Suasana di lokasi bergemuruh oleh sorak-sorai penonton.
Tidak peduli seberapa rendah HP Han Yanrou tertekan, selama belum tumbang, kelebihan seperti ini tetap terasa tidak stabil; Tidak peduli seberapa ketat Hai Wu Liang terkepung, selama belum tumbang, situasi seperti ini selalu menimbulkan kekhawatiran akan perubahan.
Tapi sekarang, akhirnya bisa bernapas lega.
Hai Wu Liang tumbang, namanya menggelap, benar-benar telah menarik diri dari pertandingan. Dominant Hero berhasil meraih satu poin individu dalam pertandingan tim.
Secara total skor terlihat imbang, namun keunggulan satu poin individu di pertandingan tim justru berarti kelebihan jumlah personel. Ini bukan sekadar masalah satu poin, melainkan faktor penentu yang mempengaruhi hasil akhir pertandingan tim.
Stadion Dominant Hero seketika berubah menjadi lautan sukacita. Bahkan Li Yibo selaku tamu dalam siaran televisi langsung bersemangat, berbicara dengan penuh vitalitas layaknya disuntik adrenalin...
Di sisi Xingxin, suasana justru membeku dalam kesunyian.
Dibandingkan Dominant Hero, mereka sendiri sebenarnya juga tidak merasa unggul secara kekuatan. Kini mereka justru kehilangan satu anggota tim, itu pun Fang Rui yang merupakan bintang kelas berat.
Pendukung Xingxin di kursi tim tamu terdiam, Chen Guo dan yang lain di area pemain Xingxin di pinggir arena juga terpaku bisu.
Namun pertandingan tidak memberi jeda untuk bernapas, terus berlanjut tanpa henti.
"Hai Wu Liang terbunuh, Jun Moxiao milik Ye Xiu justru berhasil mencapai puncak, lalu bersama Su Mucheng mulai menyerang dari dua sisi. Kali ini Dominant Hero tidak lagi menghindar dengan hati-hati, melainkan maju dengan kecepatan tinggi mengingat kecepatan adalah faktor krusial. Untungnya Tang Rou dan Luo Ji di garda depan sudah menerima pesan Ye Xiu lebih dulu, segera meninggalkan lokasi. Tapi melihat situasi ini, Xingxin tampak tercerai-berai oleh serangan Dominant Hero, serangan terus-menerus dari Jun Moxiao dan Muyu Chengfeng pun terlihat tidak terlalu mengancam. Keduanya juga seolah kehilangan semangat, serangannya tidak terlalu ganas, hanya sekadar hidup hari ini besok lusa.
"Jangan panik, perlahan saja." Pesan penghiburan Ye Xiu di channel tim besar terlihat sangat biasa dan sederhana. Kalimat biasa seperti ini justru membuat penonton di luar arena semakin meragukan apakah Ye Xiu juga mulai kehilangan keyakinan dan semangat juang.
Tapi kemudian pesan demi pesan dari Ye Xiu bermunculan di channel.
Bukan hiburan, bukan dorongan semangat, melainkan instruksi.
Pertandingan belum berakhir!
Ye Xiu menyampaikan keyakinan ini kepada seluruh anggota Xingxin melalui instruksi-instruksi jelas yang dikirimkannya satu per satu.
Semua pesan ini masih bisa dilihat Fang Rui, tapi ia tak lagi bisa menjalankannya di lapangan.
Sebenarnya apa yang telah kulakukan?
Fang Rui tak tahan untuk melakukan introspeksi diri.
Dia, pemain berlevel All-Star, datang ke tim Xingxin yang menerima gaji tertinggi di seluruh tim. Meskipun bukan tulang punggung utama, setidaknya harus menunjukkan kinerja inti yang sesuai dengan identitasnya.
Publik memandang seperti itu, Fang Rui sendiri juga sepenuhnya setuju. Strategi formasi Xingxin memang berpusat pada trio matang berlevel All-Star: dirinya, Su Mucheng, dan Ye Xiu. Hanya mereka bertiga yang tetap menjadi anggota utama tak tergantikan di lapangan.
Tapi bagaimana dengan performanya sendiri?
Perubahan kelas memang faktor ketidakstabilan besar, tapi bukankah banyak titik terang musim ini justru muncul karena lawan yang gagal beradaptasi dengan transformasinya, sehingga berhasil mengejutkan mereka?
Transformasi bukanlah alasan, Fang Rui paling paham hal ini. Sebagai Ahli Tenaga Dalam, semakin dia mainkan semakin mahir, sama sekali tidak merasa menghambat performanya.
Tapi, apakah ini batas kemampuannya?
Di playoff, melawan Blue Rain lalu Dominant Hero, sebagai salah satu poros Xingxin, dia tak pernah menunjukkan performa penentu kemenangan. Wei Chen dan Luo Ji, dua pemain dengan kesempatan tampil paling sedikit, justru lebih mencolok di playoff. Dalam kesempatan terbatas itu, kontribusi mereka cukup menentukan hasil pertandingan.
Bagaimana dengan dirinya?
Di arena pertandingan, dia membiarkan lawan menyusul jarak. Andai saja tidak begitu, mungkin Xingxin bisa masuk pertandingan tim dengan keunggulan dua poin individu.
Pertandingan tim, dirinya malah dikeluarkan dari pertandingan. Rekan setim sudah menyiapkan strategi, tapi apa yang dilakukannya? Sebuah Qi Guan Chang Hong, lalu? Segala hal setelahnya membuat Fang Rui merasa terlalu memalukan untuk diteruskan. Bahkan sampai akhir, ketika Ye Xiu berjuang mati-matian menciptakan kesempatan melarikan diri, hasil akhirnya? Tetap tertangkap oleh Dominant Hero.
Kekurangan dalam situasi? Kondisi buruk dalam jumlah anggota?
Fang Rui tak mau mencari alasan seperti ini. Saat Wei Chen menghadapi Blue Rain, saat Luo Ji berhadapan dengan Dominant Hero, mereka juga tidak mengambil keuntungan gratis dalam kondisi Xingxin unggul!
Ternyata dirinya begitu tidak berdaya!
Fang Rui kesal, namun tetap memperhatikan pertandingan yang belum berakhir.
Harus menang! Aku masih ingin terus menunjukkan performa terbaik...
Fang Rui bergumam pelan, matanya tak lepas dari rekan setim di arena.
Di lapangan, Xingxin di bawah instruksi Ye Xiu mulai berkumpul kembali dengan teratur. Jelas mereka tak ingin melanjutkan pertempuran sengit dengan Dominant Hero di area ini, melainkan memperlambat ritme untuk mempersiapkan serangan baru. Dalam proses pengaturan bertahap ini, mental para pemain Xingxin di lapangan perlahan stabil. Eliminasinya Fang Rui bahkan membuat hati Ye Xiu berdebar-debar, sama sekali tidak sesantai yang terlihat dari pesannya. Apalagi anggota lain - telapak tangan Luo Ji langsung basah oleh keringat dingin. Meski ini kedua kalinya bermain di playoff, tekanan pertarungan hidup-mati kali ini jauh berbeda dengan ronde sebelumnya. Kini, Luo Ji benar-benar menjadi salah satu dari lima orang yang memikul nasib akhir Xingxin. Di bawah tekanan dahsyat ini, dia hampir tertinggal dua kali saat mengikuti Han Yanrou milik Tang Rou mundur karena gagal menguasai ritme pergerakan.
Namun di bawah instruksi bertahap Ye Xiu berikutnya, Luo Ji perlahan tenang kembali.
Tidak boleh ada kesalahan! Sungguh tidak boleh ada kesalahan.
Berbeda dengan Fang Rui yang bisa merasa kecewa karena tidak memberikan performa penentu kemenangan, Luo Ji sama sekali tidak berani menaruh harapan seperti itu pada dirinya sendiri. "Tidak melakukan kesalahan" adalah tuntutan tertinggi yang bisa dia upayakan dengan segenap tenaga.
Luo Ji menjalankan instruksi Ye Xiu dengan disiplin ketat. Xingxin yang fokus tenang ini mulai menyatukan kembali semangat pasukan mereka.
Dominant Hero tidak menyukai ketenangan seperti ini. Awalnya mereka ingin memanfaatkan momentum untuk terus menekan, namun Ye Xiu dan Su Mucheng di atas tidak bisa dikejar, sementara anggota Xingxin lainnya sama sekali belum muncul. Peta acak membuat semua pihak hanya memahami gambaran umum peta saat pengumuman tim besar setelah arena pertandingan, banyak detail halus yang mustahil dipahami. Area ini merupakan wilayah yang belum dijelajahi Dominant Hero, sehingga mustahil menduga rencana Xingxin selanjutnya.
Namun terlihat jelas, Xingxin telah meninggalkan rencana memanfaatkan ngarai ini. Di depan, pintu keluar ngarai mulai terlihat, dinding tebing di kedua sisi juga semakin merendah. Begitu keluar, medan tempur ngarai ini secara resmi berakhir. Dari pintu keluar, belok kiri mengarah ke titik penyegaran ujung kiri peta, belok kanan menuju lokasi Mata Air Tujuh Warna di tengah peta. Kondisi umum seperti ini sebenarnya telah diketahui kedua belah pihak setelah melihat pengenalan singkat peta.
Kiri? Kanan? Atau terus maju?
Dominant Hero belum memutuskan pilihan ini. Saat ini mereka sedang waspada terhadap kemungkinan penyergapan setelah keluar dari ngarai.
Semua orang tahu hal ini, kecuali enam anggota mereka yang sedang bertanding.
