Baja Tulang Punggung? Thousand Pound Fall?
Tidak bisa, skill-skill ini tidak bisa menahan Fú Lóng Xiáng Tiān. Skill ini memiliki grab, efek sama sekali tidak berguna melawannya.
Fú Lóng Xiáng Tiān hanya bisa dihindari, tidak boleh dihadang!
Tendangan Elang!
Long He Luo Ri melangkah di udara, melayang mempertahankan posisi. Tapi masih kurang! Hanya dengan melayang seperti ini mustahil menghindari radius Fú Lóng Xiáng Tiān. Kepala naga energi sihir mengaum mendekat, tapi tepat sebelum menyentuh, Long He Luo Ri tiba-tiba berhenti menendang, memutar tubuh, Cyclone Kick!
Skill ini tidak bisa menciptakan pergeseran posisi, namun dalam sekejap mengubah postur Long He Luo Ri. Kaki yang berputar hendak menyapu dari atas Fú Lóng Xiáng Tiān, namun tak disangka kepala naga Fú Lóng Xiáng Tiān tiba-tiba memutar...
Long Tai Tou!!
Semua orang terkejut. Teknik andalan Ye Xiu yang dulunya dianggap sebagai Glory ini, kini telah dikuasai generasi baru Battle Mage secara berturut-turut - mulai dari Sun Xiang, sekarang Tang Rou.
Generasi muda yang menggetarkan.
Glory e-sport pun terus meningkatkan levelnya dalam kejar-mengejar bahkan saling mendahului seperti ini, sehingga bisa berkembang pesat.
Fú Lóng Xiáng Tiān, kena!
Energi sihir pertempuran menggigit Long He Luo Ri, Chakra langsung menyerbu dan meledakkan udara menjadi spektakuler. Long He Luo Ri pun terlempar ke atas lahar oleh Fú Lóng Xiáng Tiān, dan saat skill berakhir, jatuh kembali ke lahar.
Di antara percikan lahar yang berhamburan, Long He Luo Ri terus berguling.
Ukemi, langsung melompat!
Reaksi Song Qiying sangat cepat, tak ada waktu terbuang sedikitpun. HP Han Yanrou sudah terlalu rendah untuk berenang ke tepian jauh. Setiap detik di lahar memberi tekanan besar. Setelah Fú Lóng Xiáng Tiān, Han Yanrou punya recovery frame panjang. Merebut kesempatan mendarat sekarang adalah satu-satunya peluang comeback.
Melompat, satu langkah maju, tepat mendarat di tepi. Dengan sedikit memanfaatkan momentum, Long He Luo Ri sudah melayang ke arah daratan. Di sisi Han Yanrou yang baru saja keluar dari kekakuan recovery frame, jarak beberapa langkah mustahil bisa langsung menyerang untuk menghadang Long He Luo Ri. Namun dua cahaya biru dan ungu tiba-tiba melesat dari belakang Han Yanrou, menyambar cepat ke arah Long He Luo Ri.
Magic Chakra!
Cahaya biru adalah Chakra Es yang tercipta saat Combo Thrust diparry oleh Long He Luo Ri dengan skill Mengambil Senjata dengan Tangan Kosong. Cahaya ungu adalah Chakra Gelap yang dihasilkan saat Tarian Tongkat Bundar mengenai lawan.
Kedua Magic Chakra milik Tang Rou sengaja tidak langsung digunakan saat tercipta, kini justru menjadi pahlawan. Long He Luo Ri yang sedang di udara tak bisa menghindar, kena langsung dua Magic Chakra. Dari dua chakra itu, salah satunya adalah Chakra Es yang memiliki efek serangan terkuat.
Chakra Es memberi status tambahan pertahanan fisik 2% per tingkatan untuk Battle Mage. Bagi Battle Mage yang menguasai leather armor, bonus ini tidak terlalu menggiurkan dibanding Chakra Api yang meningkatkan kekuatan atau Chakra Cahaya yang menambah attack speed. Namun efek serangan Chakra Es terhadap target adalah yang terbaik di antara lima jenis chakra.
Jika mengenai status kaku, memiliki probabilitas 50% untuk menghasilkan efek slow. Ini adalah performa Chakra Es tingkat 1 yang sudah cukup praktis.
Saat Long He Luo Ri masih dalam status kaku, Han Yanrou sudah melesat maju kembali. Tombak perangnya bergetar, suara tajam gesekan udara berbunyi seperti hujan deras - ternyata dia menggunakan skill Hundred Dragon Meteor Strike saat sprint!
Bayangan tombak merah yang tak terhitung berkedip-kedip. Song Qiying bahkan tidak sempat mengaktifkan skill bertahan seperti Baja Tulang Punggung. Begitu status kaku Long He Luo Ri hilang, bayangan tombak sudah menyambar tubuhnya. Serangan Stab yang terus-menerus mengikuti langkah Han Yanrou yang semakin mendekat, hingga akhirnya menusuk Long He Luo Ri hingga terpental ke udara - efek yang hanya bisa dicapai dengan mengontrol sudut serangan setiap tusukan. Mempertahankan ritme sepadat ini sambil tetap presisi dalam sudut, Tang Rou benar-benar layak menyandang gelar Rookie Terbaik musim ini.
Dorr!
Serangan terakhir Hundred Dragon Meteor Strike melambungkan Long He Luo Ri lebih tinggi lagi. Siluet terbangnya dihujani tetesan darah - tak terhitung luka yang dihasilkan skill ini. Han Yanrou kini sudah benar-benar berada di hadapannya. Fire Dance Flow diayunkan, Tianji menyapu Long He Luo Ri, lalu melompat tinggi - Qianglong Ya!
Fire Dance Flow menghunjam ke bawah seperti smash bulutangkis, menghantam Long He Luo Ri dengan kejam ke lahar.
Qianglong Ya dengan Kekuatan Setara yang luar biasa telah menghujani Long He Luo Ri ke dalam lahar untuk ketiga kalinya, memercikkan gelombang lahar setinggi dua orang, bahkan melukai Han Yanrou yang melompat di udara.
Tang Rou sama sekali tidak mempedulikan, Han Yanrou yang baru saja melakukan Qianglong Ya kembali mengubah tombak perangnya.
Angin Menggulung Awan!
Pusaran angin yang tercipta dari tombak perang menyertakan energi sihir pertempuran, bahkan menyedot lahar yang berterbangan di udara, memberikan warna yang lebih intens pada skill ini. Kilatan api merah bergulung menuju Long He Luo Ri, Song Qiying benar-benar tak punya solusi. Qianglong Ya sebelumnya memiliki mekanika paksa jatuh, sebelum Long He Luo Ri benar-benar tersungkur, dia sama sekali tak bisa melakukan operasional apapun.
Angin Menggulung Awan yang membawa lahar menghantam tepat di dada Long He Luo Ri, memberikan percepatan ekstra yang langsung membuatnya tersungkur di dasar lahar.
Berguling!
Song Qiying buru-buru mencoba mengoperasionalkan Long He Luo Ri untuk berguling bangkit, namun melihat Han Yanrou dengan Fire Dance Flow di tangan, seperti dewa yang turun kayangan, terjun melalui celah lahar yang terbelah oleh tabrakan tadi.
Fury Dragon Piercing Heart!
Tabrakan beruntun yang dahsyat telah memaksa lahar di area ini menyebar ke pinggir tanpa bisa kembali, menyisakan area jernih di tengah. Han Yanrou menusukkan tombak perangnya dari punggung Long He Luo Ri yang sedang membungkuk saat berguling, menancapkannya dengan gaya sebrutal-brutalnya...
Lahar saat itu kembali mengalir, tak terasa menutupi Long He Luo Ri yang tertusuk hingga melengkung seperti udang, kemudian mulai menggenangi Han Yanrou yang mempertahankan pose menusuk ke bawah.
Glory...
Pertempuran akhirnya menentukan hasil, Tang Rou menang, Xingxin menang. Karakter yang meraih kemenangan di babak final, dengan pengaturan sistem melakukan pose keren untuk memamerkan kemenangan. Adegan ini membuat pihak Dominant Hero agak canggung, saat Han Yanrou mengangkat tombak perangnya dari bawah lahar, Long He Luo Ri mereka masih menggantung seperti udang di atasnya, hampir seperti panji yang berkibar.
Saat Song Qiying keluar dari area pemain, dia juga menyaksikan momen karakternya tergantung di tombak lawan.
Aibkah?
Song Qiying tetap merasa agak canggung, tapi dia paham lawan hanya berhasil menangkap momen emas untuk menyelesaikan serangan mematikan, bukan sengaja mempermalukannya. Yang lebih mengganggunya adalah kegagalannya mewujudkan tekad untuk menang, telah mengecewakan harapan semua orang - inilah kekecewaan terbesarnya.
Emosi fans Dominant Hero di lokasi memang lesu. Kekalahan Master Bela Diri dari Battle Mage seperti menggaruk luka lama. Setelah kekalahan Han Wenqing melawan Ye Xiu di pertandingan pembuka, pertarungan langsung antara rookie yang menjadi simbol masa depan kedua tim pun harus mereka telan kekalahannya.
"Meski mereka paham kinerja Song Qiying sudah cukup luar biasa, dalam situasi tertinggal seperti itu, sempat membantu Dominant Hero merebut kesempatan untuk menang. Namun kekalahan di pertarungan terakhir ini tetap membuat mereka sangat tersiksa, ditambah lagi adegan memalukan Long He Luo Ri yang tergantung di ujung tombak, membuat hati mereka hancur berkeping-keping."
"Meski begitu, saat Song Qiying turun dari arena, penonton tetap memberikan tepuk tangan dengan gigih. Mereka tak ingin masa depan tim merasakan kekecewaan dan keputusasaan mereka. Harapan mereka adalah selalu memberikan semangat dan keyakinan kepada para pemain."
"Perhatian tulus dari penonton Dominant Hero justru membuat Song Qiying semakin merasa malu. Setelah kembali ke area pemain, dia merasa tak sanggup menghadapi para senior."
"Jangan menyalahkan diri sendiri. Performamu sudah bagus. Aku yang bermain buruk di babak awal sehingga memberimu beban terlalu berat." Perkataan ini berasal dari Lin Jingyan, yang memang menjadi pemain dengan kinerja terburuk di arena pertandingan Dominant Hero hari ini. Ketertinggalan Dominant Hero pada dasarnya sudah ditentukan saat penampilannya. Sambil menghibur Song Qiying, dia mengambil tanggung jawab ke dirinya sendiri.
"Lain kali harus menang!" Kapten Han Wenqing tidak banyak bicara, hanya menyampaikan harapannya dengan singkat.
"Ah? Bukankah ini bukan masalah besar? Arena yang kalah satu poin individu itu sama saja dengan hasil seri, bukan?" Zhang Jiale merasa suasana terlalu muram, berusaha menyemangati semua orang.
"Tetap ada perbedaan." Langsung dibantah tegas oleh Zhang Xinjie dengan wajah serius.
Zhang Jiale menghela nafas. Orang ini memang selalu segitu kaku.
“Baik kalah dua poin, kalah satu poin, seri, menang satu poin, atau menang dua poin, ada satu hal yang tetap tidak berubah.” Han Wenqing berkata tegas, “Di pertandingan tim, kita harus menang!”
“Tentu!”
“Harus!”
“Pasti.”
Tim Dominant Hero telah merapikan emosi dan bersiap menyambut ronde penentuan sesungguhnya dalam pertandingan hari ini.
Bagaimana dengan sisi Xingxin? Kemenangan tegas Tang Rou tentu meningkatkan semangat pasukan, namun di balik euforia mereka tetap tersadar – pertarungan sesungguhnya baru akan dimulai.
Kedua tim memandang layar besar di lokasi. Peta untuk pertandingan tim akan segera terpilih, disertai penjelasan singkat untuk memfasilitasi kedua belah pihak dalam menentukan formasi pemain dan menyusun strategi.
Pemilihan peta dimulai!
Proyeksi holografik bahkan menampilkan tanda tanya raksasa di tengah arena yang terus berputar.
Ding!
Bunyi khas notifikasi sistem dari game online Glory menggema. Peta telah terpilih secara acak: "Mata Air Tujuh Warna". Layar besar menampilkan nama peta sementara proyeksi holografik perlahan merekonstruksi panorama lengkap arena.
Kedua tim segera mengamati dengan saksama sambil terus berdiskusi, hingga wasit mendatangi mereka untuk mempersiapkan penampilan.
Suasana hening seketika. Semua mata tertuju ke area pemain – siapa saja enam anggota yang akan diutus masing-masing tim akan segera terungkap.
Dimulai dari Dominant Hero.
Dengan gerakan tegas, hampir bersamaan dengan isyarat wasit, enam orang langsung bangun dan berjalan menuju kursi pertandingan.
Han Wenqing, Lin Jingyan, Zhang Jiale, Song Qiying, Zhang Xinjie, Qin Muyun.
