Kresek!
Arena live meledak.
"Kenapa bisa seberuntung ini?!" Pikiran getir para fans Dominant Hero bergemuruh.
Nasib - tak bisa dijelaskan dengan kata-kata tapi tak bisa diabaikan. Kini ia menampakkan diri dengan jelas di depan semua orang. Pergerakan acak yang begitu presisi, kalau bukan keberuntungan, lalu apa lagi?
"Ditentukan hidup-mati oleh nasib, ini bagi pihak yang kalah jelas merupakan hal yang paling tidak rela dan menyebalkan. Tidak heran fans Dominant Hero saat ini merasa sangat kesal."
"Sungguh mengejutkan! Mo Fan ternyata menggunakan strategi mengandalkan nasib seperti ini! Ini benar-benar tak terduga!" Pan Lin juga berteriak kaget. Mo Fan, kesan terkuat yang ditinggalkannya pada orang-orang adalah kesabaran dan kehati-hatiannya, bahkan cenderung berlebihan. Pemain dengan sifat seperti ini, tiba-tiba menggunakan cara bertaruh nyawa yang mengandalkan nasib tanpa kepastian sama sekali, benar-benar membuat orang tercengang.
Tapi, benarkah demikian?
Di luar arena, di area pemain Dominant Hero, Zhang Xinjie sedang menandai jarak antara Destroying Immortality dan Minus Nine Degrees saat Mo Fan melakukan Kawarimi no Jutsu di papan strategi elektroniknya.
Jarak maksimum teleportasi Kawarimi no Jutsu digambarnya dengan lingkaran di papan strategi. Bagian dalam lingkaran kemudian dibagi lagi menjadi beberapa sektor. Area merah menandai posisi serangan tempel yang sangat berbahaya bagi Minus Nine Degrees, kuning untuk posisi serangan yang cukup mengancam, biru untuk area yang tidak mengancam, sedangkan hitam menunjukkan zona yang justru kurang menguntungkan bagi Destroying Immortality...
Area hitam hanya menempati porsi terkecil dari area yang bisa dijangkau teknik ini. Biru menempati wilayah terluas, disusul kuning. Meski merah agak lebih kecil, faktanya masih mencakup 14,5% total area. Sementara area hitam berdasarkan perhitungan statistik hanya 8,2%.
Terlepas dari seberapa besar kesempatan Mo Fan untuk merebut kesempatan menyerang setelah melakukan Kawarimi no Jutsu, setidaknya probabilitas situasi tidak menguntungkan saat menggunakan teknik ini hanya 8,2%.
Kawarimi no Jutsu bukan sekadar permainan serangan yang mengandalkan nasib. Probabilitas 8,2% ketidakmenguntungan ini telah membuat Mo Fan berada dalam posisi tak terkalahkan. Pilihan ini faktanya didasarkan pada keamanan tersebut.
Mo Fan tetaplah Mo Fan. Dia tidak mengambil risiko, dia menguji nasib karena faktor ini bukan pedang bermata dua - mata pedangnya lebih banyak mengarah ke Minus Nine Degrees.
Dan akhirnya, mereka bertemu!
Destroying Immortality berhasil menempel, setelah Double kill Empty Cicada, kombo terus berlanjut. Jarak pertarungan jarak dekat ini terlalu dekat, membuat Qin Muyun tidak bisa menerapkan strategi Gun Fu Penembak jitu dengan mulus. Gun Fu membutuhkan jarak dan ruang tertentu.
Minus Nine Degrees terus mundur, bertahan dalam posisi pasif.
Destroying Immortality terus mendesak. Strategi Kembang Api? Tidak muncul! Setelah beberapa segmen kombo, Mo Fan masih mengoperasikan Destroying Immortality untuk terus menghujani serangan.
Jika berbicara tentang perbedaan, inilah yang membedakan performa Mo Fan dalam pertandingan kali ini dengan sebelumnya. Dia tidak langsung memilih mundur saat merasa kemampuan mulai tidak memadai. Dia bertahan, berjuang keras. Dia telah menyadari banyak kekurangannya relatif terhadap Qin Muyun. Melawan pemain serba stabil seperti ini di map semacam ini, sangat sulit baginya menggunakan Strategi Kembang Api untuk berulang kali merebut inisiatif. Kesempatan mungkin hanya datang sekali ini. Dia tidak punya pilihan lain selain melampaui batas maksimum dirinya dan terus melangkah maju.
Berapa lama dia bisa bertahan?
Orang-orang yang benar-benar memahami gaya Mo Fan semuanya mempertanyakan hal ini. Termasuk Qin Muyun yang sedang berada di arena.
Gaya Mo Fan sangat mencolok. Pemain dengan ciri khas yang jelas seperti ini selalu lebih mudah untuk dianalisis. Tidak seperti Qin Muyun yang justru stabil dalam hal-hal dasar yang sudah biasa bagi banyak orang, sampai-sampai mudah diabaikan.
Keduanya, baik dari latar belakang maupun gaya, benar-benar bisa disebut sebagai dua kutub ekstrim. Seperti antonim yang dipasangkan.
Mo Fan menggunakan metode pergerakan acak total untuk meng-counter kemampuan pertimbangan dan pembatasan luar biasa Qin Muyun di bidang ini. Bagaimana dengan Qin Muyun? Meski berada dalam posisi pasif, dia tetap tenang dan stabil. Karena dia tahu, serangan critical Mo Fan memiliki kelemahan dalam keberlanjutan. Mungkin ini masalah konsentrasi, atau stabilitas operasional. Yang penting tidak panik, tetap bertahan, kesempatan pasti akan muncul.
Bertahan!
Ketekunan menjadi tema utama kedua pemain saat ini.
Seperti apa rasanya?
Mo Fan perlahan mulai merasa kesadarannya mati rasa, otaknya sepertinya sudah berhenti beroperasi, yang terlihat di depannya hanya karakter Qin Muyun yaitu Minus Nine Degrees, lingkungan sekitar seolah otomatis tersaring. Namun gerakan jarinya tidak tertunda sedetik pun, tapi apa yang sedang mereka lakukan? Bahkan terkadang Mo Fan baru menyadari operasional apa yang telah dia lakukan ketika skill karakternya sudah teraktivasi...
Pikirannya sudah mulai tidak bisa mengimbangi gerakannya.
Kesempatan!
Qin Muyun yang telah menunggu lama akhirnya menemukan celah pertahanan, lutut Minus Nine Degrees menonjok keluar sementara kaki lainnya meluncur mundur, dalam sekejap langsung menjauhkan jarak dari Destroying Immortality.
Dentuman senjata menggema keras, Qin Muyun segera memulai serangan balik.
Semua orang terpaku!
Menurut mereka, perubahan konsekuensi ini muncul tanpa tanda-tanda sebelumnya, bukankah Destroying Immortality sedang menjalankan strategi dengan mulus?
Tapi bagaimanapun, saat ini Qin Muyun-lah yang merebut kembali inisiatif.
Pergantian identitas ini membuat kesadaran Mo Fan yang sempat kaku tersentak kembali.
Bertahan bukanlah spesialisasinya, keahliannya adalah melarikan diri.
Tapi meloloskan diri sepenuhnya dari serangan kelas Penembak sangatlah rumit, radius serangan kelas jarak jauh ini terlalu luas.
Dari sudut ini, strategi kembang api Mo Fan yang membutuhkan maju-mundur berulang justru kurang efektif melawan kelas jarak jauh. Menarik diri dengan memperlebar jarak bagi kelas jarak jauh sama saja melepas harimau kembali ke hutan.
"Jadi saat melawan jarak jauh jangan berpikir untuk sepenuhnya melepaskan serangan lawan dan mengulang taktik, itu sama saja memberi ruang pada lawan untuk membuat rintangan. Melawan jarak jauh, pada dasarnya tekanan jarak tempel tetaplah yang terbaik. Bahkan dengan Strategi Kembang Api, logika ini tidak boleh ditentang."
"Tapi Mo Fan justru tidak melakukan tekanan jarak tempel, Destroying Immortality-nya malah lari terbirit-birit, terlihat jelas dia ingin secepatnya kabur dari radius serangan Minus Nine Degrees."
"Ini... agak tidak bijaksana ya?" komentar Pan Lin.
"Kesempatan jarak tempel tidak boleh dikorbankan begitu mudah. Mo Fan masih kurang dalam hal EXP!" Li Yibo sepakat dengan pertimbangan Pan Lin.
Destroying Immortality berusaha kabur, tentu saja Qin Muyun tidak tinggal diam. Minus Nine Degrees membuntuti ketat.
Mo Fan tidak bisa benar-benar menghilang, dan pada jarak ini Destroying Immortality sama sekali tidak bisa melawan balik Minus Nine Degrees. Jarak ini sengaja dia ciptakan, Qin Muyun sengaja membiarkannya tanpa terlalu menghalangi. Kini Mo Fan hanya bisa bertahan pasif, membuat Pan Lin dan Li Yibo membanggakan prediksi mereka sambil terus mengoceh dalam siaran.
Tapi... meski Mo Fan dalam posisi bertahan pasif, efisiensi serangan Qin Muyun juga tidak terlalu bagus.
Destroying Immaternity gesit bermanuver di antara rentetan tembakan Minus Nine Degrees. Dia gagal melepaskan diri dari Qin Muyun, tapi Qin Muyun juga belum bisa membunuhnya untuk sementara waktu.
Mo Fan mengaplikasikan kemampuan menghindari serangan dan melarikan diri yang diasah dalam pertempuran massal, kali ini dengan sempurna dalam duel satu lawan satu.
Jarak ini tidak hanya nyaman untuk serangan Qin Muyun, tapi juga memudahkan Mo Fan menghindar.
Perlu mendekat lebih dekat lagi!
Penyerang jarak jauh, semakin jauh jarak semakin rendah akurasinya. Jarak saat ini sebenarnya tidak jauh, namun teknik menghindar Mo Fan yang luar biasa membuat jarak ini terasa menjepitkan.
Qin Muyun mulai mengoperasikan Minus Nine Degrees untuk maju perlahan, tapi tiba-tiba Destroying Immortality-nya Mo Fan melesat!
Arc Light Flash!
Skill Assassin. Destroying Immortality tiba-tiba meluncur maju, sementara Qin Muyun yang sedang mendorong Minus Nine Degrees ke depan langsung merasakan sesuatu yang salah.
Jarak ini terlalu dekat!
Tembak, backstep.
Baru saja ingin mengurangi jarak, dalam sekejap Qin Muyun justru berusaha memperlebar jarak lagi.
Tapi kali ini Mo Fan tidak mundur. Setelah Arc Light Flash, Jutsu Bunshin...
Ada yang tidak beres?
Qin Muyun tertegun, adegan ini terasa sangat familiar!
Tapi operasionalnya tidak berhenti, Minus Nine Degrees terus mundur sambil menyerang untuk mengontrol jarak antar mereka.
Shukuchi!
Skill berikutnya datang.
Qin Muyun sudah sepenuhnya tahu apa yang akan terjadi, trik lama yang sama.
Qin Muyun mencoba menghalangi, gagal. Setelah Shukuchi, Kawarimi no Jutsu muncul lagi.
Di mana?!
Qin Muyun yang tenang dan stabil, sesaat ini sedikit panik. Kamera Minus Nine Degrees berputar cepat.
Akhirnya dia tidak selalu sial. Teleportasi acak dari Kawarimi no Jutsu kali ini tidak menciptakan ancaman. Tapi Qin Muyun juga tidak memiliki kelebihan, seperti yang dianalisis Zhang Xinjie: hanya 8,2% posisi teleportasi acak Kawarimi no Jutsu yang merugikan Mo Fan.
Kali ini, tidak berhasil merebut kesempatan tapi juga tidak rugi. Hanya usaha sia-sia.
Mo Fan mengoperasikan Destroying Immortality berusaha mundur, Qin Muyun segera menekan dengan Minus Nine Degrees.
Serangan, menghindar...
Qin Muyun paham mengapa Mo Fan memilih lari sebelumnya alih-alih terus menekan jarak dekat sesuai logika umum.
Bagi Mo Fan, menjaga jarak sambil menghindar lebih bisa dikendalikan daripada menekan langsung di jarak dekat.
Dalam proses menghindar ini, dia menunggu kesempatan baru untuk menggunakan Kawarimi no Jutsu bertaruh merebut posisi dekat.
Kedengarannya agak konyol.
Sudah dapat posisi dekat tapi malah mundur, lalu berusaha merebut kembali dengan susah payah...
Tapi ini memang gaya khas Mo Fan. Mempertahankan serangan tempel bukan keahliannya. Siklus serangannya pendek, meski berusaha keras tetap mudah diinterupsi dan dibalas. Dalam situasi seperti itu, kabur adalah teknik yang paling dikuasainya.
Lalu berbalik dan mengulangi, menciptakan peluang jarak dekat kembali, mendekatkan jarak tempel lagi, melakukan drop lagi, bertekad lagi.
Strategi Kembang Api, sebuah kembang api yang sangat besar.
Mo Fan sama sekali tidak berubah, dia tidak mengandalkan nasib, tidak berharap pada kebetulan, dengan ketekunan mengerikan dan metode andalannya, menciptakan strategi pencatatan probabilitas yang sama sekali tidak megah namun membuat orang frustasi ini.
Arena pertandingan ke-6, Xingxin, Mo Fan menang.
Seluruh arena mencatat probabilitas 12 kali, tiga kali berhasil mencatat, tujuh kali reset, dua kali prosesnya diinterupsi Qin Muyun...
