Aku datang.
Kalimat yang sangat biasa, tapi ketika diucapkan Ye Xiu saat ini, terasa seperti memiliki momentum "kalian sudah dikepung". Yang lebih membuat orang tidak sanggup melihat adalah Han Yanrou milik Tang Rou yang sedang dikepung Dominant Hero, sementara Jun Moxiao Ye Xiu datang sendirian lebih dulu. Ini jelas-jelas merupakan ritme yang berantakan dimana musuh akan dihancurkan satu per satu. Tidak menyelinap diam-diam saja sudah aneh, malah berteriak-teriak penuh semangat di channel publik.
Ini adalah kompetisi Glory e-sport, seribu kata sepuluh ribu alasan - di arena maksimal hanya ada lima orang per tim. Sekuat apapun kau berdiri, sekeras apapun suaramu, lawan tidak akan pernah mengira kau membawa 100 orang, sama sekali tidak.
Saat semua orang bingung dengan sikap provokatif Ye Xiu, respons Dominant Hero justru semakin membuat mereka tidak mengerti.
Tim Dominant Hero benar-benar terlihat terkejut oleh momentum Ye Xiu. Mereka dengan cepat berkonsentrasi, menyesuaikan formasi posisi antar karakter. Sikap tegang seperti menghadapi musuh besar ini, mana mungkin hanya untuk melawan satu orang yang datang sendirian.
“BERSIAPLAH!”
Ye Xiu masih membombardir channel pesan, membuat semua orang bingung menentukan siapa sebenarnya yang sedang mengepung siapa.
Doron! Doron! Doron!
Tindakan sesuai ucapan. Sambil membanjiri chat, operasional karakter Jun Moxiao tak kalah garang. Qianji San di samping tubuh menyemburkan percikan api, tiga peluru Anti-Tank Cannon meluncur deras. Getaran laras senjata mengarahkan tiga proyektil ke tiga target berbeda dengan presisi mematikan.
Menghindar!
Han Wenqing, Lin Jingyan, dan Zhang Xinjie yang terkunci sebagai target segera menggerakkan karakter untuk menghindar. Jarak yang masih cukup memungkinkan penghindaran mudah. Ketiganya lebih waspada terhadap langkah berikutnya dari Ye Xiu, atau lebih tepatnya, aksi Tim Xingxin.
Di sisi lain, para master strategi kelas atas seperti Yu Wenzhou dan Xiao Shiqin yang menyaksikan pertandingan justru tersenyum kecut.
Dengan perspektif penonton dan akses ke dialog di kedua channel, mereka sepenuhnya memahami tujuan terselubung Ye Xiu.
Gertak sambal, ini sepenuhnya gertak sambal. Strategi ini sudah dirancang sejak Tang Rou bertemu Tim Dominant Hero. Karena munculnya monster secara acak yang belum pernah terjadi sebelumnya, Tang Rou secara tak terduga bertemu seluruh anggota Tim Dominant Hero. Bagi Tang Rou yang sendirian, ini benar-benar situasi yang sangat merugikan, jadi dia langsung memilih menghindar. Sementara Dominant Hero yang seharusnya memiliki keunggulan mutlak, justru ragu-ragu karena kejadian tak terduga ini.
Keunggulan mutlak, keraguan.
Hanya dengan sikap seperti ini, Ye Xiu segera mendapatkan informasi yang lebih akurat daripada Dominant Hero: Ini adalah pertemuan tak terduga yang tidak diantisipasi oleh kedua belah pihak.
Tapi ini sama sekali tidak menyelesaikan krisis Tang Rou saat itu. Bahkan setelah Ye Xiu menyuruh Tang Rou untuk melakukan permainan kucing-tikus, ini tetap merupakan Manuver Berisiko yang terpaksa dilakukan.
Jika tanpa permainan kucing-tikus ini, dan membiarkan Tim Dominant Hero menghilangkan keraguan mereka lalu memutuskan untuk memburu Tang Rou dengan gigih, maka dewa pun tidak akan bisa menyelamatkannya.
Pada detik itu, Ye Xiu benar-benar memberikan instruksi yang sangat berani. Tapi justru karena pertimbangan yang jelas dan berani inilah, celah untuk menyelamatkan Tang Rou bisa tercipta.
Jun Moxiao muncul sendirian, namun Tim Dominant Hero bersikap sangat waspada. Dari awal sampai akhir, mereka tidak bisa menentukan apakah pertemuan mereka dengan Tang Rou murni kebetulan dari kedua belah pihak. Mereka mengira Tang Rou adalah umpan, mengira telah merebut umpan itu sebelum jatuh ke perangkap, mengira telah mengubah posisi pasif menjadi aktif. Selanjutnya Xingxin pasti akan dipaksa muncul, sehingga selama proses ini sebagian besar perhatian mereka terus waspada terhadap kemungkinan munculnya empat anggota Xingxin lainnya kapan saja.
Pada saat itulah Jun Moxiao milik Ye Xiu muncul dengan sangat wajar, hampir bisa dikatakan memenuhi antisipasi Dominant Hero.
Tanpa pikir panjang, Dominant Hero langsung menunjukkan kesiapan formasi perang tim besar mereka. Ye Xiu dengan cepat memerintahkan Jun Moxiao meluncurkan serangan: tiga peluru Anti-Tank Cannon masing-masing menyerang tiga anggota. Ketiganya refleks menghindar, lalu di tengah hujan Magic Chakra yang bertebaran, Han Yanrou menggunakan Haolong Pojun!
Keluar!
Formasi kepungan Tim Dominant Hero ternyata langsung terkoyak dalam sepersekian detik.
Apakah mereka menyesuaikan sikap dan mengabaikan keberadaan Tang Rou?
Sama sekali tidak!
Di mata mereka, Tang Rou tetaplah umpan. Sebelumnya sebagai umpan Xingxin untuk memancing mereka masuk perangkap, setelah ditangkap menjadi umpan mereka untuk memancing Xingxin keluar. Ikan belum benar-benar menyambar kail, mana mungkin umpan diabaikan?
Kehadiran Ye Xiu bagaikan angin segar bagi mereka. Perhatian yang telah lama mereka persiapkan akhirnya menemukan sasaran di momen genting ini. Dalam situasi seperti ini, keseimbangan tak terhindarkan mulai goyah. Andai diberikan sedikit waktu lebih, Tim Dominant Hero pasti akan segera menstabilkan diri. Tang Rou sejatinya adalah kartu as yang mereka simpan untuk mengalihkan perhatian Xingxin.
Namun, Ye Xiu justru memanfaatkan momen ketidakseimbangan itu untuk melancarkan serangan, semakin menarik fokus Dominant Hero padanya. Seolah telah mengumpulkan tenaga lama, beberapa Magic Chakra di belakang Han Yanrou tiba-tiba melesat bersamaan. Dalam kekacauan itu, skill Haolong Pojun meledak dengan dahsyat, menerobos kepungan dengan penuh determinasi.
Semua terjadi begitu cepat, dalam sekejap mata Han Yanrou telah keluar dari kepungan lima lawan. Jun Moxiao melesat ke depan membentangkan Qianji San sebagai perisai, menghalau serangan jarak jauh Hundred Blossoms Spectacle yang dengan sigap diaktifkan Zhang Jiale.
Jun Moxiao dan Han Yanrou langsung berbalik arah dan kabur secepat kilat.
Dua lawan lima? Itu hanya lelucon belaka. Apalagi saat ini kekuatan Han Yanrou bahkan belum mencapai 20%, belum layak dihitung sebagai satu unit penuh. Ye Xiu yang awalnya datang penuh semangat dengan Jun Moxiao-nya, kini tanpa malu-malu langsung kabur terbirit-birit.
Dua karakter yang berlari kencang itu menyisakan debu membubung di ngarai.
Jadi... sudah selesai?
Para penonton membeku bagai patung.
Di mata mereka, Dominant Hero benar-benar tidak mampu. Han Yanrou yang sudah dikepung ketat, bisa diselamatkan hanya dengan satu tembakan Anti-Tank Cannon dari Jun Moxiao/Ye Xiu yang datang sendirian? Adakah tim yang lebih tidak mumpuni dari ini?
Hanya pemain level pro yang bisa memahami kerumitan di baliknya. Adaptasi strategi Ye Xiu yang memanfaatkan kondisi, respons Dominant Hero yang berani namun tetap hati-hati - kedua belah pihak baru saja terlibat pertukaran serangan yang sangat kompleks.
Dari hasil akhirnya, Dominant Hero hanya kehilangan satu kesempatan. Karakter mereka tidak mengalami pengurasan sumber daya. Lalu Xingxin? Xingxin bahkan tidak mendapatkan apa-apa. Usaha keras dan berisiko mereka hanya berhasil mengatasi krisis akibat munculnya monster acak. HP dan MP Han Yanrou terkuras banyak meski berhasil bertahan. Meski HP bisa dipulihkan oleh Healer, ini hanya mengubah pengurasan HP menjadi konsumsi MP Healer. MP sendiri sangat sulit untuk diisi ulang dalam pertandingan pro.
Dari sudut pandang ini, pertukaran serangan kali ini pada akhirnya tetap merugikan Xingxin.
“Hidangan pembuka yang tidak buruk!” Saat ini grup QQ para atlet profesional juga cukup ramai. Dari 20 tim liga, 17 di antaranya telah mengakhiri musim sepenuhnya. Tapi terkait playoff yang semakin menegangkan, masih jarang yang benar-benar tidak mempedulikannya. Kali ini, semifinal penentu hidup-mati ini memiliki cukup banyak penonton - baik melalui komputer maupun ponsel. Banyak juga pemain yang sambil membuka grup QQ berdiskusi secara real-time dengan yang lain. Baru saja, Li Xuan dari Tim Void menilai pertukaran serangan antara Xingxin dan Dominant Hero tadi sebagai "hidangan pembuka".
“Ya ya!” Pemain lain serentak merespons, kemudian masing-masing mengubah posisi dan terus bersikap formal menonton pertandingan. Bagi mereka yang skill-nya level tinggi, hampir tidak ada pertandingan yang terasa membosankan. Penonton biasa merasa membosankan, hanya karena banyak bagian yang tidak mereka pahami makna sebenarnya saja.
Jun Moxiao dan Han Yanrou melesat pergi meninggalkan debu, sementara Dominant Hero hanya bisa menyaksikan?
Tentu saja tidak.
Dominant Hero tentu melakukan intercept, Zhang Jiale yang paling cepat tersadar. Namun payung-perisai Qianji San Jun Moxiao secara signifikan melemahkan gangguan serangan jarak jauh. Dua karakter Xingxin sudah mulai dipercepat kecepatannya pada saat ini. Balapan lari pasti akan membuat formasi bubar karena perbedaan level kecepatan gerak karakter. Tapi Dominant Hero tetap mempertahankan kewaspadaan mereka, menjaga formasi tetap utuh. Setelah itu dengan tenang mengejar jalur Jun Moxiao dan Han Yanrou.
Tim Dominant Hero yang baru saja dianggap tidak mampu, sikap kurang tegas mereka saat ini seolah semakin memperburuk kesan penonton. Namun faktanya tidak demikian.
Karena penonton dengan perspektif penonton saat ini melihat dengan jelas instruksi beruntun yang diberikan Ye Xiu selama proses melarikan diri. Tiga karakter Xingxin lain yang belum sampai di lokasi telah menerima perintah dan mulai menyusun penyergapan. Ye Xiu ini, selama perjalanan ke ujung ini, ternyata sudah memperhatikan medan tempur sepanjang jalan, hingga penempatan titik penyergapan kini presisi ke tingkat koordinat. Saat itu, dia sudah merencanakan skenario ini. Seperti pecatur ulung, yang dipikirkan bukan hanya langkah berikutnya, melainkan dua langkah, tiga langkah, bahkan lebih...
Sikap hati-hati Dominant Hero yang kini tidak lagi gegabah, dari kacamata penonton, justru menunjukkan keunggulan taktis. Glory tetaplah game, penyergapan hanya merebut inisiatif serangan pertama. Dalam game, sulit mengeliminasi lawan sekaligus dalam satu serangan. Dengan kewaspadaan Dominant Hero, Xingxin tak bisa lagi membunuh target secara efisien melalui serangan terkonsentrasi. Dengan pertahanan kokoh, mereka bertahan dalam formasi meski disergap lebih dulu, lalu mencari celah untuk melawan balik. Strategi ini persis seperti saat mengejar Han Yanrou sebelumnya, kali pun mereka menggunakan prinsip "menghadapi segala perubahan dengan keteguhan". Melihat dua karakter musuh menghilang di persimpangan ngarai, Dominant Hero tetap tenang, menjaga ritme, sampai di persimpangan dengan persiapan matang menghadapi penyergapan di ujung jalan, baru kemudian melakukan dash keluar.
Dari sudut pandang kamera yang terlihat, hanyalah Jun Moxiao milik Ye Xiu seorang diri.
"Bisa jalan lebih cepat tidak? Sungguh takut kalian tersesat." Ye Xiu mengetik di channel publik.
"Kalau begitu jangan lari! Datanglah kemari!" teriak Zhang Jiale.
"Yang akan datang bukan hanya aku!" balas Ye Xiu.
Di atas ngarai, bayangan Muyu Chengfeng muncul tiba-tiba. Dari posisi tinggi, mulut meriamnya dengan percaya diri mengarah ke persimpangan jalan dimana tim besar Dominant Hero berkumpul.
"Halo semuanya!" Su Mucheng menyapa, lalu Muyu Chengfeng... menembak!
