Setelah tepukan tangan dengan Lin Jingyan yang memanaskan atmosfer arena, Zhang Jiale juga melambai ke penonton. Kemudian dia mulai menenangkan diri dan menstabilkan emosinya.
Su Mucheng bukan lagi lawan yang bisa dikalahkan hanya dengan mengandalkan semangat.
Bagi Su Mucheng yang masuk lingkup profesional di Musim ke-4, Zhang Jiale dari Musim ke-2 adalah senior. Musim ke-4 adalah era keemasan Ye Xiu dan Jia Shi yang baru saja meraih tiga gelar juara berturut-turut. Beberapa pemain Jia Shi pensiun setelah pencapaian ini. Seluruh komunitas mengawasi ketat bagaimana pasukan dinasti ini akan mengisi kekosongan tersebut.
Maka, Su Mucheng, seorang gadis kecil yang cantik seperti ini pun masuk ke dalam pandangan orang-orang.
Dari segi mengambil inisiatif pertama, Jia Shi berhasil.
Daya tarik seperti pemain wanita cantik saja sudah cukup menciptakan banyak perhatian dan topik. Namun bagi para atlet profesional yang peduli pada hasil pertarungan dan piala juara, kekuatan sesungguhnya gadis cantik ini lah yang paling mereka khawatirkan. Dia harus berdiri bersama puncak Glory - si pemalas paling merepotkan di lingkup profesional - di hadapan semua orang.
Kemudian semua orang segera menyaksikan chemistry mengejutkan antara Su Mucheng dan Ye Xiu, seolah mereka telah bermitra dan menyempurnakan kerjasama selama bertahun-tahun. Setelah investigasi, banyak yang mulai memahami latar belakang Ye Xiu dan Su Mucheng, sehingga mengerti sumber chemistry mereka. Bahkan ada yang bercanda diam-diam bahwa Ye Xiu benar-benar perencana ulung yang merekrut partner sejak usia muda.
Glory kemudian memiliki pasangan emas legendaris. Kombinasi pria-wanita ini dianggap lebih menarik dibanding dua pria kutu buku oleh banyak orang. Bahkan beberapa atlet profesional pun iri. Seperti pepatah: bekerja dengan lawan jenis tidak membuat lelah, apalagi dengan partner secantik ini.
Namun pasangan yang terus meraih penghargaan level terbaik ini gagal mempertahankan status Dinasti Jia Shi, sebuah ironi yang menyakitkan.
Musim ke-4, mungkin bisa dikatakan para pemain rookie masih kurang pengalaman. Tapi yang mengalahkan Jia Shi dan menjadi juara musim ini justru adalah tim yang didukung pemain rookie juga - Dominant Hero yang selama tiga musim berturut-turut tereliminasi di playoff oleh Jia Shi, berhasil menggulingkan Dinasti Jia dibawah perlindungan Pastor pemain rookie Zhang Xinjie.
Kemudian, Musim ke-5, Musim 6, Musim ke-7...
Pasangan terbaik tiap tahun selalu dua orang ini, bahkan semua orang merasa tak ada kontroversi, chemistry keduanya tak terbantahkan. Tapi hasilnya? Prestasi Jia Shi malah semakin menurun tiap tahun.
Sebagai kombinasi inti tim, duo terbaik ini jelas menjadi sasaran utama pertanyaan publik. Kekuatan Ye Xiu sudah diterima dunia, Yizhiyeqiu juga masih seperti dulu, lalu dimana masalahnya? Apakah ada di partner baru ini?
Maka Su Mucheng perlahan dikepung kontroversi, dan penampilannya seolah menjadi bukti paling kuat saat diserang. Berbagai komentar Yin Yang Guai Qi bahkan kata-kata jahat sering muncul, hingga kini belum sepenuhnya hilang.
"Jika benar seperti itu, justru lebih rileks!"
Saat loading pertandingan hampir selesai, pikiran yang muncul di benak Zhang Jiale justru ini.
Ada perubahan pada Su Mucheng, dan bagi lawan seperti Zhang Jiale yang selalu mengamati pemain ini, mereka bisa menyadari transformasi ini.
Su Mucheng di masa lalu, fokus pada chemistry, fokus pada koordinasi dengan Ye Xiu. Fokus ini membuat pilihannya dalam pertandingan sering cenderung emosional daripada rasional, sekaligus membuatnya agak kurang dalam hal otonomi. Tentu, ini jauh dari tingkat ketidakacuhan yang dipersepsikan publik terhadapnya, tapi kelemahan itu memang ada pada dirinya.
Kelemahan ini perlahan membaik selama satu setengah tahun setelah Ye Xiu pergi. Kehilangan target koordinasi yang menjadi fokusnya, kehilangan partner setim yang telah menjadi kebiasaannya selama bertahun-tahun, mungkin Su Mucheng terpaksa beradaptasi dan melakukan penyesuaian. Namun adaptasi dan penyesuaian ini justru membuatnya semakin kuat. Setelah bergabung dengan Tim Xingxin dan kembali ke sisi Ye Xiu, dia tidak kembali menjadi Su Mucheng yang mencari chemistry seperti dulu. Dengan sikap baru, dia kembali bertarung bahu-membahu bersama Ye Xiu.
Sudah berbeda, dia sekarang lebih kuat!
Fakta ini hampir segera disadari oleh lawan-lawannya yang familiar dengan Su Mucheng di musim ini. Seiring berjalannya musim, kekuatan yang ditunjukkannya semakin meningkat. Karena dia sedang berintegrasi dan beradaptasi – meski Xingxin punya Ye Xiu, mayoritas anggota timnya masih asing baginya. Ini adalah lingkungan yang sama sekali baru. Setelah sepenuhnya beradaptasi dengan ritme di sini, kekuatan sejatinya baru akan terwujud 100%.
Sepanjang musim ini, sampai di babak semifinal playoff, semua orang tetap tidak bisa memastikan apakah dia sudah mencapai kondisi terbaiknya. Yang diketahui hanyalah kemajuannya yang terus meningkat selama musim ini. Apakah masih ada terobosan di masa depan? Tidak ada yang tahu.
Evolusi seperti ini seharusnya sudah disadari sejak awal, dan harus dihancurkan sejak dini!
Zhang Jiale menghela nafas. Pertandingan telah dimulai. Hundred Blossoms Spectacle memainkan magazin pistol otomatis Hunting Seeker di tangannya, lalu langsung dash ke depan.
Di sisi ini, Su Mucheng juga tidak setengah-setengah. Muyu Chengfeng langsung bergerak cepat. Kedua karakter ini seperti sedang berebut medan tempur strategis, melesat cepat ke tengah arena.
Pertemuan!
Kedua karakter muncul dalam visi satu sama lain. Meski sama-sama kelas senjata jarak jauh, jangkauan Artillery God tak tertandingi. Hanya skill Barrett Snipe milik Sharpshooter yang bisa menyaingi. Tapi Sharpshooter tidak mungkin hanya mengandalkan satu skill ini untuk melawan Artillery God. Ini hanyalah skill besar yang memiliki cooldown panjang setelah digunakan, sama sekali tidak memiliki keberlanjutan serangan.
Dalam hal jangkauan, tidak ada kelas yang bisa menandingi Artillery God. Semua kelas harus berusaha mendekat saat menghadapinya, hanya berbeda dalam level usaha saja.
Hundred Blossoms Spectacle masih belum masuk dalam jangkauan efektifnya. Mulut meriam Muyu Chengfeng di sisi ini sudah terarah.
Doron!
Api menyembur, serangan telah tiba. Namun jarak yang sangat jauh ini secara alami memberikan ruang menghindar yang lebih luas bagi lawan. Pada jarak ini, menghindari serangan Artillery God umumnya tidak menjadi masalah besar bagi para atlet profesional. Tapi ketika ingin lebih mempersempit jarak untuk melancarkan gempuran sendiri, akan terasa jelas bahwa setiap langkah mendekat, ancaman serangan dari Artillery God meningkat satu poin. Garis tembakan yang diasah oleh setiap pemain Artillery God bahkan menjadi blokade serangan berat yang sulit ditembus.
Di babak sebelumnya, Su Mucheng bahkan membuat Dominant Hero melihat garis tembakenya yang lebih rumit dan high-level, persilangan tiga jalur, yang secara sepihak diberi nama "hujan salju" oleh Tim Dominant Hero.
Menerobos garis tembakan Su Mucheng adalah tantangan berlapis. Makanya di pertarungan sebelumnya, Lin Jingyan sama sekali tidak mencoba melakukannya, melainkan dengan tegas memanfaatkan celah aturan.
Lalu bagaimana dengan Zhang Jiale?
Setelah menghindar dari serangan Muyu Chengfeng, Hundred Blossoms Spectacle telah melemparkan sebuah granat, tidak jauh, tepat tiga langkah di depan kaki.
Doron! Granat meledak, cahaya api, kabut rokok, debu beterbangan. Siluet Hundred Blossoms Spectacle menjadi samar dan berkedip dalam efek cahaya. Segera disusul granat kedua, ketiga.
Ledakan bertumpuk, efek cahaya membentuk hamparan. Hundred Blossoms Spectacle benar-benar menghilang dari pandangan. Strategi Hundred Blossoms, perlindungan untuk serangan kavaleri.
Doron! Doron! Doron!
Ledakan terus bergemuruh, luas efek cahaya semakin meluas, membuat orang sama sekali tidak bisa melacak posisi Hundred Blossoms Spectacle yang sebenarnya berada di mana, apalagi dengan perubahan formasi yang terus dilakukan.
Tap tap tap tap tap!
Muyu Chengfeng melemparkan Green Machine Gun, peluru beterbangan menyapu masuk ke dalam efek cahaya.
"Lumayan juga!"
Zhang Jiale langsung tahu kalau Su Mucheng telah mempelajari strategi Hundred Blossoms dari cara menembak Green Machine Gun ini. Pertemuan selama bertahun-tahun di playoff kali ini membuat mereka pasti memprioritaskan analisis terhadap taktik andalan legendarisnya.
Tapi, masih kurang!
Jika bisa di-counter semudah ini, mana mungkin strategi Hundred Blossoms bertahan sampai sekarang?
Menghindar!
Hundred Blossoms Spectacle mengelak dari sapuan Green Machine Gun sambil menjaga ritme serangannya - atau lebih tepatnya ritme kamuflase Hundred Blossoms. Hamparan efek cahaya tiba-tiba melesat maju. Pada detik itu, seluruh proyeksi holografik menyebar seperti taburan kembang api terakhir yang paling gemilang, membutakan mata penonton live.
Ledakan cahaya ini bukan lagi untuk menyembunyikan posisi. Duri tersembunyi di balik hamparan bunga siap menusuk.
BRAK BRAK BRAK BRAK BRAK...
Kecepatan tembakan pistol otomatis sebenarnya lebih tinggi daripada revolver yang biasa digunakan oleh Sharpshooter. Hanya karena Sharpshooter menggunakan dua pistol sekaligus, kerapatan tembakan dua kali lipat ini yang menyambungkan kecepatan tembakan, sehingga dengan mudah mengalahkan kelas senjata jarak jauh lainnya.
Sharpshooter tentu juga bisa menggunakan dua pistol otomatis, yang pasti akan menghasilkan kecepatan tembakan yang lebih mencengangkan. Namun pilihan ini jarang dilakukan, karena pistol otomatis adalah senjata magis dalam sistem senjata jarak jauh. Expert Amunisi paling sering menggunakan tipe senjata ini, karena banyak skill mereka menghasilkan damage magis daripada damage fisik.
Peluru es!
Saat ini, dari laras Hunting Seeker meluncur peluru es dengan damage es. Setiap peluru memiliki lapisan cahaya biru muda, lapisan hawa dingin mengambang di sekitarnya. Saat melintas di udara, jejak kristal es terlihat jelas.
Satu garis, lalu garis lainnya...
Dalam sekejap, jejak peluru menjadi begitu padat sampai tak terhitung. Setelah skill Beralih kelas "Ekspansi Amunisi" mencapai level maksimal, ammo khusus seperti peluru es bisa membawa 20 peluru sekaligus. Tapi dalam sekejap, Hundred Blossoms Spectacle sepertinya telah menghabiskannya. Kreek! Kreek! Dua suara, Hundred Blossoms Spectacle telah selesai mengganti magazin. Dalam sisa-sisa efek cahaya yang belum sepenuhnya menghilang, dia melesat keluar dengan gaya sambil memegang senjata.
BRAK BRAK BRAK BRAK BRAK... Gelombang tembakan baru telah dimulai saat berlari. Kali ini peluru yang melesak meninggalkan jejak panas di udara - peluru ledakan dengan damage api.
Hundred Blossoms Spectacle telah berhasil memasuki jarak serangnya, lalu segera melancarkan gempuran. Meski rentetan tembakannya tak seberat Artillery God, ritme serangannya memiliki kelebihan besar. Ditambah efek khusus yang terpicu oleh probabilitas peluru spesial, Zhang Jiale sama sekali tidak gentar dalam pertukaran serangan frontal di jarak ini.
Bagaimana dengan sisi Su Mucheng?
Kreek! Kreek! Bunyi patahan terdengar, penyangga mendarat, meriam berat yang lebih gagah telah terpasang. Muyu Chengfeng berdiri di belakangnya, kedua tangan memegang dengan stabil.
Tidak menghindar, tidak menarik diri, tidak mengalah.
Su Mucheng malah langsung membuat Muyu Chengfeng memasang stabilisator meriam - skill besar yang menggagalkan rencana output lahar Lin Jingyan di babak sebelumnya, kini sejak awal sudah digunakan dengan begitu gagahnya.
Mulut meriam, pusaran angin berkumpul, dalam benturan terus-menerus peluru es yang mengenai, bergulung keluar dengan keras!
Skill besar, lagi-lagi skill level 75.
Hurricane Cannon!
