudah menyelinap di hadapannya.
Bagaimana mungkin!
Dalam hati kaget, tapi secara refleks tetap mengoperasikan karakter. Long He Luo Ri secara naluriah menghindar dari tusukan itu.
Tidak kena, lalu... tidak ada pengaruh sama sekali.
Ini sudah bukan Haolong Pojun lagi. Skill Haolong Pojun memiliki area serangan luas, menghindar sejauh ini mustahil lolos. Song Qiying menatap cahaya merah yang ditarik kembali. Han Yanrou terlihat masih dalam momentum charge, tapi serangan ini benar-benar bukan Haolong Pojun lagi.
Jarak antara Long He Luo Ri dan Han Yanrou sebelumnya sekitar empat setengah langkah.
Dari jarak empat setengah langkah, Haolong Pojun diluncurkan, lalu dibelokkan, dibatalkan, lalu serangan lain ditambahkan untuk mengkompensasi pembelokan yang tidak bisa dilakukan Haolong Pojun.
Meski akhirnya masih meleset, Song Qiying sudah berkeringat dingin. Yang lebih menakutkan, serangan tak berhenti. Cahaya merah yang ditarik kembali segera menyambar lagi - swoosh swoosh, dua kali berturut-turut, Combo Thrust!
Long He Luo Ri tidak menghindar. Song Qiying paham, terus menerus menghindar hanya akan membuatnya kehilangan ritme dan akhirnya sepenuhnya pasif.
Jeda 5-6 detik dikira untuk menyerahkan inisiatif serangan? Mereka yang berpikir demikian salah besar. Jeda 5-6 detik ini ternyata seperti jeda istirahat saja, yang datang berikutnya adalah gempuran lebih keras dan intens bak badai. Sejak serangan pembuka, sama sekali tidak ada uji coba atau cadangan - semua sumber daya diinvestasikan penuh pada serangan. Lebih penting lagi, setiap perubahan lawan langsung diikuti perubahan balik. Ini adalah ritme yang didorong ke kecepatan tertinggi, menggigit ketat setiap gerakan lawan.
Ancaman sangat besar, baik bagi musuh maupun bagi diri sendiri. Ritme secepat ini tentu sulit dipertahankan, lebih mudah melakukan kesalahan, dan begitu salah, tidak ada kesempatan untuk memulihkan.
Dorr! Dorr!
Dua percikan darah menyembur dari tubuh Long He Luo Ri. Song Qiying tidak menghindar dari skill ini, menahan damage dengan gigih sambil melangkah agresif dan mengayunkan tinju. Dia harus melakukan respons ofensif untuk menekan ritme pertandingan.
Tinjunya meleset. Han Yanrou terlihat sama sekali tidak menghindar, namun pukulan itu akhirnya meleset tipis.
Han Wenqing yang menyaksikan dari luar arena tak kuasa menghela napas. Panjang tombak vs pendeknya tinju, tusukan tombak memaksimalkan jarak serang hingga batas tertinggi. Untuk merebut kembali ruang gerak setelah itu, Master Bela Diri harus berjuang ekstra keras. Kesulitan seperti ini sering dia alami saat melawan Ye Xiu di masa lalu – si pemalas itu benar-benar ahli memanfaatkan kelebihan semacam ini.
Pukulan meleset, serangan balik Han Yanrou menyambar. Song Qiying panik bukan main menghadapinya, baru bisa merebut celah sejenak lalu langsung mengaktifkan skill Baja Tulang Punggung. Long He Luo Ri maju dengan gagah, terus melancarkan serangan mendadak!
Dia harus mengontrol ritme pertandingan, dan ini sudah tidak bisa dicapai hanya dengan bertahan. Saat ini Song Qiying fokus total pada serangan dengan tekad baja.
Tapi Tang Rou tidak mundur. Jelas dia paham ini adalah kunci utama sekarang. Berhenti berarti kekalahan, dan dia sama sekali tidak boleh berhenti.
Ritme pertandingan tiba-tiba melonjak drastis, dengan cepat memasuki gaya khas arena pertandingan hari ini. Bentrokan antara tombak dan tinju membuat banyak orang seolah melihat perlawanan yang telah berlangsung selama beberapa tahun. Yang agak bikin betah fans Dominant Hero adalah kenyataan bahwa Battle Mage yang dioperasikan justru lebih mirip gaya andalan mereka, namun untungnya Song Qiying mereka juga tak kalah hebat. Menghadapi lawan seganas ini, dia sama sekali tidak mundur.
Arena pertandingan kali ini, sebenarnya akan ditentukan dalam serangan balasan yang sengit.
Siapa yang akan menang?
Semua orang sesaat tak bisa melihat jelas. HP Han Yanrou lebih sedikit, namun dalam ritme serangan seperti ini, situasi justru menguntungkannya. HP Long He Luo Ri turun lebih cepat. Dalam ritme pertarungan seperti ini, siapa pun bisa melakukan kecerobohan. Pembalikan situasi di detik terakhir sangat mungkin terjadi.
Semua mata tertuju pada adegan pertandingan. Bahkan komentar Pan Lin dan Li Yibo telah berhenti. Dalam ritme seperti ini, komentar apa lagi yang bisa diberikan? Tinggal menunggu hasil akhir untuk analisis pasca-pertandingan!
Braak!
Dengan benturan terakhir yang sunyi sepi, hasil pertarungan di arena akhirnya terungkap.
Song Qiying, Long He Luo Ri, pada akhirnya bertahan sampai akhir. Dominant Hero menang.
Meski Tang Rou kalah, dengan sisa 20% HP dia berhasil menghabiskan 60% HP Long He Luo Ri. Kinerja di aspek serangan benar-benar menakjubkan.
Pertandingan berakhir, pemain dari kedua tim keluar dari kursi pertandingan, tepuk tangan bergemuruh. Ini diberikan kepada Song Qiying yang menang, sekaligus juga untuk Tang Rou. Meski gadis ini memiliki reputasi buruk, meski kelas yang digunakannya adalah Battle Mage yang paling dibenci Dominant Hero, tapi gaya permainan pemain ini disukai fans Dominant Hero!
Kalau suka, langsung tepuk tangan, begitulah sikap fans Dominant Hero yang blak-blakan.
