Berlari berulang kali dalam hujan peluru, menghindar, mengulang 12 skill, dua interupsi, tujuh kegagalan, tapi tiga keberhasilan akhirnya meraih achievement kemenangan Mo Fan.
Penonton juga bingung harus bereaksi dengan emosi apa, baik pihak Dominant Hero maupun Xingxin.
Kinerja Mo Fan tak bisa dijelaskan dengan baik atau buruk. Kekerasan hatinya terasa kejam, dengan kesabaran dan tekad ini akhirnya membuat Qin Muyun kelelahan.
Orang seperti ini mungkin tak disukai, tapi ketidakpuasan tak boleh ada, karena dia melakukan hal yang tak bisa kau lakukan.
Qin Muyun meninggalkan arena.
Dikalahkan oleh pola permainan yang diulang 12 kali lawan, terdengar sangat konyol. Tapi siapapun yang menonton pertandingan ini, tak mungkin menganggap Qin Muyun sedikitpun lucu.
Performanya Qin Muyun tetap stabil seperti biasa. Pemain lulusan kamp pelatihan Dominant Hero yang debut terlambat ini tidak hanya diam melihat Mo Fan mengulangi pola permainannya. Setelah memahami tujuan Mo Fan, ia terus berusaha menghalangi, merusak, atau bahkan tegas memanfaatkan kesempatan untuk menaklukkan lawan.
Sebanyak Mo Fan mengulangi pola permainannya, sebanyak itu pula usaha yang ia lakukan.
Dia kalah. Ini hasilnya, tapi tak ada yang bisa menyalahkannya atas hasil ini karena tak ada yang tahu cara meraih kemenangan dalam posisi seperti ini. Qin Muyun telah melakukan segala yang bisa mereka bayangkan.
Ini adalah pertarungan yang tak bisa lagi dijelaskan dengan logika konvensional. Semua orang terdiam, menyaksikan Qin Muyun kembali ke area pemain Dominant Hero.
Mereka hanya tinggal satu pemain terakhir. Xingxin? Selain Mo Fan yang masih di lapangan, mereka masih punya dua pemain cadangan, unggul dengan margin yang nyaman.
Setelah menyadari situasi ini, fans Xingxin akhirnya tersadar dan mulai bergembira dengan keunggulan tim mereka.
Bagaimana dengan fans Dominant Hero? Melihat konsekuensi ini, mereka tahu kondisinya sangat buruk. Tapi mereka takkan menyerah mengharapkan kemenangan. Mereka mendambakan keajaiban, atau setidaknya ingin Xingxin melihat keyakinan tak tergoyahkan para pejuang Dominant Hero di saat-saat kritis.
Siapa pemain terakhir Dominant Hero yang akan tampil?
Di bawah sorotan semua orang, dari area pemain Dominant Hero bangun seorang remaja bertubuh agak kurus.
Song Qiying.
“Rookie Tim Dominant Hero musim ini, remaja yang akan memikul masa depan Dominant Hero, pada momen ini memikul harapan terakhir Dominant Hero di arena pertandingan.”
“Meski ini belum hasil akhir pertarungan babak ini, jelas sudah menjadi momen yang sangat penting. Kinerja Song Qiying saat ini mungkin benar-benar akan menjadi titik balik untuk seluruh pertandingan hari ini.”
“Hanya dengan memikirkan hal ini saja, mungkin banyak orang sudah gugup hingga tangan gemetar kaki lemas. Tapi Song Qiying telah melangkah maju dengan pandangan teguh menuju kursi pertandingan.”
“Aku tidak akan membiarkan usaha para senior sia-sia.” Katanya dengan penuh keteguhan.
“Kinerja yang tertinggal saat ini tidak bisa menghapuskan usaha keras para pemain Dominant Hero. Dan yang akan dipikul Song Qiying sekarang bukan hanya arena pertandingan ini, tapi seluruh musim ini, bahkan seluruh usaha Dominant Hero selama sepuluh tahun.”
“Tim Dominant Hero, pemain kelima yang tampil: Song Qiying, kelas Master Bela Diri, karakter Long He Luo Ri.”
“Layar besar baru menampilkan informasi pemain kelima setelah menyelesaikan proses tampil. Meski sudah mengetahuinya, penonton Dominant Hero masih terpaku menatap nama di layar besar.”
“Sejak momen ini, Song Qiying benar-benar menjadi simbol baru Dominant Hero. Semua sudah yakin tanpa ragu, remaja ini akan memikul Dominant Hero untuk sepuluh tahun berikutnya.”
“Teguh, tidak mundur.”
“Arena pertandingan ke-7.”
“Mo Fan Xingxin, melawan pemain terakhir arena Dominant Hero, Song Qiying.”
Pertandingan dimulai.
Song Qiying memilih jalur tengah, Long He Luo Ri menyerang langsung.
Mo Fan tetap melakukan manuver, sama seperti pilihannya di dua pertandingan sebelumnya.
Sudah sampai tahap ini, masihkah si pemalas ini bersikeras bertahan?
Kamera terus mengikuti pergerakan Hui Ren Bu Juan yang sedang berlari. Di tubuhnya masih tersisa jejak damage dari pertempuran sebelumnya. Qin Muyun yang sudah berjuang mati-matian pun akhirnya tumbang, namun sempat memberikan damage yang cukup besar pada Mo Fan.
4%.
Saat ini, HP Hui Ren Bu Juan hanya tersisa segitu. Mengenai hasil pertarungan kali ini, sebenarnya semua orang sudah punya kesimpulan di hati. Tapi entah mengapa, menurutku kalau ini Mo Fan si pemalas itu, pasti akan terjadi kejutan di duel kali ini - meski HP karakternya cuma tersisa 4%.
Prosesnya bisa dibilang sama persis dengan dua ronde sebelumnya.
Meski Long He Luo Ri milik Song Qiying bukan kelas jarak jauh, radius visinya kurang lebih setara dengan dua karakter sebelumnya. Begitu melihat Long He Luo Ri yang sedang manuver di kejauhan, tanpa ragu ia langsung mengubah arah dan bergegas menuju ke sana dengan tegas.
Lagi-lagi begini!
Semua orang berpikir. Di medan tempur ini Mo Fan sudah mengalahkan dua lawan dalam dua gelombang. Dari segi penguasaan medan, pasti lebih unggul dari Song Qiying yang baru pertama kali tampil. Akankah dia memanfaatkan medan tempur untuk memberikan kejutan pada Song Qiying? Dengan HP 4%, mungkinkah dia benar-benar bisa menumbangkan Song Qiying?
Penonton saat ini sedang memikirkan Mo Fan dengan berbagai spekulasi tidak masuk akal, bahkan berani membayangkan Destroying Immortality dengan sisa 4% HP bisa menumbangkan Song Qiying. Kenyataannya, selain HP Destroying Immortality yang sudah minim, MP-nya pun tidak memungkinkan. Setelah 12 kali duel dengan Qin Muyun di babak sebelumnya, mana mungkin tidak ada konsumsi MP? MP Destroying Immortality kini sudah hampir habis, sama sekali tidak cukup untuk membunuh karakter dengan HP 100%.
Tapi pemikiran penonton ini juga punya logika. Bukankah ada lahar di sini?
Gas!
Dua karakter semakin mendekat. Kali ini Destroying Immortality justru memiliki kelebihan jarak serang, sehingga dialah yang lebih dulu meluncurkan serangan. Setelah melemparkan shuriken, Destroying Immortality tidak buru-buru maju. Melawan senjata jarak jauh, jarak tempel itu mematikan. Tapi melawan Master Bela Diri, kecuali bisa menyergap dari belakang, mendekat frontal bukan mematikan tapi bunuh diri.
Destroying Immortality tidak terburu-buru, tapi Long He Luo Ri langsung menggeser tubuh menghindari shuriken, lalu dash ke depan. Tinjunya sudah mengarah ke Destroying Immortality dalam sekejap.
Destroying Immortality mundur cepat. Mo Fan jelas tidak ingin beradu frontal dengan Song Qiying. Tapi Song Qiying tak memberi ampun, serangan tinju dan tendangan Long He Luo Ri terus menerus menghujani. Destroying Immortality terus mundur sampai akhirnya terpojok di tepi lahar.
Double Tiger Palm!
Long He Luo Ri terakhir menggetarkan kedua lengannya, menutup semua jalur kiri-kanan Destroying Immortality. Menghindar ke belakang, jatuh ke lahar; tidak menghindar, tetap akan terhempas ke lahar.
Mo Fan melakukan perlawanan terakhir, Destroying Immortality melakukan gerakan tipu melangkah palsu ke kiri, tiba-tiba belok kanan.
Sayang trik kotor ini gagal menipu Song Qiying, Double Tiger Palm tetap tak menyisakan celah.
Braak!
Telapak tangan menghantam, Destroying Immortality langsung terpental hancur.
Oooh!
Berbagai ekspresi kekaguman bermunculan.
Langkah palsu ke kiri adalah tipuan; langkah nyata ke kanan tetap tipuan, tujuan sebenarnya adalah memutar tubuh untuk menutupi gerakan hand seals.
Jutsu Bunshin!
Tubuh asli sudah berada di belakang Long He Luo Ri, cukup dorong untuk menjatuhkannya ke lahar.
Destroying Immaternity mengeluarkan tendangan, Duanmie!
Long He Luo Ri? Dengan momentum Double Tiger Palm, tubuhnya melayang, Cyclone Kick!
BRAK BRAK!
Dua dentuman beruntun.
Duanmie yang super cepat berhasil lebih dulu mengenai Long He Luo Ri, namun tubuh yang sudah terlempar mundur itu tetap berhasil menyapu Destroying Immortality dengan Cyclone Kick.
Bum!
Long He Luo Ri jatuh ke lahar, tapi Destroying Immortality sudah kehilangan HP terakhirnya di bawah tendangan itu.
Meski Long He Luo Ri di lahar, hasil pertarungan sudah ditentukan, pertandingan selesai, data statis terkunci, damage lahar berhenti dikalkulasi.
Hah!
“Pada momen ini, banyak orang justru merasa kasihan pada Mo Fan. Jika saja dia bisa menghindar, atau bertahan dari tendangan itu, penampilannya hari ini pasti akan lebih sempurna.”
Ronde ketujuh arena pertarungan, Mo Fan turun panggung di tengah gemuruh helaan napas. Tapi suara itu hampir tidak berasal dari penonton live – fans Dominant Hero di lokasi jelas tidak merasa menyesal untuk Mo Fan.
“Kerja bagus!” Mereka bersorak memberi semangat pada rookie mereka Song Qiying. Saat Destroying Immortality menggunakan Jutsu Bunshin, mereka hampir mati ketakutan, tapi tak disangka di momen kritis itu Song Qiying masih bisa membuat Long He Luo Ri melakukan Cyclone Kick yang begitu akurat dan memukau.
Benar-benar berani, pantas menjadi masa depan Dominant Hero.
“Lanjutkan kemenangan!” Teriakan mereka menggema.
Pemain keempat Xingxin sudah berdiri.
Fang Rui, sang master aliran licik – lawan tersulit bagi para pemain baru. Rookie dengan mental lemah kadang bahkan kehilangan keyakinan dan keberanian saat menghadapinya.
Meski Song Qiying tidak sampai segitu parah, bertemu Fang Rui di saat seperti ini jelas bukan keberuntungan.
Tunggu, ini sama sekali bukan faktor nasib – Fang Rui sengaja dikirim Xingxin sebagai inisiatif, mungkin memang ditujukan untuk menyasar Song Qiying sang rookie tahun pertama ini.
“Fang Rui berjalan dengan ringan, terlihat sama sekali tidak terbebani. Saat berpapasan dengan Mo Fan, dia bahkan menyeringai dan mencoba mengajak bicara, namun akhirnya hanya melewatinya begitu saja di bawah tatapan dingin Mo Fan. Istilah 'wajah panas menempel di pantat dingin' persis menggambarkan situasi ini.”
“Fang Rui tampaknya tidak keberatan. Dia naik ke panggung menjalani proses formal, bahkan bercanda sebentar dengan wasit, lalu memasuki kursi pertandingan dan segera memulai pertandingan.”
“Adik kecil, hari ini ada topik bermakna yang ingin kamu bahas?”
“Begitu dimulai, omong kosong pun segera dimulai.”
“Fans Dominant Hero serentak menghina, namun konten ucapan ini terdengar seolah keduanya memiliki riwayat tertentu.”
“Penonton yang ingatannya baik langsung teringat, ini masih di awal musim babak keempat, saat Dominant Hero bertandang ke Xingxin. Dalam pertandingan individual itu, Song Qiying menghadapi Fang Rui. Di tengah omong kosong yang tak henti-hentinya dari lawannya, dia menyatakan sikap dengan kalimat 'Tidak akan menanggapi ucapan tak bermakna', lalu mengabaikan Fang Rui sepenuhnya.”
“Hal seperti ini ternyata masih diingat Fang Rui sampai hari ini, bahkan omong kosong pembukanya masih membutuhkan kilas balik kejadian sebelumnya.”
“Ahli aliran licik benar-benar mengerahkan hati dalam kelicikannya.”
“Lalu, bagaimana tanggapan Song Qiying hari ini?”
“Aku akan menang!” Hanya tiga kata sederhana.
“Babak Seribu Lima Ratus Lima Puluh Satu: Pertentangan Tak Terduga”
“Aku akan menang!”
“Tidak ada deklarasi yang lebih jujur dari ini. Setiap atlet profesional di lapangan mengejar visi ini. Tiga kata yang tak dipoles itu tidak menimbulkan reaksi besar.”
Fang Rui tersenyum tak acuh: "Haha, kau mau menang? Sudah izin aku belum?!"
Tidak ada jawaban.
Song Qiying benar seperti yang dijelaskannya ke Fang Rui di Babak Keempat pertandingan reguler - omong kosong tak bermakna tak akan dia hiraukan.
Tapi mengabaikan bukan berarti tak melihat. Seperti sebelumnya, Fang Rui tetap tak berhenti mengoceh. Meski spam chat-nya tak sepadat Huang Shaotian, kadar provokasi dan ejekannya justru lebih menyengat.
Apakah Song Qiying terpengaruh?
Penonton pun tak tahu. Mereka hanya melihat Long He Luo Ri konsisten dengan keputusannya, melesat lurus ke depan. Dua karakter kelas sama akhirnya bertemu di pusat map. Fang Rui juga memilih jalur tengah tanpa manuver.
Master Bela Diri hanya bisa bertarung jarak tempel, sedangkan Ahli Tenaga Dalam punya kemampuan serangan jarak menengah.
Fang Rui yang pertama bertindak.
Gelombang energi!
Skill ini attack-nya rendah, lebih untuk gangguan dan uji reaksi. Fang Rui biasa menembakkannya ke wajah lawan, lalu memanfaatkan gangguan visual dari gumpalan energi untuk melancarkan serangan lain.
Kali ini tak berbeda.
Gelombang energi meluncur ke wajah Long He Luo Ri. Fang Rui mengawasi gerakannya, kalkulasi cepat titik buta dan variasi gerakan lawan.
Bergerak!
Hai Wu Liang berpindah posisi menyiapkan serangan berikutnya.
Tiba-tiba Long He Luo Ri mengayunkan tinju.
Prak!
Gelombang energi tiba-tiba meledak, energi pikiran di udara tercampur aduk menjadi kabur. Titik buta yang semula jelas dalam pertimbangan Fang Rui tiba-tiba menjadi kacau.
Song Qiying, dengan mengejutkan mengoperasikan Long He Luo Ri juga melepaskan gelombang energi. Keduanya bertabrakan di udara, tepat berseberangan dengan gelombang energi yang ditembakkan Hai Wu Liang.
"Hal kecil begini saja perlu diperhitungkan dengan senior?!" Fang Rui kehilangan kesempatan serangan mendadak, tapi berhasil meraih momen emas untuk omong kosong. Meski rencananya sendiri terganggu, nada bicaranya tetap penuh keyakinan sambil mengejek. Saat hendak mencari sudut serangan dari dua energi pikiran yang bertabrakan ini, tiba-tiba sebuah tinju muncul dengan cepat dari kekacauan tersebut.
Prak!
Pukulan belum mengenai daging, tapi benturan dengan udara sudah mengeluarkan suara nyaring. Long He Luo Ri melangkah maju dengan kuda-kuda, Doron Pukulan Penghancur-nya justru lebih dulu melesat sebelum Hai Wu Liang sempat bertindak.
Fang Rui kaget, buru-buru mengoperasikan Hai Wu Liang untuk berhenti mendadak. Pukulan penghancur ini begitu presisi—momen dan posisinya seolah sudah menghitung seluruh aksi Fang Rui, membuat Hai Wu Liang hampir saja terjatuh menghadapi tinju itu.
Kebetulan?
Pikiran ini baru saja melintas di benak Fang Rui, tapi ia langsung tahu itu bukan.
Karena Long He Luo Ri langsung melanjutkan dengan pukulan berikutnya, begitu mulus dan jelas. Sama sekali tidak seperti keputusan atau operasional dadakan, ini jelas pola permainan yang sudah dikuasai.
Musuh sengaja berlatih khusus untuk menghadapi serangan pengganggu gelombang energi ke wajahku!
Fang Rui menyadari hal ini, semakin merasa terkejut. Jujur, teknik yang dia ciptakan dengan class Ahli Tenaga Dalam ini tingkat kesulitannya tinggi, tetapi efeknya biasa-biasa saja. Sampai sekarang selain dirinya, tidak ada Ahli Tenaga Dalam lain yang mempelajarinya. Bukan berarti pemain Ahli Tenaga Dalam terlalu angkuh untuk meniru trik licik khas Fang Rui, sebenarnya metode ini bukanlah teknik jenius, hanya taktik kecil. Berlatih dan menganalisis khusus untuk trik sepele seperti ini, menurutku tidak worth it.
Tapi di depan matanya, pemain muda dari Dominant Hero ini ternyata telah mengembangkan metode spesifik untuk menghadapi trik kecil tersebut.
Ini adalah situasi yang sama sekali tidak diantisipasi Fang Rui.
Sebuah trik dengan tingkat kesulitan tinggi namun efek biasa, pemain lain menganggapnya tidak layak dipelajari, tapi Fang Rui justru menikmatinya. Inilah kelicikannya.
Justru karena trik ini merepotkan, Fang Rui yakin tak ada yang mau melakukan penelitian mendalam. Berdasarkan prinsip hukum timbal balik, efektivitas trik kecil ini menjadi luar biasa.
Namun sekarang, pemain muda Dominant Hero bahkan telah menguasai cara meng-counter trik ini. Fang Rui terkejut, apakah pola pikir generasi baru sudah sulit dia pahami?
Cloud Body, pukulan keras, tendangan jantung...
Serangan Long He Luo Ri berlanjut mulus tanpa jeda. Fang Rui tidak menyangka ada orang yang melakukan penelitian spesifik terhadap trik kecilnya. Kini, perbedaan kekuatan semakin terasa. Setelah triknya di-counter, posisinya langsung inferior, terus mundur di bawah gempuran bertubi-tubi Long He Luo Ri.
Omong kosong? Fang Rui saat ini sangat ingin mengucapkannya, tapi tidak ada waktu luang!
Dari empat kelas bertarung, kemampuan pertarungan jarak dekat Ahli Tenaga Dalam jelas yang paling lemah. Saat ini dengan Long He Luo Ri yang sudah menempel sangat dekat, menghadapinya menjadi sangat sulit. Banyak skill Ahli Tenaga Dalam juga membutuhkan chanting dan nasib, mana mungkin dilakukan dalam pertarungan jarak dekat.
Fang Rui hanya bisa mengoperasikan Hai Wu Liang mengayunkan tinju, menghindar, parry, mencari momen tepat.
Tapi logika serangan Long He Luo Ri sangat metodis, ritme tepat, sama sekali tidak ada celah yang bisa dimanfaatkan. Ini sama sekali tidak seperti pemain baru, bahkan seorang yang telah mendalami kelas Master Bela Diri selama tiga tahun belum tentu bisa sepresisi ini.
Buruk!
Sangat buruk!
Jangan-jangan aku akan kalah seperti ini?
Fang Rui sudah mulai mempersiapkan skenario terburuk dalam hatinya. Jika gempuran Long He Luo Ri benar-benar bisa dikontrol se-stabil ini, dia benar-benar tidak punya solusi untuk merebut kembali inisiatif.
Mundur.
Terus mundur. Tak lama Hai Wu Liang sudah kehilangan jalur mundur, di belakangnya sudah ada lahar panas menyala-nyala.
Aku benar-benar dipaksa sampai tidak berdaya seperti ini?
Fang Rui sangat kesal, tapi siapa yang bisa disalahkan?
Situasi sulit saat ini sepenuhnya adalah masalah Fang Rui sendiri. Terhadap Song Qiying, dia tidak meremehkan lawan, tapi juga tidak cukup memperhatikan.
Setelah trik licik gelombang energi-nya di-counter, Fang Rui bahkan masih sempat mengkritik lawannya. Kata-kata sarkasnya itu menyebabkan konsentrasinya buyar sesaat. Andai ia lebih memperhatikan gerakan karakter lawan, mungkin ia akan menyadari serangan akurat Long He Luo Ri yang diluncurkan tepat di momen krusial itu.
Sedikit detik lebih awal dalam menyadari hal itu, mungkin bisa mengubah situasi genting ini.
Sayangnya, Fang Rui sekarang harus menghadapi masalah karakter Hai Wu Liang-nya yang terdesak ke tepi lahar oleh Song Qiying. Jika gagal menerobos gempuran lawan...
Kiri, kanan, depan, bahkan udara di atas...
Benarkah sudah tidak ada jalan keluar?
Beberapa pilihan yang terlihat dekat justru dipenuhi serangan tinju Long He Luo Ri, membuatnya tak bisa melangkah sedikitpun.
Breek!
Tinju Long He Luo Ri akhirnya mendarat. Fang Rui yang gagal menemukan celah pertahanan, tak bisa menghindarkan Hai Wu Liang dari pukulan itu.
Karakternya terpental mundur. Dalam situasi normal, mundur selangkah bisa menstabilkan posisi.
Tapi sekarang, mundur satu langkah berarti terjun ke lahar yang damage-nya luar biasa.
Bagi penonton, mundur atau tidak sudah tidak relevan. Hai Wu Liang pasti akan jatuh ke lahar. Jika Song Qiying berhasil mempertahankan tepian dengan solid, Dominant Hero berpeluang besar memenangkan ronde ini. Kemungkinan mengalahkan satu lagi anggota Xingxin akan membuka jalan untuk pembalikan situasi epik Dominant Hero.
Pikiran fans Dominant Hero, sejenak melayang ke sana, pertandingan ini bagi mereka seolah sudah berakhir.
Langkah Hai Wu Liang itu, pada akhirnya mundur. Menghadapi serangan seperti ini, atlet profesional setelah kena serangan akan refleks mundur untuk mengatasi.
Menginap kosong, disertai langkah yang terjatuh, Hai Wu Liang meluncur ke lahar.
“Oh oh oh oh!” Sorak-sorai kemenangan terdengar di live Dominant Hero, mereka menganggap pertandingan sudah selesai di sini.
Hanya segelintir orang yang memperhatikan: Hai Wu Liang yang terjun ke lahar masih mengulurkan kedua lengannya. Setelah bagian bawah tubuhnya masuk ke lahar, kedua tangan yang terentang itu mencengkeram tepian, telapak tangan menepuk tanah.
！
Menghadapi ujung jurang, Fang Rui juga melakukan Manuver Berisiko, berkoordinasi dengan serangan Long He Luo Ri, menjatuhkan Hai Wu Liang ke lahar. Tapi selama proses jatuh ini, dia sudah mulai melawan balik.
Telapak tangan menepuk tanah sesuai momentum jatuh, langsung mengeluarkan . Daya dalam radius energi pikiran langsung menyapu Long He Luo Ri yang berada di depan. Fang Rui ingin memanfaatkan momentum ini untuk segera melompatkan Hai Wu Liang keluar dari lahar.
Tapi sekejap ini, Hai Wu Liang belum melompat, Long He Luo Ri sudah lebih dulu melompat.
Tepat saat seluruh arena sudah yakin Song Qiying menang, dia sama sekali tidak merasakan itu. HP karakter lawan masih 63%, mana mungkin menang?
Dia terus mengawasi ketat setiap gerakan Hai Wu Liang. Lengan yang tergantung alami di depan tubuh saat terperosok ke lahar, hanya sedikit yang menyadarinya. Dan Song Qiying adalah salah satu dari sedikit itu.
Saat diaktifkan, Long He Luo Ri sudah melompat.
Segera disusul oleh Thousand Pound Fall!
Gelombang kejut memang memberikan damage ke Long He Luo Ri, tapi tak mampu mengganggu keseimbangan tubuh yang sedang melakukan Thousand Pound Fall. Seperti gunung raksasa menindih, Long He Luo RI menghalangi jalur lompatan Hai Wu Liang. Dari jarak sangat dekat, Fang Rui memandang karakter baru muda ini, seakan seluruh sekeliling kehilangan warnanya.
Arena pertandingan ke-8, Fang Rui kalah, Song Qiying menang.
Kekalahan itu begitu telak, kemenangan yang gemilang.
Live Dominant Hero bergemuruh seperti perayaan hari raya. Kemenangan telak Song Qiying ini langsung menarik kembali Dominant Hero dari tepi jurang. Setelah permainan kucing-tikus dengan Fang Rui, Long He Luo RI masih memiliki 79% HP. Menghadapi pemain terakhir Xingxin, pertarungan masih sangat mungkin dimenangkan.
“Fans Dominant Hero sedang bersorak gembira, tentu saja mereka punya keinginan untuk menghina lawan. Terutama karena performa beberapa anggota Xingxin sebelumnya sangat luar biasa, membuat mereka sama sekali tidak bisa mengeluarkan suara hinaan. Sekarang, menghadapi Fang Rui, akhirnya mereka mendapat kesempatan. Meski Lin Jingyan dari Dominant Hero juga tidak banyak berkontribusi setelah masuk, setidaknya semua orang melihat usahanya. Bagaimana dengan Fang Rui? Yang terlihat adalah sikap yang malas. Mungkin ini hanya kamuflase untuk melumpuhkan lawan, tapi saat dia akhirnya kalah, semuanya terlihat seperti faktor kekalahannya."
Di tengah suara hinaan, Fang Rui kembali ke area pemain Xingxin.
Ekspresinya terlihat canggung saat menghadapi rekan setim.
"Terlalu lemah, sampai dihajar oleh pemain baru begini," Ye Xiu menghina tanpa ampun.
"Memalukan sekali," Wei Chen ikut mencela.
"Kayaknya cuma bisa minta maaf sambil nunduk kali biar dimaafin," kata Baozi. Tapi dia tidak sedang mengomentari Fang Rui, melainkan berdiskusi santai dengan Qiao Yifan, Luo Ji, An Wenyi dan pemain muda lainnya seolah sedang menikmati keramaian.
"Sial, nggak separah itu kali!" protes Fang Rui. "Aku introspeksi sambil nunduk." Begitu katanya, si pemalas ini benar-benar menunduk dan merangkul kepala sambil menyendiri di sudut area pemain untuk introspeksi.
"Eh, ini..." Chen Guo merasa ada yang tidak beres.
“Biar dia introspeksi!” Ye Xiu tidak menghalangi, malah menatap pemain terakhir Xingxin yang akan tampil. Keunggulan besar yang terus tergerus sampai titik ini jelas memberi tekanan lebih besar pada pihak yang dikejar.
Tapi tak ada jejak tekanan sama sekali di wajah perwakilan Xingxin berikutnya.
"Akhirnya giliranku!" Wajah Tang Rou dipenuhi kegembiraan yang tak tertahan.
