Zhang Jiale memantap-matap mengawasi Destroying Immortality yang semakin mendekat, matanya tak lepas dari kedua tangannya.
Mempertimbangkan serangan ninja, ini adalah metode paling valid. Berdasarkan analisis Tim Dominant Hero terhadap Mo Fan, pemain ninja ini jarang menggunakan teknik umum ninja yang menyembunyikan gerakan segel tangan dengan posisi tubuh miring, mungkin terkait kebiasaannya menyelesaikan segel serangan dalam kondisi menyergap.
Tapi tiba-tiba, langkah Destroying Immortality miring.
Tidak sering digunakan, bukan berarti tidak bisa digunakan. Apalagi Mo Fan berada di tim seperti apa? Ada Fang Rui, ada Ye Xiu dan kawan-kawan sebagai rekan setim, teknik praktis seperti ini pasti diingatkan untuk memanfaatkannya dengan baik?
Ternyata tidak boleh mengandalkan faktor keberuntungan! Zhang Jiale menghela nafas. Tim yang bisa mencapai tahap ini mana mungkin menyisakan celah begitu besar untuk dieksploitasi?
Zhang Jiale menggerakkan Hundred Blossoms Spectacle ke samping, memperluas sudut kamera untuk mengamati gerakan tangan Destroying Immortality. Dalam pertempuran nyata, ini adalah teknik untuk memaksa ninja cepat bertindak. Sebab pemain ninja tidak ingin lawan melihat hand seals-nya, namun juga tidak mungkin terus-menerus menyamping untuk menyembunyikan gerakan tangan - jika terlalu miring malah akan berbalik arah, kehilangan sudut pandang dan membelakangi musuh.
Tapi saat ini Destroying Immortality justru berkoordinasi dengan pergerakan Hundred Blossoms Spectacle, melangkah beberapa kali ke samping.
Zhang Jiale ingin menggeser kamera lagi ke sumbu horizontal, sudah tidak mungkin. Jika terus ke kiri, Hundred Blossoms Spectacle akan terjun ke lahar. Medan tempur di sini sempit, ruang gerak horizontal terbatas.
Bahkan sekarang, Hundred Blossoms Spectacle hanya berjarak 2-3 langkah dari tepi lahar, membuat penonton deg-degan.
Destroying Immortality tiba-tiba melancarkan serangan.
Setelah lama menyembunyikan gerakan tangan dengan posisi miring, serangan yang dilancarkan ternyata bukan ninjutsu yang membutuhkan hand seals, melainkan skill Ninja Tool yang bisa langsung digunakan.
Bum!
Kabut ungu meletus, dengan cepat menyebar memenuhi area.
Ninja Tool·Smoke Jade.
Kabut ungu langsung menyelimuti langkah Destroying Immortality. Tanpa syarat medan tempur untuk menyamarkan serangan mendadak, Mo Fan menggunakan skill untuk menciptakan kondisi sembunyi. Hundred Blossoms Spectacle hanya berjarak tiga langkah dari lahar. Dengan perlindungan Smoke Jade, maju dan lempar serangan apapun ke lahar - pertandingan selesai!
Pada detik ini, semua orang berpikir demikian.
Mo Fan juga merilis Smoke Jade untuk memperoleh kesempatan serangan penentu ini. Langkah Destroying Immortality mulai bergerak bersamaan dengan merebaknya kabut ungu. Ini adalah teknik kecil yang dipelajarinya setelah masuk lingkup profesional: bergerak saat kabut menyebar membuat langkah tak mudah terdeteksi. Saat kabut benar-benar menyebar, meski ruang pemanfaatan maksimal, aliran kabut ungu yang melambat akan terganggu jika karakter bergerak cepat di dalamnya - pemain berpengalaman akan menggunakan ini untuk memperkirakan posisi ninja.
Pergerakan dalam Smoke Jade harus selaras dengan kecepatan penyebaran kabut. Bertahan di lingkup profesional memerlukan perhatian pada detail tak terhitung - di sini terlalu banyak yang kuat, celah sekecil apapun akan dimanfaatkan.
Mo Fan menguasai kecepatan geraknya dengan baik, bergerak seirama dengan Smoke Jade bagai asap yang tertiup lembut.
Hundred Blossoms Spectacle!
Mo Fan tidak pernah mengendurkan pengawasan terhadap target, namun tepat di saat ini, di tepian yang berjarak dua tiga langkah dari lahar, Hundred Blossoms bermekaran!
Efek cahaya yang menyebar seketika mengaburkan sosok Hundred Blossoms Spectacle.
Lanjutkan maju? Menangkap Hundred Blossoms Spectacle di tengah efek cahaya Hundred Blossoms lalu menghujamkannya ke lahar?
Jika pemain bergaya Han Wenqing dari Dominant Hero, mungkin akan bertindak demikian. Tapi Mo Fan tidak. Efek cahaya Hundred Blossoms yang spektakuler membuatnya ragu, sehingga Destroying Immortality berhenti, tetap diselimuti kabut rokok sambil menunggu kesempatan.
Dalam hal memanfaatkan kesempatan, Huang Shaotian adalah ahli - lincah, gesit, serangan pasti tepat sasaran. Mo Fan tidak bisa menyainginya di level ini, tapi ia lebih sabar. Ia bisa membiarkan kesempatan berlalu sambil menjaga kestabilan mental.
Contohnya sekarang, saat Destroying Immortality berhenti, bagaimana mungkin Hundred Blossoms Spectacle tetap bertahan di posisi berbahaya di tepi lahar?
Kesempatan untuk mendorongnya ke lahar telah hilang. Banyak yang menyesalkan, banyak yang merasa Mo Fan seharusnya bertindak tadi. Hanya Mo Fan sendiri yang tidak merasa demikian, dan sama sekali tidak menyesal.
Justru Zhang Jiale yang sangat kecewa!
Menempatkan Hundred Blossoms Spectacle di lokasi berbahaya ini adalah umpannya. Ia telah menyiapkan empat strategi untuk membalikkan situasi dan menghantam lawan ke lahar jika Destroying Immortality nekat menyerang.
Tapi, lawannya malah mengurungkan niat, tidak jadi menyerang.
Apakah efek cahaya Hundred Blossoms-ku yang berlebihan?
Zhang Jiale melakukan introspeksi diri. Tapi jika tidak melakukan respons apapun, hanya diam membeku di sana tentu terlalu mencolok? Seperti saat ini, dia bisa saja tetap membiarkan Hundred Blossoms Spectacle berdiri di tepi lahar, namun hal itu juga akan membuat lawan menyadari adanya jebakan.
Bukan karena aktingku berlebihan, tapi lawan memang terlalu hati-hati!
Hundred Blossoms Spectacle meninggalkan posisi berbahaya, namun dia tidak bisa terus menggunakan strategi Hundred Blossoms tanpa hasil. Konsumsi MP dari strategi Hundred Blossoms sangat besar. Di masa lalu, dia dan Sun Zheping - satu menjual MP, satu menjual darah - gaya bermain mereka sebenarnya kurang cocok untuk format arena pertandingan beruntun. Untungnya dulu arena menggunakan sistem tiga orang, sehingga tidak terlalu terlihat. Jika diterapkan di sistem playoff lima orang sekarang, duo penjual darah dan MP ini pasti akan canggung.
Sistem lima orang lebih menuntut keseimbangan konsumsi dibanding sistem tiga orang.
Setelah meninggalkan area bahaya, Hundred Blossoms Spectacle langsung melancarkan serangan. Smoke Jade masih belum menghilang, Zhang Jiale tidak tahu pasti posisi Destroying Immortality. Tapi posisi Hundred Blossoms Spectacle di tepi lahar tadi seharusnya sangat menggoda. Mo Fan mungkin akhirnya menyerah, tapi pasti sempat tergoda. Jadi, posisi Destroying Immortality...
Maksimalkan efek cahaya!
Zhang Jiale sama sekali tidak perlu tahu koordinat tepat lawan. Gempuran Hundred Blossoms yang dikembangkan menciptakan area sapuan yang bahkan lebih ekstrim daripada Artillery God.
Efek cahaya dan bayangan terjebak dalam Smoke Jade, seketika mengaduk kabut ungu hingga bergolak tak karuan. Perubahan kepadatan membuat Smoke Jade terlihat seperti tercabik-cabik.
Sebuah siluet melesat dari dalam kabut, langsung terdeteksi oleh Zhang Jiale yang kemudian segera memutar fokus serangannya ke arah itu.
Tak disangka, tepat pada momen pengalihan fokus ini, sosok lain tiba-tiba menyergap dari posisi semula dengan dash frontal.
Umpan dari Jutsu Bunshin!
Zhang Jiale sedikit terkejut, tapi masih sempat bereaksi. Hundred Blossoms Spectacle segera mengalihkan kembali serangan, menghujani amunisi yang dalam sekejap mengubah Destroying Immortality menjadi sekumpulan afterimage.
Kali ini Zhang Jiale benar-benar kaget. Rupanya ini tipuan, yang asli ada di sisi lain!
Serangan buru-buru dialihkan kembali, tapi Destroying Immortality sudah menyambar di depan mata.
Dalam ketergesaan, Zhang Jiale hanya sempat menjatuhkan granat ledakan kompresi dari sela jari Hundred Blossoms Spectacle.
Gelombang kejut dahsyat langsung menyebar. Destroying Immortality yang nyaris mendekat terhempas. Hundred Blossoms Spectacle langsung mengejar dengan serangan mendadak. Gelombang kejut granat ini juga mengacaukan Smoke Jade yang sudah menipis, di tengah gejolak kabut yang bergulung-gulung, beberapa siluet Destroying Immortality muncul samar-samar.
Bukan Jutsu Bunshin, ini Yingwu!
Zhang Jiale saat ini telah menyadari, namun granat ledakan kompresi yang sangat menyebalkan bagi Yingwu baru saja digunakan. Zhang Jiale tidak memiliki cara untuk menghancurkan semua perangkap klon bayangan ini dengan satu tembakan meriam.
Beberapa Destroying Immortality melesat keluar dari berbagai arah, bersama-sama menyerang Hundred Blossoms Spectacle.
Meskipun strategi Hundred Blossoms bisa menyebar dalam radius luas dan mencakup semua klon Yingwu, efek cahaya yang tersebar ini mengorbankan output per satuan luas. Versi penyebaran ini hanya efektif sebagai perlindungan, namun terlalu lemah untuk serangan.
Fokus pada satu titik bisa cepat menyelesaikan satu kloning, namun menghadapi sisanya akan terlambat - apalagi jumlah "sisanya" saat ini sangat banyak.
Maka...
Thunder Chaos!
Skill besar vs skill besar, Thunder Chaos vs Yingwu.
Keduanya adalah skill yang membutuhkan operasional berkelanjutan. Efek akhir bergantung pada crowd control operator di lapangan. Ini lebih merupakan perlawanan antar pemain daripada sekadar duel skill.
Berbagai granat terus meluncur dari tangan Hundred Blossoms Spectacle: impact, timer, Gas... dan lain-lain.
Tak ada waktu berhenti, tak ada kesempatan berpikir. Setiap manuver hanya gerakan bawah sadar. Apakah setiap granat benar-benar solusi efektif untuk setiap klon Yingwu yang menyerang?
Ada yang tepat... ada yang meleset...
Karena Mo Fan juga sedang melakukan manuver, karena Mo Fan juga sedang merespons.
Beberapa granat berhasil dihindari klon, beberapa tidak.
Dalam cahaya ledakan bertubi-tubi, klon Yingwu Destroying Immortality akhirnya berhasil mencapai sisi Hundred Blossoms Spectacle.
Serangan Ninja tak bersuara, namun percikan darah yang tercipta tetap begitu menyala.
Percikan darah yang tercolok itu segera ditelan cahaya ledakan, kemudian diikuti percikan darah baru yang muncul.
Hundred Blossoms Spectacle kini menggunakan senjata panas dalam pertarungan jarak dekat dengan lawan, gerakan mundur-maju karakter ini bahkan menyerupai keahlian Gun Fu Sharpshooter.
Namun pada dasarnya masih jauh berbeda.
Expert Amunisi memang tidak memiliki teknik bela diri fisik selengkap Sharpshooter, apalagi Sharpshooter sendiri memiliki skill "Seni Bela Diri Senjata" yang menjadi suplemen kuat untuk strategi Gun Fu.
Zhang Jiale tidak bisa sepenuhnya menaklukkan Mo Fan, sementara Mo Fan juga gagal sepenuhnya mendominasi Zhang Jiale.
Dalam perlawanan berkelanjutan, penentu hidup-mati akhirnya adalah darah kedua karakter.
Darah Hundred Blossoms Spectacle yang tersisa 21% jauh kalah dari Destroying Immortality, jumlah darah ini juga membuatnya tak bisa bertahan lama dalam pertempuran.
Dengan darah segini, seharusnya tidak melakukan pertukaran skill dan operasional seperti ini, tapi Zhang Jiale sama sekali tidak punya pilihan lain.
Saat Hundred Blossoms Spectacle tumbang, efek cahaya ledakan dan asap perang yang ditinggalkannya bahkan belum sepenuhnya menghilang.
Expert Amunisi - kelas yang dijuluki "Mage di antara Senjata Jarak Jauh" ini, akhirnya justru bertabrakan dengan lawan dalam pertarungan jarak dekat.
Meski hasil akhirnya kekalahan, kinerjanya tetap layak menyandang predikat "gemilang".
"Pertarungan yang sangat spektakuler, rasa penyesalan semua orang mungkin sama denganku, yaitu durasinya terlalu singkat." Komentator siaran televisi Pan Lin saat ini terus mengungkapkan kekagumannya.
"Benar." Li Yibo juga mengangguk, untuk konfrontasi seperti ini sudah tidak perlu melakukan analisis detail teknik yang rumit, keduanya sangat luar biasa, keduanya sama-sama hebat.
Chapter 1548: Pergerakan yang Sama Sekali Tidak Terduga
Zhang Jiale turun lapangan, Mo Fan tetap di arena, Destroying Immortality masih memiliki 72% HP.
28% berhasil mengalahkan 21% HP lawan. Xingxin terus mempertahankan ritme unggul di arena pertandingan.
Siapa yang akan tampil berikutnya dari Dominant Hero?
Penonton sudah beradaptasi dengan ritme menyaksikan pertandingan ketiga playoff, saat seperti ini, pandangan semua orang segera fokus ke area pemain yang kalah. Pemain berikutnya yang akan tampil, melihat layar besar tidak berguna, di sinilah informasi pertama muncul.
Seorang pemain berdiri.
Sorak penonton Dominant Hero bergemuruh, sebagian menyambut Zhang Jiale yang turun lapangan, sebagian lagi memberi semangat untuk pemain baru yang naik.
Qin Muyun.
Anggota kelima paling stabil di antara empat dewa Tim Dominant Hero, secara mengejutkan bertahan di posisi keempat yang umumnya menjadi titik krusial perebutan poin dalam arena pertandingan lima orang. Baru sekarang semua orang menyadari, dari empat dewa Dominant Hero, Zhang Xinjie sebagai Pastor tidak mungkin tampil di arena, sedangkan tiga lainnya: Kapten Han Wenqing, Lin Jingyan, Zhang Jiale, sudah berturut-turut menyerah.
Mereka selalu menjadi simbol keandalan Tim Dominant Hero ini! Tapi setelah tiga orang maju, Dominant Hero justru berada dalam situasi tertinggal. Apakah keadaan sulit selanjutnya harus diserahkan kepada anggota tim yang tersisa?
Bukan berarti penonton Dominant Hero tidak mempercayai pemain lain, tapi dibandingkan ketiga anggota ini, pasti ada sedikit perbedaan. Hati penonton menjadi gelisah, tepuk tangan pun tiba-tiba terdengar ragu dan tidak teratur.
Detail seperti ini mungkin tidak akan disadari oleh orang yang tidak teliti. Tapi Qin Muyun yang akan maju berikutnya, kebetulan adalah orang yang sangat teliti.
Keraguan dan kekhawatiran dalam tepuk tangan itu, dia menyadarinya.
Tapi ekspresinya tetap tenang. Justru dalam situasi seperti ini, dia harus berusaha lebih keras di lapangan. Dia perlu membersihkan kekhawatiran para pendukung dengan kinerjanya.
Qin Muyun berjalan menuju arena, masuk ke kursi pertandingan. Pertandingan segera dimulai.
Di sisi Xingxin, Chen Guo juga terlihat serius. Dia sudah merasakan betapa banyak kemungkinan dalam pertandingan playoff. Meski Xingxin memiliki keunggulan saat ini, dia tetap tidak bisa santai. Apalagi setelah melihat pemain yang akan bertanding, hatinya semakin gelisah.
Musuh di jalan sempit.
Mo Fan dan Qin Muyun kembali bertemu di Arena Pertarungan.
Dulu pernah dijuluki "pembunuh Shen", dalam dua pertempuran sebelumnya di arena pertandingan melawan Qin Muyun, dia selalu menderita kerugian besar. Ini bukan sekadar masalah nasib, bahkan Mo Fan yang pendiam sampai mengaku frustasi setelah pertandingan, membuktikan bahwa Qin Muyun benar-benar lawan tangguh yang membuatnya tak berdaya.
Padahal, hanya tiga malam berlalu sejak pertempuran terakhir. Meski masih ada ruang pemanfaatan untuk Mo Fan, mustahil terjadi perubahan signifikan dalam tiga hari.
Jika mengukur batasan yang diterapkan Qin Muyun terhadap Mo Fan dalam dua pertarungan sebelumnya, kelebihan arena Xingxin mungkin akan tertandingi secara signifikan setelah pertandingan ini.
"Semangat..." Chen Guo menggenggam tinju, telapak tangan basah keringat.
Pertandingan dimulai.
Minus Nine Degrees-nya Qin Muyun langsung dash maju, sementara Destroying Immortality-nya Mo Fan melakukan manuver sama seperti pertandingan sebelumnya - mengitari dari sayap kiri.
Karena terpotong oleh lahar, pilihan rute di map ini sangat terbatas. Rute terbatas = variasi sedikit. Akhirnya, kedua pemain menemukan posisi lawan melalui kamera dengan skenario yang sama persis seperti sebelumnya.
Mo Fan terus menggerakkan Destroying Immortality maju, sementara Qin Muyun membuat pilihan identik dengan Zhang Jiale: Minus Nine Degrees bergerak memutar dengan rute sama persis Hundred Blossoms Spectacle - memang tak ada pilihan lain di map ini!
Destroying Immortality tetap sama seperti sebelumnya.
Kecepatan gerak Minus Nine Degrees hampir sama dengan Hundred Blossoms Spectacle. Kontak akhir antara dua karakter ini benar-benar mengulangi kesalahan pertandingan sebelumnya.
Namun kali ini Qin Muyun langsung melancarkan serangan di posisi awal masuk jarak serang, dua pistol Minus Nine Degrees menyemburkan api bergantian.
Peluru beterbangan.
Teknik pemilihan posisi dan pergerakan Qin Muyun yang luar biasa sangat dipuji, meski awalnya sempat diabaikan publik - sebagai anggota kelima di antara Empat Dewa, keberadaannya sangat kurang terasa.
Faktanya keunggulan Qin Muyun bukan hanya di pemilihan posisi. Itu adalah senjatanya, tapi stabilitas performanya di lapangan lebih banyak bergantung pada dasar teknik yang komprehensif dan kokoh.
Mungkin justru inilah yang membuatnya sempat terabaikan. Hal-hal dasar seperti ini sudah biasa bagi orang, jarang mencuri perhatian. Sesekali ada momen gemilang pun mudah terlewat bahkan oleh ahli. Apalagi dia berada dalam formasi menyilaukan berisi Empat Dewa.
Tapi bahkan batu yang tidak bersinar, jika bertahan kokoh di tempatnya lama-lama, akhirnya akan diperhatikan.
Bakat Qin Muyun perlahan-lahan mulai ditemukan dan diakui publik seperti ini.
Tak ada lagi yang mengabaikannya. Mencari keistimewaan tersembunyi darinya bahkan menjadi permainan yang seru.
Seperti sekarang, tembakan saat bergerak dengan laras pistol yang stabil - ini jelas menunjukkan dasar teknik yang sangat solid.
Setiap peluru melesat dengan titik serang yang jelas dan terarah.
Pemain seperti ini tak pernah gegabah di lapangan, selalu punya tujuan yang terukur.
Bum! Kabut ungu membubar.
Smoke Jade, lagi-lagi Smoke Jade, pilihan gerakan pembukaan Mo Fan sama persis seperti babak sebelumnya.
Namun lawan yang dihadapinya kali ini bukanlah lawan yang sama.
Lawan sebelumnya Zhang Jiale, karakternya dalam kondisi HP kurang menguntungkan, jadi mencoba mengubah jebakan menjadi perangkap balik untuk menjebak Mo Fan. Tapi Qin Muyun berbeda, dari segi HP, Minus Nine Degrees yang masih hampir penuh jelas lebih kuat daripada Destroying Immortality. Jadi dia tidak terburu-buru sama sekali. Begitu melihat Destroying Immaternity melepaskan Smoke Jade, dia langsung mengoperasikan Minus Nine Degrees untuk mundur, sementara terus menembaki kabut dengan tembakan biasa yang tidak memakai MP.
BRAK BRAK BRAK, BRAK BRAK BRAK.
Sebutir peluru menembus kabut ungu, meninggalkan jejak goyangan tipis di dalam asap. Tampaknya Qin Muyun tidak terlalu mempedulikan apakah tembakannya mengenai target atau tidak. Sementara Mo Fan yang mencoba kabur lewat kabut sama sekali tidak bisa membuat Destroying Immortality menyerang Minus Nine Degrees. Dengan sangat waspada, Qin Muyun menjaga jarak aman.
Mo Fan tidak membuang waktu lagi, Destroying Immortality segera menerobos keluar dari kabut.
Qin Muyun langsung mengalihkan laras senjata Minus Nine Degrees, tapi pergerakan Destroying Immaternity sangat cepat.
Arc Light Flash! Skill Assassin yang sering digunakan Ye Xiu sebagai skill mobilitas untuk karakternya Loner, kini juga ditiru oleh Destroying Immaternity milik Mo Fan.
Langkah Destroying Immaternity melesat maju dengan cepat, membuat rentetan tembakan yang dialihkan Minus Nine Degrees meleset semua.
Qin Muyun tidak panik, kedua tangan Minus Nine Degrees yang memegang senjata tetap stabil, sambil menembak dan mundur. Teknik Terbang dengan Senjata? Ini juga termasuk teknik pergerakan, dan sebagai ahli pergerakan Qin Muyun, teknik terbang dengan senjatanya benar-benar sempurna. Koordinasi antara backstep dengan recoil tembakan tak bercacat, selalu memanfaatkan momentum pendaratan untuk menembak dengan sempurna, mempertahankan kecepatan maksimumnya.
Tak terasa, Destroying Immortality di sisi ini sudah menghabiskan Jutsu Bunshin-nya. Meski maju beberapa langkah, jarak dengan Minus Nine Degrees masih tetap terjaga.
Destroying Immortality kembali membuat hand seals!
Gerakan tangannya sangat cepat. Saat Qin Muyun menyesuaikan serangan ke arah klon bayangan, ritual tangan sudah selesai.
Destroying Immortality hanya melangkah satu langkah, tapi karakternya tiba-tiba bergeser hampir dua langkah.
Ninjutsu - Shukuchi!
Satu lagi skill mobilitas.
Arc Light Flash, Jutsu Bunshin, Shukuchi! Tiga skill digunakan beruntun, pergeseran posisi signifikan terwujud dalam sekejap. Saat melihat biasa tidak terasa, tapi ketika menyadari posisi awal Destroying Immortality sebelumnya, pasti akan terkejut.
Tapi yang lebih mengagumkan adalah Qin Muyun.
Destroying Immortality menggunakan tiga skill mobilitas frontal, sedangkan dia? Minus Nine Degrees hanya menggunakan teknik terbang dengan senjata dasar. Namun setelah tiga skill Destroying Immortality, jarak yang berhasil didekatkan masih tidak terlalu memuaskan.
Pertarungan kejar-kejaran seperti ini bukan hanya soal kecepatan semata.
Setiap pergerakan, dimulai dari pemilihan posisi, lalu ke teknik pergerakan; setiap pertarungan mobilitas tak bisa lepas dari perlawanan dua teknik ini.
Qin Muyun membuat karakter Minus Nine Degrees-nya memiliki pergerakan yang efisien. Dengan bakat luar biasa di bidang ini, selain menjamin efisiensi diri, dia bisa menggunakan serangan untuk membuat pergerakan lawan menjadi sangat menyiksa.
Tiga skill mobilitas gagal mengejar Flying Gun yang bergerak mundur, bukan karena kecepatan absolut tidak bisa menyamai, melainkan kecepatan absolut Destroying Immortality yang dibatasi.
Jarak yang dimilikinya saat ini justru tidak memberinya inisiatif, bahkan bisa dibilang jarak yang tidak cukup dekat maupun jauh ini malah membuatnya terjebak dalam posisi pasif.
Tapi Mo Fan terlihat tidak ragu-ragu. Setelah Shukuchi, masih kurang! Destroying Immaternity kembali membuat hand seals.
Ninjutsu apa lagi ini?
Teknik hand seals Mo Fan terlalu cepat, Qin Muyun tidak bisa mengidentifikasi skill spesifik dari gerakan tangan, tapi serangan Minus Nine Degrees terus membuntuti tanpa ragu.
Bang bang bang bang...
Rentetan peluru ternyata mengenai Destroying Immortality, membuatnya terlempar mundur. Tapi di udara, afterimage-nya pecah - yang terbang hanya boneka jerami pengganti.
Ninjutsu: Kawarimi no Jutsu!
Tubuh asli sudah dipindahkan, mirip Jutsu Bunshin. Tapi perbedaan utamanya: target perpindahan tubuh asli di Jutsu Bunshin bisa dikontrol pemain, sedangkan Kawarimi no Jutsu mengirim ke posisi acak - jarak dan arah sepenuhnya random.
Jadi, teknik penggantian (Kawarimi no Jutsu) bukanlah skill mobilitas yang bisa diandalkan karena tidak memiliki stabilitas.
Tapi ketidakstabilan ini justru membuka kemungkinan!
Arah acak, jarak acak - bagaimana jika karakter justru terkirim tepat di samping Minus Nine Degrees?
Ini adalah taruhan murni yang bergantung sepenuhnya pada nasib. Bahkan pemain paling berpengalaman dengan kemampuan pertimbangan posisi terbaik pun tak bisa memprediksi lokasi kemunculan Destroying Immortality.
Karena bahkan dirinya sendiri tidak tahu. Seluruh dunia, seluruh alam semesta pun tak ada yang tahu.
Di mana tubuh asli Destroying Immortality akan muncul?
Dalam gemuruh arena, serangan ganda Empty Cicada - dua tebasan pedang tangan Destroying Immortality menghujam Minus Nine Degrees.
Mo Fan berhasil menebak!
Destroying Immortality muncul di posisi serangan yang ideal. Ketidakprediksian total ini membuat Qin Muyun tak bisa mengantisipasi - posisi yang awalnya biasa saja menjadi sempurna karena faktor ini.
Serangan ninja senyap, satu pukulan tepat sasaran!
